Apa sih Berpikir Kritis (Critical Thinking) itu? Dan gimana cara ngelakuinnya?
Nah, flowchart berikut mencoba menjelaskan apa yang dimaksud dengan Berpikir Kritis dan gimana caranya Berpikir Kritis dengan menguraikan dan memetakan indikator, tujuan, input, proses, dan outputnya.
First of all, apa sih definisi dari Berpikir Kritis itu?
Well, Berpikir Kritis dapat didefinisikan sebagai cara berpikir dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi.
Kata kuncinya: identifikasi, analisis, evaluasi.
Jadi, indikator yang mendeskripsikan kemampuan Berpikir Kritis itu dapat diuraikan ke dalam 3 kategori, yaitu (1) Mampu mengidentifikasi suatu argumen. (2) Mampu menganalisis suatu argumen. (3) Mampu mengevaluasi suatu argumen.
Pada indikator 1, yakni "mampu mengidentifikasi suatu argumen", parameternya ada 2, yaitu (1) Mampu mengidentifikasi apakah suatu informasi mengandung argumen atau tidak. (2) Mampu mengidentifikasi apakah suatu argumen merupakan argumen deduktif atau argumen induktif.
Pada indikator 2, yakni "mampu menganalisis suatu argumen", parameternya juga ada 2, yaitu (1) Mampu menentukan validitas dari suatu argumen deduktif. (2) Mampu menentukan kekuatan dari suatu argumen induktif.
Pada indikator 3, yakni "mampu mengevaluasi suatu argumen", parameternya ada 1, yaitu (1) Mampu menyelidiki sejauh mana keakuratan suatu argumen.
Penyelidikan ini memeriksa lingkup dan batasan serta seluruh hal yang relevan dan signifikan yang harus diperhitungkan dalam argumen.
Pada indikator 3, penyelidikan keakuratan dari suatu argumen dapat kita uraikan menjadi 2 hal, yaitu
(a) Memeriksa bagaimana lingkup dan batasan dari suatu argumen.
(b) Memeriksa hal apa saja yang relevan dan signifikan yang harus dipertimbangkan dalam suatu argumen.
Untuk bisa memahami apa yang dimaksud dengan Berpikir Kritis, kita mesti mengerti beberapa istilah terlebih dahulu, di antaranya: argumen, kesimpulan, premis, argumen deduktif, argumen induktif, validitas dari suatu argumen deduktif, dan kekuatan dari suatu argumen induktif.
Mengenai apa itu argumen, kesimpulan, premis, argumen deduktif, argumen induktif, argumen deduktif yang valid, argumen deduktif yang tidak valid, argumen induktif yang kuat, dan argumen induktif yang lemah dapat dipelajari melalui uraian berikut:
OK, supaya lebih paham, kita langsung aja simulasi bagaimana Berpikir Kritis dengan mengambil studi kasus ke salah satu bentuk Argumen Deduktif berupa Silogisme Hipotetik.
Gambaran mengenai Silogisme Hipotetik-nya bisa dilihat pada uraian berikut:
Jadi gini. Misal ada suatu argumen yang terurai sebagai berikut:
Premis 1: Jika terjadi hujan, maka jalanan basah
Premis 2: Terjadi hujan
Kesimpulan: Jalanan basah
Kesimpulannya valid dong? Ya, gak?
Well, kondisi jalanan pada premis 1 itu bisa kita ilustrasikan kayak gini:
Kan di premis 1 disebutkan bahwa jika terjadi hujan, maka jalanan basah.
Kemudian di premis 2-nya disebutkan bahwa terjadi hujan.
Berarti kalo kondisi sebagaimana premis 2 terjadi (yakni hujan), maka jalanannya basah.
Ilustrasinya kayak gini:
Coba kita tengok lagi ke parameter 3 dari Kemampuan Berpikir Kritis.
Ingat, tugas kita ada 2, yaitu
(a) Memeriksa bagaimana lingkup dan batasan dari suatu argumen.
(b) Memeriksa hal apa saja yang relevan dan signifikan yang harus dipertimbangkan dalam suatu argumen.
Pertanyaannya gini:
Bener gak sih kalo premis 1 bilang "jika terjadi hujan, maka jalanan basah" dan premis 2-nya bilang "terjadi hujan", maka kita bisa menentukan suatu kesimpulan bahwa "jalanan basah"?
Bener gak? Bisa gak kesimpulannya kita terima?
Kesimpulannya bisa-bisa aja sih diterima, tapi tidak akurat.
Kenapa gak akurat? Karena kita gak tahu kondisi detailnya gimana.
Let's say emang terjadi hujan, tapi hujannya gak mengenai jalan, terus apakah bisa kita simpulkan bahwa jalanannya basah?
Pun kita gak tahu jalan yang ditinjau ini yang mana dan hujan yang ditinjau ini hujan di daerah mana.
Misal jalan yang ditinjau adalah jalan di Banjarmasin dan hujan yang ditinjau adalah hujan di Jakarta.
Apakah hujan di Jakarta akan menyebabkan jalan di Banjarmasin basah?
OK, supaya spesifik kita detailkan deh, bahwa jalan yang ditinjau adalah jalan yang berbentuk persegi panjang dengan lebar 5 m dan panjang 50 m di mana setiap titiknya memiliki detail koordinat tertentu.
(Ini udah sepsifik banget, nih! Koordinatnya ada di setiap sudut jalan)
Kalo lokasi jalannya udah spesifik dan hujan terjadi di lokasi jalan tersebut, udah bisa disimpulin bahwa "jalanan basah" dong?
Eits, tunggu dulu, Zainudin!
Material jalannya apa dulu?
Kita dari tadi kan mengasumsikan bahwa materialnya adalah aspal, tapi emang beneran aspal, nih?
Kalo material jalannya adalah beton, kesimpulan "jalanan basah" masih bisa diterima, gak?
Kalo material jalannya adalah keramik, kesimpulan "jalanan basah" masih bisa diterima, gak?
Kalo material jalannya adalah kayu, kesimpulan "jalanan basah" masih bisa diterima, gak?
Kalo material jalannya adalah rumput, kesimpulan "jalanan basah" masih bisa diterima, gak?
Kalo material jalannya adalah batu-batu, kesimpulan "jalanan basah" masih bisa diterima, gak?
Kalo material jalannya adalah paving block, kesimpulan "jalanan basah" masih bisa diterima, gak?
Kalo material jalannya adalah besi wiremesh, kesimpulan "jalanan basah" masih bisa diterima, gak?
Kalo material jalannya adalah spons penyerap cairan, kesimpulan "jalanan basah" masih bisa diterima, gak?
Oke, deh. Asumsikan kalo material jalannya aspal.
So, apakah argumen berupa
Premis 1: Jika terjadi hujan, maka jalanan basah
Premis 2: Terjadi hujan
Kesimpulan: Jalanan basah
dapat diterima dan dipertahankan?
Hehe, tunggu dulu, cuy! Siapa tahu di atas jalanannya ada jembatan 🤔
Atau bisa juga loh di atas jalannya ada atap. Hehehe 😅
Atau mungkin bisa juga di pinggir jalannya ada pohon lebat.
Kayaknya udah kebayang mengenai gimana berpikir kritis ya.
Jadi, apakah argumen berupa
Premis 1: Jika terjadi hujan, maka jalanan basah
Premis 2: Terjadi hujan
Kesimpulan: Jalanan basah
dapat diterima dan dipertahankan?
Jawaban dalam kerangka Berpikir Kritis: Tergantung!!!!
Intinya dari Berpikir Kritis adalah kita mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi.
Terutama banget di tahap "mengevaluasi" sih.
Kita mesti nyelidikin sejauh mana keakuratan suatu argumen dengan memeriksa sejauh mana lingkup dan batasan dari suatu argumen serta memetakan hal apa saja yang relevan dan signifikan yang harus dipertimbangkan dalam argumen tersebut.
Well. Berikut ringkasan step-by-step dalam Berpikir Kritis dalam 3 tahap:
Tahap 1: Mengidentifikasi Suatu Argumen
Tahap 2: Menganalisis Suatu Argumen
Tahap 3: Mengevaluasi Suatu Argumen
Tahap 1: Mengidentifikasi Suatu Argumen
Definisi argumen adalah suatu klaim yang didukung oleh alasan-alasan (argument is a claim defended with reason).
Nah, jadi kalo ada orang yang menyampaikan suatu klaim tanpa dasar/alasan, berarti orang tersebut tidak sedang berargumen.
Tahap 2: Menganalisis Suatu Argumen
Well, ketika kita udah mengidentifikasi suatu argumen, berarti kita udah tahu klaimnya apa dan dasar/alasannya apa.
So, langkah selanjutnya adalah menyelidiki apakah argumen (klaim dan alasannya) tersebut dapat diterima dan dipertahankan.
Tahap 3: Mengevaluasi Suatu Argumen
Pada tahap ini kita berusaha menyelidiki sejauh mana suatu argumen dapat diterima/dipertahankan.
Jadi, kita mesti tahu lingkup dan batasan suatu argumen dan hal relevan dan signifikan apa aja yang harus dipertimbangkan dalam argumen tersebut.
Alright. So, penyusunan kerangka berpikir dalam memahami apa itu Berpikir Kritis (Critical Thinking) ini gak mungkin bisa terlaksana dan selesai tanpa membaca dan memahami literatur-literatur terkait Berpikir Kritis.
Nah, berikut adalah literatur-literatur yang dijadikan acuan:
¹ Bassham, G., Irwin, W., Nardone, H., & Wallace, J.M. (2002). Critical Thinking: A Student's Introduction. 4th Edition. New York: McGrawHill.
Proses berpikir logis, terarah, teratur, tertib, dan ketat dalam perencanaan, perancangan, dan analisis ketekniksipilan dapat kita bakukan ke dalam program Spreadsheet Excel.
Nah, buat yang tertarik ngedapetin program-programnya, cus bisa liat Inpetra ID inpetra.id:
Well, Inpetra ID (inpetra.id) gak cuman menyediakan spreadsheet excel dalam perencanaan, perancangan, dan analisis ketekniksipilan, loh. 👷
Inpetra ID juga menyediakan berbagai desain dan template CAD dari berbagai jenis bangunan dan kebutuhan. 🏗️
Selain spreadsheet excel dan CAD, tersedia juga desain dan template SketchUp, nih. 🏡
Well, flowchart berikut mencoba menguraikan dan memetakan secara runtut mengenai (1) apa itu argumen, (2) apa aja komponen-komponen penyusunnya, (3) apa aja tipe-tipenya, dan (4) gimana nentuin sejauh mana kita dapat menerima/mempertahankan suatu argumen:
Untuk memperjelas flowchart-nya, maka perlu kita uraikan secara lebih detail maksud flowchart-nya gimana.
Nah, biar runtut, uraiannya akan disampaikan per poin. So, let's start:
1. Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah.
2. Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan tersebut dapat diterima/dipertahankan.
Penalaran deduktif adalah proses menarik kesimpulan di mana kesimpulannya gak boleh melenceng dari premis-premisnya.
Jadi, dalam bernalar secara deduktif, kesimpulan yang dihasilkan haruslah konsisten terhadap premis-premis yang telah diuraikan.
Untuk bisa memahami apa itu Penalaran Deduktif dan bagaimana cara bernalar secara deduktif, kita mesti paham dulu mengenai 3 hal, yaitu 1) argumen 2) kesimpulan 3) premis
Apa itu argumen, kesimpulan, dan premis telah diuraikan melalui flowchart berikut:
Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis (alasan yang menjadi dasar kenapa kesimpulan tersebut dapat diterima/dipertahankan).
Jadi, komponen penyusun suatu argumen ada 2, yaitu (1) kesimpulan (2) premis
Infrastruktur Publik adalah fasilitas dasar yang dibutuhkan dalam aktivitas sosial-ekonomi masyarakat (contoh: jalan, jembatan, bangunan, dll).
INFRASTRUKTUR PIKIRAN adalah fasilitas dasar yang dibutuhkan dalam aktivitas berpikir.
Infrastruktur Pikiran yang utama adalah LOGIKA.
Kebanyakan orang mendefinisikan infrastruktur sebagai sistem fisik, sih.
Misalnya Grigg (1988), menurutnya, infrastruktur merupakan sistem fisik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi (Grigg dalam Kodoatie, 2005:8).
Latar belakang cuitan:
(1) Sedang belajar pengembangan infrastruktur terpadu untuk pembangunan suatu wilayah. (2) Beberapa literaturnya adalah buku Infrastructure Engineering and Management-nya Neil Grigg dan buku Pengantar Manajemen Infrastruktur-nya Robert Kodoatie.
Karena Berpikir Kritis sangat erat kaitannya dengan memahami, membangun, dan mengevaluasi suatu argumen, berarti memahami apa itu argumen merupakan hal yang paling dasar yang harus dikuasai (supaya bisa ngebedain mana yang argumen dan mana yang bukan).
Nah, argumen itu apa, sih?
(1) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan alasan-alasan yang menjadi dasar kenapa kesimpulan tersebut dapat diterima/dipertahankan.
(2) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah.
(3) Mengacu pada definisi pada poin 1, maka dapat diuraikan bahwa komponen-komponen yang menyusun suatu argumen dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kategori, yaitu
a. kesimpulan; dan
b. alasan-alasan yang menjadi dasar kenapa kesimpulan tersebut dapat diterima/dipertahankan.