GELIAT MOROWALI
.
.
.
.
.

Mbok Jilah kini selalu sumringah. Tak ada lagi wajah ditekuk gegara dagangannya gak laku apalagi sisa.
Dulu, jam 8 pagi, seperempat dagangannya selalu masih tertata di amben atau lincak atau apalah namanya meja dari bambu dengan tengahnya berlubang dan mbok selalu duduk disana saat beraksi.
Kini, jam 7 pagi, semua bersih. Tak tersisa sedikitpun, dan mbok Jilah gak berusaha nambahin jumlahnya alih-alih mencegah pesaing, dia menyarankan tetangganya turut berdagang.
Sekarang ada empat penjual sarapan seperti mbok Jilah dan semuanya selalu habis meski juaranya tetap mbok Jilah.

Semua gara-gara pak Sugiarto membangun 4 rumah kos-kosan bagi anak-anak sekolah yang berasal dari luar kotaku.
Bila dijumlah ada sekitar 70 kamar dan terisi lebih dari 80% nya.

Mungkin gak membuat mbok Jilah menjadi kaya raya, namun biaya menyekolahkan anak-anaknya tidak lagi menjadi pikiran tak berujung lagi.
Mbok Jilah dan sebagian warga kampungku terdongkrak secara ekonomi hanya karena kos-kosan pak Sugiarto.

.
.
Bagaimana bila di Morowali terutama dikawasan Industri IMIP yang baru pabrik dan smelter nikelnya saja telah menampung 40.000 tenaga kerja,
tentu efek samping bagi banyak mbok Jilah yang lain akan mendapat limpahan rejeki yang sama.
.
.

Saat ini dalam satu shift saja, perusahaan harus mengolah setidaknya 1000 ekor ayam, 1,2 ton beras, 400 kg telor dan kwintalan sayuran segar bagi karyawannya.
Bagaimana kalau 3 shift? Bagaimana kalau 1 bulan?

"Bohong.., China itu pelit. Mereka bawa dan beli semua bahan makan dari negerinya sendiri..!!"
Gak beda dengan kebencian, almarhum Gombloh pernah dalam lirik lagunya mengatakan "tai kucing rasa coklat" adalah tentang ketika orang jatuh cinta. Kebencian membuat nalar gak berjalan. Ga ada gunanya menalar kebencian.
Itu kita hitung hanya dari apa yang dikeluarkan oleh perusahaan bagi sekali karyawannya makan, belum dengan keluarga yang membelanjakan uang hasil gajinya bagi kebutuhan yang lain.
Ada ratusan miliar rupiah berputar hanya dari gaji karyawan saja. Belum komponen pajak dan bentuk kewajiban yang lain. Pemda sudah pasti mendapatkan keuntungan luar biasa besar dengan hadirnya perusahaan tersebut.
Ukurannya sederhana, Morowali tercatat sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi fenomenal mengalahkan semua daerah di Indonesia.
"Kami mau investasinya..!! Kami menolak TKA China..!!"
Pingin bilang "ndasmu..!!" tapi takut dosa karena yang omong kan orang-orang yang punya jabatan to?
Mereka menaruh duit triliunan rupiah, lha koq ngawasin duitnya dilarang?
Yang omong pasri ga punya nalar blas..!! Jangankan pabrik dengan spesifikasi sangat khusus dan rumit, kita buka I*do**ret saja kasir harus dari orang sendiri kan?
"Mereka mengirim tenaga kasar dengan gaji lebih besar daripada tenaga lokal..!!
Mereka sengaja mengirim banyak orang untuk menguasai negar kita..!!"

Paradigma sebagian besar dari saudara kita ini masih sangat feodal. Mereka senang dengan pembagian kelas. Orang penting memakai jas, insinyur mustahil pegang cetok semen.
Memang salahnya ahli-ahli dari China juga sih ya.., lha manager dan para insinyurnya waktu merakit alat mutakhir mereka pakainnya kembar. Semua pakai baju operator dan keliatan kumal. Mereka tak terlihat sebagai ahli hanya karena bajunya..
Seandainya para ahli itu belajar hidup sebentar bareng sebagian dari kita, mungkin ceritanya akan berbeda. Ditempat kita, kemarin nyangkul, besok jadi anggota DPR, "waah...,180 derajat boss penampilannya..!!"
Maka tidak heran bila yang banyak koar-koar justru dari para petinggi partai atau mereka yang sudah jadi anggota DPR atau apalah, yang jelas mereka berteriak supaya terlihat pintar dan peduli.
Paradigma kita terbangun dengan pola tuan dan pekerja. Kaya dan miskin. Kita senang dengan pencapaian kita dan... pamer.
Cara pandang yang sama kita lekatkan ketika menilai kekumalan mereka saat bekerja. Pakaian bengkel mereka kenakan, ga operator ga ahli, mereka semua turun dan berjibaku dengan kekotoran pabrik dalam bentuk oli, cat dan bahkan lumpur.
Kita tak mungkin membedakan keahlian dan spesifikasi khusus mereka hanya dengan apa yang kita lihat. Ahli kita?
Lantas ketika kita tahu bahwa mereka yang kumal itu bergaji 100 kali lipat dibanding dengan tenaga lokal, kita marah basar.
Kita lupa bahwa kita punya otak untuk mencerna hal yang tak masuk akal itu. Kita marah dan merasa didiskriminasi.
Pernahkah saudara kita membayar kita 5 kali lebih besar dibandingkan dengan orang lain hanya karena kita saudaranya padahal disisi lain kita sama-sama tukang batu?
Bisnis tak kenal saudara. Uang tak mengenal hubungan darah apalagi cuma sesuku. Uang hanya mengenal sepadan dengan nilainya.

Kebencian membuat yang mustahil menjadi terlihat nyata. Kebencian membuat kita menjadi bodoh.
Bila dalam syair lagu cinta almarhum Gombloh "tai kucing rasa coklat", kebencian apalagi yang berefek surga, "kencing unta rasa tuak" pun mereka percaya.
Masyarakat Morowali sedang berbenah, kita dukung mereka menjadi pemilik rumah sekaligus ujung tombak bagi kemajuan industri berteknologi tinggi di Indonesia.
Kita dukung ekonomi akibat investasi asing membuat warga kabupaten itu moncer. Mereka saudara kita. Saat mereka bahagia, kitapun selayaknya turut dalam kebahagiaan mereka.

Semoga bermanfaat.
.
.
.
.

~ 16/5/2020 ~

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with NitNot ❘

NitNot ❘ Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @__MV_llestari__

20 Dec
HUBUNGAN GELAP JERMAN DAN FPI ?
.
.
.
.

Ketika jalur formal tak berujung memuaskan, jalur non formal pun dipilihnya. Formalitas dalam bentuk protes hingga mem WTO kan Indonesia oleh EU dalam hal kebijakan Nikel tak pernah membuat Indonesia mundur.
Bahkan ketika sawit dijadikan sanderaan, kita pun hanya menoleh dengan tatapan aneh. Tak ada ekspresi takut komoditas itu jadi tak laku dan kita kawatir.
Jerman sebagai salah satu negara terdepan pada kelompok negara-negara super kaya dan maju yang tergabung dalam Uni Eropa harus bertindak dengan cara seperti itu karena mereka benar-benar terancam.
Read 37 tweets
18 Dec
DRUN... INI PESAN DARI JAKARTA UNTUK INDONESIA
.
.
.
POLRI & TNI BERTINDAK TEGAS PADA KEBRUTALAN .
.
.
.
Terima kasih Pada Kapolda Metro Jaya & Pangdam Jaya
yang telah tegas membubarkan aksi 1812 hari ini.

BRAVO TNI & POLRI
MEMAKSAKAN KEHENDAK ADALAH SEBAGIAN DARI IMAN KADRUN
.
.
.
#ProvokatorBahlul
MENJADIKAN IBU-IBU SEBAGAI GARDA TERDEPAN UTK DIBENTURKAN DENGAN APARAT
.
.
.
.
Sampahhhhh....
.
.
Read 4 tweets
17 Dec
KOMNAS HAM VS KASUS
.
.
.
.
.

Bodoh, tak peka, minim kretivitas atau ndableg, entahlah. Seringkali, mereka hanya akan bicara apa yang ingin dibicarakan. Melihat apa yang benar-benar ingin dilihat saja.
Peristiwa Sigi tak mampu dilihat dari sisi pantas sebuah peristiwa dilihat dari sudut pandang yang lebih masuk akal yang seharusnya dilakukan oleh Komnas Ham. Mereka tak bersuara.
Kenapa peristiwa tewasnya 6 orang pengawal rijik demikian mudah mereka caption? Itu sisi pandang mudah dan maka cepat dia berteriak lantang. Ada indikasi kekerasan negara pada rakyatnya. Ada korban meninggal atas akibat peluru milik aparat.
Read 26 tweets
16 Dec
DARI JAKARTA UNTUK INDONESIA
.
.
.

Pangdam Jaya, Mayjend Dudung pada awalnya dianggap keluar dari tupoksinya sebagai pejabat militer dengan berdiri di belakang pencabutan banyak baliho milik efpei yang terkesan sangat sakti. Tak ada satu pun aparat berani mengambil peran itu.
Protes keras para esjewe bermulut bau dan berhati busuk langsung memenuhi banyak laman medsos. Mereka membuat banyak narasi memojokkan Pangdam.
Bukan mundur aparat dibuatnya, Kapolda Metro Irjend Fadil justru melangkah sangat jauh, bahkan pada titik mustahil bagi para skeptis yang tak lagi berharap muluk, dia mengandangkan seorang brizieq, pentolannya pentol efpei.
Read 33 tweets
15 Dec
PEKAES TIDAK SETUJU...?
.
.
.
BODO AMAT
.
.

PKS tidak setuju bu Risma menjabat Menteri Sosial. Narasi berita berbunyi gitu saja sudah aneh bukan? Emang siapa dia? Kenal kaga, saudara juga bukan, apa kepentingan dia buat pernyataan seperti itu?
Keberadaannya sebagai Mensos sangat penting apalagi kapan pendemi akan selesai masih tak ada satu pun pihak yang dapat memprediksikannnya dengan tepat.
Cara kerja sebagai pelayan masyarakat dengan pendekatan hati seorang ibu dinilai sangat sukses saat menjadi Wali Kota Surabaya. Tak ada seorang pun menyangsikannya.

Menjadi Menteri sosial, tentu sangat penting baginya menjaga nama.
Read 9 tweets
15 Dec
RAMAI PINGIN MASUK PENJARA
.
.
.

Seperti bebek yang kehilangan pemimpin, mereka sedang bingung. Tak tahu arah apalagi tujuan. Mereka hanya sekelompok pengekor yang tak punya tujuan pasti.
Ketika dia yang "angon" tak lagi hadir di tengah mereka, segalanya buyar. Kebiasaan buruk mereka yang selalu menggantungkan diri pada apa kata pemimpin kini menuai bencana.

Demikianlah para pengikut Rijik, ramai kita dengar mereka berteriak minta turut di tahan bersamanya.
Mereka gamang serta bingung tanpa perintah keluar dari mulutnya.

Orang-orang yang tak lagi pernah berdiri pada kakinya sendiri itu kini merasa tak lagi punya sandaran. Tak tahu harus berpegang pada siapa. Tak tahu harus melangkah ke mana.
Read 11 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!