Penjelasan itu mengingatkan saya mengenai Imam Alghazali yang banyak merujuk hadis-hadis daif dalam karya-karyanya terutama kitab Ihya. Selain itu, Yusuf al-Qardawi juga menulis الغزالي بين مادحيه وناقضيه. Dlm buku itu dibahas persoalan hadis di kalang ulama hadis dan para sufi.
Pernah saya berfantasi lalu membayangkan berdialog dengan Imam Alghazali mengenai penggunaan hadis-hadis daif dalam kitab-kitabnya. Saya mengajukan satu pertanyaan kepada Imam Alghazali : Wahai Imam, mengapa Anda menggunakan hadis-hadis daif dalam karya-karya Anda?
Ternyata Imam Alghazali tidak langsung menjawab pertanyaan itu tapi beliau malah bertanya balik : Bagaimana Anda tahu hadis itu sahih atau tidak sahih (daif)? Saya pun menjawab : Saya tahu sahih dan daif dari sebuah hadis dengan ilmu mushthala hadis.
Kemudian Imam Alghazali bertanya lagi kepada saya : Manakah yang lebih dulu ada hadis atau ilmu mushthala hadis? Saya pun menjawab : Tentu saja hadis lebih dulu ada daripada ilmu mushthala hadis. Ilmu mushthala hadis datang belakangan.
Selanjutnya Imam Alghazali bertanya : Karena ilmu mushthala hadis datang belakangan bisa menjamin bahwa Nabi Muhammad saw benar-benar tidak mengatakan hadis daif ini? Saya pun menjawab : Saya kira ilmu mushthala hadis tidak bisa menjamin hal itu.
Imam Alghazali berkata : Bukankah bisa terjadi Nabi Muhammad saw mengatakan hadis daif itu. Namun gara-gara sejarah hadis itu maka hadis itu dikategorikan daif padahal Nabi Muhammad saw benar-benar mengatakan hadis daif itu. Saya termenung mendengar perkataan itu.
Imam Alghazali berkata : Sebenarnya Anda boleh mempelajari hadis ini sahih dan hadis itu daif dengan ilmu musththala hadis. Namun Anda tidak punya otoritas untuk meninggalkan hadis daif atau membuangnya berdasarkan ilmu mushthala hadis.
Selain itu, Imam Alghazali berkata : Sesungguhnya hadis daif itu lebih berharga daripada ilmu mushthala hadis karena hadis dinisbatkan kepada Nabi Muhammad saw dan ilmu mushthala hadis dinisbatkan pada ulama yang mungkin saja memiliki kelemahan karena ia datang belakangan.
Sebab itu, hadis daif boleh dijadikan dasar bagi keutamaan amal sebagai bentuk penghargaan kepada sesuatu yang dinisbatkan kepada Nabi Muhammad. Namun hadis daif tidak bisa dijadikan sebagai dasar hukum.
Semoga dialog imajinagif itu bisa membuka pemikiran kita dalam menyikapi hadis dan mushthala hadis. Terima kasih.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Assalamu alaikum wr wb,
Malam ini, saya akan membahas logika setan. Saya mengharapkan bantuan retweet dari sahabat-sahabat untuk menyebarkan ilmu.
Terima kasih.
1. Istilah logika setan terdiri dari dua kata. Kata pertama adalah logika. Sedangkan kata kedua adalah setan. Dalam pembahasan ini, kata logika diartikan sebagai cara berpikir. Sedangkan kata setan dalam bahasa Indonesia berasal dari kata الشيطان dalam bahasa Arab.
2. Ibn Fāris dan Muhammad al-Fayyūmī menjelaskan bahwa kata الشيطان berasal dari الشين والطاء والنون yang berarti jauh dari kebenaran dan rahmat. Mereka berdua mengatakan bahwa setiap yang sombong dan angkuh dari binatang, manusia dan jin maka ia adalah الشيطان.
1. Pertama-tama, kita memahami manusia terlebih dahulu. Seperti dijelaskan oleh Imam Alghazali dalam Kimiya as-Sa'adah bahwa manusia terdiri dari sesuatu yang berasal dari alam penciptaan (عالم الخلق) dan sesuatu yang berasal dari alam kekuasaan (عالم الأمر).
2. Bagian manusia yg berasal dari alam penciptaan disebut tubuh. Sedangkan bagian manusia yg berasal dari alam kekuasaan disebut ruh. Dalam pandangan Alghazali, kata ruh, akal, hati dan jiwa merupakan kata-kata yg mengacu pada bagian manusia yg berasal dari alam kekuasaan.
Sebuah pertanyaan nakal terlontar dari seseorang kepada saya : Mengapa salat lebih baik daripada tidur? Orang itu ingin memberikan jawaban yang bisa diterima oleh akal.
Mengapa tidak dikatakan salat lebih baik daripada zakat atau lainnya tapi salat lebih baik daripada tidur? Lalu apa yang menerik dari tidur itu?
Sesungguhnya jiwa dan raga berada dalam genggaman Allah pada saat manusia melakukan salat. Sementara itu, jiwa berada dalam genggaman Allah pada saat manusia tidur. Sebab itu, salat lebih baik daripada tidur.
1. Sambil rebahan, saya ingin membahas tentang tidur karena secara umum manusia membutuhkan delapan jam untuk tidur. Padahal delapan jam itu sepertiga umur dalam sehari (dua puluh empat jam). Seandainya umur manusia enam puluh tahun maka sepertiganya digunakan untuk tidur.
2. Sebab itu, membahas tidur sangat penting karena menghabiskan sepertiga umur manusia. Jika umur seseorang enam puluh tahun maka sepertiga itu dua puluh tahun. Tentu waktu dua puluh tahun itu banyak sekali.
1. Saya bilang begini kepada teman secara langsung. Jika saya meminta Anda berjalan kaki dari Magelang ke Surabaya kira-kira Anda merasa susah tidak? Teman saya menjawab,"Susah, Bib."
2. Lalu saya bertanya lagi, Apakah Anda pernah berumur 7 bulan. Teman saya menjawab,"Pernah, Bib." Nah, ketika Anda berumur 7 bulan, ibu Anda meletakkan bubur di samping Anda. Ibu Anda meminta Anda makan sendiri. Kira-kira susah mana berjalan ke Surabaya atau makan sendiri?
3. Teman saya menjawab,"Susah makan sendiri, Bib." Kemudian saya jelaskan di mana letak kesusahannya saat teman saya berjalan kaki dari Magelang ke Surabaya. Ternyata ia sadar berjalan kaki dari Magelang ke Surabaya tidak susah karena ia memiliki kemampuan.
1.دعاء العامة بالأقوال ودعاء الزهاد بالأفعال ودعاء العارفين بالأحوال (الرسالة القشيرية)
Doa orang-orang awam dengan perkataan-perkataan, doa orang-orang zuhud dengan perbuatan-perbuatan dan doa orang-orang arif dengan suasana-suasana hati. (ar-Risalah al-Qusyairiyyah)
2. Sekarang, saya akan menjelaskan maksud dari doa orang-orang awam. Misal, mereka berdoa kepada Allah di malam hari agar diberi banyak rezeki. Namun mereka tidak bekerja sama sekali di pagi harinya. Jadi, mereka berdoa hanya dengan perkataan-perkataan saja.