Anak manusia lahir secara “prematur” kalau dibandingkan bayi dari mamalia lain. Lahir sangat tidak berdaya, dan untuk waktu yang lama.
Hal ini disebabkan otak manusia memang dilahirkan belum di ukuran manusia dewasa. Pinggul sang ibu takkan cukup, jadi dibesarkan di luar.
Ada dua kondisi yang penting, baik dalam proses evolusi manusia maupun pertumbuhan anak.
1. Nutrisi
Pola makan yang disarankan untuk anak saat MPASI dominan protein hewani, lalu karbohidrat, sayur dan buah pelenglap (CMIIW). Mirip diet saat tren volume otak manusia berkembang.
2. Rangsangan
Sensory & motor manusia itu dominan tangan, sehingga penting untuk fasilitasi anak permainan yang merangsang aktivitas tangan & koordinasi mata-tangan.
Secara evolusi, ini juga tahap penting: saat mulai bipedal, tangan manusia buat & pakai alat, pancing kecerdasan.
Karena itu, jangan lewatkan kesempatan untuk berikan nutrisi dan rangsangan terbaik untuk anak, utamanya sampai ~3 tahun.
Ini fase yang tak bisa dikembalikan lagi. Nutrisi harus terpenuhi, rangsangan harus diberikan.
Jadi make sense kenapa TV dan HP perlu diminimalisir ya?
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Ritual kematian bisa diperkirakan dari keberadaan benda atau tulang binatang peliharaan di dekat pemakaman utama orang yang meninggal.
Dan ritual sejenis ini melegakan, bukan bagi sang jasad tentunya, tetapi bagi yang ditinggalkan. Semacam “coping mechanism”.
Ritual kematian ini, karena tidak ada urusan dengan alasan praktis, malah kadang terkesan merepotkan, maka ya terserah aja mau gimana. Yang penting bisa untuk coping mechanism.
Karena itu, teknisnya macam-macam. Dari pakaikan kalung, kubur bareng kuda, sampai bangun piramida.
Di sekolah, mungkin banyak dari kita yang diajarkan science sebagai sesuatu yang pasti, statis, final, hanya perlu dihafalkan, no debat.
Hal yang totally misleading karena malah mengesankan science sebagai dogma baru.
In a nutshell, sebenarnya apa definisi dari science?
Plot twist nya adalah, walau scientific revolution terjadi di abad 15 (kalau patokannya Copernicus), secara filosofis, pembahasan penting tentang apa itu science baru terjadi di awal abad 20 (kalau patokannya Popper).
Tentu tanpa bermaksud sisihkan peran Descartes dan Bacon.
Science disini tentu “modern science” ya, untuk membedakan dengan natural philosophy.
Menurut Popper, science itu pada prinsipnya berusaha membuktikan sesuatu salah, dan kalau tidak salah, maka mendekati benar.
Kita seringkali terlalu arogan dan berasumsi bahwa worldview & sistem kepercayaan kita adalah yang paling benar & mulia.
Tapi tahukah kamu bahwa sistem kepercayaan peradaban besar di dunia, yang bertahan sampai saat ini, sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis kemunculannya?
Transisi penting peradaban manusia dari gaya hidup berburu-pengumpul ke agrikultur sangat bergantung dari ketersediaan air.
Bukan kebetulan bahwa 4 peradaban kuno semuanya ada di dekat sungai besar : Mesir, Mesopotamia, Harappa (India), dan China.
Kalau semua ada di dekat sungai besar, kenapa keempatnya mengembangkan budaya dan sistem kepercayaan yang sangat berbeda?
Salah satu hipotesis menyebutkan bahwa kondisi sungai yang sangat berbeda sangat berpengaruh budaya seperti apa yang berkembang di setiap peradaban itu.
Salah satu celah dalam pembahasan ini adalah bagaimana mendefinisikan orang pintar.
IMO, “pintar” yang dimaksud sebenarnya lebih merujuk ke kekayaan informasi yang dimiliki. Semakin punya banyak info (pintar), semakin banyak referensi untuk ngarang (bias).
Kenapa “scientific revolution” bersemi di Eropa, bukan di Timur Tengah, China, atau India yang secara peradaban di Abad Pertengahan cenderung lebih maju?
Disclaimer : 1. Ini lebih ke topik sejarah science, dimana bias sangat mungkin terjadi dan terbuka untuk sanggahan 2. Science yang dimaksud adalah “modern science”, yang bersemi di abad 16 3. Sebelum abad 16, agar tak ambigu, kita gunakan istilah “natural philosopher”
Apabila anda hidup di abad ke-11 dan diminta untuk menebak dimana “modern science” akan tumbuh, kemungkinan besar anda akan menjawab Baghdad.
Sebelum runtuh akibat invasi Mongol, Baghdad adalah tempat berkumpulnya peradaban dunia baik sebagai perdagangan maupun pengetahuan.