Berdasarkan artikel majalah National Geographic, pohon Redwood Mark Twain yang ditebang pada tahun 1891 di California, adalah pohon tertua yang pernah ditebang orang.
Pohon setinggi 100 meter tersebut berusia 1341 tahun. Garis tengah bagian batangnya sepanjang 27 meter.
Untuk menebangnya perlu waktu 6 hari dengan menggunakan gergaji raksasa. Sesudah pohon tumbang masih diperlukan pemotongan kayu hingga bagian-bagian lebih kecil yang baru selesai dalam berminggu-minggu.
Pohon bernama Mark Twain ini tumbuh di tempat bernama Millwood.
Berikut adalah gambaran kapan Pohon Mark Twain mulai tumbuh dan kira-kira sebesar apa batangnya saat berbagai peristiwa bersejarah dunia terjadi. Mulai dari masa kelahiran Nabi Muhammad, Columbus sampai di Benua Amerika, hingga saat pohon Mark Twain ditebang.
Millwood berada di sebuah kawasan yang dimiliki dua saudagar kayu Hiram Smith dan Austin Moore.
Mereka membeli kawasan Sequoia Forrest di tahun 1888 dan membentuk perusahaan bernama Kings River Lumber Companies di lahan seluas 12140. Hampir seluas Jakarta Barat (12600 ha).
Sejak pembelian lahan hingga tahun 1905, King River Lumber Companies sudah menebang 8000 pohon raksasa Sequoia.
Nyaris seperti kutukan, setahun setelah Redwood Mark Twain ditebang, Kings River Lumber Companies bangkrut di tahun 1892 akibat Depresi Ekonomi yang melanda Amerika.
Sempat dua tahun berhenti beroperasi, perusahaan berubah nama menjadi The Sanger Company pasca restrukturisasi. Namun tahun 1895 kembali mengalami kesulitan keuangan.
Selanjutnya perusahaan diakuisisi dan menjadi The Hume-Bennett Lumber Company di tahun 1905.
Namun masalah tidak juga hilang. Terjadi beberapa kali mengalami musibah kebakaran dan kecelakaan kerja. Sarana pendukung operasi jadi terhambat dan kegiatan menebang pohon raksasa tidak lagi menjadi ekonomis.
Tahun 1924 The Hume-Bennett Lumber Company berhenti beroperasi.
George Hume sebagai pemilik perusahaan akhirnya menjual seluruh aset perusahaan ke Dinas Kehutanan Nasional Amerika, yang selanjutnya diintegrasikan ke Taman Nasional Sequoia National Forest, wilayah tempat sisa pohon raksasa Sequoia dilindungi di wilayah seluas 48 ribu hektar.
Di wilayah ini pula terdapat pohon yang lebih tua dari pohon Redwood Mark Twain - yaitu pohon yang diberi nama The President, yang diperkirakan berumur lebih 3000 tahun.
Sebesar apa pohon The President? Tergambarkan pada dua foto ini. Perhatikan orang berjaket merah.
SELESAI.
Foto terakhir berasal dari Majalah National Geographic edisi Desember 2012.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Kasus Evergrande ini nggak ada yang bahas ya di Indonesia? Padahal ini bisa meledak kayak Lehman Brothers.
Evergrande ini adalah pemilik properti terbesar nomer dua di China. Sempat menjadi nomer satu beberapa tahun lalu. Evergrande anggota Fortune 500 Global.
Masalah ada di utang $100 Miliar yang terancam default. Ada yang jatuh tempo dalam waktu dekat ini. Dan nggak ada duit.
Pemerintah China sudah bilang nggak akan melakukan bailout. Tapi apa iya kalau sudah sebesar Evergrande dampaknya nggak akan menjalar ke sektor properti lain di China?
Dan ini jadi masalah karena banyak perusahaan properti di China adalah cash cow Pemerintah Daerah.
Di antara para ekonom Indonesia yang memperhatikan kenaikan harga beras waktu itu, muncul kelegaan karena harga beras bisa terkendali akibat stok yang cukup.
Indonesia beruntung karena bisa duluan borong beras di pasar internasional sehingga harga bisa stabil.
Hal seperti ini tidak mudah dikomunikasikan kepada masyarakat - karena ada pemahaman umum: "impor pasti buruk", "kita harus bisa swasembada pangan" dll.
Padahal swasembada bisa sangat mahal ongkos ekonominya kalau harga beras naik terlampau tajam. Yang jadi korban: daya beli.
"Bukankah harga beras yang tinggi menguntungkan petani?"
Kata siapa? Nilai Tukar Petani di Indonesia nggak pernah nyambung dengan harga beras di pasar. Mengapa? Karena rantainya sampai ke pasar sangat panjang. Dan tiap mata rantai punya marjin laba tersendiri.
CATATAN: harga beras rata-rata di sekitar 1998 naik lebih dari 2x lipat. Pak @boediono dalam bukunya pernah menulis hal ini.
Kenaikan harga beras ini mendorong kenaikan tajam inflasi karena bobot beras dalam konsumsi masyarakat saat itu mencapai hampir 1/4 belanja masyarakat.
Kalau La Nina mengakibatkan Indonesia sering hujan dan banjir, lalu apa yang terjadi kalau El Nino muncul? Ya ekstreme yang satu lagi: Kekeringan.
Berikut adalah gambaran siklus El Nino vs La Nina sejak tahun 1990 sampai sekarang.
Merah = El Nino
Biru = La Nina
Fenomena El Nino paling parah pernah terjadi pada tahun 1997-1998. Indonesia mengalami kekeringan panjang dan juga kebakaran hutan.
Bersamaan dengan itu terjadi gagal panen karena kekeringan. Akibatnya harga padi naik tajam dalam waktu singkat dan inflasi melonjak.
Padahal di saat yang sama perbankan Indonesia sedang dalam tekanan akibat mulai menjalarnya Krisis Moneter Asia. Gabungan dari dua fenomena terpisah ini yang kemudian menjadi tekanan politik dan di kemudian hari memaksa Suharto turun dari kekuasaannya.
Dalam video ada ilustrasi sederhana bahwa dengan asumsi jumlah anggota 700.000 orang dan masing-masing menempatkan iuran Rp. 10 ribu - maka akan tersedia aset bersama (mutual) yang dapat digunakan untuk menalangi bila ada yang sakit.
700.000 x Rp. 10 ribu = Rp. 7 Miliar.
Lalu ada disebutkan bahwa talangan maksimum Rp. 100 Juta. Ini disebut sebagai klaim maksimum dari aset bersama oleh satu anggota.
Jadi dari dana yang Rp. 7 Miliar - andai ada SATU orang mengambil klaim maksimum - maka dana tersisa menjadi Rp. 6,9 Miliar.