Kisah Masa Kecil Gus Dur
A thread

Hari ini adalah hari ulang tahun Gus Dur versi 4 Agustus. Lho, emang ada versi lainnya? Ada! 7 September. Jadi yang benar mana? Tidak tahu. Karena baik 4 Agustus atau 7 September hanyalah versi yang diungkap. Begini…
#HarlahGusdur #KangenGusdur
Kisah ini diungkapkan putri bungsunya, @inayawahid. Saat akan menuliskan tanggal lahir #Gusdur 7 September 1940 di batu nisan, Aisyah Hamid, adik kandung Gus Dur, membantah. “Eh, ya enggak mungkin lah bapak-mu lahir September 1940. Wong aku aja lahirnya 6 Juni 1940 kok.”
Jika membaca biografi #Gusdur yang ditulis Greg Barton, beberapa minggu setelah #Gusdur lahir, Ibu Nyai Solichah sudah mengandung Aisyah. Artinya, Gus Dur kemungkinan lahir pada tahun 1938 atau 1939. Misteri ini belum bisa dipecahkan hingga hari ini.
Karenanya, Mbak Inayah membuat sayembara, mengundang siapapun untuk menemukan tanggal yang asli. Ia akan memberikan hadiah spesial.

Sementara selama hidup Gus Dur menggunakan tanggal 4 Agustus 1940 untuk keperluan dokumennya.
Tanggal tersebut berawal dari kesalahpahaman antara Nyai Solichah dan petugas pencatatan. Saat ditanya tanggal berapa, Nyai Solichah menjawab tgl 4 bulan 8. Namun yang dimaksud 4 Sya'ban (kalender hijriyah). Namun petugas mencatatnya 4 Agustus (kalender masehi).
Ya sudah, kita pakai saja dua-duanya untuk mengenang sang guru bangsa. Lagi pula tanggal tersebut juga masih belum tentu kan? Nyatanya Kak Inayah masih memberlakukan sayembara hehe. Nah, kali ini Gusmin akan bercerita bagaimana kehidupan masa kecil Gus Dur.
Gus Dur lahir di Denanyar, sebuah kampung di dekat kota Jombang. Ia lahir dari keluarga pesantren yang sangat dihormati. Kakeknya, KH. Hasyim Asy’ari merupakan salah satu pendiri Nahdlatul Ulama.
Ayahnya adalah pemuda cerdas yang aktif di gerakan. Sementara ibunya adalah perempuan yang penuh kasih sayang.

Gus Dur lahir setahun setelah pernikahan Wahid Hasyim dan Solichah.
Ia diberi nama Abdurrahman Ad-Dakhil atau sang penakluk, merujuk pada nama seorang pahlawan dinasti Bani Umayyah yang berhasil membawa Islam hingga Spanyol. Sementara nama Wahid disematkan sesuai tradisi nama dalam Islam yang mencantumkan nama bapaknya.
Penjajahan pun beralih dari Belanda ke Jepang. Meski sangat kejam, penjajah Jepang mengakomodir beberapa kepentingan masyarakat Indonesia. Salah satunya ialah membentuk Shumubu atau Kantor Urusan Agama.

nu.or.id/post/read/1038…
Mereka kemudian menunjuk KH. Hasyim Asy’ari sebagai ketuanya. Sosoknya yang sangat dihormati di jaringan pesantren jadi alasannya.

KH. Hasyim Asy’ari menerima tawaran itu dengan syarat bahwa putranya, KH. Wahid Hasyim menjadi wakilnya.
Ia beralasan bahwa dirinya dibutuhkan di Jombang. Sementara kebutuhan Jakarta akan diurus oleh putranya. Jepang pun menyetujui. Akhirnya KH. Wahid Hasyim pergi ke Jakarta dengan anak sulungnya, Abdurrahman Wahid.
Mereka tinggal di Menteng, kawasan para pebisnis dan politikus di masa itu. Menteng merupakan pusat kegiatan. Mereka kerap bertemu tokoh nasional di sana, salah satunya adalah Bung Hatta yang dijumpai di Masjid Matraman.
Aktifnya Wahid Hasyim di pemerintahan membuat tamunya sangat banyak, termasuk yang asing di mata Gus Dur.

Suatu malam ada seseorang bertamu. Gus Dur membukakan pintu. Dilihatnya seseorang mengenakan pakaian petani memperkenalkan diri sebagai paman Husein.
Tamu tersebut bisa mengobrol berjam-jam bersama ayahnya. Setelah dewasa Gus Dur diberitahu bahwa Paman Husein itu adalah Tan Malaka, pemimpin komunis terkenal.
Hal itu menandakan keluasan pergaulan seorang Wahid Hasyim. Ia yang merupakan tokoh muslim bisa menjalin hubungan dengan banyak kalangan termasuk tokoh-tokoh nasionalis dan komunis.
Di akhir era penjajahan Jepang, Wahid Hasyim turut membidangi lahirnya falsafah Pancasila dan UUD 1945. Ia masuk dalam tim delapan dan tim sembilan yang dibentuk untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Setelah proklamasi dibacakan, keadaan negara mengalami banyak pergolakan. Wahid Hasyim dan Gus Dur kembali ke Jombang. Namun Wahid Hasyim sering bersembunyi dan menjadi penasehat pemimpin revolusi Jenderal Sudirman.
Karenanya, Ibu Nyai Solichah berjualan kue dan permen untuk memperoleh penghasilan.

Setelah Belanda menandatangani perjanjian perdamaian, KH. Wahid Hasyim kembali dari persembunyiannya. Ia berkumpul bersama keluarga.
Namun karena terlibat dalam pemerintahan mereka harus tinggal di Jakarta. KH. Wahid Hasyim didaulat sebagai Menteri Agama pertama. Ia membawa serta keluarganya ke sana.
Di masa itu Gus Dur tumbuh menjadi anak yang bebas dan sulit diatur. Ia pernah mengalami patah tulang dua kali akibat hobinya memanjat pohon. Karena cederanya, ia bahkan terancam kehilangan tangan. Untungnya, dokter yang menangani bisa merawat Gus Dur dengan baik.
Pergaulan KH. Wahid Hasyim yang begitu luas memengaruhi masa tumbuh Gus Dur. Hobi musik klasik Gus Dur diperkenalkan oleh salah satu teman karib Wahid Hasyim bernama Williem Iskandar Bueller. Darinya Gus Dur mengenal dan menggandrungi musik klasik khususnya Beethoven.
Karena anak pejabat, Gus Dur awalnya disekolahkan di SD KRIS, sekolah dasar elit di Jakarta. Namun Gus Dur meminta pindah dan sekolah di SD Matraman Perwari yang tak jauh dari lokasi tempat tinggalnya.
Gus Dur semakin sering menemani ayahnya ketika sang ayah tidak lagi menjabat sebagai menteri. Ia kerap diajak di pertemuan-pertemuan. Dari situlah ia melihat diri Wahid Hasyim yang sederhana dan gampangan.
Termasuk saat menanggapi kekecewaan pendukungnya akibat Wahid tidak lagi menjadi menteri. “Saya masih bisa duduk di rumah saya. Ada beberapa kursi dan sebuah dipan panjang yang nyaman. Saya tinggal memilih,” ujar Wahid Hasyim.
Setelah tidak aktif di kabinet, Wahid Hasyim sangat aktif merawat Nahdlatul Ulama.

Pada tahun 1953 saat akan menghadiri acara NU Sumedang sebuah peristiwa nahas terjadi. Mobil yang ditumpangi Gus Dur dan ayahnya mengalami kecelakaan.
Mobil tersebut bertabrakan dengan truk dari lain arah. KH. Wahid Hasyim dan Argo Sutjipto, sahabatnya, mengalami cedera berat.

Saat itu pukul 1 siang. Ambulans dari Bandung baru tiba pukul 4 sore. Selama 3 jam Gus Dur duduk di pinggir jalan menemani ayahnya yang terluka.
Selama perjalanan ke rumah sakit Gus Dur tidak bisa tidur. Ia terus menjaga ayahnya. Sementara ibunya sampai di Bandung pada malam hari. Keesokan harinya, Wahid Hasyim dan Argo meninggal dunia. Wahid Hasyim wafat di usia 38 tahun di saat Gus Dur berusia 12 tahun.
Peristiwa ini sangat mengguncang diri seorang Gus Dur. Sebagai anak sulung Gus Dur memiliki tanggung jawab untuk membantu ibunya, Nyai Solichah pada saat itu berusia 29 tahun. Di satu sisi usianya masih sangat belia. Ia bahkan belum lulus sekolah dasar.
Status sebagai istri Wahid Hasyim tentu membuat kondisi Nyai Solichah tak mungkin terabaikan. Namun hal itu tentu tidak berarti tanpa usaha dan kerja keras. Setelah ditinggal wafat suaminya, kendali keluarga otomatis dipegang olehnya. Ia pun mulai merintis usaha menjual beras.
Nyai Solichah juga sangat aktif di gerakan NU. Ia membesarkan anak-anaknya dengan membuka bermacam akses informasi. Anak-anaknya diajak untuk berbaur dengan para tamu dan membaca surat kabar serta buku-buku. Kerja keras ibunya menumbuhkan rasa hormat yg sangat tinggi bagi Gus Dur
Karenanya, ia tidak pernah menentang ibunya, setidaknya di depannya. Sementara Nyai Solichah menyadari bahwa anak sulungnya adalah harapan keluarga. Sebab ia adalah putra sulung dari putra sulungnya KH. Hasyim Asy’ari, pendiri NU. Banyak harapan yang disematkan ke putranya.
Bagi Nyai Solichah, Gus Dur harus meneruskan kerja ayahnya dan memenuhi garis nasib sebagai anak sulung. Mau tidak mau Gus Dur harus menjadi “Wahid Hasyim” dan menjalani kehidupan selayaknya putra seorang kiai: nyantri dan meneruskan pendidikan di Timur Tengah.
Setelah tamat SD, Gus Dur kemudian memulai petualangan hidupnya sebagai remaja. Ia memulai perjalanannya dengan bersekolah di Yogyakarta. Di sinilah dunia intelektualisme dan seni budaya Gus Dur mulai terbentuk. Gus Dur pun tumbuh menjadi remaja yang penuh wawasan luas...

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Jaringan GUSDURian

Jaringan GUSDURian Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @GUSDURians

30 Jul
Sedih setiap mendengar kabar seperti ini. Di negeri yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika, untuk beristirahat terakhir kalinya pun dipersulit.

Sudah hampir 76 th kita merdeka. Namun keadilan dan kesetaraan masih terus menjadi catatan dari waktu ke waktu.

#IndonesiaRumahBersama ImageImage
Kronologi. Pak Totok, jemaat Katolik ST Yosef Mojokerto wafat pada tgl 8 Juli 2021 di RS Gatoel Mojokerto. Ia ditolak untuk dimakamkan di pemahaman Sooko Indah karena disebut khusus muslim. Keluarga kemudian memakamkan di Blitar.
Mendengar kabar itu, Gusdurian Mojokerto membuat surat terbuka untuk Bupati dan wakilnya di media sosial Facebook. Aksi itu memantik perhatian media lokal dan nasional. Berita tentang hal itu pun muncul di banyak media.
Read 10 tweets
30 Jun
Warga DIY, Maafkan Kami...

Kepada masyarakat DIY kami para relawan memohon maaf karena sudah di titik batas kemampuan untuk terlibat menangani kondisi darurat di lapangan. Kami tidak mampu melangkah lebih jauh untuk mengambil kebijakan afirmatif dan progresif yg diperlukan.
Di atas adalah foto-foto para relawan di lokasi pemakaman. Setiap hari jumlahnya semakin banyak dan di luar batas kemampuan kami. Sementara foto berikut adalah daftar nama-nama pasien yang diantarjemput. Satu papan tulis bahkan sudah tidak cukup. Ini daftar kasus baru.
Para relawan sudah semaksimal mungkin menyerahkan waktu dan tenaganya untuk membantu. Banyak di antara mereka tak lagi bisa dekat dengan keluarga karena keadaan. Setiap pulang mereka hanya sempat berganti pakaian. Tak berani memeluk anak dan pasangan karena kehati-hatian.
Read 9 tweets
30 Jun
Pernyataan Sikap Gerakan dan Lembaga Kemanusiaan di DIY

(Ketika Gerakan Masyarakat Mencapai Batas Kemampuan dalam Penanggulangan COVID-19 di DIY)

Oleh: Forum PRB, MCCC, NU, Jaringan GUSDURian, SONJO
Gelombang kedua COVID-19 kali ini jauh lebih dahsyat daripada puncak gelombang pertama di bulan Desember 2020 – Februari 2021. Angka penularan harian meningkat drastis, demikian pula dengan kematian akibat COVID-19.
Sejak hari ketiga ledakan pasien COVID-19 terjadi di India, kami gerakan masyarakat di DIY, telah aktif memantau perkembangan di India, mengantisipasi dan menyiapkan datangnya ledakan pasien COVID-19 di DIY.
Read 4 tweets
30 Jan
APAKAH ISLAM BERTENTANGAN DENGAN BUDAYA?
A Thread

#PribumisasiIslam
KH. Abdurrahman Wahid

Agama (Islam) dan budaya mempunyai independensi masing-masing, tetapi keduanya mempunyai wilayah tumpang tindih. Bisa dibandingkan dengan independensi antara filsafat dan ilmu pengetahuan.
Orang tidak bisa berfilsafat tanpa ilmu pengetahuan, tetapi tidak bisa dikatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah filsafat.
Di antara keduanya terjadi tumpang tindih dan sekaligus perbedaan-perbedaan

Agama (Islam) bersumberkan wahyu dan memiliki norma-normanya sendiri. Karena bersifat normatif, maka ia cenderung menjadi permanen.
Read 16 tweets
1 Dec 20
Selamat Desember gaes.
Di bulan ini ada satu peristiwa yg selalu diingat oleh jutaan manusia, yaitu wafatnya KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Sejak saat itu banyak yg #KangenGusdur lalu membangun jejaringan bernama Jaringan GUSDURian.

Kami menyebut Desember sebagai #BulanGusdur.
Jaringan GUSDURian diinisiasi oleh para sahabat, murid, dan pengagum Gus Dur sebagai arena sinergi dan berkumpul serta bergerak di berbagai ruang sosial non-politik praktis. Siapa saja bisa bergabung. Caranya? Tinggal bergabung. Ndak perlu repot isi formulir.
Mbak @AlissaWahid didaulat sebagai koordinator. Membersamai masyarakat sipil akar rumput untuk mewujudkan cita-cita kemandirian bangsa yang diperjuangkan Gus Dur sepanjang hidupnya.
Read 6 tweets
18 Nov 20
#TidakAtasNamaSaya
Kami Ikut Islam Ramah Ala Rasulullah, Bukan Islam Marah Ala Khawarij yang Penuh Kebencian
(A thread)

Di sepanjang sejarah ada banyak sekte Islam yang memahami ajaran agama secara beragam. Salah satu sekte terburuk yg pernah ada adalah khawarij. Siapa mereka?
Gusmin kutip dari @nu_online tentang khawarij tersebut. Agar kita mengenal dan bisa berhati2 pada ciri-ciri dan ajarannya yang masih ada hingga kini,

Khawarij adalah salah satu sekte yang memberi banyak pengaruh terhadap gerakan ekstremisme dalam tubuh Islam.
Keberadaan mereka sempat mengubah potret ajaran Islam yang rahmatan lil alamin menjadi wajah yang intoleran dan penuh kebencian terhadap sesama Muslim.

Pengetahuan tentang sejarah kaum Khawarij adalah hal penting untuk membaca beberapa kasus di masa modern yang mempunyai
Read 24 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(