Logos ID Profile picture
14 Aug, 22 tweets, 4 min read
Pernah ngga sih kalian nemuin netizen yang pede ngoceh fafifu wasweswos tapi argumennya nggak sesuai data? Apalagi, di masa pandemi ini, munculnya orang-orang yang inkompeten tapi berlagak ahli cukup meresahkan. Nah fenomena ini dikenal dengan "Dunning-Kruger Effect".

A Thread!
Dunning-Kruger Effect adalah suatu kondisi bias kognitif. Dalam kondisi ini, seseorang keliru menilai kemampuannya sendiri sehingga merasa dirinya lebih kompeten daripada orang lain.
Teori Dunning-Kruger Effect pertama kali dicetuskan oleh David Dunning dan Justin Kruger, dua orang profesor psikologi sosial dari Cornell University pada tahun 1999. Berkat temuan teorinya, Dunning dan Kruger dianugerahi penghargaan nobel pada tahun 2000.
Dunning dan Kruger tertarik meneliti fenomena ini karena terinspirasi kasus perampokan bank yang dilakukan McArthur Wheeler tahun 1995.
Yang unik dalam aksi perampokannya, Wheeler mengoleskan perasan air jeruk lemon yang ia yakini akan membuat wajahnya tak terlihat oleh kamera CCTV. Sama seperti menulis dengan tinta perasan air jeruk lemon, maka tulisannya akan tidak terlihat.
Kasus perampokan yang tampak konyol tersebut menggugah keingintahuan Dunning dan Kruger untuk melakukan riset lebih lanjut.
Setelah melalui proses riset, Dunning dan Kruger menyimpulkan bahwa orang yang tidak memiliki pengetahuan atau kemampuan justru cenderung memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi dan cenderung berlebihan menilai keahlian yang ia miliki.
Dalam salah satu makalahnya, David Dunning menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan seseorang terjebak dalam perangkap Dunning-Kruger Effect sebagai berikut:
Pertama, ketidakmampuan mengenali kelemahan dan kesalahan diri sendiri. Dunning menyebutnya sebagai "Double Burden" atau “Beban Ganda”.
Maksudnya selain menyebabkan kinerja buruk dalam bidang yang mereka tidak kompeten, kurangnya pengetahuan juga membuat mereka tidak dapat mengenali inkompetensi mereka sendiri.
Kedua, kurangnya Metakognisi. Metakognisi adalah proses mengamati dan mengendalikan aktivitas kognitif yang berlangsung dalam diri kita sendiri.
Seseorang yang mengalami Dunning-Kruger Effect seringkali hanya mampu mengevaluasi diri berdasarkan perspektif mereka sendiri yang subjektif.

Dari perspektif yang terbatas ini lah mereka merasa sangat terampil, berpengetahuan, dan lebih unggul daripada orang lain.
Ketiga, kurangnya pengetahuan. Charles Darwin dalam The Descent of Man telah mewanti-wanti sedari dulu bahwa:

"ketidaktahuan lebih sering melahirkan kepercayaan daripada pengetahuan"
Kurangnya pengetahuan tentang suatu subjek dapat membuat orang, dengan keliru, percaya bahwa mereka telah tahu semuanya. Ini bisa bahaya dan berbuntut pada Dunning-Kruger Effect.
Nah terus, siapa saja sih yang rentan mengalami Dunning-Kruger Effect? Well, kenyataan pahitnya kita semua rentan terperangkap dalam Dunning-Kruger Effect, apalagi kini kita hidup di era yang dibanjiri dengan 'fake news' dan 'alternative facts' (bahasa kerennya: post-truth).
Ini karena mustahil bagi setiap orang untuk mampu kompeten di semua bidang. Misalkan, seorang musisi belum tentu terampil dalam permainan sepak bola, dan begitu juga sebaliknya.
Lalu apa yang bisa kita lakukan agar mampu menilai diri sendiri secara realistis dan, tentu saja, tidak jatuh dalam Dunning-Kruger Effect?
Pertama, terus belajar dan berlatih. Alih-alih berasumsi bahwa kita tahu semua yang perlu diketahui tentang subjek tersebut, terus pelajari subjek tersebut, gali lebih dalam lagi!

Semakin kita tahu, semakin kita paham betapa banyak yang masih harus dipelajari.
Kedua, Menerima atau, bahkan, meminta kritik dari orang lain. Meskipun terkadang pahit untuk diterima, feedback semacam ini dapat memberikan wawasan berharga tentang bagaimana pandangan orang lain
Nah, yang terakhir, kita perlu terus pertanyakan kompetensi & pengetahuan kita. Bahkan ketika kita sudah terus belajar dan mendapatkan feedback, masih ada kemungkinan bagi kita untuk fokus hanya pada hal-hal yang sesuai dengan preferensi kita (alias bias konfirmasi).
Jika kita terlalu cepat merasa sudah cukup, bisa jadi kita sedang dalam bias konfirmasi. Maka dari itu, untuk meminimalisirnya, kita perlu terus mempertanyakan pengetahuan dan kemampuan kita.

Sederhananya, terus gali informasi yang menantang pengetahuan kita!
Konten oleh @Bayusaputr_

Referensi:
1. Dunning, David. “The Dunning-Kruger Effect: On Being Ignorant of One’s Own Ignorance”. Advances in Experimental Social Psychology, Vol. 44
2. verywellmind.com/an-overview-of…

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Logos ID

Logos ID Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @logos_id

4 Jul
SEDANG BERLANGSUNG!

Kita sedang membahas Masalah Sistemik dan Struktural Pelecehan Seksual di Indonesia bareng @waltonkate dan @anindyavivi.

Yuk ikutin diskusinya di ! Image
Persoalan kekerasan gender belum selesai hingga hari ini. Hal itu terjadi karena ada kondisi tertentu yang membuat kekerasan gender mendapat celah.

#LogosWebinar
Satu masalah yang masih menjadi masalah adalah miskonsepsi soal seks dan gender. Seks adalah persoalan biologis; Gender adalah persoalan sosio-kultural.

#LogosWebinar
Read 14 tweets
30 May
Digelari dengan “Hujjatul Islam”, al-Ghazali menjadi “Bukti Islam” atau pembela Islam pada masanya. Ia memiliki kepiawaian dalam berargumen dengan lisan yang indah dan fasih.

Kali ini, Logos membahas perjalanan hidup dan beberapa pemikiran al-Ghazali.

A Thread!
Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali merupakan seorang ulama besar, mistikus, sufi, ahli hukum, filsuf dan pendidik. Ia mewariskan banyak ilmu yang berpengaruh pada budaya, sejarah agama, dan pendidikan di seluruh dunia.
Sama halnya dengan Konfusius dan Plato, al-Ghazali juga berkontribusi besar dalam bidang pendidikan. Ia telah menulis sebanyak sekian ratus buku, dimana 78 diantaranya masih ada hingga sekarang.
Read 20 tweets
29 May
SEDANG BERLANGSUNG! Kita lagi ngobrolin filsafat keraguannya Descartes bareng Pdt. Jadi, lulusan S2 Filsafat dari Vrije Universiteit Belanda.

Ikutin diskusinya di !
Descartes lahir pada 31 Maret 1596 di Haye, Perancis dalam keluarga Katolik.

Ayah Descartes adalah pengacara dan jarang ada di rumah.

#LogosWebinar
Descartes mempelajari banyak sekali bidang ilmu, yaitu hukum, matematik, teknik, dan fisika.

Ia juga memikirkan bagaimana matematika dan fisika memiliki metode yang sama.

#LogosWebinar
Read 21 tweets
28 May
Minggu lalu kita sempat dihebohkan konten Atta Halilintar yang dituding sebagai eksploitasi.

Nah, kali ini Logos membahas fonomena serupa dalam anime "Perfect Blue" yang terkait dengan eksploitasi perempuan dalam dunia hiburan dan konsep Male Gaze.

A Thread! Image
Pada 1997, sutradara Satoshi Kon berhasil mengguncangkan dunia dengan film anime Perfect Blue. Perfect Blue sendiri bergenre psychological-thriller yang menceritakan kehidupan salah seorang anggota idol pop yang memutuskan beralih karir ke dunia akting dan modelling.
Idol pop tersebut adalah Mima Kirigoe sekaligus tokoh utama dari anime ini. Ia merupakan leader dari idol grup Cham. Seusai penampilan terakhirnya ia menelepon ibunya mengabari kemantapan hatinya untuk beralih karir menjadi seorang aktris dan model.
Read 21 tweets
27 May
Kenapa sebuah negara butuh aparat keamanan? Buzzer? Atau UU ITE? Mari kita coba teroka dari teorinya Gramsci!

- a thread! ImageImage
ImageImage
ImageImage
Read 5 tweets
22 May
“Millenial suka banget ngeluh. Gak seperti generasi kita yang mau bekerja keras.”

Kalian pernah dikomplain orang yang lebih tua? Atau malah kalian hobi komplain tentang yang lebih muda? Ternyata fenomena ‘nyindir’ ini ada penjelasannya lho!

A Thread!
Untuk pembahasan kali ini, kata generasi akan merujuk kepada generasi sosial. Definisi paling mudahnya, generasi adalah kelompok individu yang hidup pada saat yang sama.

Terus gimana cara menentukan seseorang masuk ke generasi yang mana? Ada 3 kriterianya:
Pertama, mengalami kejadian bersejarah yang sama ketika sedang berada dalam rentang usia yang berdekatan. Kemudian, memiliki kesamaan pola perilaku dan kepercayaan. Dan, terakhir, Menyadari kesamaan pengalaman dan sifat tersebut, sehingga mempunyai rasa keterikatan.
Read 13 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(