Moga april panen padi hasilnya bagus, cuaca mendukung utk panen dan pengeringan gabah.
Panen maret-april ini adl pondasi pasokan beras nasional. Karena tanamnya saat musim hujan. Kebutuhan air saat tanam tercukupi dan panen saat musim hujan mulai kurang/berhenti.
Di musim tanam tsb, sawah basah (sepanjang tahun teraliri air irigasi) dan sawah tadah hujan, semua menanam beras. Banyak sekali yang menanam.
Sawah tadah hujan saya belum dpt angka yg update. Angka lama yg saya ingat sekitar 47%. Kalau ada 10jt hektar lahan panenan padi, bisa jadi 4,7jt hektar adl sawah tadah hujan.
Artinya di musim tanam yg gabahnya dipanen maret-april, biasanya jumlah panenan nasional lebih banyak dari panen sekitaran bukan oktober.
Artinya lagi, jumlah pekerja di sawah penghasil padi pada musim tanam yg panen maret-april tentu sangat lebih banyak. Harapannya bisa ditebak, harga gabah bagus.
Jika panen april bagus, stok gabah dan beras harusnya mencukupi menghadapi bulan ramadan dan beberapa bulan setelahnya. Jika bagus sekali, bukan tidak mungkin bisa mencukupi sampai panen oktober. Kuncinya mungkin melihat panen bulan april.
Konsumsi beras nasional turun terus. Belum diriset mengapa terjadi. Semoga krn alasan kesehatan. Saat ini dari berita yg pernah saya baca konsumsi 2020 ditargetkan 92,9kg/kapita/tahun.
2017 rasanya masih seratusan kg bahkan lebih.
Jika target angka konsumsi beras 2020 itu tercapai, dikalikan 270jt jiwa (asumsi konsumen) butuh 25jt ton beras. Ditambah stok utk cadangan lain-lain 20%, butuh 30jt ton. RI produksi 55jt ton GKG atau 31-32jt ton setara beras.
Lebih dikit harusnya produksi. Tapi produksi masih perkiraan, sementara konsumsinya relatif sudah pasti. Gitu kira2 ngebacot pagi ini. Terima kasih.
Gak jadi stop. Lanjut aja deh. Target 2024, konsumsi beras menjadi 84kg/kapita/tahun. Jika terjadi dan produksi beras tetap konstan, maka akan terjadi kelebihan produksi.
Ya kuwi nek ora ono alih fungsi sawah, bosque.
Jika konsumsi beras terus turun, berarti akan ada komoditas lain yg mengisi konsumsi. Bisa jadi karbo lain non beras, peningkatan konsumsi fiber (sayur+buah), peningkatan konsumsi protein (ikan, daging, dll).
Jadi menuju penurunan konsumsi beras, harus ada program dan kampanye serius terkait produksi, olahan, dan distribusi karbo non beras. Ya supaya olahan komoditas lokal yg dikonsumsi. Bisa bersaing dgn produk olahan impor.
Demikian juga sayur dan buah. Saat ini konsumsi serat tsb di Indonesia masih rendah. Kira2 baru setengah standar sehat WHO.
Sayur dan buah akan kian menjadi kebutuhan konsumsi masyarakat. Kesadaran kesehatan dan peningkatan kesejahteraan akan mengarah kepada peningkatan konsumsi sayur dan buah.
Sama juga dgn produksi karbo non beras, produksi sayur + buah juga butuh strategi, program, kerjasama pengolahan, distribusi. Utk lawan tanding produk impor yg cukup marak.
Ada 20-an juta rumah tangga petani. Sektor yg menyediakan ratusan juta lapangan pekerjaan dari hulu ke hilir. Sayang sekali kalau tidak dimanfaatkan utk mencukupi kebutuhan dalam negeri yg potensinya lumayan.
Petani Indonesia ini ajaib2. Dgn perkiraan panen GKG 55jt ton di 10jt hektar lahan, maka produksi nasionalnya sekitar 5jt ton gabah/hektar.
Beberapa petani cerita ke saya bisa panen 10-12jt ton/hektar. Tanpa pupuk subsidi. Kasuistis memang, tapi tetep edan tenan.
Beberapa lagi yg saya kenal malah menanam beras basmati dan bisa. Lama kelamaan RI bisa gak impor beras basmati krn ada petani2 lokal yg sukses menanam basmati. Orangnya gak aku mention. Ntar GR.
Buah pun sama. Ada yg membuat buah naga merah berproduksi sepanjang tahun, memproduksi melon yang kualitasnya kian baik, Manggis tanpa bercak kuning di kulitnya, durian, dll.
Melon ini contoh yg menurut saya menarik. Beberapa tahun lalu, masih ditemui melon impor dari Australia. Hanya butuh beberapa tahun, melon impor habis di pasaran. Kalah bersaing dari sisi harga dan kualitas sptnya.
Belum setara yubari king, tapi melon lokal menurut saya sudah lumayan. Favorit saya melon golden kinanti, varietas stella, dan cantaloupe lokal.
Catatan: saya belum pernah makan Melon Yubari King. Lihat harganya saja sudah mules. Belum tiket pesawat kalau makan di Jepang 🤣
Karbo non beras juga sptnya punya peluang utk substitusi konsumsi beras. Peluang perlu dikerjakan supaya jadi uang. Kalau didiamkan ya uangnya hilang, tinggal pel doang.
Terima kasih sudah menyimak 🙏
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Masalah perempuan bekerja, cuti melahirkan, menikah, resign setelah menikah/melahirkan selalu dibenturkan dgn pemilik usaha. Padahal masalahnya bukan di situ menurut saya.
Perempuan itu bisa haid, hamil, melahirkan, nifas, menyusui. Hal-hal yang tentu tidak bisa dilakukan pria. Memang berbeda tapi tetap punya hak yang sama dalam berkarir, mengekspresikan diri, dll. Utk keadilan, ya menurut saya harus ada aturan khusus krn hal2 di atas.
Muncullah kemudian cuti melahirkan yang lebih panjang, ruang laktasi, child care terjangkau, hingga kuota khusus utk kandidat perempuan.
Investasi apa yang paling bagus? Sebelum ingin investasi, pastikan dulu mengenal benar-benar dirimu. Selain memastikan uangnya ada.
Semua 'pakar' investasi akan bicara sesuai 'kepakarannya'
Saham paling bagus
Reksadana layak dipilih
Obligasi dong
Beli rumah
Emas
Tanah
Dll
Bagus semua ya kalau masing-masing pakar yang bicara.
Jauh sebelum memutuskan investasi, pahami dulu risiko. Jgn merasa bahwa untungnya besar, kita masukkan duit. Apalagi bekalnya cuma percaya 'tembung jare' (katanya ini, katanya itu).
Karena kemarin sudah selesai wawancara dgn panelis di konvensi PSI, saya akan mulai posting visi, misi dan program.
Hari ini akan saya mulai dgn Visi.
Ya benar, ini sebuah utas. Yang tentu saja tidak berhubungan dgn kekalahan MU 😀
Visi saya utk Tangsel adalah: Terbangunnya kota modern yang berlandaskan pada perbaikan kualitas hidup masyarakat, inklusif, maju, disiplin dan berorientasi masa depan.
Dasar visi yang saya buat ini adalah rangkuman hidup saya sejak 2003 (sejak Tangsel belum terbentuk), fenomena yang saya lihat, data berikut informasi yang saya baca, serta diskusi dengan beberapa pihak.
6 hal kodrati perempuan: Haid, hamil, melahirkan, nifas, menyusui, keguguran. Memberikan hak mereka utk bekerja dan berekspresi tanpa memahami hal2 tersebut adalah omong kosong.
Wahai perempuan, kalian tak sendiri berjuang utk ini. Banyak pria yg peduli.
Perempuan kuat. Sangat kuat. Dalam tekanan budaya, dunia kerja, keluarga. Tetap senyum utk suami dan anaknya. Menerima semua beban dan menjalaninya. Luar biasa.
Perempuan kuat. Sangat kuat. Menghadapi kekejian yg susah dibayangkan. Diam saat dipukul krn mengkhawatirkan masa depan anak jika bercerai. Belum menghadapi pandangan sekitar saat menjanda.
Melawanlah jika memang perlu dilawan. Kini banyak aliansi menemanimu. #IWD2019