Thread by @edi_akhiles

Ayat 11 surat Muhammad ternyata mengandung keterangan yg mendalam.

"Dan orang² yg telah diberi pertunjuk (hidayah), maka Allah Swt akan menambahkan hidayah (ilmu, amal) baginya dan mengaruniakan ketakwaan (yg lebih dalam) baginya."

Ayat ini tdk sesederhana bunyinya yg mengesankan "siapa yg dpt hidayah, maka akan terus bertambah takwanya". Tidak. Di dalamnya, mengandung sunnatuLlah yg memberikan ruang keterlibatan kita dgn sangt besar. Tegese, hidayah itu beriring amal kita; makin ngamal makin ditambahi.

Clue pertamanya: amalkan ilmu, pengetahuan, yg tlh diketahui --pengetahuan atas keimanan, ketakwaan, kesalehan, dlm kadar apa pun, termsuk dlm karunia hidayahNya. Msl, tahu fadhilah shalawatan. Itu hidayahNya.

Hidayah² akan terus ditambahkanNya JIKA hidayah-tahu-ilmu itu diamalkan. Tegese, semakin kita ngamal, semkin ditambahkan pengetahuan² kita untuk lbh dalam lg dlm beriman, bertakwa, bersaleh.

Sebaliknya, sbb hanya tahu, tk diamalin, tdklah ditambahiNya hidayah-tahu-ilmu kita.

Tentu saja, semakin kita tahu, semakin diamalkan, semakin intens-intim kita dgn kesalehan². Itu fondasi bg ketakwaan. Logis lalu dikatakan "wa atahum taqwahum, makin datang (dalam, tebal, kuat) ketakwaannya".

Lagi², cluenya ngamlin pengetahuan.

من عمل بعمل ورثه الله علما لا يعرفه

Hadis ini berarti "siapa yg ngamalin dgn ilmunya, maka Allah Swt akan menghadiahinya ilmu (lanjutan) yg tidak diketahuinya."

(jika tahu tp tak diamalin, tiada pertambahan tahu, hidayah, finally takwanya).

Umar bin Abdul Azis menerangkan masalah yg menjadi sebab bagi tidak bertambah dalam, tebal, dan kuatnya rasa takwa di hati manusia. Keterangannya terkait dgn ayat 11 tersebut.