Sebuah kisah yang disampaikan Syeikh Dr. Usamah Azhari mengenai Gurunya Habib Abu Bakar al Adni yang sangat membekas jiwa mendengarnya.
“Salah seorang guru saya dari Yaman yang bernama Habib Abubakar al-‘Adniy (lihat foto) pernah berkisah sewaktu beliau masih berusia 6-7 thn.
Waktu itu beliau lebih suka bermain dengan teman sebayanya daripada menghafal Quran. Sementara ayahnya adalah seorang da’i dan sangat memperhatikan hafalan Quran anaknya.
Suatu saat beliau dipanggil oleh ayahnya ketika sedang asyik bermain: “Abubakar, kemarilah!”
Kemudian Habib Abu Bakar mendekati ayahnya. Ayahnya berkata, "anakku coba kamu dengarkan perkataan ayah dan jagalah perkataan ini baik-baik. Ayahmu ini hafal Qur'an, anak dari penghafal Qur'an, cucu penghafal Qur'an, moyangku penghafal Qur'an hingga sampai Rasulullah saw.
Ayahmu ini adalah seorang yang faqih, anak dari seorang yang faqih, cucu dari seorang yang faqih hingga sampai kepada Rasulullah saw. Ayahmu ini adalah seorang da'i, anak dari seorang da'i, cucu dari seorang da'i hingga sampai ke Rasulullah saw.
Ayahmu ini adalah seorang yang menjaga kedekatan dengan Allah, anak dari seorang yang menjaga kedekatan dengan Allah, dan cucu dari seorang yang menjaga kedekatan kpd Allah hingga sampai kepada Rasulullah saw".
Ayahnya melanjutkan: “Anakku, amanah ini sekarang sampai ke bahumu,
..janganlah sia-siakan kami pada dirimu”.
Setelah itu ayahnya mengatakan: “Anakku, sekarang kamu boleh pergi dan pilihlah apakah kamu ingin bermain atau menghafal al-Quran”.
Habib Abubakar lalu menuturkan:
“Semenjak itu ayah saya tak pernah mengulangi perkataan tsb.
karena saya memahami bahwa ada cahaya yang tersambung dari Rasulullah kepada kami"
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
|Kisah Nyata: Keimanan Yang Menyelamatkan. Kisah Hijab Bibiku|
Pada 1979 kakek saya membuat keputusan untuk meninggalkan rumahnya di Suriah dan memulai hidup baru di Amerika. Rencananya kakek saya akan datang ke California terlebih dahulu lalu disusul nenek diikuti 7 anak mrk.
Pesawat mereka American Airlines # 191 terbang ke New York kemudian transit di Chicago sebelum akhirnya tiba di California. Sewaktu di New York, Semua imigran harus mengajukan kartu hijau sebelum tujuan berikutnya.
Bibi saya, Hala Atik saat itu baru menggunakan jilbab.
Ketika tiba waktunya utk foto, petugas meminta bibi saya untuk melepas jilbabnya dan dia berkata: TIDAK !. Petugas terus menerus memberi tahu jika dia tak mau, maka kami semua tak bisa ikut penerbangan berikutnya dan pindah ke AS bisa gagal, namun dia tetap bersikeras dgn haknya
Abdul Wahid bin Zaid bercerita, "Ketika itu kami naik perahu, angin kencang berhembus menerpa perahu kami, sehingga kami terdampar di suatu pulau. Kami turun ke pulau itu dan mendapati seorang laki-laki sedang menyembah patung"
📸 wp: thoughtsong7
Kami berkata kepadanya, "Diantara kami, para penumpang perahu ini tidak ada yang melakukan yang kamu perbuat".
Dia bertanya, "Kalau demikian, apa yang kalian sembah?"
Kami menjawab, "Kami menyembah Allah"
Dia bertanya, "Siapakah Allah?"
"Zat yang memiliki istana di langit,
dan kekuasaan di muka bumi, " jawab kami.
Dia bertanya, "Bgm kamu bisa mengetahuiNya?"
Kami jawab, "Zat tsb mengutus seorang Rasul kpd kami dgn membawa mukjizat yg jelas, maka Rasul itulah yang menerangkan kpd kami mengenai Dia"
Dikisahkan, di masa akhir era Tabi’in, hidup seorang pemuda dari kalangan biasa namun saleh. Suatu hari, pemuda yg bernama Tsabit bin Zutho itu berjalan di pinggiran Kota Kufah, Irak.
Terdapat sungai yg jernih di sana. Tiba2, sebuah apel segar tampak hanyut.
📸 tin_veebee
Dalam kondisi yg lapar, Tsabit pun memungut apel itu. Rezeki datang tiba2, tanpa diduga di saat yg tepat. Tanpa pikir panjang, ia pun memakannya, mengisi perut yg keroncongan. Baru segigit menikmati apel merah nan manis itu, Tsabit tersentak. Milik siapa apel ini? bisik hatinya.
Meski menemukannya di tempat umum Tsabit merasa bersalah memakan apel tanpa izin si empunya. Bagaimanapun juga, pikir Tsabit, buah apel dihasilkan sebuah pohon yang ditanam seseorang. '”Bagaimana bisa aku memakan sesuatu yang bukan milikku,” kata Tsabit menyesal.
Syekh Mutawalli Assya'rowi berkata: "Jika engkau tidak mendapatkan orang yang dengki kepadamu , maka ketahuilah sesungguhnya engkau adalah manusia yang gagal".
Dahulu ada seorang guru yang terkenal bijaksana pernah mendoakan murid kesayangannya dgn lafadz
yang mengagetkan. Guru tsb berdoa:
اللهم اكثر حسادك
"Semoga Allah menjadikan banyak orang mendengki kepadamu"
Muridnya pun kaget, namun tidak berani berkata apapun di hadapan gurunya.
Sang Guru berkata,
"Ketika banyak orang yang hasad (dengki) kepadamu,
maka hidupmu penuh kenikmatan. Tahukah engkau, hanya pohon kurma yang berbuah yang mendapat lemparan"
Telah menjadi sebuah rumus kehidupan:
كل ذي نعمة محسود
"Setiap orang yang mendapat nikmat pasti ada pendengkinya"
Semakin berhasil dan mencapai puncak, semakin kencang
Di sebuah pasar besar di satu negeri, orang-orang berkerumun membicarakan Raja mereka.
"Raja, sedang sakit perut parah sudah berbulan-bulan tak kunjung sembuh. Padahal sudah banyak tabib yang mencoba mengobatinya"
"Aku bisa, insya Allah"
📸 wikiwand
Semua mata mengarah ke orang yg mengatakan dirinya sanggup mengobati Raja. Ternyata dia adalah seorang dari kaum Solihin yang tak dikenal orang. Kerjanya mengembara dari kota ke kota.
"Kalau kau sanggup, obatilah Raja."
Lalu dia diantar untuk menghadap Raja.
"Apa benar kau sanggup mengobatiku, hai orang asing?," kata Raja.
"Sanggup insya Allah. Tetapi aku memiliki syarat"
"Apa syaratnya, aku akan menyetujuinya, sebab aku sudah tak tahan dgn sakitku ini".
"Syaratnya jika aku dapat menyembuhkanmu, maka kerajaanmu menjadi milikku".