Banyak ketakutan dalam pikiran ketika sedang di kamar mandi, sering kali memaksa diri untuk lekas selesai karena merasakan ada yang aneh, padahal mungkin hanya pikiran jelek saja.
Ah, tapi bisa juga terjadi beneran kan?
Simak cerita kali ini, tentang hantu di kamar mandi.
***
Kamar mandi, satu ruangan yang selalu ada di setiap bangunan, entah itu rumah, kantor, tempat ibadah, mall, dan lain sebagainya, kamar mandi pasti ada.
Ya memang tujuan dibuat untuk memenuhi salah satu hasrat manusia, yaitu membersihkan diri alias mandi, buang air, atau kegiatan lainnya.
Di dalam bangunan tempatnya berada, letak kamar mandi hampir pasti di bagian belakang, atau di lokasi yang agak tersembunyi, jarang sekali letaknya di bagian depan bangunan, hampir gak ada kan?
Isi di dalamnya juga beda-beda, dari yang sederhana sampai yang mewah.
Dulu, di rumah nenek, kamar mandinya masih ada bak air besar, di sebelahnya ada sumur sebagai sumber air, dan tentu saja letaknya di belakang rumah, di luar malah.
Gw juga punya teman, yang kamar mandi rumahnya berukuran sangat besar dan mewah, gak ada bak air tentunya. Yang seru, di dalamnya ada taman kecil, sangat cocok buat sambil melamun, hehe.
Begitulah kamar mandi, seiring perkembangan jaman, bentuk, ukuran, isi di dalam, serta peruntukannya semakin berkembang, bisa dibilang juga semakin modern, tapi namanya tetap saja kamar mandi.
Tapi ya gitu, banyak dari kita (termasuk gw) yang masih punya pikiran kalau kamar mandi itu agak-agak menyeramkan.
Jangankan di tempat yang baru kita tempati atau kunjungi, di rumah sendiri yang sudah kita tempati sejak kecil pun masih aja males kalo harus ke kamar mandi tengah malam, apa lagi ketika rumah sedang kosong gak ada siapa-siapa.
Kalo gw, ketakutan yang kadang muncul ketika di kamar mandi, kepikiran tentang “Ada siapa di balik pintu?” “Ada siapa di luar?”, berpikiran begitu ketika sedang sendirian di rumah atau tempat kost, pikiran-pikiran itu yang bikin parno.
Nanti kalau sudah selesai lalu harus keluar, ketika buka pintu tiba-tiba ada sosok atau sesuatu yang seram berdiri di depan pintu gimana? Kan takut ya.
Kalo teman-teman gimana? Pikiran dan ketakutan apa yang dirasa ketika sedang di dalam kamar mandi?
Nah, malam ini, ada dua teman yang akan menceritakan pengalaman mereka terkait dengan kamar mandi. Risman akan cerita tentang kamar mandi di tempat kost, Fenty cerita tentang kamar mandi di satu hotel.
Yuk simak yuk.
***
Aku Risman, asal Purwokerto, pernah kuliah di Jogja.
Mulai kuliah tahun 2007 hingga akhirnya lulus pada tahun 2011. Dalam rentang waktu itu aku tiga kali pindah kost, jadi ada tiga tempat yang jadi tempat tinggal selama kuliah.
Kenapa harus pindah kost sampai tiga kali? Ya memang ada alasan tertentu.
Semasa kuliah itu, kendala ekonomi mengharuskanku untuk tinggal di kost yang sederhana dan seadanya, aku gak mampu kalau mau kost di tempat bagus dan mahal, gak ada uangnya.
Seperti yang banyak teman lain mungkin alami, tempat kost pertama pasti hanya sementara, gak pernah lama, karena kost pertama biasanya “Yang penting ada tempat buat tidur dulu..” atau “Sementara, sambil nyari yang lebih bagus..”, begitu kan? Ya sama, aku juga begitu.
Tapi, walaupun kere, aku juga punya keinginan untuk tinggal di kost yang nyaman, gak gembel-gembel amatlah. Dengan pikiran seperti itu, setelah tersiksa dengan keadaan di tempat pertama, akhirnya aku dapat kost yang lebih mendingan.
Tempat kost kedua ini di daerah Kaliurang. Kost murah dan sederhana namun bersih dan cukup nyaman. Bentuknya rumah bertingkat memanjang ke belakang, isinya ada sekitar 15 kamar saling berhadapan.
Semua kamar hanya terisi meja dan tempat tidur.
Kamar mandinya di mana?
Ada empat kamar mandi berukuran sedang yang letaknya di paling belakang bangunan, semuanya masih mengandalkan bak air dan gayung, gak ada shower pancuran.
Gambarannya seperti itu kira-kira.
Namanya juga kost sederhana dan murah, jangan harap suasananya cerah terang benderang, kost ini kelihatan sedikit kusam dan temaram di kala malam.
Begitu juga dengan kamar mandinya..
Seperti yang sudah aku bilang tadi, kamar mandinya gak kecil, masing-masing berukuran sekitar 3x3 meter, dengan bak air di dalamnya.
Empat kamar mandi berjajar dari kiri ke kanan, penerangan di dalam hanya dari lampu lima watt, sama sekali gak terang, kalau kata teman-temanku “Yang penting masih kelihatan, aman”, begitu.
Ya sudah, namanya juga terkendala budget, aku harus terima.
~~Oh iya, satu lagi, bak air di kamar mandi warnanya gelap, bukan karena jarang dibersihkan, tapi memang dicat warna gelap, jadi airnya kelihatan gelap juga, padahal sebenarnya bersih. Kenapa aku cerita tentang bak ini? Karena nanti ada kisah tersendiri.~~
Lalu waktu pun berjalan, menjalani hari tinggal di tempat kost itu.
Awalnya gak pernah merasa ada keanehan atau kejanggalan apa pun juga, walaupun beberapa kali merasakan keanehan khususnya di kamar mandi, tapi aku gak pernah memikirkannya lebih jauh, belum.
Aku termasuk orang yang penakut, parnoan, jadi kalau sekiranya sedang merasa ada yang aneh atau menyeramkan, akan berusaha keras untuk mangabaikan dan mengalihkan pikiran ke hal lain, gak mau tenggelam dalam ketakutan karena over thinking.
Di kost ini, awalnya sudah beberapa kali mengalami kejadian yang agak sedikit mengganggu, tapi masih belum masuk ke tahap menyeramkan jadi aku masih bisa dengan mudah mengabaikan.
Seperti contohnya begini, katika sedang mandi tiba-tiba lampu kamar mandi mati, tentu saja jadi gelap. Itu terjadi ketika awal-awal aku tinggal di situ, jadi kemungkinannya teramat kecil kalo ada teman kost yang jail mematikan lampu,
gak mungkin, karena waktu itu kami belum terlalu akrab. Lalu beberapa belas detik kemudian, lampunya menyala lagi. Kejadian seperti ini beberapa kali terjadi.
Contoh lagi, pada suatu hari, ketika sedang mengguyur badan menggunakan gayung, ketika sedang “Byuuurr”, tiba-tiba aku mendengar suara orang yang berdehem, “Eheem”, seperti itu.
Kaget? Iyalah, karena kedengarannya bukan dari luar, tapi dari dalam.
Makanya, kalau kita mandi pakai gayung, mata selalu terpejam ketika sedang mengguyur air dari atas kepala kan? Nah, aku takut kalau ketika buka mata setelah terpejam, tiba-tiba ada wajah seram di hadapan, wajah pemilik suara “Ehem” itu tadi. Menyeramkan..
Kejadian-kejadian aneh dan janggal itu, seiring berjalannya waktu tarafnya semakin meningkat, perlahan sedikit demi sedikit makin lama makin menyeramkan.
Di awal tadi aku sempat membahas tentang bak air, bak air permanen yang dicat warna gelap, karena itulah makanya aku gak bisa melihat dasar bak dengan jelas.
Pada suatu hari, aku pulang malam, lelah letih kurasa setelah bergelut dengan perkuliahan seharian.
Seperti biasa, setelah sampai kamar, rebahan sebentar, lalu aku berniat untuk mandi.
Gayung berisi perlengkapan sudah di tangan, handuk melingkar di leher, sekitar jam 10 aku melangkah ke kamar mandi.
Untuk sampai, aku harus melewati lima kamar, karena kamarku letaknya berada di tengah.
Dan sepertinya penghuni kost yang lain sudah tidur atau malah belum pulang, karena gak ada kehidupan sama sekali, sepi aja.
Ketika sudah sampai di deretan kamar mandi, aku memilih yang kedua dari kiri, lalu masuk ke dalamnya.
Gak ada yang aneh, aku kemudian mendi seperti biasanya, jebur-jebur.
Sampai akhirnya ketika hendak melakukan siraman untuk membasuh busa sabun di badan, sesuatu terjadi.
Bak air, memiliki kedalaman sekitar satu meter, waktu itu airnya dalam keadaan penuh.
Nah, ketika sedang mengambil air, aku merasa ada sesuatu dalam bak yang menyentuh gayung, sepertinya gayung yang sedang aku pegang ini membentur sesuatu, aku merasa seperti itu.
Aku yakin itu,
Lalu gayungku itu membentur apa?
Sama, aku pun penasaran.
Karena penasaran itulah, aku lalu mendekatkan wajah ke permukaan air dengan tujuan untuk melihat ke dalam bak, ada apa sih di dalam?.
Nah, bak yang dicat warna gelap ini tentu saja membuatku harus sedikit bekerja keras menajamkan penglihatan, ditambah lampu yang hanya lima watt.
Ketika permukaan air sudah tenang gak bergelombang lagi, ditambah dengan mata yang sudah terbiasa dan fokus, akhirnya aku melihat sesuatu.
Di dalam bak, melihat ada wajah, sekilas aku melihatnya itu adalah wajah laki-laki yang sama sekali gak aku kenal.
Awalnya masih gak yakin, lalu terus menatapnya, coba memastikan lagi.
Ternyata benar, itu wajah laki-laki, ada kepala di dalam bak air. Beberapa detik kemudian aku langsung lari ke luar, ketika melihat wajah itu akhirnya tersenyum.
Sungguh sangat menyeramkan.
Peristiwa berikutnya lebih menyeramkan lagi, terjadi sekitar enam bulan aku sudah tinggal di situ.
Awalnya, aku dengar kabar kalau salah satu penghuni kost ada yang sakit sudah hampir satu bulan lamanya. Teman yang sakit ini akhirnya pulang ke rumah orang tua, sampai nanti benar-benar sembuh.
Aku yang gak terlalu akrab dengan teman yang sakit ini, mendengar selentingan kabar dari penghuni lain tentang penyebab dia bisa sakit lama seperti itu, katanya dia sakit karna shock.
Shock kenapa?
Katanya, sebelum sakit, dia melihat pocong di dalam kamar mandi. Pocong itu berdiri di belakang ketika dia sedang buang air.
“Itu cerita benar Man, ketika terjadi aku sedang ada di sini, kamu malah gak ada.” Begitu kata Ansar, tetangga kost sebelah kanan.
Kalo memang seperti itu, kok ya seram sekali, aku berpikir begitu, lalu hanya bisa berharap semoga aku gak akan mengalami hal yang sama.
Tapi ya harapan tinggal harapan..
Pada suatu hari beberapa minggu kemudian, aku pulang larut malam, sekitar jam sebelas sampai di tempat kost.
Seperti biasa, setelah rebahan sebentar aku langsung ke kamar mandi. Karena sudah larut, waktu itu kost sudah sepi, gak ada kedengaran aktivitas penghuni.
Awalnya malas, tapi kok badan terasa lengket, akhirnya aku putuskan untuk mandi.
Ketika sudah di depan kamar mandi, aku memilih yang paling ujung, karena yang lain pintunya tertutup seperti ada isinya.
Setelah di dalam, aku lalu mulai mandi. Normal, gak ada kejadian aneh, walau sedikit deg-degan mengingat sudah banyak peristiwa seram yang terjadi, apa lagi ini sudah nyaris tengah malam.
Singkatnya, mandi hampir selesai, hanya tinggal mengeringkan badan dengan handuk.
Aku handukan menghadap pintu. Di pintu kamar mandi menempel cermin bundar seukuran wajah, cermin yang sering ada di dalam kamar mandi pada umumnya.
Aku membasuh seluruh bagian tubuh termasuk kepala dan wajah. Ketika sedang mengeringkan kepala ini, sudah pasti aku gak bisa melihat apa-apa karena pandangan tertutup handuk.
Ketika selesai, ketika pandangan akhirnya bisa bebas gak lagi terhalang handuk, aku melihat cermin di hadapan, cermin yang menempel di pintu.
Terhenyak, jantungku berhenti berdetak, ketika melihat pocong dari pantulan cermin.
Pocong itu berdiri di belakangku, walaupun hanya bisa melihat wajah dan kepalanya saja, tapi tetap sangat menakutkan.
Kemudian, lagi-lagi aku langsung lari terbirit-birit ke luar kamar mandi.
Ternyata benar cerita yang beredar selama ini, suka ada pocong di kamar mandi, pada malam itu aku melihatnya sendiri.
***
Aku Fenty, karyawan swasta berkantor di Jakarta.
Perusahaan tempatku bekerja bergerak di bidang jasa konsultan, klien kami tersebar hampir di seluruh Indonesia.
Karena banyak dan tersebarnya klien itulah, mengharuskan kami secara berkala mengirim orang untuk mengunjungi klien di luar Jakarta, salah satu orang itu adalah aku.
Iya, jadinya aku sering bertugas ke luar kota.
Singkatnya, seperti yang sudah banyak kita tahu, kalau dinas luar kota pasti akan menginap di hotel selama waktu yang diperlukan.
Dengan begitu, sudah berbagai macam model hotel sudah pernah aku tempati. Dari hotel biasa saja di kota kecil, sampai hotel mewah di kota besar, semua sudah pernah aku huni.
Dari yang biasa saja gak ada seram-seramnya sama sekali, sampai yang sangat menakutkan.
Menakutkan? Iya. Aku pernah mengalami peristiwa seram yang malah terjadinya di hotel mewah.
Begini ceritanya..
Surabaya, tahun 2014, perusahaan mengirim aku sendirian untuk berkunjung ke kantor Klien di kota pahlawan itu.
Waktu itu perusahaan menempatkan aku di satu hotel mewah di bilangan Darmo Raya. Hotel yang bentuk bangunannya modern, menyediakan kamar kelas atas dengan berbagai macam fasilitas.
Kalau sudah di hotel mewah begini, aku jadi sekalian refreshing, dengan menggunakan seluruh fasilitas yang ada.
Aku masih ingat, waktu itu malam terakhir di Surabaya, keesokan paginya sudah harus kembali ke Jakarta.
Biasanya, kalau sudah di hari terakhir seperti ini, aku meluangkan waktu bersantai mencari tempat melepas lelah untuk makan dan ngopi di luar hotel.
Sama juga dengan malam itu, aku habiskan waktu di salah satu kafe, yang letaknya cukup jauh dari hotel.
Setelah selesai “Me time”, aku kembali ke hotel sekitar jam delapan. Gak langsung masuk kamar, tapi terlebih dahulu menggunakan salah satu fasilitas, yaitu gym.
Lumayan lama, sampai jam 10 aku nge-gym. Setelah itu baru masuk kamar.
Di dalam kamar, merebahkan tubuh sebentar di tempat tidur, santai menonton TV, sambil menunggu bathtub penuh dengan air.
Malam itu aku berniat untuk berendam air hangat, yang sepertinya akan sangat nikmat terasa setelah lelah beraktivitas seharian.
Setelah bathtub penuh, aku pun masuk ke kamar mandi.
Kamar mandi di kamarku ini besar, ada dua ruangan yang dipisahkan oleh dinding kaca tembus pandang.
Ruang pertama berisi dua wastafel yang di depannya ada cermin besar, lalu ada kloset juga. Ruang kedua tentu saja berisi bathtub tempatku berendam.
Seperti yang aku bilang tadi, berendam air hangat setelah lelah berkegiatan adalah percikan surga, nikmatnya tiada tara.
Tapi, ternyata hanya sebentar, mungkin hanya lima belas menit aku menikmati berendam air hangat, karena berikutnya aku mulai merasa ada keanehan.
Ketika sedang berendam sambil memejamkan mata, tiba-tiba aku mendengar sesuatu.
Seperti ada suara perempuan sedang berbisik persis di telinga.
“Bangun..”
Suaranya seperti itu.
Tentu saja aku kaget, suara siapa itu?
Ah mungkin tadi sebentar ketiduran dan bermimpi, aku masih coba untuk berpikir positif.
Lalu, aku menenggelamkan wajah, membasahi kepala dengan air hangat.
Nah, beberapa detik kemudian, ketika kepala sudah muncul di permukaan, tentu saja aku harus membasuh wajah menyeka air.
Saat itulah aku terhenyak kaget, ketika penglihatan masih belum sempurna karena masih ada air di wajah. Gak secara langsung, tapi aku melihat ada sosok yang sedang berdiri di balik dinding kaca, berdiri di depan wastafel!
Sosok perempuan, rambutnya panjang..
Reflek aku langsung mengucek-ngucek mata lalu melihat langsung ke depan wastafel dengan lebih jelas.
Tapi, ternyata sudah gak kelihatan lagi, sosok itu menghilang.
Ketakutan, aku memutuskan untuk selesai berendam, lalu keluar dari bathtub.
Tapi, ketika masih berdiri di samping bathtub, tiba-tiba lampu kamar mandi mati, jadi gelap, tapi masih ada sedikit cahaya dari luar yang masuk lewat celah bawah pintu.
Semakin ketakutan, aku lalu cepat-cepat handukan berniat untuk langsung ke luar kamar mandi.
Ternyata gak semudah itu...
Dalam remangnya cahaya, aku merasa sepertinya aku sedang gak sendirian. Benar saja, ketika mata sudah terbiasa dalam gelap, aku melihat ada sosok seram, perempuan, sedang berdiri di pojok sebelah kloset. Dia diam saja gak bergerak, seram sekali.
Melihat itu, aku langsung lari, mengambil baju sekenanya, lalu pergi ke luar kamar.
Setelah itu aku meminta kepada pihak hotel untuk pindah kamar.
Sungguh pengalaman yang sepertinya akan aku ingat selama hidup.
***
Balik ke gw lagi ya, Brii.
Begitulah, dua kisah dari banyak cerita seram tentang hantu di kamar mandi.
Sekian untuk malam ini, sampai jumpa minggu depan.
Tetap jaga kesehatan supaya bisa terus merinding bareng.
Salam,
~Brii~
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Lagi-lagi, perjalanan menuju satu tempat menghasilkan kisah membuka tabir gelap. Benturan dua dimensi gak terelakkan, menjadi suguhan kisah seram.
Prio, pemuda asal Jogja, akan menceritakan kisahnya ketika menyusuri jalan lintas selatan Jawa. Simak di sini, di Briistory..
***
Jam delapan malam aku sudah di atas motor kesayangan, menyusuri jalan lintas selatan pulau Jawa.
Aku bekerja di Purwokerto, malam jumat ini harus pulang ke Jogja karena ayah masuk rumah sakit.
Bukan kebiasaanku untuk pulang mendadak seperti ini, jadwal pulang biasanya dua minggu atau malah satu bulan sekali. Tapi ini harus aku jalani, walaupun salah satu kakak bilang kalau aku gak perlu pulang, keluarga besar sudah banyak yang menemani dan mengurus keperluan Ayah.
Tempat baru, suasana baru, seharusnya menyenangkan. Tapi kita harus sadar kalau semua tempat pasti punya sejarah di belakang, termasuk tempat kost.
Seorang teman akan bercerita kisah seram yang dia alami di tempat kost Senopati, Jakarta.
Simak di sini, di Briistory.
***
Jakarta, kota metropolitan yang sama sekali belum pernah aku kunjungi, kota besar dengan tingkat keruwetan di level tinggi. Tapi apa mau dikata, garis hidup menuntun aku untuk tinggal dan mencari nafkah di Ibu Kota negara ini.
Aku Ovie, perempuan 28 tahun asal Jambi. Sudah empat tahun lebih jadi penduduk Ibu kota, sejak lulus kuliah dulu. Mau gak mau, aku jadi terbiasa dengan ritme hidup dan suasana Jakarta.
Kejadian ini sudah lama, tapi gw masih sangat ingat detilnya. Terjadi ketika masih SD, kejadian seram yang terjadi di gedung sekolah.
Seperti yang sudah sering kali bilang, kalau gw lahir dan besar di kota Cilegon, Banten, termasuk daerah paling ujung barat pulau Jawa. Di Cilegon ini mental gw banyak ditempa dalam segala hal, termasuk mistis dan perhantuan.
Setiap benda pasti punya sejarah, apa lagi kalau sudah terbilang tua.
Sering kali kita gak tahu ada kisah apa di belakangnya.
Rei akan cerita tentang mobil tua yang dibeli oleh ayahnya, mobil yang sepertinya punya sejarah kelam.
Simak kisahnya di sini, di Briistory.
***
“Itu di depan mobil siapa Pa?”
“Hehe, bagus kan? Temen Papa di kantor jual murah banget. Ya udah Papa beli deh”
“Waaah, kenapa beli mobil tua sih, sering mogok loh nanti.”
“Enak aja kamu, mesinnya masih bagus itu, bodinya juga mulus kan, hehehe.”
Itu percakapan dengan Ayah ketika aku baru sampai rumah sepulang kuliah.
Percakapan yang dipicu oleh keherananku ketika melihat ada mobil asing terparkir di halaman. Mobil yang telihat umurnya sudah cukup tua, tapi bisa dibilang masih bagus penampilannya, bodi mulus mengkilat.
Terkadang, ada manusia yang seperti kehabisan akal, sampai harus menempuh jalan pintas penuh darah dan dosa. Bekerja sama dengan sesuatu yang seharusnya gak jadi tumpuan harap.
Malam ini teman kita Refty akan berbagi pengalaman seramnya.
Simak di sini, di BriiStory..
***
Aku Refty, umurku 27 tahun. Aku akan bercerita tentang peristiwa seram yang aku alami 7 tahun yang lalu, ketika itu umurku masih 20 tahun.
Begini ceritanya..
Waktu itu tahun 2013.
Ketika itu aku tinggal di Malang, di rumah Tante May. Tante May adalah adik Bapakku yang nomor empat dari tujuh bersaudara, beliau tinggal di Malang karena memang bersama suaminya punya usaha di kota apel itu.