KOMNAS HAM VS KASUS
.
.
.
.
.

Bodoh, tak peka, minim kretivitas atau ndableg, entahlah. Seringkali, mereka hanya akan bicara apa yang ingin dibicarakan. Melihat apa yang benar-benar ingin dilihat saja.
Peristiwa Sigi tak mampu dilihat dari sisi pantas sebuah peristiwa dilihat dari sudut pandang yang lebih masuk akal yang seharusnya dilakukan oleh Komnas Ham. Mereka tak bersuara.
Kenapa peristiwa tewasnya 6 orang pengawal rijik demikian mudah mereka caption? Itu sisi pandang mudah dan maka cepat dia berteriak lantang. Ada indikasi kekerasan negara pada rakyatnya. Ada korban meninggal atas akibat peluru milik aparat.
Sah? Yup, itu fungsi komnas Ham. Mengawasi kekerasan negara. Biarkan mereka berdebat dengan kepolisian sebagai salah satu pihak terkait tewasnya 6 orang tersebut.

.
Kenapa mereka seolah lepas tangan pada peristiwa Sigi? Komnas ham, sepertinya memang tak terlalu tertarik berpihak pada korban. Bodoh, atau pura-pura bodoh, atau peristiwa itu tak menghasilkan imbas politik sebagai "gain" positif bagi mereka, mari kita lihat.
Memproses MIT organisasi teroris yang diindikasikan sebagai pelaku terhadap tewasnya 4 orang di Sigi memang bukan wilayah mereka.

Mengutuk MIT sangat mungkin justru cara salah karena secara tidak langsung akan sama dengan mengakui keberadaan MIT sebagai sebuah organisasi.
Di sisi lain, bukan tugas Komnas Ham kritis pada pelaku terorisme. Itu tugas negara.

Namun diam terhadap jatuhnya 4 korban meninggal dengan sangat mengenaskan, jelas tidak tepat.
Tak pantas predikat pembela hak asasi manusia dilekatkan pada badan itu saat mereka diam ketika harus berteriak.

Apa pun ceritanya, ke-4 orang itu meninggal dengan cara tak layak.
Sebab mereka tewas, sangat mungkin dapat dihubungkan dengan lalai negara atas keselamatan warga negaranya.

Apakah jalan pikiran seperti itu tak mereka pahami? Dan maka pantas predikat bodoh kita lekatkan pada para komisionernya?
Seharusnya Komnas Ham marah pada pemerintah atas tewasnya 4 orang di Sigi dengan alasan negara tak hadir. Negara harus mereka tuntut karena tak mampu melindungi warga negaranya.
Mereka tak lakukan itu. Mereka hanya tahu legal formal saja yakni bahwa kekerasan negara adalah ketika peluru aparat di tembakkan pada musuh negara.
Mereka tak mau berpikir jauh bahwa mereka dapat pula menuntut negara karena negara justru tak menembakkan peluru pada gerombolan penjahat demi melindungi warga negaranya.
Kenapa? Cara berpikir para komisionernya hanya sibuk pada para pelaku, bukan korban, juga bukan pihak ketiga yang dapat ditarik sebagai pihak.
Pada edisi cerita 6 orang tewas di jalan tol, pelakunya adalah aparatur keamanan negara dan maka cocok dia berteriak. Dan, kencang sudah mereka berteriak.
Pada edisi ceritas Sigi, pelakunya adalah jaringan teroris MIT. Bukan ranah mereka nyinyir dengan organisasi bukan milik negara, maka, diamlah mereka.

Seharusnya, Komnas Ham dapat menarik pihak ke-3 dalam kasus Sigi, yakni negara.
Namun karena mungkin cara berpikirnya hanya terbiasa "direct" saja, atau gak "mudeng" mereka ketika harus sedikit mengambil sisi kreatif, sunyi senyap, mereka tutup rapat mulut latahnya.
Bahkan mereka, keluarga para korban yang ditinggalkannya, tak didampinginya untuk sekedar etika duka bersama.

Mungkinkah karena korban peristiwa seperti itu tak akan menghasilkan cerita bombastis?
Atau karena pelaku bukan aparat sehingga gaung yang dihasilkannya diprediksi akan sepi? Atau kalau toh dapat membidik negara karena lalai, itu juga tak akan menjadi cerita heboh demi naik pamor mereka? Entah lah..🤔
Tiba-tiba, di luar sana, Presiden Jokowi justru sedang bertindak secara pantas sebagai kepala negara.

.
.
Ketika negara pernah lalai sehingga rakyat yang seharusnya mendapat hak untuk hidup dan merasa aman atas perlindungan negara dan
namun mereka harus tewas karena sebab tindakan pihak lain, dan para komosioner Komnas Ham lupa berteriak, negara justru memberi kompensasi.
.
.

Kelalaian atas kehadiran negara pada suatu saat dulu, tak dilupakan begitu saja.
Negara, meski tak dapat mengembalikan nyawa warganya yang tewas, mengumumkan mengganti dengan sejumlah materi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerahkan kompensasi kepada korban tindak pidana terorisme dengan total sebesar Rp 39,205 miliar terhadap 215 korban dan ahli waris dari 40 peristiwa terorisme.
Tidak penting apakah Komnas Ham pernah membela mereka atau tidak. Tak penting pula bahwa kompensasi ini adalah hasil inisiatif Komnas Ham demi rasa adil dan kemanusiaan yang menjadi ranah tugasnya atau bukan.
Ini tentang bagaimana Presiden sebagai kepala negara hadir. Ini tentang tulus hati seorang Presiden yang tak melupakan duka rakyatnya.

Ini tentang NEGARA HADIR.

Presiden tak harus menunggu desakan Komnas Ham demi Hak Asasi Manusia rakyatnya yang pernah terlanggar.
Atas peristiwa pelanggaran Ham yang mana?

Korban bom Gereja Oikumene di Kota Samarinda 2016. Kemudian bom Thamrin di tahun 2016, penyerangan Polda Sumatera Utara di 2017, korban bom Kampung Melayu di 2017 hingga peristiwa terorisme Sibolga tahun 2019.
"Katanya, Komnas Ham sudah buat tim untuk menyelidiki peristiwa di Sigi kan?"

Kita lihat saja. Heboh amuknya tak sekuat ketika mereka tampil garang pada peristiwa terbunuhnya 6 orang saat menjadi pengawal jalan tol.
.
.
.
@Andita_4

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with NitNot ❘

NitNot ❘ Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @__MV_llestari__

18 Dec
GELIAT MOROWALI
.
.
.
.
.

Mbok Jilah kini selalu sumringah. Tak ada lagi wajah ditekuk gegara dagangannya gak laku apalagi sisa. Image
Dulu, jam 8 pagi, seperempat dagangannya selalu masih tertata di amben atau lincak atau apalah namanya meja dari bambu dengan tengahnya berlubang dan mbok selalu duduk disana saat beraksi.
Kini, jam 7 pagi, semua bersih. Tak tersisa sedikitpun, dan mbok Jilah gak berusaha nambahin jumlahnya alih-alih mencegah pesaing, dia menyarankan tetangganya turut berdagang. Image
Read 26 tweets
18 Dec
DRUN... INI PESAN DARI JAKARTA UNTUK INDONESIA
.
.
.
POLRI & TNI BERTINDAK TEGAS PADA KEBRUTALAN .
.
.
.
Terima kasih Pada Kapolda Metro Jaya & Pangdam Jaya
yang telah tegas membubarkan aksi 1812 hari ini.

BRAVO TNI & POLRI
MEMAKSAKAN KEHENDAK ADALAH SEBAGIAN DARI IMAN KADRUN
.
.
.
#ProvokatorBahlul
MENJADIKAN IBU-IBU SEBAGAI GARDA TERDEPAN UTK DIBENTURKAN DENGAN APARAT
.
.
.
.
Sampahhhhh....
.
.
Read 4 tweets
16 Dec
DARI JAKARTA UNTUK INDONESIA
.
.
.

Pangdam Jaya, Mayjend Dudung pada awalnya dianggap keluar dari tupoksinya sebagai pejabat militer dengan berdiri di belakang pencabutan banyak baliho milik efpei yang terkesan sangat sakti. Tak ada satu pun aparat berani mengambil peran itu.
Protes keras para esjewe bermulut bau dan berhati busuk langsung memenuhi banyak laman medsos. Mereka membuat banyak narasi memojokkan Pangdam.
Bukan mundur aparat dibuatnya, Kapolda Metro Irjend Fadil justru melangkah sangat jauh, bahkan pada titik mustahil bagi para skeptis yang tak lagi berharap muluk, dia mengandangkan seorang brizieq, pentolannya pentol efpei.
Read 33 tweets
15 Dec
PEKAES TIDAK SETUJU...?
.
.
.
BODO AMAT
.
.

PKS tidak setuju bu Risma menjabat Menteri Sosial. Narasi berita berbunyi gitu saja sudah aneh bukan? Emang siapa dia? Kenal kaga, saudara juga bukan, apa kepentingan dia buat pernyataan seperti itu?
Keberadaannya sebagai Mensos sangat penting apalagi kapan pendemi akan selesai masih tak ada satu pun pihak yang dapat memprediksikannnya dengan tepat.
Cara kerja sebagai pelayan masyarakat dengan pendekatan hati seorang ibu dinilai sangat sukses saat menjadi Wali Kota Surabaya. Tak ada seorang pun menyangsikannya.

Menjadi Menteri sosial, tentu sangat penting baginya menjaga nama.
Read 9 tweets
15 Dec
RAMAI PINGIN MASUK PENJARA
.
.
.

Seperti bebek yang kehilangan pemimpin, mereka sedang bingung. Tak tahu arah apalagi tujuan. Mereka hanya sekelompok pengekor yang tak punya tujuan pasti.
Ketika dia yang "angon" tak lagi hadir di tengah mereka, segalanya buyar. Kebiasaan buruk mereka yang selalu menggantungkan diri pada apa kata pemimpin kini menuai bencana.

Demikianlah para pengikut Rijik, ramai kita dengar mereka berteriak minta turut di tahan bersamanya.
Mereka gamang serta bingung tanpa perintah keluar dari mulutnya.

Orang-orang yang tak lagi pernah berdiri pada kakinya sendiri itu kini merasa tak lagi punya sandaran. Tak tahu harus berpegang pada siapa. Tak tahu harus melangkah ke mana.
Read 11 tweets
14 Dec
SAPU LIDI
.
.
.

Dia adalah satu-satunya presiden yang sulit diajak kompromi. Terlalu lurus dan kaku untuk dibuat bengkok.

Perlawanan harus dilakukan demi eksistensi pemilik tak kasat mata atas negara ini yang telah eksis selama puluhan tahun.
Para koruptor dan penjarah negara telah dan sedang terus melakukan konsolidasi. Bersatu mereka menyatakan perang total terhadap presiden.

Kekuatan terbesar Jokowi sangat nyata yakni militansi rakyat pendukungnya. Mereka terikat dalam satu keunikan warisan hidup bersama.
Sementara, kekuatan terbesar musuhnya adalah dana tak terbatas dan banyak posisi strategis yang kini telah mereka kuasai.

Menghancurkan soliditas adalah dengan cara melepas pengikat. Bak sapu lidi, dia tak akan pernah dapat patah bila masih terikat dalam satu kesatuan.
Read 29 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!