Thread ini menarik (dengan catatan ada beberapa perdebatan dari point yang dijelaskan, but hey, that’s the point of scientific discussion).

Proses membesarkan anak sejak janin sampai ~3 tahun itu ibarat “akselerasi” proses evolusi “mematangkan” otak manusia untuk jadi cerdas.
Anak manusia lahir secara “prematur” kalau dibandingkan bayi dari mamalia lain. Lahir sangat tidak berdaya, dan untuk waktu yang lama.

Hal ini disebabkan otak manusia memang dilahirkan belum di ukuran manusia dewasa. Pinggul sang ibu takkan cukup, jadi dibesarkan di luar.
Ada dua kondisi yang penting, baik dalam proses evolusi manusia maupun pertumbuhan anak.

1. Nutrisi
Pola makan yang disarankan untuk anak saat MPASI dominan protein hewani, lalu karbohidrat, sayur dan buah pelenglap (CMIIW). Mirip diet saat tren volume otak manusia berkembang.
2. Rangsangan
Sensory & motor manusia itu dominan tangan, sehingga penting untuk fasilitasi anak permainan yang merangsang aktivitas tangan & koordinasi mata-tangan.

Secara evolusi, ini juga tahap penting: saat mulai bipedal, tangan manusia buat & pakai alat, pancing kecerdasan. Image
Karena itu, jangan lewatkan kesempatan untuk berikan nutrisi dan rangsangan terbaik untuk anak, utamanya sampai ~3 tahun.

Ini fase yang tak bisa dikembalikan lagi. Nutrisi harus terpenuhi, rangsangan harus diberikan.

Jadi make sense kenapa TV dan HP perlu diminimalisir ya?

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Adrian Danar W

Adrian Danar W Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @adriandanarw

11 Nov
Bakat untuk jijik ke mayat atau bangkai menimbulkan dilema manusia zaman dulu, persisnya saat orang yang dicintai meninggal.

Bagaimana untuk mendamaikan “rasa jijik” dan “rasa sayang” kita ke kerabat yang meninggal?

Diperkirakan dilema inilah yang lahirkan ritual kematian.
Ritual kematian bisa diperkirakan dari keberadaan benda atau tulang binatang peliharaan di dekat pemakaman utama orang yang meninggal.

Dan ritual sejenis ini melegakan, bukan bagi sang jasad tentunya, tetapi bagi yang ditinggalkan. Semacam “coping mechanism”.
Ritual kematian ini, karena tidak ada urusan dengan alasan praktis, malah kadang terkesan merepotkan, maka ya terserah aja mau gimana. Yang penting bisa untuk coping mechanism.

Karena itu, teknisnya macam-macam. Dari pakaikan kalung, kubur bareng kuda, sampai bangun piramida.
Read 4 tweets
10 Sep
Di sekolah, mungkin banyak dari kita yang diajarkan science sebagai sesuatu yang pasti, statis, final, hanya perlu dihafalkan, no debat.

Hal yang totally misleading karena malah mengesankan science sebagai dogma baru.

In a nutshell, sebenarnya apa definisi dari science?
Plot twist nya adalah, walau scientific revolution terjadi di abad 15 (kalau patokannya Copernicus), secara filosofis, pembahasan penting tentang apa itu science baru terjadi di awal abad 20 (kalau patokannya Popper).

Tentu tanpa bermaksud sisihkan peran Descartes dan Bacon.
Science disini tentu “modern science” ya, untuk membedakan dengan natural philosophy.

Menurut Popper, science itu pada prinsipnya berusaha membuktikan sesuatu salah, dan kalau tidak salah, maka mendekati benar.

Ini yang penting : “mendekati benar”
Read 17 tweets
29 May
Kita seringkali terlalu arogan dan berasumsi bahwa worldview & sistem kepercayaan kita adalah yang paling benar & mulia.

Tapi tahukah kamu bahwa sistem kepercayaan peradaban besar di dunia, yang bertahan sampai saat ini, sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis kemunculannya?
Transisi penting peradaban manusia dari gaya hidup berburu-pengumpul ke agrikultur sangat bergantung dari ketersediaan air.

Bukan kebetulan bahwa 4 peradaban kuno semuanya ada di dekat sungai besar : Mesir, Mesopotamia, Harappa (India), dan China.
Kalau semua ada di dekat sungai besar, kenapa keempatnya mengembangkan budaya dan sistem kepercayaan yang sangat berbeda?

Salah satu hipotesis menyebutkan bahwa kondisi sungai yang sangat berbeda sangat berpengaruh budaya seperti apa yang berkembang di setiap peradaban itu.
Read 37 tweets
12 May
Thread menarik.

Salah satu celah dalam pembahasan ini adalah bagaimana mendefinisikan orang pintar.

IMO, “pintar” yang dimaksud sebenarnya lebih merujuk ke kekayaan informasi yang dimiliki. Semakin punya banyak info (pintar), semakin banyak referensi untuk ngarang (bias).
Dalam thread juga dengan baik disebutkan 2 kunci penting hindari jatuh ke bias dan sesat pikir.

1. Menyadari bahwa kita pasti punya bias, literally PASTI

2. Berpikir dalam probability (range 0% sampai 100%), bukan certainty (antara 0% atau 100%, binary)
Ada satu lagi yang biasa saya gunakan, yaitu teori Adult Development nya Robert Kegan.

Orang yang sudah dalam fase kelima menempatkan “dialectics of ideology”, bukan “ideology”, sebagai subject.

Dunia adalah tentang benturan ide ke ide yang lebih baik, bukan ideologi statis.
Read 7 tweets
1 May
Kenapa “scientific revolution” bersemi di Eropa, bukan di Timur Tengah, China, atau India yang secara peradaban di Abad Pertengahan cenderung lebih maju?
Disclaimer :
1. Ini lebih ke topik sejarah science, dimana bias sangat mungkin terjadi dan terbuka untuk sanggahan
2. Science yang dimaksud adalah “modern science”, yang bersemi di abad 16
3. Sebelum abad 16, agar tak ambigu, kita gunakan istilah “natural philosopher”
Apabila anda hidup di abad ke-11 dan diminta untuk menebak dimana “modern science” akan tumbuh, kemungkinan besar anda akan menjawab Baghdad.

Sebelum runtuh akibat invasi Mongol, Baghdad adalah tempat berkumpulnya peradaban dunia baik sebagai perdagangan maupun pengetahuan.
Read 27 tweets
20 Mar
SCIENCE :

Sering dibanggakan sebagai metode yang sangat objektif & akurat, serta terbukti berhasil membawa peradaban manusia ke kemajuan yang tak terbayangkan.

Nyatanya, science tak lepas dari subjectivity, anthropomorphism, dan selalu berjarak dengan “kebenaran”.

Kok bisa?
Scientific method itu tidak intuitif bagi otak kita. Manusia baru temukan dan gunakan sekitar 400 tahun yang lalu.

Sepanjang sejarah sebelumnya, kita mengandalkan mitos untuk jelaskan hampir segala hal, yang dikukuhkan otoritas.

Science menawarkan solusi menarik.
1. Tidak ada seorang pun yang tau segalanya dan bisa dijadikan sumber kebenaran.

2. Karena itu, kita harus coba menebak (membuat hipotesis).

3. Satu-satunya cara memvalidasi, supaya objektif, adalah bertanya ke Nature (observasi / eksperimen).

4. Dari situ, tarik kesimpulan.
Read 26 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(