Sikap resmi pemerintah Indonesia pada kasus Palestina adalah mendukung Two-state solution.
Apa itu?
Itu adalah rencana pembagian 2 negara atas wilayah Palestina oleh PBB setelah usai perang dunia II. Sebelumnya, Inggris telah diberi mandat atas Palestina sejak perang dunia l berakhir oleh LBB.
Di atas tanah itu akan didirikan 2 negara yang dimerdekakan yakni Arab Palestina dan Yahudi Palestina.
.
.
Khusus untuk Yerusalem, PBB menetapkan kota suci 3 agama itu sebagai kota netral.
Menurut rencana, Arab Palestina akan mendapat 45% dan Yahudi Palestina 55%. Rencana pembagian itu ditolak oleh Arab Palestina dengan alasan tak adil. Yahudi Palestina dengan jumlah penduduk hanya sekitar 30% mendapat porsi lebih besar.
Yahudi menerima dan memerdekakan diri, dan memilih nama Israel sebagai nama negaranya.
ARAB PALESTINA DIBANTU LIGA ARAB JUSTRU MEMERANGI ISRAEL. PERANG PADA 1948 JUSTRU DIMENANGKAN ISRAEL dan SIAL BAGI ARAB PALESTINA YANG JUSTRU TERUSIR DARI TANAH YANG DIJANJIKAN OLEH PBB.
TEPI BARAT DIAMBIL YAMAN, GAZA DIMILIKI MESIR.
Luas wilayah Israel akibat perang tersebut justru membesar menjadi 68% dari total wilayah Palestina menurut aturan yang ditetapkan PBB.
Yerusalem yang seharusnya tak dijadikan rebutan kini terbagi menjadi Yerusalem Barat yang dikuasai Israel dan Yerusalem Timur milik Yordania. Arab Palestina gigit jari.
Perang berikutnya pada tahun 1967 atau sering disebut dengan perang 6 hari di mana Mesir, Suriah dan Yordania kembali menyerang Israel sekali lagi kalah.
Mesir kehilangan Sinai dan Gaza, Yordania kehilangan Tepi Barat termasuk Yerusalem timur dan Suriah kehilangan dataran tinggi Golan. Israel makin membesar.
Sinai dikembalikan pada Mesir pada perjanjian Camp David dan Gaza serta Tepi Barat kembali menjadi milik Palestina saat Palestina Merdeka tahun 15 November 1988.
Aturan hukumnya adalah tetap mengacu pada Partition Plan yang diusulkan PBB tahun 1947 itu.
"Koq luas wilayahnya menyusut drastis? Hanya tinggal sekitar 15% saja sementara Israel justru bertambah lebar dengan Yerusalem secara keseluruhan plus dataran tinggi Golan yang hingga kini tak pernah dikembalikan pada Suriah kan?."
Bukan hanya 15 %, Gaza kini justru seolah dikuasai oleh Hamas yang sedikit banyak berseberangan dengan pemerintahan resmi Palestina. Hamas dan Fatah sebagai faksi di Palestina sering tak akur dan perang sendiri.
Sikap resmi pemerintah Indonesia terhadap two state solution itu hari ini mengalami ujian. Di satu sisi pemerintah kita benar adanya tak mengakui Hamas namun di sisi lain perang hari ini adalah antara Israel dan Hamas yang kemarin meluncurkan ribuan rudal ke Israel
dan namun pemerintah hanya mampu mengutuk Israel. Di sini memang ada tampak ambigu sikap.
.
.
Sulit bagi Presiden untuk tidak bersikap apalagi tak mengutuk Israel. Namun ketika atas peristiwa yang mana Indonesia harus mengutuk memang agak sumir.
Bila terhadap kejadian di Al-Aqsa, itu tak menimbulkan korban meninggal dan justru pada serangan rudal Hamas korban meninggal pertama jatuh dari pihak Israel.
Sementara ketika korban kembali harus jatuh di Gaza, bukankah itu atas alasan Israel membalas serangan Hamas?
Kita mendukung Palestina merdeka. Itu juga sekaligus sebagai perintah dari UUD 45. Kita mendukung dikembalikannya wilayah Palestina sesuai perintah PBB dengan two state partition-nya di mana wilayah sebesar 45% dikembalikan
pada Palestina dan Yerusalem tak boleh menjadi milik siapa pun.
.
.
"Mungkinkah?"
PIAGAM HAMAS 1988 MENYATAKAN BAHWA HAMAS “BERUSAHA UNTUK MENAIKKAN BENDERA ALLAH DI SETIAP INCHI DARI PALESTINA” (Pasal Enam).
Di sisi lain, Hamas juga menginginkan tak ada lagi nama Israel pada peta Palestina. Logiskah?...🙄….
"Trus gimana?"
Jangankan meminta kembali wilayah yang sudah diambil, bukankah itu terjadi karena sebab perang yang tak pernah Israel mulai?
Catatan sejarah mengatakan bahwa peristiwa 1947 pada perang Arab, 1967 perang Yom Kippur atau perang 6 hari tidak dimulai oleh pihak Israel bukan?
.
.
Itu pasti pekerjaan sangat sulit. Itu seperti "mission impossible" apalagi terkait tekad Hamas yang tak sedikit pun memberi ruang hidup bagi bangsa Yahudi Palestina tersebut.
Mending back to laptop urus warga negara kita dulu dimana teroris masih berjaya di Poso. Kita ramaikan dalam persatuan demi kondusif negara ini apalagi pandemi masih tak kunjung jelas kapan akan berakhir. Pun masih banyak PR kita di Papua yang sangat butuh kehadiran negara.
Di sisi lain, tanda-tanda bahwa ada yang ingin bermain dalam keriuhan telah mulai tampak pada sibuk KSPI merencanakan demo nasional 18 Mei 2021 nanti. Jauh lebih urgent kita mencari cara untuk dapat kompak dalam melawan radikalisme di tanah air.
Tragedi Poso menjadi cara kita bertemu dalam saling peduli. Kita lupakan debat tak kenal kata usai pada peristiwa Palestina di mana faktanya selain negeri itu jauh dari rumah kita,
itu bukan karena perkara tersebut tak mungkin selesai, para pihak memang tak ingin masalah tersebut selesai
.
.
.
Koreksi : TEPI BARAT DIAMBIL YORDANIA, GAZA DIMILIKI MESIR.
Koreksi :
Catatan sejarah mengatakan bahwa peristiwa 1948 pada perang Arab, 1967 perang 6 hari tidak dimulai oleh pihak Israel bukan?
.
.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
POSO MASIH MENUNGGU, KSPI MENYALIP DI TIKUNGAN
.
.
.
Tak mudah bagi negara ini bersikap. Mengutuk Israel tanpa meminta Hamas menghentikan serangan rudalnya, jelas sia-sia. Tak ada satu negara pun akan berdiam diri ketika rakyatnya terancam. Pun Israel.
Negara itu tak mungkin tak membalas atas serangan ribuan rudal meski kritik dan kutukan datang dari seluruh dunia. Hanya masalah waktu saja kapan balasan itu akan dilakukan oleh Israel. Bukan mustahil balasan itu akan sangat keras.
Tak mudah mencari ujung siapa yang salah, semua subyektif belaka.
Mungkin, dengan pemerintah telah mengutuk Israel, kelompok (oposisi dalam negeri) yang akan menjadikan isu itu menjadi besar dan tak berujung dapat negara minimalisir.
NEGERI INI BUKAN MILIK SI MISKIN
.
.
.
Empat orang saudara kita kembali meninggal dunia. Paling tidak dua diantaranya terkabar dalam kondisi tergorok. Membayangkan bagaimana saudara, anak dan orang tua korban menyaksikan kondisi jasad tersebut, siapa dapat bertahan?
Kepala terpisah dengan badannya adalah bentuk brutal akan sebuah puncak kesadisan. Bukan manusia mampu melakukan itu. Mereka para pengecut itu pantas mati 10 kali.
Empat saudara kita tersebut hanya petani dan maka tak penting. Berbeda ketika korban tertembak adalah pejabat, status terories langsung disematkan pada mereka yang membunuh dan puluhan pasukan diterjunkan demi mengejarnya.
Sampai dapat!! Kita pun bersorak karena itu pantas.
P A L E S T I N A
.
.
.
Negeri (tuhan) tanpa damai
.
.
Pernah mendengar nama Hindia Belanda? Sebuah negeri jajahan Belanda yg membentang dari Sabang sampai Merauke & thn '45 berubah menjadi Indonesia. Namun pengakuan Internasional baru di dapat pada tahun 1949 minus Papua.
Kita komplain pada PBB dan marah pada sikap pengecut Belanda yang masih ingin berkuasa di Papua Barat. Sertifikat kepemilikan Kerajaan Belanda atas wilayah bernama Hindia Belanda itu telah resmi diserahkan pada Indonesia namun ukurannya tak lagi komplit. Papua disembunyikan.
UTI POSSIDETIS JURIS sebuah aturan hukum internasional yang kurang lebih bermakna apa yang diserahkan setara dengan sertifikat yang ada, tak dipenuhi oleh Belanda ketika serah terima kekuasaan pada rakyat Indonesia di konferensi meja bundar tahun 1949.
Selama Ramadhan hingga lebaran ini kita dibuat sibuk menengok pada peristiwa Palestina. Hamas menyerang Israel dengan ratusan rudal, dan kemudian Israel menyerang balik dengan kekuatan udaranya yang memang lebih superior.
Benarkah demikian peristiwa itu terjadi atau sebaliknya, bukan itu esensi sedang mereka inginkan. Kita sedang diajak teralihkan dengan mendukung salah satu di mana kita tak tahu banyak pangkal keributan tersebut. Itu masalah orang lain,
negara lain dengan latar belakang politik yang seharusnya tak membuat kita larut dalam berpihak.
.
.
LAMARAN DITOLAK DUKUN BERTINDAK
.
.
.
.
.
😉😉😉
.
.
Ketegasan itu akhirnya kita dengar. Mereka yang tak lolos tes wawasan kebangsaan tak lagi dapat meneruskan karirnya di lembaga antirasuah tersebut.
Ini bukan tentang Novel Baswedan harus keluar karena faktor kita suka atau tidak. Dia tak lolos tes, maka dia tak pula berhak mendapat pekerjaan tersebut.
Sesimpel itu saja dan tak perlu dibawa pada banyak spekulasi.
📷MarkSmith
Di luar sana, banyak saudara kita yang pernah tak lolos tes masuk pegawai negeri sipil atau ASN dan namun pada tahun berikutnya mereka mencoba daftar lagi dan lagi. Siapa pun yang tak bosan dan mau belajar dari kesalahan, punya peluang besar diterima.
Kita tak pandai bersaing. Pun tak senang berkompetisi dan maka sering tak memaknai persaingan sebagai cara bagi meraih puncak prestasi.
📷Boy_Wonder
Sebagai bangsa dengan jumlah penduduk terbesar nomor 4 di dunia, (bisa dibilang) badminton sebagai prestasi dalam dunia olahraga adalah satu-satunya penyebab ada nama Indonesia disebut pada ajang atau event internasional. Yang lain..🙄
Pun dalam bidang yg lain, SDM kita ternyata memang tak terlalu bagus.
Pernah dengar negara bernama Kamboja? Tak terpaut jauh sebagai jarak letak negara itu dgn kita dan banyak diantara kita berprasangka bahwa negara tersebut jauh tertinggal dibanding negara kita.