Ini perlu diluruskan. Tiap saya mengkritisi kebijakan pemerintah, pasti ada yang ujungnya menganggap sebagai kelompok pembenci pemerintah.
Udah kenyang dijuluki HTI, kadrun, kader partai sapi, salafy merah jambu...
...(kenapa ga sekalian Salafy hello kitty ya? Kan garis lucu), bahkan pernah dibilang khawarij, you name it.
***
Segala kekeliruan ya harus terus didengungkan agar kita tidak permisif dengan nilai-nilai keburukan.
Imbas terbaiknya di tengah masyarakat adalah seseorang masih punya rasa malu ketika salah, tak peduli seberapa besar powernya.
Karena image yang dibangun di masyarakat tentang nilai-nilai kebenaran masih baik. Begitulah cara bekerja alam bawah sadar secara komunitas.
Rasa malu itu bagian dari iman.
Di India, mentrinya berame-rame mundur jabatan karena tidak sanggup.
Begitu juga di UK, menkes mundur karena malu memberi teladan yang buruk, hanya karena kepergok berciuman dan melanggar protkes.
Nilai kebenaran di masyarakat itu bisa bergeser hanya ketika sesuatu dianggap lumrah jadi biasa.
Misal di LN, jika anda pertama kali menjejakkan kaki anda akan merasa risih melihat kemaksiatan bertebaran di pinggir jalan.
Lama-lama jadi biasa. Inilah pentingnya kita harus mendoktrin alam bawah sadar untuk terus menekankan mana yang benar dan mana yang tidak.
Menyerukan kebenaran dan mengingkari kekeliruan.
Jadi mengkritisi pemerintah itu bukan sekedar ingin ditujukan ke pemerintah. Tapi, menanamkan mana yg benar dan yang tidak di tengah masyarakat yg seringnya disuguhi teladan yg tidak benar dari pemimpinnya.
Namun, kepada pemerintah sekalipun kita mengkritisi kebijakan yg tidak benar, kita tetap mendoakan kebaikan dan ada perbaikan ke depannya.
Karena perbaikan dari pemerintah akan dinikmati rakyatnya. Bukan sekedar menghujat yg tidak ada faedahnya, melampiaskan emosi semata.
Contohnya ya yg di SS atas, bukti bahwa suara rakyat itu gak sia-sia.
Bukti bahwa mengkritisi pemerintah itu gak selalunya salah, adakalanya ada maslahatnya, selama tidak melanggar UU dan tidak ada niatan memberontak.
Jadi jangan pesimis, karena Allah ta'ala sesuai persangkaan hamba-Nya.
Tak peduli seberapa kacau penanganan pandemi di negara kita, kita harus tetap sabar dan berharap.
Sesungguhnya niat baik itu tetap dihitung pahala sekalipun tidak terlaksana, jadi perbanyaklah memiliki niat baik dan lurus sesuai apa yg disyariatkan agama.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Belajar dari Sejarah: Pandemi itu Real, Bukan Konspirasi & Vaksinasi Berhasil Mengatasinya
____
Ini postingan lama yg saya upload lagi, berhubung maraknya berita konspirasi seolah pandemi ini tidak real & banyak yang menolak program vaksinasi, termasuk tokoh masy berpengaruh
Seperti seorang tokoh agama yg baru2 ini nyatakan bahwa Indonesia akan dibantai tidak lewat perang tapi lewat vaksin
Lebih sedih lagi ketika sesetokoh seperti mantan Menkes, Bu SFS berdialog dengan Bu TT, menyatakan tidak ada vaksinasi yg berhasil sepanjang sejarah...
...dan vaksin tidak diperlukan di masa sekarang selama virusnya masih mutasi. Katanya pandemi di masa lalu terhenti karena virusnya berhenti bermutasi baru vaksin bisa berhasil.
Ivermectin, antara Obat yg Belum Terbukti dan Mencari Keuntungan di Tengah Pandemi
_____
Indonesia Corruption Watch (ICW) mengungkap jejaring bisnis dan politik PT Harsen Laboratories, perusahaan yang memproduksi ivermectin.
Penemuan penting dari penelusuran ini yakni kaitan antara PT Harsen Laboratories dengan politikus PDI Perjuangan (Ribka Tjiptaning) & Kepala Staf Kepresidenan (Moeldoko).
Gambarannya adalah ada sebuah perusahaan mencoba mencari keuntungan dengan menjalin relasi dengan berbagai pihak, di antaranya adalah politisi & pejabat publik.
Amankah Kebijakan Makan di Tempat Makan di Masa Wabah Lagi Naik?
-- Utas
Sangat disayangkan kebijakan ini yang diambil hanya dari acuan penurunan kasus yang bias.
Apakah waktu 30 menit bisa mengurangi penularan? Tidak ada bukti ilmiahnya.
Selama ini virus menular tidak memandang waktu, tapi lebih ke jarak & sirkulasi udara.
Lagipula siapa yang akan menentukan waktunya?
Ga mungkin ada petugas yg akan mencatat waktu masing-masing pengunjung lalu mengusirnya.
CDC bahkan sudah mengeluarkan studi tentang efek pembolehan makan di tempat umum yg akan menaikkan kasus & kematian dalam rentang 40-100 hari setelah aturan diberlakukan:
Bu Lois: Covid-19 tidak ada, yg meninggal di RS karena asidosis laktat akibat interaksi antar obat?
- Utas
Banyak pembela Bu Lois yg menganggap tidak ada yang mampu membantah secara ilmiah Bu Lois, tapi malah menyerang personalnya.
Gak tanggung-tanggung, pengikutnya sampai mensejajarkan dengan Nabi yg dulu sering dianggap gila oleh musuhnya.
Padahal Bu Lois yg suka nyerang personal, bodoh-bodohin orang.
Begini ya, tidak ada tanggapan secara ilmiah, justru karena pernyataan beliau itu jauhhhh dari ilmiah. Sehingga debunk cukup dengan pikiran jernih tanpa referensi ilmiah pun bisa.
Tapi kalau mau bantah pakai referensi ilmiah, ya jelas jauh lebih bisa lagi.