Sebelum masuk ke creative thinking, kita review dulu terkait critical thinking ya.
Jadi, tahapan dalam dalam Berpikir Kritis tuh dapat kita klasifikasikan ke dalam 3 kategori, yaitu
Tahap 1: Mengidentifikasi Argumen
Tahap 2: Menganalisis Argumen
Tahap 3: Mengevaluasi Argumen
Tahap 1: Mengidentifikasi Argumen
Kan definisi argumen adalah suatu klaim yang didukung oleh alasan (argument is a claim defended with reason).
So, buat nentuin apakah suatu klaim merupakan argumen atau bukan tuh tinggal dilihat aja apakah klaimnya disertai alasan atau enggak.
Kalo suatu klaim disertai dasar/alasan, berarti klaim tersebut merupakan argumen.
Kalo suatu klaim tidak disertai dasar/alasan, berarti klaim tersebut bukanlah argumen.
Tahap 2: Menganalisis Argumen
Pada tahap menganalisis argumen ini, tugas kita adalah memeriksa suatu argumen apakah proses dalam menentukan kesimpulannya udah bener atau belum.
Output dari tahap ini adalah kita tahu apakah suatu argumen dapat diterima/dipertahankan atau enggak.
Tahap 3: Mengevaluasi Argumen
Kan dari tahap sebelumnya kita tahu apakah suatu argumen dapat diterima/dipertahankan atau enggak.
Misal argumen X dapat diterima/dipertahankan.
Nah, pada tahap evaluasi ini, kita akan nyelidikin sejauh mana argumen X dapat diterima/dipertahankan.
OK. Kita udah selesai me-review terkait critical thinking.
Selanjutnya kita bakal lanjut ke creative thinking.
Udah siap ya? Siap dong!!!
Alright. Lanjut!!!
So, apa itu creative thinking?
Jeng jeng...
OK. Jadi, creative thinking itu adalah tahap lanjutan dari critical thinking.
Creative Thinking adalah cara berpikir dalam menciptakan suatu argumen yang lebih solid dengan mempertimbangkan hasil evaluasi terhadap argumen sebelumnya.
Pada tahap mengevaluasi argumen di critical thinking, tugas kita kan menyelidiki keakuratan suatu argumen dengan cara (1) menyelidiki asumsi dasar, lingkup, dan batasan argumen. (2) menyelidiki hal apa saja yang relevan dan signifikan yang harus diperhitungkan dalam argumen.
Output dari tahap mengevaluasi argumen tersebut adalah diketahui sejauh mana keakuratan suatu argumen.
Detailnya: (1) Diketahui asumsi dasar, lingkup, dan batasan suatu argumen. (2) Diketahui hal apa saja yang relevan dan signifikan yang harus diperhitungkan dalam suatu argumen.
Nah. Dari hasil evaluasi terhadap argumen tersebut, kita punya tugas lagi buat membangun/menciptakan suatu argumen yang lebih solid dengan mempertimbangkan hasil evaluasi terhadap argumen sebelumnya.
So, this is what we called as Creative Thinking!!!
Well. Supaya lebih paham, let's demonstrate how to think critically and creatively.
Dalam demonstrasi ini, kita akan mengambil kasus di mana critical thinking dan creative thinking berperan dalam membuat suatu metode saintifik (scientific method) menjadi lebih solid (kokoh).
Seperti yang kita pahami selama ini, sains bertujuan untuk mengetahui dunia ini secara akurat (what most likely to be corrrect) sejauh bukti-bukti yang ada, ya kan?
So, salah satu metode saintifik adalah Hypothetico-Deductive Method.
Nah, jadi demontrasinya akan menerangkan gimana critical thinking dan creative thinking mengembangkan Hypothetico Deductive Method menjadi Controlled Study sehingga hasil yang didapatkan bisa jadi lebih akurat.
(1) Kita nentuin suatu hipotesis (jawaban sementara) yang menjawab pertanyaan kita terkait suatu fenomena.
(2) Dari hipotesis tersebut, kita tentuin deh suatu konsekuensi yang dapat diuji melalui observasi atau eksperimen.
(3) Jika hasil observasi atau eksperimen menunjukkan bahwa konsekuensi dari hipotesis kita tadi terjadi, maka hipotesis kita terkonfirmasi, sehingga dapat diterima dan dipertahankan.
(4) Jika hasil observasi atau eksperimen menunjukkan bahwa konsekuensi dari hipotesis kita tidak terjadi, maka hipotesis kita tidak terkonfirmasi, sehingga tidak dapat diterima dan dipertahankan.
Yuk kita gunakan critical thinking kita dalam mengevaluasi Hypothetico-Deductive Method tadi.
Hmmm. Ngerasa ada yang aneh gak sih dari metodenya? 🤔
Yup! Hypothetico-Deductive Method itu logically invalid.
Loh, kok gitu?
Iya, dong!!!
Hypothetico-Deductive Method itu argumennya gini:
Premis 1: Jika P, maka Q
Premis 2: Q
Kesimpulan: P
Ada kah cara yang lebih akurat dari Hypothetico-Deductive Method untuk bisa mengetahui dunia ini (terutama terkait kausalitas "does P cause Q?")? 🤔
Jawabannya: Ada. Salah satunya adalah Metode Controlled Study.
Well. Biar gampang mahamin Metode Controlled Study, kita pakai contoh langsung aja ya.
Contohnya kita pengen tahu apakah obat P mencegah penyakit Q. Jadi controlled study-nya begini:
(a) Kita ambil orang-orang dengan jumlah yang banyak secara acak.
(b) Lalu mereka kita bagi ke dalam 2 kelompok, yaitu Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol di mana orang-orang ini gak tahu mereka termasuk Kelompok Eksperimen atau mereka termasuk Kelompok Kontrol.
(c) Selama penelitian, kita perlakukan kedua kelompok ini secara sama.
(d) Kita kasih Kelompok Eksperimen obat P dan kita kasih Kelompok Kontrol placebo (suatu zat yang gak memberikan efek apa-apa).
(e) Pas ngasih obat P dan placebo ke kedua kelompok tadi, yang ngasih dan yang dikasih gak boleh tahu. Jadi, yang dikasih gak tahu apakah itu obat P atau placebo. Dan yang ngasih juga gak tahu apakah yang dia kasih tuh obat P atau placebo. This is called double-blind.
(f) Lalu diamati hingga kurun waktu tertentu, dilihat deh apakah ada perbedaan secara statistik.
(g) Kalo Kelompok Eksperimen lebih sedikit kena penyakit Q daripada Kelompok Kontrol, bisa kita simpulkan bahwa obat P dapat mencegah penyakit Q.
Kira-kira begitu perkembangan dari Hypothetico Deductive Method menjadi Controlled Study.
Nah, terus apa intinya dari perkembangan Hypothetico Deductive Method menjadi Controlled Study ini dalam konteks critical thinking dan creative thinking?
So, intinya kita butuh critical thinking untuk mengevaluasi suatu argumen (misal berupa metode, hasil, dsb) dan butuh creative thinking supaya bisa membangun argumen (berupa metode, hasil, dsb) yang lebih solid dan akurat.
Jadi runtutannya tuh gini:
Bikin argumen → Argumen tersebut dianalisis dan dievaluasi melalui Critical Thinking → Bikin argumen yang lebih solid dengan Creative Thinking → Tercipta argumen yang lebih solid → Argumen dianalisis dan dievaluasi melalui Critical Thinking → dst
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Proses berpikir logis, terarah, teratur, tertib, dan ketat dalam perencanaan, perancangan, dan analisis ketekniksipilan dapat kita bakukan ke dalam program Spreadsheet Excel.
Nah, buat yang tertarik ngedapetin program-programnya, cus bisa liat Inpetra ID inpetra.id:
Well, Inpetra ID (inpetra.id) gak cuman menyediakan spreadsheet excel dalam perencanaan, perancangan, dan analisis ketekniksipilan, loh. 👷
Inpetra ID juga menyediakan berbagai desain dan template CAD dari berbagai jenis bangunan dan kebutuhan. 🏗️
Selain spreadsheet excel dan CAD, tersedia juga desain dan template SketchUp, nih. 🏡
Apa sih Berpikir Kritis (Critical Thinking) itu? Dan gimana cara ngelakuinnya?
Nah, flowchart berikut mencoba menjelaskan apa yang dimaksud dengan Berpikir Kritis dan gimana caranya Berpikir Kritis dengan menguraikan dan memetakan indikator, tujuan, input, proses, dan outputnya.
First of all, apa sih definisi dari Berpikir Kritis itu?
Well, Berpikir Kritis dapat didefinisikan sebagai cara berpikir dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi.
Kata kuncinya: identifikasi, analisis, evaluasi.
Jadi, indikator yang mendeskripsikan kemampuan Berpikir Kritis itu dapat diuraikan ke dalam 3 kategori, yaitu (1) Mampu mengidentifikasi suatu argumen. (2) Mampu menganalisis suatu argumen. (3) Mampu mengevaluasi suatu argumen.
Well, flowchart berikut mencoba menguraikan dan memetakan secara runtut mengenai (1) apa itu argumen, (2) apa aja komponen-komponen penyusunnya, (3) apa aja tipe-tipenya, dan (4) gimana nentuin sejauh mana kita dapat menerima/mempertahankan suatu argumen:
Untuk memperjelas flowchart-nya, maka perlu kita uraikan secara lebih detail maksud flowchart-nya gimana.
Nah, biar runtut, uraiannya akan disampaikan per poin. So, let's start:
1. Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah.
2. Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan alasan yang menjadi dasar kenapa suatu kesimpulan tersebut dapat diterima/dipertahankan.
Penalaran deduktif adalah proses menarik kesimpulan di mana kesimpulannya gak boleh melenceng dari premis-premisnya.
Jadi, dalam bernalar secara deduktif, kesimpulan yang dihasilkan haruslah konsisten terhadap premis-premis yang telah diuraikan.
Untuk bisa memahami apa itu Penalaran Deduktif dan bagaimana cara bernalar secara deduktif, kita mesti paham dulu mengenai 3 hal, yaitu 1) argumen 2) kesimpulan 3) premis
Apa itu argumen, kesimpulan, dan premis telah diuraikan melalui flowchart berikut:
Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan premis (alasan yang menjadi dasar kenapa kesimpulan tersebut dapat diterima/dipertahankan).
Jadi, komponen penyusun suatu argumen ada 2, yaitu (1) kesimpulan (2) premis
Infrastruktur Publik adalah fasilitas dasar yang dibutuhkan dalam aktivitas sosial-ekonomi masyarakat (contoh: jalan, jembatan, bangunan, dll).
INFRASTRUKTUR PIKIRAN adalah fasilitas dasar yang dibutuhkan dalam aktivitas berpikir.
Infrastruktur Pikiran yang utama adalah LOGIKA.
Kebanyakan orang mendefinisikan infrastruktur sebagai sistem fisik, sih.
Misalnya Grigg (1988), menurutnya, infrastruktur merupakan sistem fisik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi (Grigg dalam Kodoatie, 2005:8).
Latar belakang cuitan:
(1) Sedang belajar pengembangan infrastruktur terpadu untuk pembangunan suatu wilayah. (2) Beberapa literaturnya adalah buku Infrastructure Engineering and Management-nya Neil Grigg dan buku Pengantar Manajemen Infrastruktur-nya Robert Kodoatie.
Karena Berpikir Kritis sangat erat kaitannya dengan memahami, membangun, dan mengevaluasi suatu argumen, berarti memahami apa itu argumen merupakan hal yang paling dasar yang harus dikuasai (supaya bisa ngebedain mana yang argumen dan mana yang bukan).
Nah, argumen itu apa, sih?
(1) Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari kesimpulan dan alasan-alasan yang menjadi dasar kenapa kesimpulan tersebut dapat diterima/dipertahankan.
(2) Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah.
(3) Mengacu pada definisi pada poin 1, maka dapat diuraikan bahwa komponen-komponen yang menyusun suatu argumen dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kategori, yaitu
a. kesimpulan; dan
b. alasan-alasan yang menjadi dasar kenapa kesimpulan tersebut dapat diterima/dipertahankan.