CERITA SISKA Profile picture
May 27, 2021 100 tweets 17 min read
POCONG KANG MANTO
Based On True Story
Kisah nyata yang terjadi pada tahun 2000.

Penulis @siskanoviw

@bacahorror @IDN_Horor
#bacahorror #horor #bacahoror #ceritaseram #ceritahororindonesia Image
"Bu, ada kecelakaan didepan. Ayo segera kesana bu." ucapa delina.

Saat itu, hari sudah petang. Kejadian mengerikan terjadi didepan rumah pak dirjo. Ayah delina. Memang, rumah mereka sudah berhadaan dengan jalan utama yang menghubungkan antara kota Malang yang ingin ke Semeru.
"Kamu jangan sembarangan del, ibu sama bapak gak denger apa-apa lo." ucap bu dirjo yang tiba tiba berdiri dan berlari keluar rumah membuntuti delina.

Suara riuh banyak orang yang berbondong-bondong berlari ke arah lokasi kejadian. Mereka semua ingin menyaksikan siapa korban..
Yang menjadi korban kecelakaan tersebut.

"Ya Allah... Astagfirllah. Sirah e ajur. Deloken rambut e nemplek nok ban e truk e." ucap salah seorang warga yang histeris.
(Ya Allah, kepalanya hancur. Lihatlah rambutnya menempel di ban truk)
Para warga sangat terkejut dengan kecelakaan yang terjadi. Belum diketahui siapa korban yang berada disana.

"aduh pak, aku mrinding kabeh toh sak awak. Yokopo yoh keluargane lek eruh. Sakno e pak." ucap bu dirjo sedikit teriak.
(Aduh pak, aku merinding semua sekujur tubuh..
Bagaimana ya kalau keluarganya tahu. Kasian pak)

Warga mengelilingi korban yang tergeletak dengan kondisi yang memprihatinkan.

Kemacetan terjadi karena kecelakaan itu tergolong dalam kecelakaan yang sangat parah.
Ternyata, warga mengetahui bahwa korban adalah manto. Seorang laki-laki bujang yang tinggal bersama ibunya di desa tetangga.

Saat itu dirinya membeli obat di apotik kota, namun na'as musibah itu menimpanya saat hendak pulang ke rumah.
Manto yang saat itu tidak memakai helm dan sepeda motor yang tidak berspion kanan dan kiri menyalip sebuah truk gandeng yang bermuatan semen.

Namun, saat dirinya menyalip ada kendaraan yang melaju kencang dari arah berlawanan.

Manto seketika terjatuh ke arah kiri dan kepalanya
Terlindas ban truk belakang.

Hingga kejadian itu menyisakan kenangan menakutkan bagi warga RT 02.

Ibu dirjo sedang memperhatikan tingkah pardi yang sedikit aneh. Dirinya mengantongi sesuatu kedalam jaketnya.

Sesuatu itu dia ambil dari keranjang belanjaannya disepeda.
"Lapo par ? Kok serius banget awakmu ?" ucap bu dirjo. (Ngapain par ? Kok serius banget kamu ?)
Pardi tersenyum sumringah. Dirinya kemudian mengambil sesuatu dari kantong jaketnya.

Ternyata itu adalah jeruk nipis. Entah apa yang akan dilakukan oleh pardi tersebut.
Pardi mengambil jeruk nipis tersebut dan kemudian membelah dengan cepat. Setelah itu menaburkannya diarea bekas terjadinya kecelakaan tersebut.

"Loh par, awakmu seng genah. Ditutup awu ae. Dek kene gailok par ngucuri getih nok dalan karo banyu jeruk. Seng kenek engkok wong akeh
( loh par, kamu yang benar saja. Ditutup pasir saja. Disini gak boleh par menyiram darah di jalan sama air jeruk. Yang kena nanti orang banyak.)

Pardi menatap bu dirjo dengan penuh keyakinan dan "Hahaahaa..." pardi tertawa sekencang-kencangnya.

"Mati yo mati, getih iki ambune
Amis. Opo gak gilo lek misal dijarne ngene. Mariki di gambyor banyu ben ndang ilang."

(Mati ya mati, darah ini baunya amis. Apa tidak jijik kalau misal dibiarkan begini. Sebentar lagi disiram air biar hilang.)

Pak dirjo yang memperhatikan istrinya dan pardi berbincang akhirnya
Mendekati mereka.

"Kok ditengah jalan, ayo minggir sini." ucap pak dirjo.

Bu dirjo hanya menoleh dan membalas dengan tatapan yang khawatir.

Pardi dengan gaya sepelenya melihat bu dirjo yang mendekati pak dirjo.
"Bocah gak genah eram kok, kuping e ra tau iso dikandani. Getih tak kon nutup awu ae lakok dikucuri jeruk nipis." ucap bu dirjo sembari yang menggerutu.

(Anak gak bener banget kok, telinganya gak tau bisa dibilangi. Darah aku surjh tutup pasir saja kok malah disiram jeruk nipis.
Pak dirjo melihat ke arah pardi dan menatapnya dengan serius.

"Ya kita doakan saja, hal yang aneh gak terjadi lagi seperti dulu." ucap pak dirjo pelan.

Kejadian itu kemudian berlalu. Hingga 3 hari setelah kejadian itu salah satu ibu-ibu yang habis belanja sayur dipagi hari..
Mengalami kejadian yang menegangkan.

Ibu itu memandangi sesuatu yang agak tidak lazim didepannya. Benda itu potongan jari yang tertutup pasir pinggir jalan.

Sontak ibu-ibu tersebut menjerit ketakutan. Mereka geli sekaligus takut karena itu pemandangan yang sangat menakutkan.
"Heh nul, driji a iku ? Ya Allah driji iku. Kok mek telu seng loro nangdi nul, biyuh biyuh." ucap rima kepada inul.

(Hey nul, jari kah itu ? Ya Allah jari itu. Kok cuma tiga yabg dua kemana nul. Biyuh.. Biyuh )

NB : Biyuh adalah sejenih ucapan orang jawa saat histeris.
Rima kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada pak RT setempat. Akhirnya kejadian itu berlalu.

Pak dirjo dan delina sedang asik menonton televisi. Mereka tertawa bersama kala acara lawakan yang mereka tonton sedang mendalami perannya.

Hingga terdengar suara tendangan dikaca
Jendela sebelah.

Sontak saja tertawa mereka berubah menjadi tegang. Karena saat itu hampir mendekati waktu tengah malam.

Pak dirjo dan delina saling bertatapan. Rupanya malam minggu asyik bapak dan anak tersebut sedikit buruk.

Mereka memilih melupakan kejadian itu.
Saat mereka berkonsentrasi menonton acara itu lagi, terdengar lagi suara ketukan kecil yang berasal dari tembok rumah mereka.

Ketukan tersebut jelas beralur. Ketukan tersebut berbunyi antara jarak 5 - 10 menit saat itu.

Delina yang ketakutan kemudian berdiri dan duduk mendekati
Ayahnya.

"Gak perlu takut nduk, paling cuma cecek (cicak) itu loh. Wes gede kok kecek ( Sudah besar kok penakut)" ucap ayahnya bercanda.

Delina hanya mendengus dan memperhatikan lagi darimana asal dari suara ketukan itu. Delina berharap hal itu berasal dari sesuatu yang
Diceritakan ayahnya.

Ternyata ketukan itu muncul lagi. Kali ini delina agak curiga karena ketukan itu berasal dari atap genteng rumahnya.

"Loh yah, kok suaranya pindah di genteng ?" ucap delina penasaran.

Ayahnya hanya memeluknya dengan erat.

"Sudah jangan dilihat, lihat tv
Saja" ucap pak dirjo sembari mendengus.

(Oiya, pada saat saya menulis cerita ini. Sosok manto datang dan dia sedang loncat dari genteng rumah orang ke atap rumah lainnya dan kemudian hilang)

Oke lanjut.
Rumah delina memang tidak memiliki plafon saat itu, maklum ditahun itu rumahnya masih sangat sederhana sekali.

Jadi gentengnya klihatan gitu. Kalau orang jaman dulu pasti ada tuh salah satu genteng terbuat dari kaca, nah gunanya buat cahaya matahari bisa masuk kedalam rmh saat
Siang hari. Tapi, bagi anak kecil seperti delina saat itu kaca tersebut sangat menakutkan sekali.

Perasaan delina saat itu tidak enak sekali. Dirinya sangat penasaran sekali dengan sumber ketukan tersebut.

Pelukan erat ayahnya belum terlepas, delina mengarahkan kedua matanya
Kepada genteng kaca tersebut. Alangkat terkejutnya delina kala melihat sesosok makhluk berbalut kain putih diwajhnya dan sebelah matanya melotot dan mengeluarkan darah yang hampir banyak.

Delina menjerit dan memeluk ayahnya sangat kencang sekali. Pak dirjo segera mematikan tv
Dan memutuskan membawa delina tidur bersama ibunya malam itu.

Mulai hari itu, kejadian seram meneror warga diwilayah tersebut.
Sampai ada yang sangat ketakutan dengan adanya kejadian tersebut.

Setelah pak dirjo, giliran keluarga rima yang diteror dengan sosok menyeramkan itu.
Sepertinya rima sudah curiga bahwa dirinya akan diganggu oleh sosok misterius ini yang telah mengganggu warga desa dengan ketukan dan bereding dengan intipan seram dibalik kaca.

Saat itu rima sedang korah-korah (cuci piring) diluar. Kamar mandi dan rumahnya tidak menjadi satu.
Rumah dan kamar mandinya terpisah. Jarak antara pintu belakang ke kamar mandinya sekitar 5 meter.

Entahlah, aku aja mikir. Gimana kalau malem hari pas kebelet BAB atau buang air kecil dan posisi kamar mandi seperti itu. Tapi itu wajar disebagian orang yang memiliki rumah dulu
Rumah dan kamar mandi terpisah. Tidak kalah menyeramkannya lagi, rumah rima terdapat di posisi paling belakang sendiri.

Masih banyak barongan (pohon bambu) saat itu. Jarak antara rumahnya ke rumah tetangganya sekitar 100 meter.

Sudah, bayangin saja.
Surup saat itu (Sore menjelang petang) rima mencuci piringnya dibelakang rumah dan kemudian bergegas masuk kedalam rumah.

"Krekkkk"
Terdengar suara aneh namun samar-samar.

Suara itu terdengar sampek 3 kali hingga rima penasaran suara apa itu..
[[ aduh ya Allah, semoga aku gak diganggu barang alus (setan) ]]
Batin rima.

Ternyata saat rima memperhatikan sekitar, rima menjelikan mata ke sekitar area belakang rumahnya.

Namun yang terjadi, sebelum pingsan rima terkejut dengan apa yang dia lihat..
Rima menjelikan matanya, dirinya sangat tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Sosok pocongan separuh badan yang mengintip dibalik tembok kamar mandinya. Matanya hanya terlihat satu biji, sebelah kiri.

Karena jaraknya yang lumayan jauh, rima hanya bisa melihat gerakan mulut
Pocong tersebut yang cepat. Seperti berkata atau sedang gemetar rima tidak mengerti. Namun, yang jelas pemandangan tersebut sangat tidak menyenangkan baginya.

Hingga kepalanya pusing dan badannya tidak kuat lagi untuk berdiri. Badannya kemudian ambruk dan pandangannya kabur...
Rima masih ingat meskipun keadaannya ambruk dan tidak berdaya saat itu. Pandangannya masih teringat meskipun sedikir ngeblur.

Sosok tersebut kemudian tegak melayang dan mendekati dirinya. Saat itulah kesadaran rima langsung hilang dengan mendekatnya sosok pocong tersebut.
Selanjutnya, cerita berpindah kepada pak jainal. Beliau adalah satu-satunya mlijo di wilayah tersebut yang menyediakan persediaan belanja yang komplit.

Warga sangat mengagumi keuletannya dalam bekerja dan sikap rajin beliau yang selalu bangun jam 2 dan membuka toko sayur dijam
Sebelum subuh.

Saat itu pak jainal dan istrinya sedang menata sayur dan bahan yang akan dijual. Kemudian secara tidak sengaja istrinya menanyakan soal kejadian yang dialami oleh sebagian warga yang aneh beberapa hari ini.

"Mas, bu rima winginane iko semaput. Jare mari deleng
Lepet ngawang." ucap istrinya kepada jainal yang masih serius menata.
(Mas, bu rima kemaren habis pingsan. Katanya habis lihat pocongan melayang)

Pak jainal hanya menoleh dan tertawa.
"Paling kate njaluk mangan dek." ucap jainal bercanda.
(Paling mau minta makan dek)
"Haduh mas, aku serius loh. Bu rima sampek dibawa kerumah sakit soale habis pingsan bu rima gak siuman sampek dua hari. Paling sangking kagetnya ya mas ?" tanya istri jainal.

Jainal hanya tersenyum, dia memilih mendengarkan saja istrinya berkata apa. Karena jainal memang
Tipe lelaki yang santai. Jadi setiap cerita seperti itu hanya menjadi cerita dingin yang masuk kedalam ceritanya.

Pikir jainal, cukup sekedar tahu saja jangan pernah diambil hati sampai terbawa pikiran karena bagina masih banyak yang lebih penting untuk dipikirkan daripada...
Percaya cerita yang belum jelas dan masih tembung jarene (dibilang katanya)

Jainal meninggalkan istrinya yang menatapnya dengan wajah keheranan. Akhirnya, jainal berniat membuang air sisa tahu yang berada di ember miliknya.

Ketika dirinya membuang air terdengar suara, gesekan
Gigi yang lumayang keras. Entah dari mana. Karena saat itu penerangan hanya berada diwarungnya saja.

Kanan kiri dan sekitarnya masih gelap, maklum karena masih belum subuh jadi langit masih dalam ruang kegelapannya.

Jainal membuang muka dan tidak memeperdulikan suara itu.
Namun, tiba-tiba saat dirinya membelakangi sumber suara yang terdengar tadi dan berniag kembali ke warung tiba-tiba tersengar ketukan gigi yang sangat amat jelas sekali ditelinganya.

Ketukan gigi itu sangat cepat sekali, hampir membuat bulu kuduk jainal berdiri. Saat ditoleh
Ternyata sudah terdapat wajah sosok pocong yang sedang melayang terbalik.

Tatapan matanya tajam dan matanya yang hanya satu melotot hampir copot.

Sosok pocong itu melayang terbalik dengan wajah berada dibawah. Berada dihadapan wajahnya jainal bertahan dengan rasa tidak takutnya
Ternyata, sosok pocong tersebut yang selama ini diceritakan warga dan barusan oleh istrinya.

Jainal bertahan dengan sikap berani dan memerhatikan sosok tersebut. Dia hanya mengetukkan gigi atad dan bawahnya yang berwarna coklat kehitaman.

Dengan santainya, jainal berkata
"Ojo ganggu aku, aku gak tau ganggu awakmu atau cawi² panggonmu." (Jangan ganggu aku, aku tidak pernah mengganggu dirimu atau ikut campur)

Akhirnya pelan pelan sosok pocong itu pergi dan meninggalkan jainal seorang diri. Selang beberapa waktu setelah sosok itu hilang, istri
Jainal menepuk pundaknya. "Mas, nyapo i samean nok kene suwe. Ayo iku onok wong tuku." ucap istrinya.
(Mas ngapain kamu ada disini lama, ayo itu ada ornag beli)

Kejadian itu tidak merubah keyakinan jainal untuk takut akan keberadaan sosok pocong tersebut. Namun, dia meyakini
Sosok yang diceritakan oleh sebagian warga kemaren itu benar adanya.

Jainal hanya penasaran dengan kemunculan sosok ini karena apa dan kenapa sosok ini lebih memilih meneror warga kampung disana daripada yang lain.

Rasa penasaran jainal semakin menggebu-gebu.
Kini giliran pardi, sosok laki-laki yang terkenal dengan gaya slengekannya. Dirinya juga mlijo (penjual sayur) namun memakai sepeda pancal.

Berbeda dengan jainal, pardi selalu keliling selesai sholat subuh sampai jam 8 pagi.

Sepertinya, pembeli saat itu lumayan rame. Pardi...
Berhenti didepan rumah bu rima. Disana terdapat bu rima yang duduk di kursi dan suaminya yang menemani disampingnya.

Pardi turun dan mendekati mereka dengan membawa sebungkus sesuatu yang dikantong plastik.

"Wes sehat a yuk ? Nyapo seh riko katek smaput barang ?" tanya pardi
(Sudah sehat kah mbak ? Ngapain sih kamu ada acara pingsan segala ?)

Pardi tersenyum sumringah kepada rima. Rima hanya membalasnya dengan wajah yang cemberut.

"Lakonmu kok pancet ae par, kok eram. Gowo opo iku awakmu ?" tanya rima
(Kelakuanmu kok tetep aja par, kebangeten. Bawa
Apa kamu itu ?)

Pardi memberikan sesuatu itu kepada rima.

"Jenang sumsum yu, mumpung sek anget. Samean ndang pangan."
(Bubur sumsum mbak, mumpung masih hangat.)

Pardi duduk disebelah rima.
"Onok opo yu, cerito o. Gausah diempet lek onok masalah. Lek sampek ngene aku yo kepikiran to." ucap pardi kepada rima.

Rima dan pardi adalh saudara tunggal bpk (satu bapak) meskipun mereka dari kantong rahim yang berbeda, namun tali persaudaraan mereka sangatt amat erat sekali
(Ada apa sih mbak ? Gak perlu dipendam kalau ada masalah. Kalau sampai seperti inj aku juga kepikiran lah.)

Rima memandanginya dan mendengus.
"Aku itu masih penasaran sama pocongan yang sering dendeni (Menakuti) warga le, kemaren aku habis diganggu sama itu." ucap rima.

...
Pardi hanya melempar wajah tidak perduli.

Rima memang selalu memaklumi sikap adiknya itu, pardi memang lebih memilih hidup realistis. Manusia ya manusia, setan ya setan. Dia tidak pernah berpikir dengan adanya rumor begini dan begini.

Baginya Tuhan sudah sangat adil memberi
Tempat bagi makhluknya untuk tinggal tanpa mengusik satu sama lain.

Namun, meskipun adiknya selalu bersikap tidak perduli dengan adat tertentu, rima selalu rutin menasehatinya.

Meskipun begitu, terkadang pardi diam-diam mendengarkan dan sedikit percaya.
"Aku balek yu, ndang sehat." ucapnya meninggalkan rima.
(Aku kembali mbak, cepat sehat.)

Rima memperhatikannya yang beranjak pergi.

Sesampainya dirumah, pardi memanggil istrinya "Masak opo dek ?" tanyanya.

Istrinya yg mendengar suara suaminya bergegas ke ruang tamu.
"Jangan bening mas, ndang (cepat) sarapan. Wes mateng kabeh. (Sudah Matang semua)

Pardi kemudian duduk dan mengelap kepalanya. Dia mengambil uang yang berada dikantong celananya.

"Rodok rame dino iki dek, samean itung." ucap pardi kepada istrinya.
(agak ramai hari ini dek, kamu
Hitung.)

Istrinya mengambil uang tersebut dan ketika hendak menghitungnya tiba-tiba benda jatuh terdengar dari belakang rumah.

"Opo dek ? Lawang e gak mbok tutup a ? Kucing e loh" tanya pardi sembari berjalan dan melihat.
(Apa dik ?Pintunya tidak kamu tutup kah ? Kucingnya loh)
Namun, betapa terkejutnya saat pardi melihat barang yang terjatuh itu bukan berasalh dari rak piring. Melainkan peralatan yang berada dimeja makan.

Sangat amat terkejut karena dia mendapati nasi, lauk pauk dan kuah dari makanannya berubah menjadi merah darah.

Istri pardi mual
"Astagfirllah mas, opo kui ? Kok dadi ngunu masakanku ?" tanya istri pardi serius.
(Astagfirllah mas, apa itu ? Kok jadi begitu masakanku ?)

Pardi terkejut bukan main. Dirinya mengira ada warga yang usil dan berniat berjalan ke pintu kebalakang. Tiba-tiba "Brakkk" pintu tertutup
Sendiri.

Pardi bingung, apa yang sebenarnya terjadi. Hingga suara ketukan terdengar dari arah atas gentengnya.

Pardi mengamati sekitar. Istrinya hanya melihatnya dengan wajah yang ketakutan.

Pardi mencoba membuang pikiran dan keyakinan akan cerita orang-orang selama ini.
Namun, tidak dengan istrinya. Dirinya yakin, ada hal yang tidak beres disana saat ini. Mungkin sudah giliran mereka untuk mengetahui dan merasakan apa yang teror yang dirasakan oleh orang-orang.

Suara ketukan itu terdengar sangat dekat sekali. Namun, pardi tidak melihat apa²
Saat itu, melainkan perabotan dapurnya yang diam dan bisu. Ketukan itu semakin cepat dan semakin cepat.

Namun, dipundak pardi mengalir segumpal lendir dan darah yang berjalan pelan.

Tidak salah lagi, lendir itu berasal dari arah atas tepat diatas kepalanya. Kemudian kejadian
Mengerikan terjadi.

Pardi secara pelan menengok keatas, niat melihat gentengnya. Namun, sungguh pemandangan yang tidak terduga.

Pardi kaget bukan kepalang. Hanya wajah, wajah mengerikan yang pertama kali dia lihat seumur hidupnya.

Mata yang melihatnya tajam dan penuh amarah..
Ketukan itu pardi yakini berasal dari gigi sosok tersebut. Iya, pocong yang melayang dengan posisi terbalik.

Pardi hanya tenggelam dengan pandangannya, sangat tidak percaya dengan apa yang sedang berada dihadapannya.

"As... As.. As..tagfir..llah..haladzim..." ucap pardi terbata
"Hahhhh.... Hahhhh... Hahhhh." suara pocong tersebut dengan mengeluarkan lendir merah dari mulutnya.

"Perih... Perih... Perih awakku.. Perih.." suara lirih terdengar dari mulut pocong tersebut.
(Sakit... Sakit... Sakit tubuhku.. Sakit..)

Kemudian pardi merasakan lendir yang
Jatuh kearah wajahnya. Lendir tersebut berbau perasan jeruk nipis namun bercampur bau amis darah yang mengucur bersamaan keluarnya lendir itu.

Pardi merasakan kulitnya kepanasan karena tetesan air lendir tersebut. Hingga angin bertiup dengan kencang datang.
Tiupan tersebut melebur sosok pocong tersebut yang hilang dan masuk kedalam tubuh pardi.

Pardi akhirnya berteriak dan mengerang kesakitan. "Aaaaakkkkkkkkkkkkkkhhhrrrrhhhh" teriak pardi.

Pardi merasakan kepanasan sekujur tubuhnya dan istrinya yang saat itu memutuskan kembali
Keruang tamu berlari sekencang mungkin mendengar suara suaminya yang berteriak tak henti-hentinya.

Istrinya kemudian terkejut dan ikut pula berteriak. "Akkkkkhhhkkk ya Allah kang pardi, opo o kangg awakmu ?" tanya istrinya ketakutan.
(Akkhh ya Allah mas pardi, knp mas kamu ?)
Sekujur tubuh pardi mengeluarkan asap yang mana asap tersebut dibarengi dengan gelembung air yang mendidih di sekujur tubuhnya.

Pardi kesakitan yang begitu dasyat. Dia menjerit dan terus menjerit. Kulitnya seketika berubah dan pardi bukan seperti sebelumnya.

Sejak saat itu
Pardi sakit dan menjadi kembang amben (istilah dalam penyebutan orang sakit yang tak kunjung sembuh)

Istrinya menangisi pardi yang tidur ditempat tidur yang beralaskan kain putih. Matanya yang melotot dan bibir yang terbuka lebar membuat siapapun kasihan untuk melihatnya.
Kulitnya yang gosong masih melepuh dan terlihat jelas lekung tubuhnya yang mulai menyusut dan kecil.

Para tetangga dan saudaranya rima sungguh tidak tega saat melihat pardi dengan kondisi yang seperti itu.

Terkadang beberapa menit setelah dirinya mengerang dengan mata yang
melotot, pardi kemudian mengetukkan giginya secara cepat. Rima yang menangis dan memperhatikan pardi terus menerus kemudian ingat sesuatu.

Dirinya ingat dengan gerakan aneh yang dilakukan pardi itu. Rima terkejut dan merinding dibuatnya.
Kemudian pardi tertawa, sontak hal itu membuat tetangga dan saudaranya yang sedang membaca tahlil terkejut dan serempak memandangi pardi yang terlentang tak berdaya itu.

"Hahahaha... Hahahaha... Kabeh iku onok walesane ! Kabeh iku sesuai perbuatane !" ucap pardi dengan tertawa
(Hahahhaa... Semua itu ada balasannya ! Semua itu sesuai perbuatannya !)

Rima dan istri pardi hanya pasrah melihat pardi bertingkah aneh seperti itu. Namun, salah satu warga mendekati istrinya dan berkata "yu, celukno pak mul wae, wedine pardi iki ngene perkoro kasrupan." jelas
Wanita itu. (Mbak, panggilkan pak mul saja, takutnya pardi begini ini karena keserupan.)

Istrinya hanya mendengus dan menangis lagi. Namun, rima percaya bahwa pardi memang sedang tidak beres dari awal.

Tubuhnya bukanlah dirinya. Rima kemudian pergi memanggil pak mul.
"Kulo nyuwun ngapunten pak mul kajenge ngriwuk. Pardi niki larene persis bocah kasrupan. Kulo badene nyuwun tulung." ucap rima tergesa.

(Saya minta maaf pak mul mau mengganggu. Pardi ini anaknya sama seperti bocah kesurupan. Saya ingin meminta tolong.)

Pak mul yang saat itu
Selesai sholat ashar langsung mengambil tasbih dan mengajak rima berjalan ke rumah pardi.

Mereka berdua berangkat jalan kaki.

Disana, kondisi pardi mulai aneh lagi. Dia terlihat duduk dan menatap kearah pintu.

Dari luar pintu, tibalah rima dan pak mul disana. Pak mul ...
Menatap lurus wajah pardi dan berkata "Astagfirllahaladzim.." dengan mengelus dada.

Pak mul berjalan pelan mendekati pardi dan duduk dibawah tempat tidur pardi.

Pak mul melihati pardi dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sangat tidak ladzim sekali karena sekujur tubuhnya..
Seperti kulit mumi. Pak mul membaca doa dan meminta air satu gelas kecil kepada istrinya.

Kemudian pak mul bertanya kepada pardi.
"Par, le ? Eruh bapak orah ?"
(Par, Nak ? Tahu bapak tidak ?)

Pardi tetap dengan tatapan tajamnya keluar dan tidak berkata apapun.
Kemudian dengan pelan pardi menoleh kearah pak mul yang berada dibawahnya. Pardi masih dengan kondisi wajah yang sama dan dia menggelengkan kepala pelan-pelan.

Pak mul yang menunggu respon pardi terkejut saat pardi tiba-tiba menatapnya dan menggelengkan kepala.
"Sinten asmane ?" tanya pak mul
(Siapa namanya ?)

Pardi menatap kearah pintu lagi kemudian berkata "Man...man..to"
Seluruh tamu terkejut.

Mereka semua curiga apakah jangan-jangan manto yang sedang masuk kedalam tubuh pardi adalah korban kecelakaan truk tempo hari ?!

...
Pak mul menghela nafas panjang dan menatap pardi kembali.

"Wonten alasan nopo kok melbu teng njero ragane bocah niki ? Nopo gadah salah ? Nopo utang ?" ucap pak mul.

(Ada alasan apa kok masuk ke dalam raganya anak ini ? Apa ada salah ? Apa hutang ?)

Pardi kemudian mengangkat
Tangannya.

Pak mul tidak mengerti akan isyarat yang diberikan oleh pardi. Dirinya hanya melihat kepada orang-orang yang berada disana. Siapa tahu ada yang mengerti maksudnya.

Tak terkecuali jainal yang juga ditengok oleh pak mul sedang berada dipojok ruangan tersebut.
Namun, tidak dengan rima. Rima ingat bahwa dirinya dan inul saat itu menemukan potongan jari yang dia temukan dipinggir jalan.

Mungkin, itu yang dimaksudnya. Manto mencari bagian tubuhnya yang hilang.

"Nopo driji seng digolek i ?" saut rima diantara keheningan mereka.
(Apa jari tangan yang dicari)

Pardi secara pelan menoleh kehadapan rima dan menganggukan kepala.

Ternyata benar, tangan itu yang dicari oleh manto. Beberapa warga yang berada disana diaturi (diutus) untuk menjemput ibu manto agar bisa berbicara dengan anaknya.

...
Waktu berlalu, suasana masih sama seperti sebelumnya hingga ibu manto berserta adiknya datang.

"Lee, nakk. Manto.. Duh ya Allah le kok ngene awakmu nak. Ojo ngriwuk i uwong lee, ibuk wes ikhlas nak." tutur ibunya yang berjalan sempoyongan mendekati pardi.
(Anakku. Manto..
Ya Allah nak kok bengini nak kamu. Jangan mengganggu orang nak, ibu sudah ikhlas.)

Pak mul berjalan menghampiri ibu manto dan menuntunnya untuk duduk didekat pardi.

Entah, memang perasaan anak kepada orang tua bisa mengalahkan semua walaupun beda dunia. Mungkin hanya raga yg
Terpisah namun tidak dengan doa murni mereka.

Wajah pardi yang awalnya seperti mumi dan tak mungkin diselamatkan lagi akhirnya tiba-tiba pelan-pelan kembali seperti semula.

Wajah pardi menoleh kearah ibu manto dan perlahan dirinya meneteskan air mata.

Disaat itu lah, pardi
Mengucapkan kalimat yang membuat ibu manto juga menangis. "Bu, aku anakmu. Manto. Sepurane slama iki gaiso nyenengno ibu. Aku pamit balek disek yo buk." ucap pardi dengan tatapan sendu.

(Bu, aku anakmu. Manto. Maaf selama ini tidak bisa membahagiakanmu ibu. Aku pamit kembali dl)
Pardi kemudian siuman. Kulitnya dan tubuhnya kembali ke bentuk semula. Matanya yang agak buram kemudian cerah kembali.

Semua orang tidak percaya dengan apa yang terjadi. Pardi yang sudah kembali sadar heran dengan sosok yang berada didepannya.
"Loh, lapo aku ? Kok rame uwong nok kene. Njenengan sinten..?" tanya pardi kebingungan melihat rumahnya ramai orang.
(Loh, kenapa aku ? Kok ramai orang disini. Kamu siapa ?)

Ibu manto tersenyum "Yowes, gausah bingung. Pokok awakmu sehat selamet." (Yasudah, tdk perlu bingung..
..yang terpenting kamu sehat selamat.)

Kejadian itu berlalu, rima dan istri pardi bahagia dengan keadaan pardi yang mulai baik kembali.

Warga saat itu juga sudah mulai sedikit tenang. Bu dirjo dan pak dirjo juga sudah mulai tenang karena teror pocong tersebut sudah tidak ada
lagi.

Pagi itu, pardi kembali bekerja dengan sepedanya. Berjualan sayur keliling desa.

Istrinya juga sudah membantunya menata sayuran ditempat kayu yang berada diatas sepedanya.

"Aku budal dek." ucap pardi yang tangannya dicium oleh istrinya
(Aku berangkat dik)
Pardi dengan perasaan gembira mengayun sepedanya dan mensyukuri yang telah terjadi.

Andai hal kemaren tidak terjadi, maka dirinya tidak akan pernah mengerti arti hidup yang sesungguhnya.

Tak terasa dirinya mengayuh sepeda sudah jauh, kemudian terdengar suara ibu-ibu berteriak
"Par, sayurr....!!!" ucap ibu-ibu tersebut.

Namun, pardi tidak menyadari bahwa dirinya mengayuh sepeda diseberang jalan. Pardi mengayuh cepat sepedanya berbelok untuk mendekati ibu-ibu tersebut.

Namun na'as benturan keras kemudian terjadi "Braaaakkk Krakkkkk"

Sebuah suara yang
Membuat semua ibu-ibu yang memanggilnya tadi menjerit dan ada yang pingsan.

Pardi bersimbah darah, tubuhnya tak berdaya hingga tatapannya berakhir dalam gambaran yang dia lihat sebelum menghembuskan nafasnya.

Sebuah ban besar mengahmpiri wajahnya dan hilang selamanya.
Terimakasih, terus dukung karya-karya tulisanku agar selalu mempersembahkan sebuah tulisan yang baik dan beragam.

Tanpa kalian, pembaca setia tulisanku. Tidak lengkap rasanya jk dukungan kalian tidak ada.

Selesai.
Wassakamualaikum wr wb.

Dilarang up cerita tanpa ijin dahulu.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with CERITA SISKA

CERITA SISKA Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @siskanoviw

Apr 16
CERITA HOROR
TUMBAL PENAMBANG PASIR

BASED ON TRUE STORY

A THREAD

@bacahorror #bacahoror #horor #threadhorror #tumbal

*** Image
Selamat sore dan salam sejahtera utk kalian semua. Semoga yg sedang menjalankan ibadah puasa masih tetep diberi kesehatan ya oleh Allah SWT.

Cerita ini bakalan aku up hari Minggu, besok ya. Hehe, mau up skrng lagi belum sempet. Ditunggu, tweet bakalan lanjut besok, habis magrib.
Cerita ini diangkat dari kisah nyata. Sebuah keluarga penambang di daerah jawa timur yang selalu melakukan ritual khusus untuk mengawali mengambil pasir.

Sesuai janji akan diteruskan hari ini maka cerita ini berawal sebagai berikut :
Read 59 tweets
Apr 15
CERITA HOROR
WISMA TUMAPEL MALANG
Based On True Story

A THREAD

@bacahorror #bacahoror #horor #malanghoror #horror #threadhorror #Threads #Thread #wismatumapel

*** Image
Selamat malam dan selamat menunaikan ibadah puasa. Alhamdulillah, sudah lama sekali yaa yang menanti tulisanku.

Maaf yaa, biasaa manusia sok sibuk sepertiku ini masih banyak tingkah kemaren lusa jadi aktifitas tulis menulis jadi berhenti sejenak.

Oke, kali ini sambil menunggu..
Cerita jin muslim dan mbak sri di up ceritanya minggu depan. Kali ini aku mau cerita soal sebuah tempat yang sudah terkenal keangkerannya di Malang.

Apa itu ? Yak, benar sekali sesuai dengan judul yaitu WISMA TUMAPEL.

Bagi kalian yang bukan orang Malang kalau ingin kesini...
Read 35 tweets
Feb 22
Cerita Pendek Horor
Based on true story

Tentang keganasan sebuah santet yang dinamakan santet brojo yang menghantam satu keluarga.

#bacahorror
#bacahoror @bacahorror #threadhorror #Thread

*** Image
Dalam satu rumah itu ada 5 orang yaitu kholil (bapak), yuli (ibu), rohma (anak pertama), ganjar (kedua) dan saleh (terakhir).

Mereka adalah salah satu keluarga yang pernah mengalami kejadian tragis. Dimana mereka itu terkena santet.
Aku tahu ya, karena memang saat itu aku menyaksikan langsung sakit yang mereka idap saat itu aneh-aneh.

Hingga, moment ketika si rohma kerasukan sebuah jin yang memang diutus untuk mengirim santet tersebut.

Baru diketahuilah bahwa santet tersebut bernama santet brojo.
Read 55 tweets
Nov 24, 2021
RUMAH BELANDA
Based On True Story

Penulis : @siskanoviw
Upload : 24 Nov 21

Dilarang mengambil cerita tanpa ijin terlebih dahulu.

@bacahorror @IDN_Horor @ceritaht @P_C_HORROR #bacahoror #horor #threadhorror #GenshinImpact #GRAMMYs #UribeAcorralado #cryptoban Image
Pada tahun 2019, beredar cerita menakutkan disalah satu rumah daerah Kepanjen.

Rumah ini adalah bekas peninggalan belanda. Bentuk bangunannya masih utuh dari dahulu sampai sekarang.
Tetapi siapa sangka, rumah yang memiliki bentuk bangunan yang indah dan sangat membuat hati tersentuh oleh suasana tempo dulu ini menyimpan cerita yang sangat kelam.

Seakan-akan siapapun yang melihatnya ditarik oleh energi entah dari mana dan mengisyaratkan untuk masuk.
Read 81 tweets
Jun 14, 2021
PATOK SEWU
Based on True Story
Kejadian yang terjadi pada tahun 1999.

Penulis @siskanoviw
Upload : Senin, 14 Mei 2021

@bacahorror @IDN_Horor
#bacahorror #bacahoror #bacathreadhoror Image
Hiduplah sebuah keluarga yang mana sangat kaya raya dan begelimang harta.

Keluarga tersebut dikepalai oleh seorang lelaki yang sangat angkuh dan juga sombong.

Pak broto, beliau adalah orang terpandang didesanya.
Pak broto memiliki sawah dan kebun yang sangat banyak. Bahkan hampir sebagian tanah didesanya itu miliknya.

“Pak, ini kopinya. Tadi ada pak lamin kesini.” Ucap istrinya yu ngatinah.

Ngatinah istri broto juga memiliki sikap yang angkuh dan sombong.
Read 35 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(