NEGERI INI BUKAN MILIK SI MISKIN
.
.
.
Empat orang saudara kita kembali meninggal dunia. Paling tidak dua diantaranya terkabar dalam kondisi tergorok. Membayangkan bagaimana saudara, anak dan orang tua korban menyaksikan kondisi jasad tersebut, siapa dapat bertahan?
Kepala terpisah dengan badannya adalah bentuk brutal akan sebuah puncak kesadisan. Bukan manusia mampu melakukan itu. Mereka para pengecut itu pantas mati 10 kali.
Empat saudara kita tersebut hanya petani dan maka tak penting. Berbeda ketika korban tertembak adalah pejabat, status terories langsung disematkan pada mereka yang membunuh dan puluhan pasukan diterjunkan demi mengejarnya.
Sampai dapat!! Kita pun bersorak karena itu pantas.
Kita tak berduka apalagi protes pada negara atas 4 petani miskin tak penting itu. Kita juga tak mengerti untuk apa mereka mati apalagi karena apa?. Kita tak peduli.
Pada saat yang sama, khusuk kita berdoa hingga jidat tertumbuk pada jalan penuh kerikil dan teriak histeris kita lantunkan bagi mereka yang jauh di seberang sana. Mereka diganggu doanya oleh zionis.
KITA NGAMUK, NEGARA PUN TAK MAU KALAH..!!
Ketika pada petani di Poso itu, tak ada ucapan maaf dari negara terdengar. Sedikit pun tak ada rasa bersalah tak mampu melindungi warga negaranya.
Padahal, bukankah belum lama ini ada yang omong bahwa hukum tertinggi ada pada keselamatan rakyat kan?
Ya...khusus bagi rakyat yang punya ruang dan gema ketika ngamuk.
Petani miskin itu? Sekali lagi, mereka bukan siapa-siapa. Mereka hanya inisial, MS (52), SS (61), P, dan L.
.
.
.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Sikap resmi pemerintah Indonesia pada kasus Palestina adalah mendukung Two-state solution.
Apa itu?
Itu adalah rencana pembagian 2 negara atas wilayah Palestina oleh PBB setelah usai perang dunia II. Sebelumnya, Inggris telah diberi mandat atas Palestina sejak perang dunia l berakhir oleh LBB.
Di atas tanah itu akan didirikan 2 negara yang dimerdekakan yakni Arab Palestina dan Yahudi Palestina.
.
.
Khusus untuk Yerusalem, PBB menetapkan kota suci 3 agama itu sebagai kota netral.
POSO MASIH MENUNGGU, KSPI MENYALIP DI TIKUNGAN
.
.
.
Tak mudah bagi negara ini bersikap. Mengutuk Israel tanpa meminta Hamas menghentikan serangan rudalnya, jelas sia-sia. Tak ada satu negara pun akan berdiam diri ketika rakyatnya terancam. Pun Israel.
Negara itu tak mungkin tak membalas atas serangan ribuan rudal meski kritik dan kutukan datang dari seluruh dunia. Hanya masalah waktu saja kapan balasan itu akan dilakukan oleh Israel. Bukan mustahil balasan itu akan sangat keras.
Tak mudah mencari ujung siapa yang salah, semua subyektif belaka.
Mungkin, dengan pemerintah telah mengutuk Israel, kelompok (oposisi dalam negeri) yang akan menjadikan isu itu menjadi besar dan tak berujung dapat negara minimalisir.
P A L E S T I N A
.
.
.
Negeri (tuhan) tanpa damai
.
.
Pernah mendengar nama Hindia Belanda? Sebuah negeri jajahan Belanda yg membentang dari Sabang sampai Merauke & thn '45 berubah menjadi Indonesia. Namun pengakuan Internasional baru di dapat pada tahun 1949 minus Papua.
Kita komplain pada PBB dan marah pada sikap pengecut Belanda yang masih ingin berkuasa di Papua Barat. Sertifikat kepemilikan Kerajaan Belanda atas wilayah bernama Hindia Belanda itu telah resmi diserahkan pada Indonesia namun ukurannya tak lagi komplit. Papua disembunyikan.
UTI POSSIDETIS JURIS sebuah aturan hukum internasional yang kurang lebih bermakna apa yang diserahkan setara dengan sertifikat yang ada, tak dipenuhi oleh Belanda ketika serah terima kekuasaan pada rakyat Indonesia di konferensi meja bundar tahun 1949.
Selama Ramadhan hingga lebaran ini kita dibuat sibuk menengok pada peristiwa Palestina. Hamas menyerang Israel dengan ratusan rudal, dan kemudian Israel menyerang balik dengan kekuatan udaranya yang memang lebih superior.
Benarkah demikian peristiwa itu terjadi atau sebaliknya, bukan itu esensi sedang mereka inginkan. Kita sedang diajak teralihkan dengan mendukung salah satu di mana kita tak tahu banyak pangkal keributan tersebut. Itu masalah orang lain,
negara lain dengan latar belakang politik yang seharusnya tak membuat kita larut dalam berpihak.
.
.
LAMARAN DITOLAK DUKUN BERTINDAK
.
.
.
.
.
😉😉😉
.
.
Ketegasan itu akhirnya kita dengar. Mereka yang tak lolos tes wawasan kebangsaan tak lagi dapat meneruskan karirnya di lembaga antirasuah tersebut.
Ini bukan tentang Novel Baswedan harus keluar karena faktor kita suka atau tidak. Dia tak lolos tes, maka dia tak pula berhak mendapat pekerjaan tersebut.
Sesimpel itu saja dan tak perlu dibawa pada banyak spekulasi.
📷MarkSmith
Di luar sana, banyak saudara kita yang pernah tak lolos tes masuk pegawai negeri sipil atau ASN dan namun pada tahun berikutnya mereka mencoba daftar lagi dan lagi. Siapa pun yang tak bosan dan mau belajar dari kesalahan, punya peluang besar diterima.
Kita tak pandai bersaing. Pun tak senang berkompetisi dan maka sering tak memaknai persaingan sebagai cara bagi meraih puncak prestasi.
📷Boy_Wonder
Sebagai bangsa dengan jumlah penduduk terbesar nomor 4 di dunia, (bisa dibilang) badminton sebagai prestasi dalam dunia olahraga adalah satu-satunya penyebab ada nama Indonesia disebut pada ajang atau event internasional. Yang lain..🙄
Pun dalam bidang yg lain, SDM kita ternyata memang tak terlalu bagus.
Pernah dengar negara bernama Kamboja? Tak terpaut jauh sebagai jarak letak negara itu dgn kita dan banyak diantara kita berprasangka bahwa negara tersebut jauh tertinggal dibanding negara kita.