HUBUNGAN GELAP JERMAN DAN FPI ?
.
.
.
.

Ketika jalur formal tak berujung memuaskan, jalur non formal pun dipilihnya. Formalitas dalam bentuk protes hingga mem WTO kan Indonesia oleh EU dalam hal kebijakan Nikel tak pernah membuat Indonesia mundur.
Bahkan ketika sawit dijadikan sanderaan, kita pun hanya menoleh dengan tatapan aneh. Tak ada ekspresi takut komoditas itu jadi tak laku dan kita kawatir.
Jerman sebagai salah satu negara terdepan pada kelompok negara-negara super kaya dan maju yang tergabung dalam Uni Eropa harus bertindak dengan cara seperti itu karena mereka benar-benar terancam.
Jerman seperti Jepang, negara yang kalah dalam perang dunia ke dua adalah negara yang justru ngebut dan menjadi sangat maju dalam dunia ilmu pengetahuan berikut aplikasi dan penerapannya. Dunia industri berteknologi tinggi melekat pada dirinya.
Jerman adalah negara dari banyak penemu dan insinyur, seperti Johannes Gutenberg penemu mesin cetak, Konrad Zuse pembuat komputer digital otomatis pertama, hingga merupakan kampung halaman ilmuwan paling terkenal di dunia yaitu Albert Einstein.
BMW, Audi, Mercedes hingga teknologi kereta api hanya sebagian dari apa yang mereka dapat hasilkan dan menjadikan Jerman sangat terkenal.
.
.
Jerman sebagai sala satu pentolan EU merasa sangat di rugikan oleh kebijakan Indonesia dalam penghentian eksport nikel ore sebagai salah satu bahan utama dalam banyak hal yang membuatnya maju.
Nikel sangat-sangat dibutuhkan oleh Jerman dan Uni Eropa untuk mendukung hampir seluruh produk berteknologi sebagai bahan penting pada bidang unggulannya.
.
.

Ketika cara formal tak membuat Indonesia mundur, intervensi pun bukan hal haram untuk dipilihnya.
Campur tangan pada cara Indonesia membuat kebijakan sepertinya sedang turut dipaksakan dengan mendukung salah satu pihak yang berseberangan dengan pemerintah sah.
.
.
Mobil berpelat kedutaan besar Jerman terlihat parkir di Petamburan dan seorang perempuan terlihat memasuki area dimana fpi bermarkas.

Apa makna atas peristiwa ini?

Bukankah normal bila pada tiap kedutaan negara sahabat selalu diikuti hadirnya aparat intelejen di dalamnya?
'Bundesnachrichtendienst' (BND) atau Federal Intelligence Service adalah badan intelijen luar negeri Republik Federal Jerman.

Secara administratif, BND merupakan bagian kantor kedutaan yang memberikan laporan kepada koordinator intelijen yang berada di kantor kedutaan.
BND bertanggung jawab langsung dibawah Kanselir.

Perlu juga diingat bahwa saat ini, BND menjadi pemain kunci dalam perekonomian, politik, yang semuanya berujung pada peningkatan kesejahteraan hidup Eropa.
Direktorat TE atau Terorisme dan Organiasi Kejahatan Internasional, adalah salah satu direktorat paling aktif bekerja di wilayah konflik di timur tengah.
Direktorat ini bertanggung jawab untuk melakukan investigasi terhadap kasus bahaya transnasional mulai dari terorisme internasional dan organisasi kejahatan internasional, serta ancaman asimetris.

Mereka sangat paham apa dan bagaimana melakukan perang asimetris.
Perang bukan konvensional tanpa melibatkan pasukan militer.

Perang asimetris adalah peperangan nirpasukan namun justru memiliki spektrum sangat luas.

Perang itu meliputi aspek-aspek geografi, demografi, dan sumber daya alam.
Perang tanpa diterjunkannya pasukan dan namun obyek yang diserang biasanya adalah aspek Ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Mereka membutuhkan perang itu karena perang konvensional terhadap kita tak mungkin mereka lakukan.
Neokolonialisme dan kapitalisme adalah ujung benang ini. Penjajahan dengan paradigma baru yang berakhir pada penguasaan ekonomi dan sumber daya alam sebuah negara.
Perang dengan target aspek Ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya sudah sejak lama dilakukan oleh mereka yang menempatkan Indonesia sebagai ancaman. Perang dengan menggunakan proxy mereka pilih.
Membuat Indonesia terpecah, atau minimal tetap lemah adalah target agar ketergantungan ekonomi kita pada mereka tetap terjaga. SDA kita tetap dapat mereka kuasai. Minimal, akses mereka tetap tinggi pada kebutuhan akan hal itu.
Demikianlah efpei sabagai aset, sebagai salah satu proxy asing yg berfungsi memperlemah kita sebagai sebuah bangsa, kini makin tampak kebenarannya.

Semakin benderang bahwa ini bukan hanya sebagai masalah domestik kita. Ada indikasi & peran asing yg tak lagi dapat dipungkiri.
Kehadiran seseorang yang menggunakan mobil berpelat kedutaan besar Jerman di markas besarnya pada saat FPI berseberangan dengan negara bukan soal kebetulan apalagi sekedar ucapan belasungkawa atas meninggalnya 6 anggota mereka.
Ini masalah kedok tersingkap yang tak lagi dapat terus disembunyikan.

.
.
Benang merah itu semakin nyata. FPI dengan eksistensinya yang sedikit banyak telah mampu membuat kacau ideologi kita dan kaitan pihak asing terutama kapitalis barat yang terbiasa menggunakan
proxy dan pola seperti itu pada banyak negara konflik, seharusnya membuat kita makin sadar bahwa ini masalah serius.
.
.

Masalah yang tak boleh lagi kita anggap hanya sebagai masalah domestik semata.
Bahwa Deplu harus memanggil pihak kedutaan besar Jerman, biarkan wilayah itu menjadi ranah negara. Negara punya banyak orang pintar. Peristiwa seorang warga negara asing yang hadir ke Petamburan pun terlacak, tentu bukan pula kejadian acak.
.
.
Bagi kita, memahami bahwa perpecahan memang sedang dibuat oleh pihak asing dan perang asimetris sudah dilangsungkan dengan menggunakan proxy-nya dan telah menyerang sendi-sendi ideologi dan budaya kita sehingga sebagian dari kita
tak lagi cinta pada budaya sendiri, kita sadari benar-benar telah terjadi di depan mata kita.

Kita sudah saling pukul dan kini jatuh lelah dalam pertempuran ideologi dan budaya yang seharusnya tidak perlu.
Fakta bahwa FPI sebagai salah satu proxy asing telah mampu membuat paradigma baru tentang budaya mana terbaik hingga pengkultusan seseorang hanya karena pertalian darah & kita memuja seorang turunan asing SEBAB itulah perintah Tuhan, bkn lagi fiksi. Itu terjadi di tengah kita.
Sebagian dari kita bahkan telah memberikan nyawanya dengan bangga demi dia yang dikultuskan itu dan masih ada ribuan dari kita ngantri.

Siapakah kita? Jawaban itu tak lagi kompak. Kita Indonesia yang seharusnya menjadi jawaban pasti, telah terpecah.
Perang asimetris yang telah dilakukan pihak asing dengan menggunakan proxy mereka, telah membuat jatuh korban.

Merah cinta kita pada tanah air tak lagi setebal putih baju mereka yang militansinya demikian tinggi pada ideologi barunya. Merah putih telah kehilangan makna.
Mereka menyembah ideologi baru dan memuja budaya nenek moyang orang lain sebagai jalan baru. Pilhan baru. Tak terlalu berlebihan kita katakan bahwa efpei sebagai proxy berhasil dalam perang ini.

"Kenapa gak dibubarkan saja?"
Dulu, kita hanya berprasangka bahwa ada pihak asing di belakang ini semua. Maka, negara sangat berhati-hati dan terkesan lambat.

Penampakan agen asing berkunjung pada organisasi yg sedang berseberangan dgn pemerintah sah mungkin justru adalah bukti keterpurukan mereka saat ini.
Si peternak ketahuan telah tampil dan menunjukkan siapa dirinya. Si pemilik ternak akhirnya terlihat.

Siapa musuh sebenarnya dan seberapa kuat mereka di belakang ini semua perlahan dan pasti telah mulai teridentifikasi.
Dari sanalah segala keputusan akan diambil dengan lebih bijak.

Kepalanya sudah ditahan. Pendana lokal sudah dicatat. Peternak besarnya, telah pula terlihat dengan jelas.
Kemana semua akan mengarah, dibubarkan dan dijadikan sebagai organisasi terlarang seperti hti, seharusnya itu yang akan terjadi.

Tanda-tandanya sangat jelas. Kapolda dan Pangdam Jaya sudah kompak.
Dulu, kompak keduanya di tahun 1999 mampu membuatnya lahir. Menyuntik mati pada saat ini, butuh keduanya kompak kembali.

HAM dan produk turunannya yakni KPAI yakni standar universal tentang makna kemanusiaan versi barat pun kini sangat sibuk berpihak.
KPAI lebih peduli pada cucu si orang hebat dibanding banyak kasus anak-anak dijadikan tameng demo dan HAM senang berkutat pada 6 orang yang mengambil pilihan sahid atas kesadarannya sendiri.
Ketika produk lokal mulai dari efpei dkk, produk Internasional HAM dan turunannya KPAI hingga pemerintahan asing dari barat pun berseberangan dengan kita, kita tahu kemana jalan harus kita pilih.
.
.
.

@Andita_4

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with NitNot ❘

NitNot ❘ Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @__MV_llestari__

21 Dec
GIBRAN VS TEMPO
.
.
.
Penjarakan Mereka Yang Pantas
.
.
.

Isu kental yang sengaja dihembuskan terhadap penangkapan Mensos Juliari Batubara adalah penggalangan dana bagi Pilkada 9 Desember yang lalu. Duit dalam jumlah besar, kabarnya dikumpulkan demi pemenangan PDIP. Image
Sama dengan rijik, salah satu alasan bagi kepulangannya dari Arab Saudi setelah sekian lama terdampar di sana, isu beredar adalah penggalangan dukungan dari kelompok yang sangat dekat dengannya. Sama-sama dalam konteks Pilkada.
Kalau alasan itu benar, keduanya sudah keburu lumpuh sebelum perang dijalaninya. Ibarat pertandingan, score adalah 1:1. Dua orang itu telah mendekam di penjara dengan alasan masing-masing. ImageImage
Read 17 tweets
18 Dec
GELIAT MOROWALI
.
.
.
.
.

Mbok Jilah kini selalu sumringah. Tak ada lagi wajah ditekuk gegara dagangannya gak laku apalagi sisa.
Dulu, jam 8 pagi, seperempat dagangannya selalu masih tertata di amben atau lincak atau apalah namanya meja dari bambu dengan tengahnya berlubang dan mbok selalu duduk disana saat beraksi.
Kini, jam 7 pagi, semua bersih. Tak tersisa sedikitpun, dan mbok Jilah gak berusaha nambahin jumlahnya alih-alih mencegah pesaing, dia menyarankan tetangganya turut berdagang.
Read 26 tweets
18 Dec
DRUN... INI PESAN DARI JAKARTA UNTUK INDONESIA
.
.
.
POLRI & TNI BERTINDAK TEGAS PADA KEBRUTALAN .
.
.
.
Terima kasih Pada Kapolda Metro Jaya & Pangdam Jaya
yang telah tegas membubarkan aksi 1812 hari ini.

BRAVO TNI & POLRI
MEMAKSAKAN KEHENDAK ADALAH SEBAGIAN DARI IMAN KADRUN
.
.
.
#ProvokatorBahlul
MENJADIKAN IBU-IBU SEBAGAI GARDA TERDEPAN UTK DIBENTURKAN DENGAN APARAT
.
.
.
.
Sampahhhhh....
.
.
Read 4 tweets
17 Dec
KOMNAS HAM VS KASUS
.
.
.
.
.

Bodoh, tak peka, minim kretivitas atau ndableg, entahlah. Seringkali, mereka hanya akan bicara apa yang ingin dibicarakan. Melihat apa yang benar-benar ingin dilihat saja.
Peristiwa Sigi tak mampu dilihat dari sisi pantas sebuah peristiwa dilihat dari sudut pandang yang lebih masuk akal yang seharusnya dilakukan oleh Komnas Ham. Mereka tak bersuara.
Kenapa peristiwa tewasnya 6 orang pengawal rijik demikian mudah mereka caption? Itu sisi pandang mudah dan maka cepat dia berteriak lantang. Ada indikasi kekerasan negara pada rakyatnya. Ada korban meninggal atas akibat peluru milik aparat.
Read 26 tweets
16 Dec
DARI JAKARTA UNTUK INDONESIA
.
.
.

Pangdam Jaya, Mayjend Dudung pada awalnya dianggap keluar dari tupoksinya sebagai pejabat militer dengan berdiri di belakang pencabutan banyak baliho milik efpei yang terkesan sangat sakti. Tak ada satu pun aparat berani mengambil peran itu.
Protes keras para esjewe bermulut bau dan berhati busuk langsung memenuhi banyak laman medsos. Mereka membuat banyak narasi memojokkan Pangdam.
Bukan mundur aparat dibuatnya, Kapolda Metro Irjend Fadil justru melangkah sangat jauh, bahkan pada titik mustahil bagi para skeptis yang tak lagi berharap muluk, dia mengandangkan seorang brizieq, pentolannya pentol efpei.
Read 33 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!