Thread by @sayidmachmoed

Silsilah Nabi عَلَيْهِ السَّلَامُ Dan Beberapa Peristiwa Penting

Kaum 'Ad

Sudah dijelaskan sebelumnya tentang pembagian wilayah keturunan Nabi Nuh. Ada yang durhaka dan aniaya dan Allah mengirimkan utusan pada mereka lalu mereka mendustakan utusan itu.

https://twitter.com/sayidmachmoed/status/1440967413655162882

yaitu dua suku keturunan Iram bin Sam, yakni suku 'Ad dan suku Tsamud

Nuh - Sam - Iram -Udl - Ad

Dialah yang disebut dalam Al-Qur'an Ad yang pertama (An Najm 50). Suku keturunan 'Ad mendiami daerah di antara pesisir Syihr Yaman dan Oman dan bukit-bukit pasir (ahqaf) Hadlramaut.

Mereka memiliki postur tubuh yang besar dan jangkung tak tertandingi.

Ingatlah ketika Dia menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah setelah kaum Nuh, dan Dia lebihkan kamu dalam kekuatan tubuh dan perawakan.
QS. Al A'raf 69

Allah mengutus Nabi Hud pada mereka.

'Udl -Ad - Julud - Rabah - Abdullah - Hud

Ada juga yang berasumsi Hud ialah Ghabir bin Syalakh bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh.

Keturunan 'Ad yang durhaka ini menyembah tiga berhala bernama Dluro, Dlumur, dan Ilhaba.

Lalu Nabi Hud menyeru pada mereka agar mengesakan Allah dan tidak lagi berbuat aniaya pada sesama. Mereka mendustakan seruan itu dan dengan pongah menjawab "Siapalah yang lebih kuat dari kami?". Sedikit sekali yang mau beriman dan mengikuti seruan Nabi Hud.

Versi Ibnu Ishaq

Bersebab pendustaan mereka pada Nabi Hud, suku 'Ad mengalami kekeringan berkepanjangan.

"Persiapkanlah delegasi ke Mekkah, mintalah orang Mekkah mendoakan hujan untuk kita", kata mereka.

Delegasi yg dipilih adalah Qayl bin 'Ir, Luqaym bin Hazzal, Martsad bin Sa'd - yang menyembunyikan keislaman (pengikut Hud) - Jalhamah bin Khaibari - paman Mu'awiyah bin Bakr -, Luqman bin ',Ad bin Fulan bin 'Ad (senior), dan 66 orang lainnya, sehingga delegasi itu genap 70 orang

Sesampainya di Mekkah, mereka mampir ke rumah Mu'awiyah bin Bakr di luar tanah haram. Delegasi itu adalah paman sekaligus besan bagi Mu'awiyah, karena Luqaym bin Hazzal menikahi saudari Mu'awiyah yang bernama Huzailah binti Bakr.

Mereka tinggal di kediaman Mu'awiyah selama sebulan. Mereka bersenang-senang dan minum khamr. Ada dua budak perempuan Mu'awiyah yang menyanyi untuk mereka.

Ketika Mu'awiyah menyadari bahwa mereka adalah para elit yang melupakan tujuan kedatangan mereka, ia mulai keberatan dan berkata, "Celakalah saudara-saudara ibuku", akan tetapi ia segan menyuruh mereka bersegera menjalankan misi.

Lalu ia menyuruh dua budak penyanyi itu untuk menyanyikan lagu tanpa menyebutkan penciptanya yang membuat mereka tergerak untuk segera menjalankan misi.

"Hai Qayl. Celakalah kamu. Segeralah berdiri dan berdoa lirih. Barangkali Allah akan mengirimkan mendung yang akan menyirami negeri 'Ad. Karena kalian sekarang sudah melupakan misi kedatangan kalian".

Ketika mendengar nyanyian dua budak itu, mereka berkata satu sama lain, "Kalian dikirim ke sini agar mereka (orang Mekkah) memintakan pertolongan bagi kalian agar Tuhan menghilangkan bencana yang menimpa negeri kalian. Lalu kalian lamban menjalankan tugas itu.

Segeralah minta mereka agar memintakan hujan untuk negeri kalian".

Martsad bin Sa'ad yang pada mulanya menyembunyikan keimanannya menjawab, "Orang-orang Mekkah itu tidak bisa memintakan hujan untuk kalian (doanya belum tentu dikabulkan),

tetapi taatilah Nabi kalian, pasti hujan akan diturunkan di negeri kalian". Dengan begitu ia telah mempublikasikan keimanannya.

Mendengar ucapan Martsad bin Sa'ad, Jalhamah bin Khaibari, paman Mu'awiyah berkata pada Mu'awiyah, "Singkirkan Martsad dari kami".

Lalu mereka berangkat ke Mekkah untuk meminta pertolongan doa hujan bagi negeri 'Ad. Setelah doa dilantunkan, Allah mengirimkan mendung tiga warna. Lalu ada suara yang menyuruh Qayl memilih mendung yang akan dikirim ke negeri 'Ad.

Qayl memilih mendung yang berwarna hitam, karena ia berasumsi bahwa mendung itulah yang membawa air terbanyak.

Kamu memilih abu penghancur. Tidak akan ada satupun yang tersisa dari kaum 'Ad.

Anak kecil ataupun orang dewasa, semua akan binasa, kecuali Bani Ludziyah (anak-anak Luqaym bin Hazzal yang tinggal bersama Mu'awiyah bin Bakr di Mekkah) yang diberi petunjuk.

Allah menggiring awan hitam beserta siksa yang terkandung di dalamnya pada kaum 'Ad.

Awan itu datang melalui lembah Mughits. Mereka kegirangan ketika melihat awan hitam datang.

“Inilah awan yg akan menurunkan hujan kepada kita.” Sorak sorai mereka.
Kata Allah, "(Bukan!) Tetapi itulah azab yang kamu minta agar disegerakan datangnya (yaitu) angin yg mengandung azab yang pedih. yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya"
QS. Al Ahqaf 24-25

Orang pertama yang mengenali bahwa awan itu membawa bencana adalah seorang perempuan bernama Fahdad. Lalu ia menjerit dan pingsan.

Setelah siuman, orang-orang bertanya tentang apa yang ia lihat. "Aku melihat angin yang membawa kobaran api dan di depannya ada orang-orang yang menggiring angin itu", jawabnya.

Ketika angin itu mulai terasa, salah seorang di antara mereka yang bernama Khaljan mengajak tujuh kelompok, "Ayolah kita menghadangnya di tepi lembah itu".

Sesampainya di lembah, angin itu bergerak ke bawah kaki, mengangkat, dan membenturkan leher. Sampai tersisa hanya Khaljan.

Lalu ia berpaling ke arah gunung dan berkata, "Yang tersisa hanya Khaljan saja. Hai kamu, Khaljan, ada apa denganmu kemarin? Berada di tempat yang mematikan. Seandainya ia tidak datang padaku, aku yang datang untuk merasakannya".

Nabi Hud berkata padanya, "Masuklah Islam, engkau pasti selamat".

"Apa untungnya bagiku?"

"Surga"

"Siapakah mereka yang berada di mendung, seolah mereka ini peramal?"

"Malaikat"

"Apakah Tuhanmu akan memintakanku perlindungan dari mereka jika aku berserah masuk Islam?"

"Mana ada raja meminta perlindungan dari tentaranya?"

"Jikapun Dia melakukan itu, aku tidak rela".

Datanglah angin itu dan menyeretnya berkumpul dengan teman-temannya.

"Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus"
QS Al Haqqah 7

Angin itu tidak menyisakan seorangpun dari mereka. Sedangkan Nabi Hud dan orang yang beriman menyingkir dan berlindung sehingga angin itu tidak mengenai mereka, hanya saja mereka lemas ketakutan.

Angin itu menerpa kaum 'Ad ketika berhembus dengan menghempaskan batu pada mereka.

Kemudian delegasi yang meminta doa di Makkah kembali ke rumah Mu'awiyah bin Bakr, lalu ada seseorang yang mengabari mereka tentang apa yang menimpa kaum 'Ad dan tentang Nabi Hud yang selamat.

Ibnu Ishaq berkata:

Sebelumnya, sudah dikatakan pada Luqman bin 'Ad (salah satu dari tujuh puluh orang delegasi):

Pilihlah untuk dirimu sendiri. Hanya saja, apapun pilihanmu, tidak ada cara untuk jadi abadi.

Tuhanku, berikan aku umur.

Pilihlah.

Lalu Luqman memilih umur tujuh burung elang. Sehingga para sejarawan berasumsi bahwa umur Luqman sampai umur tujuh burung elang.

Ia mengambil elang jantan anakan yang baru menetas, ketika burung itu mati, ia mengambil anakan yang baru.

Setiap burung elang berumur 80 tahun. Ketika elang ke tujuh mati, Luqman meninggal bersamanya. Elang ke tujuh bernama Lubad.

Umur Nabi Hud 150 tahun. Ia dimakamkan di Hadlromaut. Ada pula yang mengatakan makamnya di Makkah.

Ketika kaum 'Ad binasa, Allah mengirimkan burung hitam yang memindahkan jasad mereka ke laut.

Sehingga mereka (kaum ‘Ad) menjadi tidak tampak lagi (di bumi) kecuali hanya (bekas-bekas) tempat tinggal mereka.
QS. Al Ahqaf 25

Angin yang sekencang itu hanya terjadi pada saat itu.

sedangkan kaum ‘Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin, (QS. Al-Haqqah: 6)

Angin itu mencerabut pohon yang sangat besar sampai akarnya dan merobohkan rumah beserta orang di dalamnya.

Kaum Tsamud

Kaum Tsamud adalah keturunan Tsamud bin Jatsir bin Iram bin Sam bin Nuh. Tempat tinggal mereka di Hijr (pegunungan) di antara Hijaz dan Syam.

Bersambung hari Senin, insya Allah 🙏🏿🌹