HINGGA SAAT INI | kapal selam Nanggala 402 yang hilang di utara Bali masih belum ditemukan. Tak ada yang dapat kita lakukan sebagai warga negara selain berdoa. Doa kita dinanti...
Beliau-beliau yang berada di dalam kapal selam itu adalah saudara-saudara kita. Lebih dari itu, ke 53 prajurit itu adalah juga benteng perkasa pembela NKRI prajurit sapta marga. Mereka penjaga sekaligus patriot bangsa garda terdepan bagi segala ancaman persatuan bangsa ini.
Hanya waktu sebagai jarak. Oksigen diperlukan bagi keselamatan semakin menipis. Konon, hanya sampai pada Sabtu pukul 0.3 dinihari saja udara bagi nafas itu masih tersedia. Itu hanya tinggal beberapa jam saja. Adakah kajaiban masih hadir?
Pada bulan penuh berkah ini, segala hal baik layak kita Panjatkan. Kita pintakan padaNya kemedesakan ini. Doa kita, harapan kita dan segala keluh kesah, duka gembira tak akan pernah sia-sia.
Duka para prajurit itu, anak, istri dan handai taulan para korban terjebak adalah duka kita bersama. Pejamkanlah mata, tundukkanlah barang sejenak kepala kita dalam hening dan khidmat.
Ucapankanlah dalam sungguh doa permohonan kita dengan ungkapan cinta dan hormat demi selamat saudara-sadara kita.
Tiada hal mustahil bagiNya, tiada pula alasan tak akan terjadi kemustahilan pada doa yang kita panjatkan secara serentak dan bersama dalam satu semangat,
"SELAMATKANLAH SAUDARA KITA YANG MASIH TERJEBAK DI SANA."
.
.
.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Meski tampak hanya seperti goresan tipis, guratan itu memberi warna. Memperindah lukisan penuh warna diatas kanvas gambar bernama Indonesia.
Dalam nada dan harmoni dia berkarya dan kita dibuatnya senang. Dalam karya, dia hadir dan memberi warna sejuk kita sebagai sebuah bangsa harmonis.
Addie MS dalam totalitasnya sebagai musisi berhasil membangkitkan nasionalisme kita dengan mencoba "mengaransemen" ulang lagu-lagu perjuangan bangsa ini.
AWAK KAPAL SELAM KRI NANGGALA 402|
.
.
.
.
Kiranya berkenan RT untuk menghormati & support keluarga para penjaga negara.
.
.
1. Letkol Laut (P) Heri Oktavian 2. Mayor Laut (P) Eko Firmanto 3. Mayor Laut (T) Wisnu Subiyantoro 4. Kapten Laut (E) Yohanes Heri
5. Kapten Laut (P) I Gede Kartika 6. Lettu Laut (P) Muhadi 7. Lettu Laut (P) Ady Sonata 8. Lettu Laut (P) Imam Adi 9. Lettu Laut (T) Anang Sutriatno 10. Letda Laut (E) Adhi Laksmono 11. Letda Laut (P) Munawir 12. Letda Laut (T) Rhesa Tri 13. Letda Laut (T) Rintoni
14. Letda Laut (P) M Susanto 15. Serka Bah Ruswanto 16. Sertu Bah Yoto Eki Setiawan 17. Sertu Ttu Ardi Ardiansyah 18. Sertu Kom Achmad Faisal 19. Sertu Kom Willy Ridwan Santoso 20. Sertu Eko M Rusdiyansyah 21. Sertu Eki Ryan Yogie Pratama 22. Sertu Mes Dedi Hari Susilo
Optimis kita bersama sebagai bangsa sedang diaduk-aduk. Dibuat seolah tak berasal dari pikiran waras dan masuk akal hingga julukan "halu" mereka sematkan pada rasa optimis kita.
Bahwa benar negara kita memiliki garis pantai terpanjang nomor 2 di dunia, luas ZEE kita pun terbesar nomor 6, luas daratan pada urutan nomor 13 dan jumlah penduduk terbesar pada urutan 4 di dunia tak mereka perhitungkan.
Belum tentang besarnya potensi sumber daya alam di dalam perut bumi kita.
Melihat potensi dan data yang ada, menjadi salah satu negara terkaya di dunia seharusnya bukan sesuatu yang mustahil. Bahkan, itu harus!!
Pada Kamis (16/7/2020) melalui unggahan videonya, Gus Miftah tampak datang ke Kantor Balai Kota Provinsi DKI Jakarta. Mengenakan masker, keduanya ngobrol santai.
"Saya hari ini bersama Mas Anies. Njenengan iki (Anda ini) Arab apa Jawa sih mas?" tanya Gus Miftah yang memakai blangkon hitam berstrip hijau.
"Wong Yogjo (Orang Yogya) senengane gudeg (hobinya makan gudeg)," jawab Anies dengan logat Jawa Jogja yang kental.
Unggahan itu cepat menuai reaksi.
Menjadi pribumi memang dibutuhkan ketika ingin nyapres meski tak ada aturan tertulis atas hal tersebut. Itu lebih tampak seperti demi mendapat dukungan.
Tanpa pengawalan berarti, presiden Jokowi berkunjung ke rumah BTP alias Ahok saat mantan Gubernur yang saat ini menjabat sebagai Komut Pertamina merayakan natalan dirumahnya.
"Selamat natal pak Ahok...." sapa presiden sambil mengulurkan tangannya."
"Ampun deh... presiden sempet-sempetnya datang kerumah gue....jadi ga enak nich"
Itulah Ahok, ketika protokoler sudah lepas, keakraban langsung menjadi kesehariannya.
Lo, gue sebagai cara dia berbincang sudah otomatis meluncur bebas dari mulutnya.
"Masuk, masuk pak.....!!" Sambil tergopoh Ahok menarik tangan preaiden yang tadi menyalaminya.
"Sudah kemana aja pak?"
"Ya cuma kesini aja to pak Ahok.... masa kerumah bu Vero...😂😂?"