Kalau La Nina mengakibatkan Indonesia sering hujan dan banjir, lalu apa yang terjadi kalau El Nino muncul? Ya ekstreme yang satu lagi: Kekeringan.
Berikut adalah gambaran siklus El Nino vs La Nina sejak tahun 1990 sampai sekarang.
Merah = El Nino
Biru = La Nina
Fenomena El Nino paling parah pernah terjadi pada tahun 1997-1998. Indonesia mengalami kekeringan panjang dan juga kebakaran hutan.
Bersamaan dengan itu terjadi gagal panen karena kekeringan. Akibatnya harga padi naik tajam dalam waktu singkat dan inflasi melonjak.
Padahal di saat yang sama perbankan Indonesia sedang dalam tekanan akibat mulai menjalarnya Krisis Moneter Asia. Gabungan dari dua fenomena terpisah ini yang kemudian menjadi tekanan politik dan di kemudian hari memaksa Suharto turun dari kekuasaannya.
Masa Pemerintahan SBY selama 10 tahun, boleh dikata tidak diganggu sama sekali oleh El Nino. Kalaupun ada, sifatnya jinak. Paling parah cuma tahun 2009. Itupun cuma tipis, antara 0,5-1,6.
SBY beruntung.
Bandingkan tahun 1997-1998 - yang angkanya antara 0,8-2,4.
Pasca SBY, fenomena El Nino muncul kembali di awal masa pemerintahan Jokowi di tahun 2015-2016. Dan fenomena El Nino saat itu berat sekali antara 0,5-2,6.
Kekeringan terparah sejak 1950. Lebih parah dibandingkan El Nino yang membantu melengserkan Suharto.
Selain kebakaran hutan dan asap, harga beras merayap naik di tahun 2015-2016. Menteri Pertanian saat itu ngotot nggak mau impor padi dan bilang stok beras cukup. Padahal tekor.
Beberapa menteri lalu siaga buat impor agar pasokan aman dan tidak memicu inflasi.
Filipina yang juga stok berasnya tipis, segera masuk pasar memborong beras Thailand dan Vietnam. Indonesia terlambat masuk pasar, tapi masih sempat dapat sisa pasokan. Sesudah Filipina dan Indonesia borong beras - pasar internasional langsung kering.
Tahun 2018 El Nino terulang lagi. Tapi Indonesia belajar dari peristiwa 2016, dan lebih dulu masuk pasar, walaupun Menteri Pertanian saat itu kembali keukeuh bilang stok beras cukup. Sudah dua kali salah fatal soal informasi.
Filipina telat masuk pasar dan inflasi naik tajam.
Jadi bisa dibayangkan kalau tahun 2018 Indonesia telat beli beras di pasar internasional untuk menjaga stok dan harga - maka lonjakan tajam inflasi seperti yang dialami Filipina akan terjadi di Indonesia.
Bandingkan inflasi Filipina dengan Indonesia pada periode sama.
Karena sudah dua kali salah fatal soal stok beras - maka perhitungan luas lahan sawah dan produksi padi diserahkan ke BPS. Data di Kementerian Pertanian dianggap tidak reliable, dan ini berbahaya bagi ekonomi, baik dalam perencanaan maupun eksekusi.
Data membusuk dari bawah.
Heran soal kualitas data di Kementerian? Saya sih nggak heran lagi.
Beberapa sahabat di twitter sudah memberitahu saya soal betapa buruknya kualitas data Kementerian Pertanian. Lewat jalur pribadi. Mulai dari data sawah sampai sapi.
Birokrat di Indonesia sering tidak serius soal data dan juga ada mentalitas ABS. Asal Bapak Senang. Tentu ini bukan cuma soal data pertanian, tapi juga yang lain.
Rangkaian twit saya semata menunjukkan bagaimana data cuaca bisa sangat berpengaruh pada gejolak politik.
SEKIAN.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Kasus Evergrande ini nggak ada yang bahas ya di Indonesia? Padahal ini bisa meledak kayak Lehman Brothers.
Evergrande ini adalah pemilik properti terbesar nomer dua di China. Sempat menjadi nomer satu beberapa tahun lalu. Evergrande anggota Fortune 500 Global.
Masalah ada di utang $100 Miliar yang terancam default. Ada yang jatuh tempo dalam waktu dekat ini. Dan nggak ada duit.
Pemerintah China sudah bilang nggak akan melakukan bailout. Tapi apa iya kalau sudah sebesar Evergrande dampaknya nggak akan menjalar ke sektor properti lain di China?
Dan ini jadi masalah karena banyak perusahaan properti di China adalah cash cow Pemerintah Daerah.
Di antara para ekonom Indonesia yang memperhatikan kenaikan harga beras waktu itu, muncul kelegaan karena harga beras bisa terkendali akibat stok yang cukup.
Indonesia beruntung karena bisa duluan borong beras di pasar internasional sehingga harga bisa stabil.
Hal seperti ini tidak mudah dikomunikasikan kepada masyarakat - karena ada pemahaman umum: "impor pasti buruk", "kita harus bisa swasembada pangan" dll.
Padahal swasembada bisa sangat mahal ongkos ekonominya kalau harga beras naik terlampau tajam. Yang jadi korban: daya beli.
"Bukankah harga beras yang tinggi menguntungkan petani?"
Kata siapa? Nilai Tukar Petani di Indonesia nggak pernah nyambung dengan harga beras di pasar. Mengapa? Karena rantainya sampai ke pasar sangat panjang. Dan tiap mata rantai punya marjin laba tersendiri.
CATATAN: harga beras rata-rata di sekitar 1998 naik lebih dari 2x lipat. Pak @boediono dalam bukunya pernah menulis hal ini.
Kenaikan harga beras ini mendorong kenaikan tajam inflasi karena bobot beras dalam konsumsi masyarakat saat itu mencapai hampir 1/4 belanja masyarakat.
Dalam video ada ilustrasi sederhana bahwa dengan asumsi jumlah anggota 700.000 orang dan masing-masing menempatkan iuran Rp. 10 ribu - maka akan tersedia aset bersama (mutual) yang dapat digunakan untuk menalangi bila ada yang sakit.
700.000 x Rp. 10 ribu = Rp. 7 Miliar.
Lalu ada disebutkan bahwa talangan maksimum Rp. 100 Juta. Ini disebut sebagai klaim maksimum dari aset bersama oleh satu anggota.
Jadi dari dana yang Rp. 7 Miliar - andai ada SATU orang mengambil klaim maksimum - maka dana tersisa menjadi Rp. 6,9 Miliar.
Penentu utama laik atau tidaknya pesawat adalah kondisi Airframe. Dan karena pesawat terbang biasanya dibuat dari bahan dengan kualitas tinggi - maka airframe dapat bertahan hingga puluhan tahun. (contoh Pembom B-52H)
Berlaku juga untuk pesawat sipil.
Bagian pesawat di luar Airframe (seluruh mesin, controlling dan avionics) selalu bisa diganti. Secara reguler juga dicek dan diganti. Jadi bisa terjadi suatu pesawat airframe-nya tua, tapi "jeroan"-nya baru.
Yang reguler diganti dalah mesin karena ada usia pakai.
Kalau begitu, mengapa pesawat penumpang sipil jaman DC-8, DC-9 dll., sekarang jarang sekali dioperasikan? Karena airframe-nya tidak bisa menyesuaikan diri dengan mesin jet generasi baru.
Apa istimewanya mesin jet generasi baru? Lebih panjang umur dan hemat bahan bakar!