(1) Omku yang ku mksd adalah Abang atau saudara laki² dari Ibuku. Udah 23 th dia tinggal serumah dgn kami. Om ku sebenarnya punya keluarga sendiri, namun terpisah dari dia.
(2) Kerja Omku adalah jualan telor di pasar pagi. Dia memasok telor ke banyak warung dan Rumah Makan, dan kedai grosiran. Duit Omku banyak, tapi dia memilih tinggal dirumah kami, rumah adek perempuannya. Sementara anak istri Omku tinggal di kampung, di propinsi tetangga.
(3) Sejak kacil aku udah sangat dekat dgn Omku. Maklumlah udah 23 th dia tinggal dgn kami. Usaha Omku lancar terus, tp dia jarang pulang kampung nemui keluarga. Bahkan lebaranpun, dia bisa gak pulang. Cukup hanya duit yg di kirimi terus ke kampung.
(4) Ternyata keluarga Omku kurang harmonis, makanya bisa terjadi yg spt itu. Tapi kalau soal duit, lancar terus di kirim ber-limpah² ke anak istri. Awalnya aku gak tau apa sebabnya, bahkan Ibuku sendiri gak prnh cerita soal itu. Namun lama², stlh aku besar, aku jd paham sendiri.
(5) Om ku sendiri gak prnh terbuka dgnku soal itu, meskipun kami udah sngt dekat. Tapi waktu dan keadaanlah yg menjawabnya, yaitu ketika aku ML dgn Omku. Dan skrg kami jadi pasangan. Hubungan terlarang kami udah jalan 14 th sejak aku umur 16 th.
(6) Aku gak ingat lagi gimana caranya kami bisa ML waktu itu. Tapi yg jelas, aku memang sngt menyukai Omku sejak lama, jauh dari sebelum kejadian itu. Tapi aku selalu memendamnya dan gak berani menggoda Omku. Aku sadar dia Om kandungku. Pasti marah kalau aku ajak dia begituan.
(7) Sebelumnya, di umur itu aku udah sering coli bayangin Bapak² ganteng misalnya guru²ku di sekolah. Lalu suatu saat aku coli membayangkan Omku. Aku bayangin ngisap burungnya. Dan perbuatan itu makin ku ulang. Akhirnya, setiap coli aku pasti bayangin Omku.
(8) Aku memang mengidap rasa suka dgn Bapak² ganteng, tak terkecuali dgn Omku sendiri. Bahkan aku sering coli di samping Omku yg lagi tidur pulas. Aku perhatiin terus wajahnya, ke arah selangkangannya, dan bagian² lain dari tubuhnya yg bisa membangkitkan selera seksualku.
(9) Kami memang sering tidur pelukan. Aku memang manja ke dia sehingga sering di peluknya sampai tertidur pulas. Tapi lama², kalau kena pelukan, aku jd ngaceng, dan malah gak bisa itdur. Dia udah tidur pulas, aku malah melek aja dgn pikiran yg traveling ke-mana².
(10) Risau dgn keadaan begitu, sambil di peluk, akhirnya akupun me-raba² burungku dan akupun coli. Tapi aku gak berani meraba punya Omku, takut dia terbangun. Besok²nya kalau dipeluk dr blkg, aku malah horni karna burung Omku terasa lembut menempel di pantatku.
(11) Aku juga sering mijitin Omku, tapi dia pake celana pendek. Aku mijit kepalanya, lehernya, pundaknya, punggungnya, dadanya, kakinya, dan sebagian pahanya. Aku cuma bisa mijit di pertengahan pahanya aja, blm prnh naik makin ke atas. Tapi aku horni dan stlh itu aku coli.
(12) Besok²nya kami sering pelukan sambil bicara² sblm tidur. Kadang tangan aku turun dr bagian pundaknya makin ke bawah hingga pinggangnya, kadang ke bagian pahanya. Kadang tanganku melipat ketika dipeluknya, sehingga tanganku menempel ke perutnya, dan kadang kena ke anunya.
(13) Kalau tanganku pas mengenai anunya, aku akan meresapinya. Aku akan tahan tanganku lama² disitu. Aku mau merasakan ada gak denyutan². Tapi aku gak merasakannya, burungnya tetap lembut. Artinya dia gak ngaceng. Begitulah yg sering terjadi.
(14) Tapi memang aku gak ingat lagi, siapa yg memulai diantara kami sehingga kami akhirnya ML. Yang jelas seperti khilaf, kami gak sadar kami udah melakukannya. Perbuatan itu begitu kami nikmati hingga terulang lagi, lagi, dan lagi. Hingga kini kami jadi pasangan.
(15) Yang kuingat waktu itu, aku bilang, tanganku sakit Om, ketika tertindih olehnya yg sedang telungkup. Dan tanganku tepat berada dibawah anunya. Aku berusaha narik tanganku keluar, terasalah bergesek lbh jelas dgn anunya. Diapun membalikkan tubuhnya hingga telentang.
(16) Gara² ini tuh, kataku sambil mencubit anunya. Eh jgn kau pegang, Ommu itu, katanya sambil senyum. Kenya itulah awalnya, aku gak ingat lagi, jadinya makin ku pegang, diapun mau, dan dia juga balas megang punyaku, taunya punyaku udah ngaceng. Kok hidup punyamu, tanyanya.
(17) Aku malu, stlh Omku tau anuku ngaceng. Aku takut dia tau aku nafsu ke dia. Bisa² di bilangnya aku homo. Eh akhirnya akupun megang² punya Omku dan ku remas lembut. Akhirnya ngacenglah dia. Stlh ngaceng aku makin berusaha memegangnya secara lgsg.
(18) Kubukalah reslitingnya, tp dia menghindar. Jangan, katanya. Malam itu gak berhasil. Malam berikut, terulang lagi, dan ketika aku mau buka reslitungnya, dia menghindar dgn membelakangiku. Tapi aku tetap meraba, dan ku coba bukai terus reslitingnya.
(19) Pasti udah hidup jg punyamu kan, katanya sambil berbalik arah dan meraba anuku. Benar kan! katanya, begitu dia memegang anuku udah ngaceng. Liat dulu Om, kataku. Gak usah, jwbnya. Liatlah dulu, kataku lagi. Untuk apa kau liat itu, jwbnya. Liatlah dulu bentar, kataku lagi.
(20) Akhirnya dia merelakanku membuka reslitingnya, lalu ku masukkan tanganku ke dlmnya. Ku rabalah anunya dari balik CD-nya. Lalu aku berusaha meraba bagian atas/karet CD-nya diatas dan mengeluarkan batangnya. Aku udah gemetaran waktu itu. Pertama kali aku megang gituan.
(21) Kuremas terus batangnya dan juga telornya, tanganku kurang ruang gerak disana. Akhirnya ku keluarin tanganku dan kubuka kancing celananya. Kini tanganku lbh bebas masuk ke dlm CD Omku. Tapi posisinya aku blm bisa melihat anunya, karna kepalaku terbenam di ketiaknya.
(22) Akupun mengangkat dan kepalaku berbantalkan dadanya. Kuliatlah batang Omku yg udah ngaceng itu dgn jarak 50 cm. Waduh, gila, besar amat! pikirku, yg ter-kagum² melihat batang Omku yg besar panjang dgn kepala yg lbh besar itu. Batangnya penuh urat² yg keluar kayak parises.
(23) Ku dekatin lagi kepalaku hingga kini berbantalkan perutnya. Kini jarak pandang hanya tinggal 30 cm. Tanpa ragu aku makin mendekatkan kepalaku utk mencermati batang Omku hingga berjarak 10 cm. Jantungku makin berdebar melihat keindahan dan kegagahannya. Lalu aku mau isap.
(24) Tapi aku ragu, kudongakkan kepalaku melihat ke arahnya. Dia sedang gak liat ke aku, dia lagi memejamkan matanya. Akhirnya akupun makin mendekatkan kepalaku dan mulutku. Kini hanya berjarak 1 cm. Akupun menciumnya tanpa kena mulutku ke batangnya. Kuciumi aromanya.
(25) Aku suka menciumi aroma khas burung Omku. Aku makin horni stlh mencium aroma sedap itu. Maklumlah, sdgkan aroma punyaku sendiri, sering ku cium², kalau lagi garuk² selangkangan, aku pasti cium² tangan. Tindakan aneh yg sngt kugemari dan kuciumi dgn sengaja selama ini.
(26) Yang pertama kali kulakukan adalah memegang batang itu dan mengoleskannya kewajahku. Rasanya hangat! Kuolesin terus hingga ke bibirku yg msh mengatup. Kutahan bagian leher anunya tepat dilobang hidung dan bibir atasku. Ada aroma khasnya. Lalu perlahan ku lebarkan bibirku.
(27) Akhirnya aku memasukkan kepalanya ke dlm mulutku lalu kusedot bagian bawahnya dgn jilatan lidahku. Mulailah aku mengitari seluruh bagian kepalanya dgn jilatan, lalu ke seluruh batangnya. Aku gak peduli apa Omku lagi meratiin aku. Yang jls aku udah seperti khilaf dan nekat.
(28) Lalu ku geruduk telornya yg kendor itu, kurasakan kenikmatan ketika mencium aroma²nya. Lalu akupun mengisapin batangnya sampai ke telornya. Omku menggelinjang terus, ditutupinya wajahnya dgn bantal. Akupun makin pede melahap batangnya karena gak dipandanginya.
(29) Kondisiku waktu itu gemetaran yg hebat. Mulut dan tanganku bergetar ketika mengisap dan memegangi burungnya. Tapi aku udah gak bisa menghentikan isapanku. Lalu Omku memindahkan bantal itu dr wajahnya, ditindihnya ke bantal yg sdg dipakainya. Kini dia pakai 2 bantal.
(30) Dengan bebas Omku bisa memandangiku yg sdg ngisapin burungnya. Tapi aku gak mau liat ke dia, tp aku udah cuek aja tanpa rasa malu mengerjainnya. Lalu Omku mengapit tubuhku dgn kedua kakinya dan diangkatnya keatas. Bersamaan dgn itu kedua tangannya jg memegangi ketiakku.
(31) Aku ditarik ke atas hingga kini posisiku menindih badannya. Wajah kami menempel. Lalu dia menciumi pipi kiri kananku, telingaku, dan bibirku. Akupun siap meladeni Omku cipokan. Kubukakan bibirku biar bs menyentuh bibirnya. Lalu kami akhirnya ciuman dgn seriusnya.
(32) Aku menyukai aroma nafas Omku dgn aroma rokok dunhill putihnya. Kumis Omku terasa sangat geli menyapu bibirku. Omku me-nyedot² lidahku dgn lidahnya. Kejadian itu ber-ulang² dan berlangsung lama. Ketika Omku menjulurkan lidahnya, lgsg kubalas dgn lumatan dan sedotan yg kuat.
(33) Dengan nafas yg ngos²an kami menyudahi bercipokan. Tanpa disuruh aku lgsg merosot ke dadanya yg bidang. Kuciumi dada itu lalu kukenyot putingnya. Omku pun mendesah lalu mengelus kepalaku. Selesai mengenyot kedua putingnya, aku berencana turun ke perutnya lalu ke burungnya.
(34) Tapi Omku lgsg menggulingkan aku ke samping kanannya lalu dia menaikiku. Kembali dia mencipok bibirku dan menjilati kedua telingaku. Lalu dia mengisap kesua tetekku. Selesai ngeejain tetek, Omku lgsg ke baguan burungku. Diturunkannya celanaku dgn CDku sekaligus.
(35) Lalu Omku pun mengisap burungku. Isapannya begitu enak. Dgn sngt bernafsu dia mengisapnya sampai begitu basah. Aku mengerang karna isapan Omku sangat ganas. Kini Omku menjilati telorku. Tapi aku sngt gak tahan merasakannya, hingga ku rapatin pahaku. Buka! Ujar Omku.
(36) Mulutnya tetap menyeruduk ke telorku, dan tangannya sibuk bukain pahaku yg mengatup. Sambil menggigit gigiku, aku coba menahan gelinya jilatan Omku. Aku bagai ayam yg hendak dipoting gak berhenti² menggelepar. Akhirnya lama² aku makin sanggup merasakannya.
(37) Lalu Omku mengangkat pahaku dan menyibakkan belahan pantatku. Diapun menjilati lobang pantatku. Jilatan pertamanya membuatku menggelinjang. Gak bs kugambarkan sensasinya, begitu gila gelinya. Dia menjilati terus lobangku itu dgn rakusnya. Makin lama makin cepat gerakannya.
(38) Dia menggonta ganti antara jilat lobang pantat dgn isap batangku. Aku sangat² puas dibuatnya. Lalu dia memainkan jari telunjuk kanannya ke lobangku. Aku pasrah aja mau diapain. Dia jg me-nukar² antara permainan jari dan lidah, sehingga yg kurasakan adalah enak.
(39) Jari telunjuk Omku kini udah keluar masuk ke lobangku sampai kandas. Kini dia melakukannya sambil isap batangku. Enak! Seru Omku sambil menghentikan permainannya. Dia sngt kelelahan dan ngos²an. Dia nampak berkeringat. Lalu dia mengubah posisinya ke posisi terbalik.
(40) Akupun lgsg mengisapi burung Omku yg kini posisinya dekat dgn wajahku. Lalu dia mengangkat tubuhku ke atas hingga aku menimpa tubuhnya tanpa melepas kompeng itu. Ku isapin terus burungnya, sementara dia blm kurasakan mengisapi burungku lagi. Dia mendekap kedua kakiku.
(41) Dia menempelkan burungku ke wajahnya. Nampaknya dia msh kelelahan. Lalu dia me-ngocok² batangku, dan akhirnya di isapnya lagi. Makin lama kamipun makin serius isap²an, tanpa sempat ngobrol apa², kami sama² sibuk isap²an. Nembak aja yok, kata Omku dari sisi bawahku.
(42) Iya Om. Jawabku. Aku udah mau keluar nih, katanya lagi. Aku juga, kataku. Kamu msh lama gak, tanyanya. Gak Om, udah dekat jg, jwbku. Kita tembakkan yok, tambahnya. Lalu...
Owhh... aduh... ahhh.... oh.... ahhh... Erangan demi erangan sama² keluar dari mulut kami msg².
(43) Bersamaan dgn keluarnya sperma dari burung kami masing². Waktu keluarnya bersamaan. Sperma Omku kutampung semua di dlm mulutku, tp ada sebagian yg tercecer ke pipi kananku. Kutumpahkan semua air mani itu ke burungnya lalu kusapukan dgn tanganku agar gak berceceran ke sprei.
(44) Lalu Omku melepas kompengnya, dan duduk nyandar ke dinding. Ambilkan rokok itu, suruhnya. Akupun ambil rokok dunhill putih isi 20 btg dr meja di sisi tmpt tidur. Dia menyalakan rokoknya dan mengisapnya. Kemana spermaku td dibuat, pikirku. Apakah di tumpahkannya si kasur?
(45) Om, buang dikasur tadi? Nampaklah Ibu nanti, kataku. Gak, tenang aja. Jwbnya. Akupun mendekati tmpt dia ngisap td dan mencermati sprei, gak ada memang. Oh, kenya di telan, pikirku. Tapi aku gak berani menanyakan itu. Besok² ajalah ku perhatikan atau ku selidiki, pikirku.
(46) Itulah kisah pertamaku ML dgn Omku. Stlh selesai ML, kami gak ada bahas² itu sedikitpun. Berjalan seperti biasa aja. Dan gak ada rasa² spt sungkan atau janggal diantara kami. Pokoknya lepas gitu aja dan kayak lupa gitu aja kejadian malam itu. Benar² gak ada yg terbebani.
(47) Malam besoknya ketika tidur, 5 menit stlh rebahan, kami saling memeluk. Dan lanjut saling me-raba². Dan akhirnya mengulangi spt yg td mlmnya itu. Iya, kami ML lagi tanpa ada yg minta diantara kami. Akulah yg pertama mengeluarkan batang Omku dari celananya dan ku isap.
(48) Lalu Omku menurunkan semua celananya. Aku lgsg melepas semua bajuku sampai bugilan di samping Omku. Kini Omku yg balas mengisap punyaku. Buka bajunya In, kataku sambil menarik kaos oblongnya ke atas. Lalu dia duduk melepas kaos itu. Kini kami udah sama² telanjang.
(49) Jadinya akupun duduk. Lalu kami pelukan dan ciuman. Terasa begitu hangat pelukan Omku. Ditambah dgn ciumannya yg begitu hangat dan nikmat. Kujilati bibir dan kumis Omku. Lalu ku jilati lidahnya yg basah. Tanpa jijik sedikitpun, aku me-nyedot² lidah Omku. Begitu jg dia.
(50) Kuremas dada Omku yg lembut dan montok itu lalu kujilat. Akupun menunduk ngisapin batangnya. Agak kesulitan aku mencapai telornya. Jadinya cuma batangnya aja yg kuisap hingga pangkal. Lalu Omku merebahkan tubuhku ke kasur, lalu dia yg mengisapi burungku hingga lobangku.
(51) Kembali aku dibuat menggelepar ketika lidahnya me-nari² di lobang pantatku. Tapi jujur, itu sngt enak! Kurasa langka yg mau berbuat begitu. Jemari Omku jg keluar masuk lobangku, bahkan kini jari tengah jg udah masuk. Lalu kami lgsg 69 biar bs saling isap burung.
(52) Kami ganti²an posisi ketika main 69. Awalnya Omku nyuruh aku diatas, lalu tukaran aku dibawah, lalu stlh capek, kami nyamping. Lalu begitulah sampai akhirnya kami sama² nembak. Disini aku perhatikan Omku jg menelan punyaku. Buktinya dia lgsg meraih gelas dan minum waktu itu.
(53) Aku jd penasaran, apa enaknya nelan sperma. Besok² coba ah, gumanku dlm hati. Begitu juga soal jilat lobang pantat, apa sih enaknya? Yang jls bagi yg di jilat emang enak, tp gimana dgn yg menjilat. Ah gak mungkin gak enak, kalau gak, ngapain Omku doyan. Coba jg gak ya?! 🤔
(54) Tibalah malam berikutnya, Omku wajib jilat lobang pantatku ketika isap burungku. Lalu akupun mencobanya. Ku tinggalkan telornya sejenak utk menggapai lobangnya. Sempat kepikiran itu jorok dan ada eek²nya nempel disana. Namun waktu ku hirup aromanya gak ada bau sih.
(55) Lagian ketika itu aku lg sngt bernafsu, dan posisi lobangku sedang di jilat² Omku jg dr atas. Jadinya akupun menjulurkan lidahku dr bawah dan menyeka lobang yg penuh bulu itu. Akupun menjilatinya terus secara perlahan. Aku meresapinya mau benar² menikmati sensasinya.
(56) Omku pasti tau itu, gak mungkin gak dirasakannya. Mungkin gegara itu dia jg makin memacu gerakannya, menghajar lobangku sgn jilatan² jitu. Dia gak ada ngomong apa². Akupun menarik kesimpulan, bahwa jilat lobang itu ternyata enak pake banget. Ada kayak sensasi kesentrumnya.
(57) Beda dgn isap batang, jilat lobang kyk lbh menggetarkan. Miriplah dgn cipokan ketika bibir ketemu bibir, lidah ketemu lidah. Ya, lidah ketemu lobang pantat ternyata nikmatnya parah. Masukin jarimu!! Omku menyuruhku memasukkan jariku ke dlm lobangnya yg telah ku jilat² itu.
(58) Akupun memasukkan jariku kedlm. Dia me-ringis². Terus, terus!! Katanya. Lalu begitulah kami melanjutkan terus permainan kami. Mulutku mainin batang serta lobangnya yg sesekali pake jariku jg. Dia jg makin memainkan lidahnya di lobangku dan di ganti²nya pake jari.
(59) Lagi asik di jilat di lobang, akupun nembak dgn posisi batangku digenggamnya. Om, aku udah nembak. Aku berseru agak kencang. Sehingga mendengar itu dia buru² mengejar muncratan dr ujung kepala burungku. Dgn sigap dia mengulumnya dan menelan sperma yg msh keluar.
(60) Udah bnyk yg tumpah ke perutku. Lalu dia menjilat itu hingga kering. Cepat kali, katanya. Gak tau aku Om, jwbku. Aku lemas dan gak bernafsu lg. Aku rebahan dan mengacuhkan batang Omku. Kukocok aja ya Om! Aku sadar Omku gak puas kalau gak dikeluarin. Telungkuplah. Katanya.
(61) Lalu aku menurut aja, aku telungkup. Lalu Omku men-jilat² lobangku dr atas. Dia gak lg mengganggu batangku. Dibasahinnya lobangku dgn jilatan²nya. Lalu kurasakan dia menaiki tubuhku dan ditempelkannya batangnya ke belahan pantatku lalu digesekkannya. Kuakui itu geli² enak.
(62) Omku menggeseknya di belahan pantat aja tanpa memasukkannya ke lobangku. Kadang di himpitkannya batangnya ke bawah telorku lalu di ayunnya. Begitulah Omku berusaha mengeluarkan spermanya. Hingga kudengar desahannya seraya mempercepat gerakan. Lalu dia berhenti.
(63) Udah keluar Om? Aku bertanya memastikannya. Udah! Jwbnya. Lalu kamipun bersih² dan melanjutkan tidur. Bisa dibilang tiap mlm kami wajib ML. Mungkin karna msh baru² itu jd msh hangat dan blm bosan. Mlm berikutnya Omku yg duluan nembak dimulutku. Aku blm apa² waktu itu.
(64) Karna udah hilang nafsu, dia menyuruhku memasukkan ke lobangnya. Akupun menurut aja. Dgn posisi klasik Omku telentang mengangkang. Lalu aku memasukkan batangku ke lobangnya. Ku goyang terus hingga Omku mendesah. Terus! Katanya dgn ekspresi muka yg keenakan.
(65) Om aku udah mau nembak, kataku. Tembakkanlah, katanya. Lalu.. Ohh... aku mendesah mengeluarkan airku di dlm lobang Omku. Kubenamkan disana hingga denyutannya makin pelan dan terasa longgar, akupun mencabutnya. Burungku udah terkulai lemas ketika kucabut itu.
(66) Wah, Omku suka di masukin ternyata. Aku gak nyangka Omku doyan ditusuk. Kirain sukanya cuma ngisap² doang. Lanjutlah cerita malam berikut, stlh cipokan, netek, dan saling ngoral, Omku pengen di anal. Lagi asik²nya 69-an, dia bilang, masukin ya! Akupun menaikinya.
(67) Masih dgn posisi klasik, aku memasukkan batangku ke lobang Omku. Tapi lama² dia bergeser dan menyamping. Sebelah kakinya kuangkat dan ku sandarkan ke badanku guna menahannya. Berat soalnya. Dgn posisi itu akupun gak kuasa menahan laju air maniku. Pengennya nanti tp gak bisa.
(68) Akupun nembak. Aku udah nembak Om, kataku. Setelah kucabut, aku rebahan disampingnya. Stlh itu dia menggesek batangnya di belahan pantatku. Dia menaruh ludah yg bnyk disana. Tapi sesekali kepalanya nyangkut ke bibir lobangku dan nyaris masuk. Awal²nya di hindarinya.
(69) Dia kembali menggesek hanya belahannya aja tanpa spt bertujuan masukin ke lobang. Tapi ber-kali² nyangkut² gitu. Dan melihat aku pasrah aja dan seperti gak meronta, akhirnya Omku nyoba² masukin batangnya. Begitu ngepas kelobangku, ditahan dan disorongnya pelan².
(70) Sebenarnya aku udah siap ditusuknya. Aku pengen jg tau gimana rasanya. Tp Omku gak tau itu. Dgn ragu dia menyorong perlahan batangnya. Sakit sih tp kutahankan aja. Aku berusaha gak meronta gak menggelepar biar gak lepas lg. Gigi atas dan bawahku ku katupkan menahan sakit.
(71) Akhirnya ku rasakan batang Omku masuk lbh separoh. Dia menggenjotnya naik turun. Kulebarkan paha dan pantatku biar bisa masuk semua. Lalu akhirnya batang itupun benar² menancap hingga pangkal. Sakit. Iya sakit. Tapi ku-tahan² aja sampai air mataku keluar.
(72) Untungnya gak lama sesudah itu, Omku nembak. Jadi gak lama kali aku merasakan kesakitan. Tapi sampai aku mandi, dan kembali ke tmpt tdr, serasa ada yg mengganjal di lobang ekorku. Serasa ada sesuatu yg menempel/menyumbat disana. Bahkan besoknya stlh bangun msh kurasakan.
(73) Besok mlmnya kami ML lagi. Tapi aku gak mau dimasukin Omku. Aku takut Om, sakit! Kataku. Akhirnya dia cuma isapin aja dan jilatin tuh lobang. Tapi aku masukin batangku ke lobangnya. Besok² kita masukin lagi ya, gak sakit lg tuh, kan udah prnh masuk. Bujuk Omku.
(74) Malam berikut akupun mau ditusuknya. Biar terbiasa pikirku. Waktu itu aku blm nembak, tp lgsg di tusuk. Gairahku msh full. Sehingga aku bisa meladeninya hingga Omku crot di dlm lobangku. Kali ini udah berkurang rasa sakitnya. Udah ada enak²nya gitu.
(75) Tapi selama di tusuk, burungku jadi mati. Akupun gak tau knapa, pdhl aku blm nembak. Stlh Omku nembak, dia persilakan aku gantian yg nusuk dia. Ku kocok² burungku lalu ku gesek di wajahnya, di dadanya, di perutnya, lalu ku adu ke burungnya, supaya burungku hidup.
(76) Burungku pun lgsg hidup. Lalu aku memasukkan ke lobang pantat Omku. Sempat dua posisi kami lakoni utk nembakkan punyaku. Keliatannya Omku sngt suka ditusuk. Ber-kali² dia menyerukan enak, enak, enak. Akupun udah ketagihan nusuk Omku. Setiap ML pasti ku tusuk dia.
(77) Tapi aku blm tentu bs ditusuknya setiap kali ML. Aku msh suka ngelak dgn alasan sakit. Lama² akupun makin terbiasa ditusuk sehingga gak prnh nolak lagi ketika Omku minta. Bahkan aku sendiri yg nawarin atau minta ditusuk. Itu semua adalah bagian dr proses.
(78) Itu kualami sejak umur 16 th hingga usiaku terus bertambah ke 17, 18, 19, 20, dst. Dan hingga aku menulis kisah ini, usiaku udah 30. Gak ada yg nyangka kalau aku dan Omku udah pacaran sejak lama. Dan emang gak boleh tau siapa². Hubungan kami memang sngt terbungkus rapi.
(79) Aku jg gak prnh bosan ML dgn Omku, begitu jg dia. Emang sih gak setiap mlm lagi kayak dulu wkt awal². Skrg seminggu sekali itu wajib, atau seminggu 2 kali. Gak terjadwal kalilah dgn teratur, yg jls msh sngt sering. Kuakui jika ML dgn Omku hari²ku makin ceria dan semangat.
(80) Gaya Omku gak nampak sedikitpun, dia sama dgn Bapak² normal lainnya. Tapi itu dia, diumur segitu kok bisa jauh² dari istri. Pdhl seumuran dia, masih sngt asik²nya ML dgn pasangan hidup. Eh, Omku udah bisa dan biasa hidup tanpa membelai istri. Tp dia santuy aja dan cuek.
(81) Yang penting bagi dia, org² udah tau dia udah nikah, dan udah punya anak. Akupun berkesimpulan, sblm ML dgnku berarti Omku udah jajan² ke laki² diluar sana. Kalau gak, mana mungkin bs tahan dia gak ngeluarin sperma selama jauh dr istri. Coli? Gak mungkinlah.
(82) Omku memang jarang dirumah. Bisa di bilang waktunya habis di luaran menjalankan bisnisnya. Jam 4 subuh dia udah ke pasar sampai jam 1 siangnya baru tutup lapak. Tp hbs itu dia msh antar² telor ke berbagai tmpt karna dia udh bnyk ngisi langganan.
(83) Setelah itu dia suka nongkrong di tmpt langganannya, sebuah tmpt makan. Dia udh sngt kompak dgn mereka sehingga malam²nya di habiskan disana sblm ngantuk dan pulang tdr. Stlh tidur itulah kesempatan buat kami ML. Prnh dia gak tidur karna udah kemalaman pulang, ML pula lagi.
(84) Makan memang Omku gak dirumah. Dia selalu makan diluar. Cuma nompang tidur aja dia di rmh kami yg cendrung kecil itu. Kebetulan ekonomi kami pas²an juga. Ibuku jg jualan pakaian second di pasar, tapi gak sesukses Omku yg jualan telor. Mungkin Omku gak mau merepotin aja.
(85) Yang aku tau, Omku jg kyk ngekos dirumah kami, dia bayar uang sewa tinggal gitu. Bukan Ibuku yg minta tp dia yg ngasih utk bantu² katanya. Kerjaku jg gak menentu, kadang bantu² Ibu kadang ikut temanku kalau ada job gitu. Tp aku nyaman kali di samping Omku.
(86) Aku pengen Omku msh lama lg tinggal serumah dgn kami. Karna rasa cinta kasih sayangku udah sngt besar ke Omku. Aku bisa gak berpaling ke yg lain, cukup Omku aja yg ku miliki. Kalau dia terserahlah apa msh jajan diluar sana, aku memang gak mempersoalkan itu.
(87) Yang aku tau Omku jg sngt² sayang ke aku. Dia peduli, dia pengertian, dia royal, dia gak pelit. Kalau soal selingkuh di blkgku, aku gak mau tau. Biarlah Omku yg tau itu. Dia pasti tau apa yg dilakukannya itu baik atau gak. Jadi biarlah dia yg menentukan langkah²nya.
(88) Walaupun kami pacaran, aku gak prnh mempersoalkan dia pulang kemalaman. Dan gak prnh aku memasang muka² curiga atau cemburu. Rata² pulang jam 00 atau 01 dia kerumah tiap hari dr tempat tongkrongannya itu. Aku tetap menghargai dia sebagai Om kandungku walaupun dia jg pacarku.
(89) Tapi tanpa bermaksud mengungkit sejarah hidupnya, aku jd tau latar blkgnya kenapa Omku jarang pulkam nemui istri. Kalau soal kurang harmonis itu aku udah tau dr dulu, tp penyebabnya kurang tau. Kini semuanya jd ku tau. Ternyata gak jauh² dari kehidupan LGBT.
(90) Omku jadi jujur mengaku, kalau istrinya gak puas dgn dia. Sehingga istrinya selingkuh dgn pria lain, yg umurnya sama dgn Omku. Dgn jls katanya istrinya mengaku gak puas dgn dia, makanya cari kepuasan dgn pria lain. Tapi anehnya Omku memendamnya dan gak mempersoalkan itu.
(91) Aneh kan, kok Omku bisa menerima itu. Kok gak diceraikannya istrinya. Pdhl istrinya bukan sekali dua kali selingkuh. Bahkan ke anak² muda seumuranku jg. Kok Omku sabar kali ya mempertahankan rumah tangganya. Eh ternyata jauh sblm²nya tanteku udah mengendus kelakuan Omku.
(92) Ternyata tanteku itu tau kalau Omku ini gay. Gak jelas Omku menceritakan gimana kronologinya, entah prnh ketangkap tangan atau cuma isu² aja. Tantemu udah tau Om kegini. Gitu aja yg dibilang Omku. Tp mereka sepakat gak bercerai dan sepakat membesarkan/menyekolahkan anak².
(93) Itu makanya Omku lancar terus ngirim² duit ke kampung. Semua anak²nya dibuat mewah. Walaupun tanteku itu PNS, tp uang Omku lah yg bikin mereka bisa ber-mewah²an. Bayanginlah, lebaranpun Omku gak kumpul ke keluarga. Kan menyedihkan. Okelah ke istri gak rindu, ke anak?
(94) Tapi stlh dgr pengakuan itu, aku jd merasa gimana gitu. Aku takut org² jd curiga ke kami. Karna menurutku org² diluar sana pasti ada yg tau isu²nya Omku gay. Paling tdk org² seprofesinya atau yg berkaitan dgnnya. Ibuku jg pastu tau itu. Makanya aku jd rada takut.
(95) Jangan sampai Ibu udah tau kelakuan kami berdua tp udah gak mau tau aja atau pura² gak tau menau. Terpaksa akupun mengurangi kekompakanku di rmh dgn Omku. Aku jg bilang jls ke Omku tujuanku buat gt biar Ibu gak curiga ke kami. Gak enak aja kalau Ibu tau aku begitu dgn Omku.
(96) Untunglah selama ini aku gak dekat jg dgn tanteku. Karna jujur aja kami jarang komunikasi. Kalau seandainya dia tau aku sngt kompak dan manja ke Omku, bisa² di curigai bahkan dituduh jg aku begituan dgn Om sendiri. Jaga jaraklah kita Om, utk mencegah yg gak². Kataku.
(97) Cukup di tmpt tidur aja kita kompak bergulat ria. Di ruang tamu, teras, ruang makan, gak usah lagi. Kurang cepat Om berterus terang, biar aku jg bs menjaga sikap. Tambahku. Selama ini Omku lah kuanggap sbg Ayahku, karna Ayahku udah pergi ke surga saat aku 12 th.
(98) Dulunya aku benci ke tanteku. Tp stlh tau ceritanya, aku gak bisa berkomentar lagi. Bahkan membayangkannya aku ngeri. Pada dasarnya Omku gak bisa muasin dia, tp ke aku dia sngt buas. Apa gak bisa diseimbangkan Omku ini kehidupan seksualnya ke istri sm dgn ke laki²? Parah!!
(99) Iss.. gimana dgn anak² Omku, apa tau jg cerita itu. Gimanalah perasaan mereka begitu tau Ayahnya adalah seorang homoseks. Jgn² mereka ikut²an muak dan benci. Waduh. Andai Omku bs menutupi aibnya gak akan terjadi seperti ini. Tapi gimana dgn aku kelak? Kapan aku nikah?
(100) Udah 30 th blm jg nikah. Jgn cuma bilang aja aku bisa, buktinya mana. Akankah aku nikah dan bs menutupi aibku biar gak ketauan ke istriku nanti bahwa aku adalah biseks? Inilah yg lagi kurenungkan sekarang. ☹
.
.
.
(Selesai)
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
(1) Aku gak tau harus senang atau sedih ketika mengalami pelecehan seksual oleh guru SMA-ku.
Karena jujur aja aku sangat mengaguminya. Aku sering mengkhayalkan dia. Aku sering coli membayangkan dia.
(2) Jadi ibarat ketiban rezeki, aku mendapatkan apa yg selama ini ku impikan. Meski mungkin caranya agak² mendebarkan. Dan semua itu gak ku sangka².
Selama ini akulah yg membayangkan bakal merayu dia utk ku isap. Tapi aku memang gak akan berani melakukan itu.
(3) Ssbelumnya aku blm tau apa² soal dunia LGBT. Maklumlah aku hidup di perkampungan dan jauh dari kehidupan begituan. Dan aku gak tau sama sekali apa ada orang ngeseks laki² sama laki².
Yang jelas aku menyukai Bapak² umur 50 th keatas. Dan khayalanku adalah mengisap burungnya.
(1) Ditengah kehebohan pasca keluarnya Saiful Jamil dari penjara karna kasus pedofil, aku berniat membuat thread ttg pengalaman pribadiku yg jg merupakan korban pedofil oleh ayah kandungku sendiri.
(2) Ini adalah kisah nyata yg ku tulis tanpa me-nambah² atau mendramatisir cerita dan aku berusaha sebisa mungkin utk tdk mengurangi kisah demi kisah yg ku alami sejak duduk di kelas 5 SD 26 th yl. Cerita ini ku DM ke penulis thread utk bs di publish ke medsosnya.
(3) Sebut saja namaku Rinto (bukan nama sebenarnya) lahir dan besar di desa 38 th yl. Kami ada 3 bersaudara, aku merupakan anak bungsu dan aku memiliki 2 org kakak perempuan.
Aku tumbuh seperti anak lelaki pada umumnya. Aku mengalami nasib naas itu ketika aku 11 th.
(1) Sekarang usiaku udah 53 th. Bayangan menikah udah jauh dari pikiranku. Karna terhitung sejak 2008 yl, 13 th sudah aku hidup serumah dgn Pak Syamsuar, pasangan gayku yg lebih tua 3 th dariku.
(2) Awal perkenalan kami adalah di sebuah meeting perusahaan di kota J. Aku dtg dari kota B. Kami kebetulan duduk semeja dan terlibat diskusi yg seru. Lalu Pak Syam minta no hp ku dan lgsg misscall saat itu juga. Save ya Pak, katanya.
(3) Dari awal aku udah sangat tertarik melihat ketampanan Pak Syam. Tapi aku gak tau apakah dia suka laki. Hari kedua Pak Syam makin ramah aja dan terlihat sangat bersahabat denganku. Akupun menyambut dgn kehangatan. Dan hari itu juga aku bs menangkap bahwa beliau jg suka laki.
(1) Awalnya aku cuma pacaran dgn si suami dan aku diajak tinggal dirumahnya. Tapi tanpa dia tau aku juga memakai istrinya. Rahasia itu kusimpan rapi sampai kini.
(2) Usiaku ketika kenal Bapak itu 26 th, dan Bapak itu 48 th. Aku merasa dialah Bapak² yg kuimpikan selama ini. Dia berwajah ganteng dgn kulit putih, punya kumis tebal dgn postur 172 cm. Awalnya aku mengira dia cuma sekali pakai denganku, karna wajahku sadar aku sedang² aja.
(3) Aku msh ingat kali pertama kami ketemu dan langsung sepakat ML. Kami ML di semak² dibelakang deretan ruko yg udah lama dibangun namun blm laku terjual alias msh pada kosong. Dari awal aku udah grogian sampai gemetaran ketika menyusuri belakang ruko dengannya.
(1) Kali ini saya akan membahas soal normal atau gaknya seorang laki2. Sebelumnya kita sepakat dulu, berhasil nikah dan punya anak bukan patokan utk menyandang predikat normal.
(2) Normal yg saya maksud adalah laki2 yg gak pernah sejarahnya ngeseks dgn sesama laki2. Dan bahkan gak punya rasa atau selera sama sekali ke laki2. Emang ada yg kek gitu? Ada! Tapi udah langka. Dan ini fakta. Bukan mengada ada.
(3) Persoalan homoseks bukanlah persoalan yg baru muncul. Tapi udah ada sejak jaman nabi dulu, yg dikisahkan dlm kitab2 suci. Gak tau mengapa harus ada yg kek gitu. Apa emang sengaja dirancang kemudian di klaim itu salah. Tapi dari pada salah tafsir, kita gak usah bahas itu.
(1) Sejak kecil aku gak dapat kasih sayang dan perhatian dari Ayahku. Dia mendidikku terlalu keras. Hampir setiap hari aku dibentak dan dipukuli. Aku melihat Ayahku bak melihat hantu yg menakutkan.
(2) Menurut hematku, sejak kecil aku blm prnh punya kenangan indah dgn Ayahku. Biasanya di-mana2 anak kecil pasti akrab dgn Ayahnya, tapi aku gak. Walau waktu kecilpun, Ayah gak prnh meng-gendong2ku atau me-mangku2ku. Itu semua cuma Mama yg memerankannya.
(3) Gak tau kenapa Ayah gak pernah perhatian samaku. Bukan samaku aja sih, tp kami semua anak2nya. Gak taulah, apa Ayah gak sayang sama sekali ke anak2nya. Tapi taunya cuma marah2 aja dan menuntut harus spt yg dia inginkan. Kulihat Ayah orang gak sperti itu ke anak2nya.