Mengatasi kekhawatiran menjelang UTBK

Mari kita buka thread ini dengan sedikit quotes

“do not feel bad about feeling bad”
Nggak apa2 kalo sekarang merasa cemas/khawatir, itu wajar kok.

Kenapa saya bilang kecemasan itu wajar? Karena penyebab kecemasan adalah ketidakpastian x nggak punya kemampuan/nggak berdaya.

Ada banyak sekali uncertainty atau ketidakpastian yang akan muncul menjelang utbk.
Soalnya sama dengan tryout gak ya? Nanti kalau ada kendala jaringan gimana ya?

Dan masih banyak ketidakpastian2 lainnya yang bikin kamu makin cemas.

So, gimana caranya mengurangi kecemasan kalau uncertaintynya tetap?
Kalau rumus kecemasan = ketidakpastian x tidak ada power, maka situasinya harus dibalik.

Kita harus punya power atau kekuatan yang lebih besar.

Terus dimana sih adanya si power ini? Power hadir di antara stimulus dan respon.
Ketika kamu mendapat stimulus yang membuat kamu cemas, seperti (Soalnya sama dengan tryout gak ya? Nanti kalau ada kendala jaringan gimana ya?)

Ada space atau ruang sebelum kamu memberikan respon.
Kamu bisa memilih untuk memberi makan kecemasan yang kamu terima, dan akan menghasilkan kecemasan yang lebih besar lagi.

Atau memilih untuk merespon dengan hal lain yang dapat memperkuat power kamu dan memperkecil kecemasan yang kamu miliki.
Anggap diri kamu sebagai pilot, dan mental kamu adalah pesawatnya.

Mau secanggih apapun pesawatnya, kalo kamu nggak bisa ngendaliin ya nggak akan sampai ke tujuan, atau malah bisa jatuh di tengah jalan.

Terus gimana nih biar si pesawat nggak jatuh?
Dulu, percaya diri saya muncul saat delusional thinking (atau bahasa skgnya adalah halu) kalo saya bakal masuk ITB.

Saya sampe punya tekad, kalau tahun ini nggak masuk ITB yaudah gap year aja.

Delusional thinking atau ngarep bgt itu yang bikin saya mau berjuang sampai akhir.
Walaupun hasilnya tetap ada dua kemungkinan, berhasil dan gagal.

Tapi setidaknya sudah punya tekad untuk berjuang sampai akhir.

Kegagalan juga nggak bersifat permanen kok, ada banyak jalan menuju roma.
Kalau gagal di 1 kesempatan, bukan berarti akan gagal di semua aspek kehidupan. Nggak gitu konsepnya sis

The best way to predict the future is to invent it.

Jadi kalau nggak mau gagal, berjuang sampai akhir dan jaga agar semua yg kamu kerjakan itu tetap optimal.
Memperjuangkan mental itu juga part of perjuangan loh.

Karena kalau mentalnya udah nggak fokus, nyerah, yaudah, that's it, ngga akan menang.

Tapi kalau mau berusaha, ada chance untuk menang.
Dan selalu ingat ada banyak jalan menuju roma. Kalau bukan jalan A masih ada jalan B, dan jalan2 lainnya.

Tapi kalau udah pilih jalan, jalanin sampai akhir. Kalau setengah2, nanti gak deket2 ke Roma nya.
Percaya deh, kalau kita pengen sesuatu bener, the whole universe will conspire to help us. Atau bahasa gampangnya semesta bakal dukung.

Coba deh kalau lagi khawatir/cemas gitu, hitung berapa banyak bantuan dari orang2 baik di sekitar kalian, mau itu disengaja ataupun nggak.
Terhadap semua ketidakpastian yang sudah kita bahas, balik lagi kita punya power mau memandang kehidupan itu seperti apa.

Apakah kita mau terpenjara sama ketidakpastian, atau mempersiapkan masa depan yang baru.
Kamu juga harus ingat alasan kenapa kamu berjuang sampai saat ini.

Keliatannya simple, tapi alasan itu yang akan bikin kamu mau terus berjuang dan juga terus berjalan.

Jangan lupa untuk jaga motivasi

apapun motivasinya gapapa, dijaga aja sampai hari H yaaa
Bangun keyakinan diri

Apa yang ada dipikiran kita, itulah yang akan kita lakukan.

Sudah jadi naluri manusia, kalau kita berpikir udah ga mungkin kita pasti akan mengurangi usaha u/ menghemat energi.
Intinya, nggak ada yang bisa membantu kamu soal percaya diri.

Cuma kamu yang bisa.

If you don't believe in your self, nobody will.
Dan ketika ngerasa belum berhasil gunakan mantra belum, bukan nggak.

Kalau nggak itu udah vonis, tp kalau belum akan jadi titik, dari belum akan ke sudah.
Penyebab kecemasan hampir seluruh umat manusia lainnya adalah, berpikir terlalu jauh.

Jadi untuk saat ini jangan berpikir terlalu jauh yaa. Jadi jangan berfikir 1 kegagalan akan menyebabkan kegagalan berikutnya.

Ingat konsep jalan menuju roma ya!
Untuk menutup thread ini saya pake quotes dari Eleanor Roosevelt,

“Yesterday is history, tomorrow is a mystery. But today is a gift, then why it’s called the present”

Semangat Pahamifren!
Oh iya dapet salam dari doi yg baru dateng:

"Semangat taklukkan UTBK, jangan lupa berprasangka baik kepada pembuat soal"

#usahamaksimalpasrahmaksimal
#TaklukkanUTBK

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with CEO Pahamify

CEO Pahamify Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @inspirousyan

15 Feb
Tentang Belajar Otodidak vs Belajar di Institusi Pendidikan Formal

Ini suatu penyederhanaan ya. Tapi biasanya, institusionalisasi atau ngeformalin sesuatu itu ada untuk menjaga/melanggengkan standar/nilai2 tertentu. Termasuk untuk belajar dan pendidikan.
Pertanyaan 1.

Bedanya belajar otodidak vs di lembaga formal.

Pertama. Esensi.
Kalo otodidak tuh bergantung pada disiplin diri, kemampuan kita untuk jadi resourceful dalam mempelajari sesuatu.

Kemampuan kita untuk mendesain pembelajaran, cara kita ngelakuin deliberate practice.
Itu nggak mudah. Belajar tanpa guru/mentor itu butuh usaha ekstra untuk melakukan self-correction, untuk ngevaluasi apakah yang kita pelajari sudah benar atau belum.

Kalo ada gurunya kan bisa dikoreksi.

Untuk bidang tertentu ada yang sangat mungkin dilakukan sendiri.
Read 37 tweets
13 Feb
Sering.

Saya pernah IP semesternya satu koma.

Ngulang lebih dari 20 sks.

Habis itu ngejar lagi.

Sebenernya masih bs lulus 4 taun.

Tapi terus teledor, lupa ngurus kuliah tugas akhir.

Ngulang lagi deh, nambah 1 semester ambil matkul Tugas Akhir. Image
Cuman ya akhirnya IPK akhir saya masih di atas 3.2. Kalo di convert masih setara 2nd upper class sehingga masih bisa lanjut S3 tanpa S2.

Jadi pertama prinsipnya harus percaya dulu bahwa mau ketinggalan kayak apa, kalo kamu serius ngejar dengan strategi yang benar.. bakal bisa!
Cara saya ngejar. Paling gampang adalah, minta diajarin temen yang lebih pinter.

Problema saya waktu itu lebih ke males belajar banget dan belom ngerti cara belajar saya.

Gampang kedistrak kalo diajak nongkrong atau main game.
Read 11 tweets
9 Feb
CARA MENGEMBANGKAN MINDSET SUPAYA MAU TERUS BELAJAR

SUPAYA TERUS PENASARAN

SUPAYA STAY HUNGRY STAY FOOLISH
Mulai dari kesimpulan saya berdasarkan pengalaman pribadi dulu ya.

Entar dilanjut agak siangan.

Sekarang2 ini saya berkesimpulan bahwa ilmu tuh terlalu luas. Udah baca2 buku kayaknya masih kurang.

Satu kehidupan kayaknya gak cukup untuk mengarungi samudera ilmu pengetahuan.
Pertama, kita harus menyadari di era kita, informasi berkembang dengan eksponensial

Setiap menitnya ada 300-500 jam video diupload ke youtube.

Makanya orang yang gak bisa belajar, belajar melupakan, dan belajar kembali itu ibarat orang yang buta huruf

Read 26 tweets
9 Feb
Strugglingnya orang introvert.

Saya pun sampe sekarang kalo habis ngobrol sama orang

mau seseru apapun topiknya

nanti habis ngobrol bakal capek, pas kondisi mental lagi kurang fit, bahkan langsung butuh tidur.

Tapi ya sebagai pegiat startup itu hal yang gak terhindarkan.
Dulu mentor saya pernah bilang.

Ketika seseorang punya tujuan yang sangat penting, dia akan melakukan hal2 yang nggak dia banget.

Kekuatan tujuan bisa membuat kita keluar dari zona nyaman dan melakukan hal2 yang tidak sesuai dengan karakter kita.

Jadi akhirnya, saya pun
melatih otot sosial ini.

Awalnya canggung banget mau nginterview orang aja grogi. Apalagi kadang yang diinterview lebih tua, awal2 Pahamify berdiri pernah ada senior ITB yang beda angkatan 24 tahun bahkan.

Dateng ke acara2 investor atau event startup, saya ngerasa asing banget.
Read 14 tweets
5 Feb
Beragam mental block yang saya alami waktu dulu kelas XII SMA dan pola pikir/keyakinan yang saya install untuk menembusnya

hingga akhirnya diterima di STEI ITB dan Teknik Elektro UGM

A thread.
1. Ngerasa ga bisa masuk ITB karena berasal dari SMA yang minim sejarah masuk ITB

Taun sebelumnya dari SMA saya hanya ada 3 yang masuk ITB. 2 dari USM, 1 dari UTBK-nya.

Di sini adalah fokus bahwa ada kakak kelas yang pernah masuk ITB. Meskipun dikit.
Lalu ngelihat lagi cerita2 mereka yang dari SMA lebih terpencil dan berhasil juga masuk ITB.

Dulu ada istilah BTL. Batak Tembak Langsung. Orang2 yg nekat aja ngerantau ke Bandung padahal ga punya siapa2 di situ.

Kuncinya sih bukan tentang kita dari SMA mana, tapi upaya kita
Read 17 tweets
2 Feb
Beberapa hari ini twitter dan tiktok cukup ramai dengan seorang selebriti “yang terlihat grogi” saat memandu sebuah acara award di salah satu stasiun TV.

Sebenarnya wajar nggaksih kita grogi saat harus bicara di depan banyak orang?
Jawabannya adalah wajar banget kalo kita ngerasa grogi. Masalahnya kadang kita ga tau panggung kita bakalan besar atau nggak.

Selain itu, besar kecilnya panggung juga relatif ya

Jaman saya sekolah, presentasi di depan teman sekelas juga grogi kok.
Kalau saya rangkum, ada 3 prinsip yang bisa kita pakai ketika kita akan berkomunikasi di depan publik.

Menurut Bill McGowan dalam bukunya yang judulnya Pitch Perfect.

Buku ini selalu ikut sama saya ketika saya harus pitching ke berbagai macam orang. Image
Read 11 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!