gil Profile picture
Nov 16, 2021 166 tweets 31 min read Read on X
----- "KELUARGA SANTOSO" ----
------- Korban Teluh Jawa -------
----------- Kisah Nyata -----------

[A THREAD]
#threadhorror #ceritamisteri #utashorror #ceritahorror #bacahorror #ceritaht #IDNhorror #tweethorror #truestory #kisahnyata Image
Kisah sebuah keluarga yg terkena "Teluh jawa" di tahun 1990an, kejadian-kejadian tragis dan horror menimpa keluarga ini, bagaimana ceritanya ? Silahkan like dan RT utas ini dulu ya,

#KorbanTeluhJawa #KeluargaSantoso
Disclaimer : Semua Nama tokoh dan tempat sengaja disamarkan untuk menjaga identitas dan privasi pihak yg terlibat didalamnya.

Narasumber : Pak Slamet
#TeluhJawa #KeluargaSantoso
Keluarga Santoso terdiri dari :
Ayah : Santoso
Ibu : Lasmini
Anak 1 : Ningrum
Anak 2 : Panggih
Dan ada 2 orang lagi yaitu Para pesuruh atau pembantu yg mana Pak slamet (narasumber) dan mbok Urip #Teluhjawa Image
Temanggung 1990,
Santoso sosromiharjo, juragan cengkeh yg mapan kala itu, sudah 10 tahun terakhir ini sejak menikah dengan istrinya "Lasmini", dia meneruskan usaha milik mendiang ayahnya, usaha cengkehnya cukup berhasil, berbekal titel insinyur pertanian, Santoso sukses** Image
Mengembangkan usahanya menjadi lebih besar, dalam pernikahannya Santoso dikaruniai 2 orang anak, anak pertamanya Ningrum (10) dan adik laki-lakinya Panggih (5), mereka semua hidup bahagia di sebuah rumah yg besar bergaya era 60an, maklum itu rumah warisan dari **
*** Mendiang orangtua santoso, dia ini anak tunggal, untung saja orangtua santoso dulu tidak memanjakannya, jadi ketika ditinggal santoso bisa dengan lancar meneruskan usaha peninggalan orangtuanya..
Sementara disitu juga ada 2 orang pembantu yaitu Pak slamet (narasumber) sebagai tukang kebun dan mbok urip sebagai ART, mereka berdua juga hidup dan ikut tinggal dirumah itu bersama keluarga santoso..
Temanggung sekira tahun 1991-92, usaha cengkeh Santoso yg kian berkembang menuntutnya untuk memperluas lahan dan menambah 1 gudang lagi, lahan seluas 2000m sudah berhasil didapatnya sementara dia masih harus menambah 1 gudang lagi untuk penjemuran dan penyimpanan cengkehnya..
Dan diliriklah 1 bangunan luas, bekas gudang cengkeh juga, milik Pak Carik tetangganya, sesama juragan cengkeh di era bapaknya, namun sudah lama bangkrut dan bangunan ini juga hampir disita oleh Bank, pak carik ini sudah meninggal, kini bangunan itu diwariskan**
*** kepada Bowo anaknya, beserta hutang2nya. Bowo juga tidak meneruskan usaha cengkeh milik ayahnya, kini bekas gudang itu terlihat terbengkelai, dan sudah menjadi jaminan hutang untuk biaya berobat pak carik dulu ketika sakit..
Menurut kesaksian Pak slamet yg juga mengenalnya, Bowo ini selalu mengajukan perpanjangan kepada pihak Bank agar nantinya gudang itu tak disita, dia hanya menunggu 1 sawah peninggalan orangtuanya terjual, untuk melunasi hutang itu..
Kenapa bowo tidak merelakan gudang itu saja?, karena disini Santoso juga ingin membelinya dengan harga yg wajar.. Tapi ternyata setelah ditemui santoso, bowo memperlihatkan surat wasiat dari mendiang ayahnya (Pak carik) yg mana salah satu isinya, adalah tidak memperbolehkan***
**Gudang itu terjual. Tapi dahulu bowo sebagai anak tertua malah diam2 menjaminkan surat gudang itu ke Bank, disamping untuk kebutuhan sendiri, uangnya juga digunakan untuk biaya berobat ayahnya (Pak carik), itu kata bowo.
Pak Slamet yg juga ikut mengantar Santoso dalam pertemuan itu sebenarnya agak ragu dengan pernyataan bowo tentang bagaimana uang hutang itu digunakan, pasalnya didesa Bowa terkenal sebagai pria yg gemar berjudi. Singkat cerita Santosopun pulang dengan keputusan**
**tak bisa memiliki/membeli Gudang luas itu, tapi dalam hatinya dia sangat menginginkannya, karena tempatnya yg bagus dan strategis, disini dia mulai memutar otak untuk tetap bisa memiliki gudang itu,

Dihubunginya petugas bank, tempat Bowo berhutang, kebetulan orang itu adalah*
**temannya, setelah santoso menanyakan perihal tanah gudang itu, dia mendapat informasi, kalau tagihanya sudah macet hampir 1 tahun, dan akan disita oleh pihak bank tapi disitu bowo mengajukan perpanjangan dengan alasan akan menjual sawahnya untuk melunasinya..
Tapi nampaknya perpanjangan itu batas tenggangnya juga hampir habis, berbekal informasi itulah santoso bersabar dan memantau perkembangannya, sembari mungkin dalam hatinya dia berdoa buruk, agar gudang itu disita dan dilelang oleh bank.
Singkat cerita sekira 1 tahun kemudian, Gudang itu akhirnya disita juga oleh bank, dan akan di lelang dikemudian hari, kabar ini tentu cukup membuat santoso senang, dia benar2 ingin memiliki gudang seluas 1700m itu, berbekal kenalan petugas bank.**
Disini santoso agak bertindak licik, entah bagaimana dia bermain dengan petugas lelang, untuk memenangkan proses pelelangan lahan gudang itu, singkat cerita hari pelelangan itupun tiba, dan sesuai prediksi, santoso berhasil memenangkan lelang itu.
Santoso menjadi pemilik sah dari tanah gudang itu, tapi sekira beberapa bulan kemudian setelah gudang itu digunakan oleh santoso mulai terjadi kejadian-kejadian yg lebih tepatnya dialami oleh semua orang yg menghuni rumah santoso, termasuk Pak slamet dan mbok urip.
Pertama dialami oleh pak slamet dan Mbok urip,
Malam itu sekira pukul 1 malam, mereka berdua sama-sama mendengar suara langkah kaki bakiak yg berjalan mengelilingi rumah, tentu pak slamet dan mbok uriplah yg mendengarnya dengan jelas, karena tempat mereka tidur**
Berdempetan dengan beteng rumah, tepatnya di bagian paling belakang, agak mustahil bila suara ini terdengar dari rumah utama, karena jarak beteng dan rumah agak jauh, mbok urip dan pak slamet yg tidurnya merasa terganggu memutuskan untuk keluar dan memeriksanya..
Suara bakiak itu masih ada, yg kini berjalan menuju dekat tempat mereka berdiri, dan akhrinya sosok yg berjalan itu mulai terlihat, wujudnya seperti orang biasa,namun rambutnya panjang, sepertinya seorang wanita, sosok itu sekarang berhenti, mungkin karena melihat mereka berdua**
**yg sedang mengamati, namun dia tidak pergi, Pak slamet segera mengambil klewang untuk berjaga-jaga, mbok urip mengira itu orang gila..

"Hehhh sopo de'e, gek opo nang kono" (hehh siapa kamu, lagi apa disitu) kata mbok urip..tapi sosok itu hanya tidak menjawab**
***terlihat tangannya saja yg sepertinya tengah menabur-naburkan sesuatu, sementara kepalanya menunduk.. Untuk gambaran beteng dari rumah santoso ini tingginya hanya seukuran ketiak orang dewasa ya.. Jdi sosok itu terlihat separuh badan..
Pak slamet menghampiri sambil mengacungkan klewang, untuk menakut-nakuti bermaksud mengusir orang itu, sementara mbok urip ikut berjalan dibelakangnya..

"HUSSS LUNGO DE!!"
(Huss pergi kamu!!) kata pak slamet.
----Bersambung----
tapi orang itu tidak pergi, kini terlihat tangannya yg menabur-naburkan sesuatu ke atasnya.. Pak slamet dan mbok urip mendekat dan menanyainya kembali..

"WOYYY LUNGO DE WONG GENDENG!!" (Woy!! Pergi kamu orang gila!!) kata pak slamet. Mendengar itu orang itupun menoleh..
Dan disini pak slamet dan mbok urip terkejut karena, sosok itu tidak berwajah, sambil terus menabur-naburkan sesuatu di atasnya.. Pak slamet dan mbok urip pun berlari tunggang langgang menuju huniannya setelah melihat itu

---- Bersambung ---- Image
pak slamet dan mbok urip meringkuk di balik pintu paviliun huniannya di belakang rumah, disini mereka sama2 tak yakin, mbok urip yg punya pengalaman melihat hantu berujar, untuk ukuran demit, itu terlalu nyata.
"Nek demit kui semrawang met!!"
(kalo hantu itu transparan met!)
Sementara menurut pengakuan pak slamet sosok itu rambutnya terkibas-kibas tertiup angin.. Entahlah apa itu.. Keesokan harinya mbok urip yg menyapu di luar beteng melihat ceceran tanah basah.. Dia menyapu dan ternyata ceceran tanah itu hampir mengelilingi rumah santoso..
Lantas mbok urip segera membicarakannya dengan pak slamet,
"Lek-Lek lemah kuburan yo met"
(jangan-jangan tanah kuburan ya met") ujar mbok urip, pak slamet yg mulai mempunyai firasat buruk ingin menceritakannya kepada juragannya, tapi rasanya percuma, karena santoso ini**
Orang berpendidikan, tak mungkin perduli dengan hal-hal seperti itu, meskipun pak slamet ini orang kepercayaanya dan umurnya hampir sebaya, dia tetap memutuskan untuk tidak menceritakan semua ini kepada santoso juragannya..
Tepat malam harinya, terjadi hal aneh kepada salah satu pegawai di gudang cengkeh baru milik santoso, sebut saja Agus, tiba2 saja malamnya Agus sowan kerumah juraganya santoso, dia mengundurkan diri dan meminta sisa gajinya, Santoso mencoba bertanya apakah dia ada masalah**
Dengan teman sejawatnya, tapi nampaknya agus tak mau mengakatan apa2, dia hanya ingin mengundurkan diri dan meminta sisa gajinya, tapi disini ada yg agak aneh, menurut pak slamet agus terlihat pucat dan tidak mau memandang wajah santoso..
Matanya selalu melihat kebawah, akhirnya santosopun memberikan sisa gajinya dan mempersilahkan Agus untuk mengundurkan diri dari pekerjaanya, padahal disini posisi Agus sudah cukup enak, dia sudah jadi mandor, santoso yg ingin tahu apa yg terjadipun menyuruh pak slamet untuk**
Menyelidiki masalah ini, singkat cerita selang hari Pak slamet menanyai semua pegawai di gudang itu, dan hasilnya tidak pernah ada masalah dengan Agus, bahkan mbak Lela bagian keuangan juga sempat di panggil oleh santoso, dan tidak ada juga masalah keuangan.
Santosopun pasrah dan melupakan itu semua, haripun berlalu tapi disini pak slamet masih penasaran dan mempunyai firasat lain tentang keluarnya Agus, akhirnya dengan dalih silaturahmi, Pak slametpun mendatangi kediaman agus..
Setelah berbasa basi di tempat agus, Pak slamet langsung bertanya dengan pelan kepada Agus.

"Janjane ki ono opo to mas agus, mbok crito karo aku, kok koyone ono sing ora beres"
(sebenarnya itu ada apa to mas agus, cerita dong sama saya, kok kayaknya ada yg tidak beres)
Mendengar pertanyaan itu Agus terdiam sejenak dan menjawab.
"Ning ojo omong-omong juragan Toso yo kang"
(tapi jangan ngomong2 ke pak santoso ya mas)

Akhirnya Aguspun bercerita,
Ketika agus menyortir cengkeh, waktu itu sore hari, semua pegawai sudah beranjak pulang..
Disitu tinggal agus sendiri, biasa memang, agus selalu pulang paling akhir, tapi ketika dia menyortir cengkeh, tercium bangkai yg sangat bau, Agus tentunya kawatir, takut kalo ada tikus mati di antara gunungan cengkeh, Aguspun mulai mencari sumber bau itu..
Lama sekali dia mencari, karena gudang itu memang cukup luas, dan akhirnya dia menemukan sumber bau itu, tepatnya diantara tumpukan karung cengkeh, "Wah aku harus lapor juragan ini!!" ujar agus takutnya ada bangkai diantara tumpukan itu.
Tapi ketika dia membalikan badannya tiba-tiba dia dikagetkan oleh suara!!! Suaranya seperti orang yg memanggil.

"HEHHHHH, GUS!!!!"
Aguspun sontak menoleh ke arah tumpukan karung itu.. Dan aguspun terpaku melihat sosok yg memanggilnya!!
Sosok itu kata agus seperti anjing namun besarnya seukuran sapi, dan sosok itu berbicara dengan bahasa manusia.. Ditengah agus yg masih mematung, sosok itu berkata..
"LUNGO SEKO KENE!! TIMBANG TAK PANGAN!!" (Pergi dari sini, daripada saya makan!!) Image
Ternyata kejadian itulah yg membuat agus yg sudah hampir 5 tahun ikut juragan santoso memutuskan untuk mengundurkan diri, melihat raut wajah agus, pak slamet berasumsi sepertinya agus ini memang benar-benar mengalaminya.
Pak slametpun pulang kembali, dan masih menyimpan dalam2,cerita dari Agus, sampai di hunianya, mbok urip yg tahu kalo slamet habis pergi ke tempat agus langsung bertanya..
"Priye agus met??mesti nganu to!!"
(gimana agus met?? Pasti ada apa2 to!!) Pak slametpun menceritaknnya**
Kepada mbok urip,
"Koyone kok ono sing "nggawe" pak toso yo met.."
(Sepertinya kok ada yg "Mengguna-guna pak santoso ya met) timpal mbok urip di pembicaraan itu, karena ternyata tepat sehari setelah mbok urip dan pak slamet melihat sosok tak berwajah itu**
**Ningrum, anak Santoso sakit, terhitung hampir satu bulan, dan agak aneh, karena cacarnya sampe lidah, pak slamet juga baru tahu saat itu kalo Ningrum sakitnya separah itu, pikirnya hanya masuk angin biasa.. Singkat cerita haripun berlalu..
Ningrum belum sembuh dari sakitnya, sore itu Lasmini istri santoso terlihat tengah merebus air panas, bakal mandi "Si Panggih"anaknya yg paling kecil, pak slamet yg tengah mencabuti rumput dibelakang rumah, sesekali mengamati istri juragannya yg tengah melamun didepan kompor..
Ada yg aneh, tak biasanya lasmini istri juragannya itu terlihat sesedih itu, air didalam pancipun mulai mendidih, pak slamet yg mengetahuinya mencoba memecah lamunan juraganya, tapi disini tak ada respon dari lasmini,

"BUK, JARANGE PUN UMOBH BUK!!" (buk airnya sudah panas buk)
Kata pak slamet sambil memunculkan setengah kepalanya di jendela dapur, tapi benar tak disangka apa yg terjadi setelah ini..
Diambilah air panas itu oleh lasmini, dan sambil mendongakkan kepalanya lasmini menyiramkan air mendidih itu ke kepalanya..kemudian dia teriak**
Seakan tak sadar apa yg barusan ia lakukan, pak slamet yg panik juga berteriak memanggil juraganya, Lasminipun mendapatkan luka yg cukup parah dan sempat dibawa ke rumah sakit sampai akhirnya meninggal 1 hari kemudian, tapi disini slamet tak bercerita tentang apa yg sebenarnya**
dilihatnya sore itu, sehingga saat itu kematian Lasmini masih dianggap sebagai kecelakaan oleh santoso.. Tapi tidak bagi pak slamet.. Baginya kematian Lasmini sangat tidak beres, karena dia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, Lasmini istri juraganya**
***menyiramkan air mendidih ke kepalanya sendiri..

#Teluhjawa #keluargasantoso

------Bersambung----- Image
Kematian lasmini tentu membawa duka yg cukup mendalam bagi keluarga santoso tak terkecuali pak slamet dan mbok urip pasalnya meski hanya pesuruh, lasmini selalu memperlakukan mereka seperti keluarga sendiri seperti makan bersama, membelikannya pakaian dll..
Masih dalam masa berkabung setelah kepergian Lasmini, Ningrum anak sulung santoso belum juga sembuh, bahkan menurut kesaksian mbok urip kepada pak slamet cacar air ningrum semakin parah, menjalar sampai lubang telinga, lubang hidung dan lidah.. Keadaanya memprihatinkan..
Sudah hampir 2 bulan ini ningrum hanya terbaring ditempat tidurnya, bahkan ketika ibunya meninggal dia tidak sempat melihat jasadnya untuk terakhir kalinya, sementara itu ada hal janggal yg sebenarnya sempat terabaikan yaitu "Nasi yg cepat membusuk"..
Itu terjadi pada keluarga ini, mbok urip sebagai peramusaji sempat dimarahi oleh juragannya perihal nasi busuk ini tapi mau bagaimana lagi, padahal itu nasi baru, yg ditanak esok hari namun siangnya sudah membusuk, menguning dan berlendir.. Haripun berlalu..
Terjadi kepiluan lagi di suatu hari..
Beluk genap 40 hari Lasmini meninggal, kini Ningrum si sulung pergi untuk selama-lamanya menyusul ibunya.. Kejadiannya esok hari, seperti biasanya setiap pagi mbok urip hendak pergi ke kamar ningrum untuk memberikan makan..
Mbok urip, melihat hal yg tak biasa, Ningrum tidur dengan tengkurap dengan selimut yg menyingkap.. Dengan pelan mbok urip mencoba membangunkannya, tapi tak direspon, disini mbok urip sudah mempunyai firasat yg tak enak, dengan perlahan dia memegang kaki Ningrum.. "SUDAH DINGIN"
Mbok urip yg takut, langsung bergegas melaporkannya kepada juragannya, Santosopun datang dengan wajah yg panik, begitu juga pak slamet yg tengah menggendong si panggih yg ikut terbangun karena kehebohan pagi itu.. Dihampirinya tubuh Ningrum oleh ayahnya..
Dengan suara bergetar seakan tau hal buruk tengah terjadi, Santoso memegang tubuh anaknya, menggoyang-goyangkannya.. Karena tak kunjung dapat respon santoso langsung membalikkan badan ningrum dengan perlahan.. Nampak agak kesulitan karena badan Ningrum sudah "KAKU".
Seketika, Santoso sadar anaknya sudah tiada, dia menangis terisak!! Dengan suara parau..
"OPO MENEH YA ALLAH!!"
(Apa lagi ya Allah!!!)
Pak slamet segera menyerahkan panggih yang juga menangis ke mbok urip untuk dibawa keluar, pak slamet segera merangkul dan memapah**
Juraganya menuju ruang tamu, sementara itu sembari menggendong panggih, sambil tergopoh-gopoh mbok urip mengabarkan kabar duka ini ke tetangga terdekat kalau
"Ningrum sudah meninggal" Image
Sejak kepergian ningrum kini mbok urip dan pak slamet diminta untuk tinggal dirumah utama, untuk menjaga panggih, sementara itu perihal "Nasi busuk" itu terus saja terjadi, tapi nampaknya santoso belum menyadari/perduli tentang kejanggalan2 yg belakangan ini menimpa hidupnya..
Sampai pada suatu hari ketika santoso, panggih, pak slamet dan mbok urip menonton TV, terdengar ledakan dari teras depan rumahnya.. "DUARRR!!!!" Santoso yg pertama kali keluar untuk memeriksanya seketila terkejut dan memanggil pak slamet, terlihat disitu**
Lantai teras sudah pecah dan menonjol keluar, pak slamet dan juragannya pun memegang lantai itu, terlihat sedikit berasap dan agak hangat.. Santoso mencoba melogikakan kejadian ini, dia memperkirakan ini adalah akibat dari pemuaian dari gas yg dihasilkan oleh saptitank.. Image
Tapi santoso juga agak keheranan pasalnya saptitank rumah ini berada jauh 30m ke dibelakang rumah, santosopun menyuruh pak slamet untuk membongkar pecahan lantai itu saat itu juga.. Dan apa yg ditemukan pak slamet sungguh mengherankan.. Dibalik lantai pak slamet menemukan..
Selembar kain kafan yg bertuliskan aksara jawa.. Santoso yg melihat itu langsung merebutnya.. Disini dia juga nampak keheranan..kain itupun dibawa masuk dan diletakkan di meja ruang tamu.. Disitu santoso dan pak slamet duduk berdiam-diaman, seakan memikirkan sesuatu.. Image
Dan akhirnya pak slametpun mulai buka suara, perihal kecurigaanya dengan kejadian akhir2 ini, santoso sempat membantah dan tidak percaya, tapi disini mbok urip yg mendengar pembicaraan itu dari ruang TV pun ikut datang dan berbicara..
Dari kejadian "Wanita tanpa wajah", Anjing besar yg dilihat agus, hingga kronologi sebenarnya kematian istrinya..

"Saget mawon niki teluh lho pak toso.."
(bisa saja ini teluh lho pak santoso)
begitu kata mbok urip.. Image
"dereng mesti bener nopo mboten, awak dewe sanjang rumiyin mawon kalih mbh yai mangun"
(belum pasti benar dan tidaknya kita bilang dulu saja dengan mbah kyai mangun) mbah Mangun adalah salah satu sespuh yg dituakan didesa itu.. Singkat cerita hari itu juga pak slamet**
**Sowan ke tempat mbah mangun, sampe akhirnya beliaupun datang kerumah, memeriksa kain kafan yg ditemukan dibalik lantai yg meledak tadi.. Mbah mangunpun mulai keliling di sudut-sudut rumah sembari berzikir dan sesekali menepuk-nepuk dinding rumah santoso..
Setelah selesai beliau kembali duduk di ruang tamu, dan berbicara kepada santoso..Sambil membakar kain kafan itu di sebuah asbak, mbh mangun berkata.
"IKI TELUH JOWO, MOLONE ONO TELU, PIKIRAN, BONDO LAN PENYAKIT"
(ini teluh jawa, malapetakanya ada tiga, pikiran, harta & penyakit)
Saya jelaskan sedikit ya, kira2 begini,
Teluh jawa menurut mbah mangun ini malapetaka yg di datangkan ada 3 macam,
1.mempengaruhi pikiran, ini mungkin berhubungan dengan kejadian kematian Lasmini. Seperti yg tadi diceritakan, lasmini tanpa sadar menyiramkan air panas di tubuhnya.
2.Penyakit, ini mungkin yg dialami oleh ningrum.
3.Harta, disini harta boleh diartikan sebagai usaha, mungkin ini nyambung dengan kejadian "Agus" salah satu pegawai di gudang cengkeh, yg mengaku didatangi oleh anjing besar yg bisa berbicara**
**dan sejak kejadian agus itu, ternyata banyak juga pegawai digudang itu yg mengaku diteror oleh mahluk yg mirip anjing itu, dan ternyata juga satu per satu pegawai di gudang itu mulai mengundurkan diri karena takut, dengan ini tentu akan mempengaruhi usaha cengkeh milik santoso.
Disini santoso mulai berfikir dan menuduh siapa orang yg mengirim teluh ini, "Jangan-jangan bowo!!" batin santoso. Tapi entah kenapa mbah mangun buru-buru berpamitan saat itu..
"SESUK TAK RENE MENEH!!"
(besuk aku kesini lagi) kata mbah mangun.

---bersambung----
Malam ini tentu mereka tak akan bisa tidur nyenyak, terutama Santoso yg terlihat duduk diruang tamu sembari membuka catatan keuangannya, sementara mbok urip terlihat tertidur bersama panggih didepan TV, Pak slamet yg melihat juragannya belum tidurpun berinisiatif**
Menawarkan kopi, santosopun mau dan merekapun duduk berdua di ruang tamu itu.. Santoso yg terlihat kalut dan tidak fokus seketika langsung berkata..
"nek aku ngarani kok bowo to kang"
(kalo aku mengira, ini ulah bowo to mas) kata santoso kepada pak slamet..
Pak slamet pun hanya menjawab,
"Saget mawon, mas, nanging awak dewe kedah mikir pripun carane mbentengi omah niki mas"
(Bisa saja mas, tapi kita harus mikir gimana caranya membentengi rumah ini) sampe akhirnya percakapan itu berakhir dan mereka beranjak untuk tidur.
Santoso tidur di kamarnya dan pak slamet tidur kursi sofa ruang tamu itu, beberapa jam kemudian sekira jam 2 malam, pak slamet yg sebenarnya masih tidur-tidur ayam pandanganya dialihkan oleh sosok yg tiba-tiba terlihat duduk didepannya..
Pak slamet yg kaget segera beranjak dan duduk, sembari mengusap matanya pak slamet terus memandangi sosok yg berada kira2 2meter dari tempatnya.. Karena suasana agak gelap, sosok itu tak terlihat jelas.. Hanya bayangan hitam yg nampak duduk mematung di kursi itu..
Dengan terbata dan berbisik pak slamet berkata
"MBOK!!.. Gek opo"
(mbok!! Lagi apa) pak slamet mengira sosok yg duduk itu adalah mbok urip.. Tapi setelah pak slamet bertanya pada sosok itu, dengan perlahan sosok itu mendongakkan kepalanya..
Dan terlihat kini wajahnya yang terang, entah apa yg menerangi wajah itu..disini pak slamet yg terpaku tapi masih mencoba berani, dengan terbata-bata pak slamet berdoa sebisanya sambil terus memandangi sosok itu dengan secuil keberaniannya..
Semakin terlihat jelas, sosok itu rambutnya panjang terurai, tanpa wajah, tapi memiliki mulut... Sosok itu sedikit maju mengarahkan telinganya, seakan menyimak pak slamet yg tengah berdoa dengan terbata-bata.. Image
Dan dengan nada mengejek namun berbisik sosok itu berkata pada pak slamet..
"KOK KAGOK MET, OPO PERLU TAK REWANGI LEHMU NDONGA??HIHIHI"
(kok belibet met, apa perlu aku bantuin berdoa?? Hi.hi..hi), seketika pak slamet tubuhnya gemetar mendengar kata-kata itu..
Dia ingin lari, tapi tubuhnya sulit untuk digerakkan, sementara sekarang pak slamet menunduk tak mau melihat sosok itu lagi.. Dan beberapa saat kemudian..
"SALAM GAWE JURAGANMU YA!!"
(salam buat majikanmu ya) sosok itu berkata lagi, kemudian menghilang...
Tanpa sadar pak slamet yg ketakutan ini, sampai kencing dicelana.. Keseokan harinyapun pak slamet sakit, mungkin karena syok dengan kejadian semalam, mbok urip sepertinya menyadari dengan sakitnya pak slamet yg tiba-tiba itu.. Hingga akhirnya pak slametpun bercerita kepada mbok**
**urip tentang apa yg dialaminya semalam,.. Disini mereka semakin yakin, kalau ini benar-benar teluh.. Tapi mereka memutuskan untuk tidak bercerita dulu kepada juragannya takut menambah pikirannya, pak slamet sakit kurang lebih selama 3 hari, kemudian berangsur sembuh..
Beberapa hari kemudian ada kejadian lagi, entah ini berhubungan juga dengan teluh itu atau tidak yg jelas ini adalah musibah yg cukup membuat santoso terpuruk,

Gudang yg ia beli dari pelelangan itu, kini terbakar habis..dalam semalam, Entah apa penyebabnya, Image
Yg jelas malam itu rumah santoso diketuk oleh beberapa warga yg mengabarkan kalo gudangnya kebakaran..setelah kejadian itu dengan terpaksa santoso menutup salah satu gudangnya dan meliburkan beberapa karyawannya..
Nampaknya kena'asan masih saja menimpa keluarga santoso, karena sekitar seminggu kemudian setelah kebakaran, Panggih anak satu2nya kini masuk rumah sakit, hidung serta mulutnya pendarahan dan sulit berhenti, setelah diperiksa dan pendarahannya berhasil dihentikan, dokter**
Tidak berhasil menemukan apa penyebabnya, karena santoso kawatir panggihpun tetap dirawat inap di rumah sakit selama 2 hari dengan ditunggui oleh mbok urip, dan disini mbok urip mengalami kejadian seram..
Kejadiannya di Malam ke 2, ketika mbok urip menunggui Panggih dirumah sakit.. Malam itu entah jam berapa, mbok urip yg duduk, ketiduran di ranjang panggih, dengan kepala yg merebah ke tanganya yg menyilang.. Dalam tidurnya yg sebenarnya kurang nyaman itu..
Tetiba mbok urip merasa ada yg membelai-belai kepalanya, karena dikira panggih, mbok urip seketika membangunkan dirinya, dan dengan setengah kantuk dia berkata

"ONO OPO MAS"
(ada apa mas..)
tanya mbok urip kepada panggih..
Tapi disini mbok urip heran, karena panggih terlihat tertidur nyenyak dengan posisi miring membelakanginya, dan setelah itu!! terdengar suara dengan nada membisik tepat di telinga mbok urip..
"ORA POPO!!!"
(tidak apa2), dia yg kaget langsung menoleh, tapi tidak ada siapa-siapa..
Suasana ruangan itu nampak sepi, karena kebetulan panggih dirawat di ruangan VIP, ruanganya juga terang... Mbok urip menoleh ke seluruh ruangan namun matanya terhenti di sebuah lemari kecil yg sepertinya pintunya perlahan membuka sendiri.. Mbok urip yg penasaran terus mengamati..
Sementara tiba2 muncul suara..
"AKU NANG KENE..."
(AKU DISINI..) Suara itu muncul dari lemari kecil yg pintunya semakin lebar terbuka.. Dan Dengan berani mbok urip menjawab perkataan itu..
"SOPO DE'E, LUNGO SEKO KENE!!"
(siapa kamu, pergi dari sini!!) jawab mbok urip..
Lemari itu semakin terbuka lebar dan menurut mbok urip, disitu muncul kepala "tanpa wajah" namun memiliki mulut, persis seperti yg dikatakan slamet tempo hari, perlahan kepala itu keluar dan menunjukkan seluruh tubuhnya.. besar sekali, kata mbok urip
Tingginya hampir menyentuh langit2, sepertinya ini sosok wanita Jemarinya panjang begitu juga kukunya menggeliat seperti menari dan beberapa saat kemudian dengan lantang sosok itu berkata
"AKU SAMBER NYOWO!! AKU AREP TILIK!!" (Aku samber nyawa, aku mau jenguk!!) Image
Melihat panggih yg terbaring, Mbok urip mencoba untuk tidak gentar, dan berkata..
"ORA PERLU!!! LUNGO DE.E SEKO KENE!!" (tidak perlu!!! Pergi kamu dari sini) jawab mbok urip sambil memegang pispot logam di tanganya.. Tapi sosok itu malah tertawa-tawa... Image
Mbok urip yg sudah kacau balau pikirannyapun melemparkan pispot ke arah sosok itu sambil berkata "ALLAHUAKBAR!!" dan sosok itupun hilang, mbok uripun menangis meringkuk di lantai, disini sebenarnya mbok urip merasa sangat ketakutan***

-----Bersambung------
ternyata gangguan itu belum selesai, beberapa saat kemudian mbok urip dibuat semakin menangis ketika terdengar suara wanita bernyanyi lagu jawa.. Suaranya merdu dan mendengung diruangan itu .. Mbok urip menutup kedua telinganya
"wes tulung wes tulung!!"
(sudah tolong sudah!!)
Hingga suara itupun berhenti seiring adzan subuh yg mulai terdengar, nampak lalu-lalang aktifitas dirumah sakit sudah terdengar, segera mbok urip membuka pintu, dan duduk di kursi depan ruangan perawatan..dia tampak pucat dan lesu sungguh ini malam yg berat..
Untung paginya panggih sudah bisa diperbolehkan pulang.. Sesampainya dirumah ada yg berubah dalam diri panggih, dia sekarang pendiam, tak seusil kemarin, untuk seukuran anak dia nampak seperti orang dewasa.. Sekira 4-5 hari berlalu.. Panggih kini sangat rajin mengaji..
Terlihat setiap dia yg selalu siap dengan baju kokonya satu jam sebelumnya menunggu guru ngajinya diruang tamu, panggih mulai ngeyel mengajak ayahnya untuk salat tepat waktu, perubahan yg baik memang.. Bisa dibilang 180 derajat, tak seperti dulu yg manja dan agak pemalas..
Tapi ternyata perubahan panggih ini merupakan "Buang tabiat" kata orang jawa, seseorang akan berubah sikap dan sifatnya saat menjelang ajalnya.. Karena tiba disuatu hari.. Waktu itu sore setelah panggih mengaji listrik kebetulan padam.. Sementara panggih masih ada Tugas sekolah**
Yg harus dikumpulkan esok hari, akhirnya panggihpun mengerjakan PRnya dengan menggunakan "Teplok" atau lentera..

Diletakkan lah 2 lentera di samping meja belajarnya, panggihpun belajar dgn ditemani ayahnya, Sementara pak slamet sedang sibuk menyalakan lampu petromax di halaman** Image
**Belakang sampai beberapa saat kemudian santoso meninggalkan panggih untuk merokok di halaman belakang, sambil melihat pak slamet yg terus mengutak-atik lampu petromax itu yg tak kunjung berhasil di nyalakan.. Dan tiba-tiba terdengar suara "DORRR" dengan diiringi suara teriakan*
**Panggih, santoso dan pak slamet yg mendengarnya segera menghampiri ke kamar panggih, dan apa yg terjadi, "disitu kepala panggih sudah berkobar dengan api!! Panggih terus berlari tak berarah dikamarnya sambil teriak kesakitan.. Disini santoso langsung mengambil selimut** Image
Dan menelungkupkan ke kepala panggih, tapi setelah dibuka nampaknya api belum juga padam, dan dari belakang mbok urip memeluk panggih dengan handuk basah, apinya pun padam, tapi nampaknya panggih sudah terluka cukup parah, dan segera dilarikan kerumah sakit..
Tapi 2 hari kemudian, panggih meninggal, menyusul kakaknya "Ningrum" dan ibunya "Lasmini" setelah sempat kesulitan bernafas karena paru-parunya telah dipenuhi dengan asap kata dokter..kejadian itu sangat cepat, bagaimana caranya lentera yg ada disamping mejanya** Image
Itu pecah dan mengenai kepala panggih? itupun masih menjadi misteri, kejadian itupun semakin meyakinkan santoso tentang teluh yg kejam ini.. Lantas bagaimana kabar Mbah Mangun yg dulu ingin datang lagi kerumah? Nah ternyata sejak kejadian sore itu mbah mangun sempat sakit..
Menurut cerita pak slamet mbah mangun sempat bertarung dengan "sosok jin wanita tanpa wajah itu" kita sebut saja "Samber nyowo", tapi disini mbah mangun menganggap teluh ini terlalu kuat kalo harus di hadapinya seorang diri.. Karena inilah mbah mangun tidak menepati janjinya**
Untuk datang dikemudian hari,
Kembali ke cerita, masa berkabung kepergian panggih masih hangat, belum sampai 7 hari, disini santoso nampak gusar dan marah, dia sama sekali tidak berkonsentrasi dalam membaca tahlil untuk anaknya.. Sampai akhirnya santoso terlihat**
Agak berlari menuju belakang rumah, mbok urip yg berpapasan didapur segera memberitahukan itu kepada pak slamet, ,terlihat santoso sedang mengobrak-abrik ruang perkakas.. Dan mengambil sabit kemudian berlari lewat samping rumahnya..
Pak slamet mengejar, sambil memberitahukan itu kepada warga yg masih berada dirumah selepas tadi acara tahlilan,

"Mas toso ngamuk!!!" begitu kata pak slamet, warga kini berhamburan mengejar santoso yg ternyata pergi kerumah "BOWO", untung disitu ada pagar pembatas..
Di depan pagar santoso berkata!!
"METU DE'E SUU!!!!!! WES CUKUP YO SAIKI!!! NEK WANI NGADEPI AKU LANGSUNG!!! AYO PATEN-PATENAN!!!"
(Keluar kamu anjing!!! Sudah cukup ya sekarang!! Kalo berani hadapi aku langsung!!! Ayo saling bunuh!!)
Warga sama sekali tidak berani mendekat, karena Santoso ini memang sosok yg sangat dihormati didesa itu, hanya pak slamet yg berani mendatanginya perlahan..
"SABAR MAS, ELING" kata pak slamet..
"ORA ISO KANG!!"
(tidak bisa mas!!!) tapi untungnya mbah mangun datang..
Merangkul dan menenangkan santoso, sambil merebut sabitnya dengan perlahan mbah mangun berkata "Wes..sing sabar, awak dewe raiso buktike, iso2 de'e dipenjara"
(sudah, yg sabar, kita tidak bisa membuktikannya, bisa bisa nanti kamu dipenjara)..
Tapi baru saja suasana meredam, BOWO malah keluar dari rumahnya, dengan mukanya yg pucat, dia berkata
"ONO OPO SO??" (ada apa santoso?) sontak emosi santoso kembali memuncak.. Namun kini dia berhasil dipegangi oleh para warga..
Nampaknya bowo ketakutan, dan terus berkata "AKU RA NGERTI OPO-OPO TENAN" (aku benar2 tidak tahu), tapi diujung pembicaraan tampaknya bowo keceplosan, dengan berkata "Nek aku duwe salah, aku njaluk ngapuro.." (Kalo aku punya salah, aku minta maaf), dengan permintaan maaf ini**
Tentunya sedikit menjelaskan bahwa memang bowolah si pengirim teluh itu, pendapat ini juga diperkuat oleh karena memang dari dulu keluarga "pak carik" (ayah bowo) ini memang terkenal suka main "Halus" dengan para orang yg tak disukainya, orang satu desa juga tahu..
Cuma karena hal seperti itu memang sulit dibuktikan, akhirnya cuma menjadi omongan belaka.. Warga sempat mengira sejak kematian Pak carik, ayahnya.. Bowo sudah "Hilang tajinya" tapi ternyata sifat itu menurun ke anaknya.. Singkat cerita setelah berhasil ditenangkan lagi..
Segera santoso diajak pulang oleh mbah mangun dan pak slamet, sampai dirumah santos kembali menangis, menangisi kehidupannya yg begitu tragis.. Disini mbah mangun mencoba menenangkan..
dan berjanji akan menangani masalah ini dengan mengajak temannya..
"SEMENTARA DE'E MOCO IKI SIK"
(sementara kamu baca ini dulu) kata mbah mangun sambil menyodorkan sebuah kertas bertuliskan "Sholawat nariyah"
Dan mbah mangun berpamitan..
Malam itupun dilewati oleh Santoso, Pak slamet dan mbok urip dengan datar dan sangat hampa..
Mereka tak terlihat saling bicara, seakan bingung mencari topik yg pas untuk dibincangkan.. Terlihat santoso dengan muka sayu, terus memegang tasbih sembari membaca "shalawat nariyah" di kertas yg tadi diberikan oleh mbh mangun..
-----Bersambung-----
Menit dan jam pun berlalu, santoso masih terlihat berdzikir di depan ruang TV, sementara pak slamet sedang merokok di belakang rumah dan tetiba terdengar sayup-sayup suara wanita bernyanyi dengan syair jawa.. Pak slamet langsung buru-buru masuk ke dalam rumah..
Mbok urip yg sepertinya juga mendengarnya terlihat berlari kecil dari paviliunnya menuju rumah utama.. Segera mereka berdua menemui juragannya, yg nampak kaget karena santoso juga mendengar suara itu..

"KRUNGU RA KANG, MBOK??"
(dengar gak, mas, mbok??) tanya santoso..
Sembari mereka saling mendekatkan telinga untuk mengamati..

"NGGIH MAS" jawab pak slamet dan mbok urip, santosopun menyuruh pak slamet untuk menutup semua pintu dan jendela, mereka kini duduk merapat bersama di ruang TV, suara orang bernyanyi itu masih ada, seakan mengitari**
**rumahnya,
Santoso sangat ketakutan, terlihat dia terus memegangi tasbihnya dan berdoa, mbok urip dan pak slametpun hanya menunduk komat-kamit melafalkan doa entah apa yg dibacanya.. Tapi perlahan suara nyanyian itu berubah menjadi suara tangis..
Tangisanya sangat pilu, terisak-isak, dan sesekali meraung seakan merasakan sakit.. Mereka bertigapun terus berdoa hingga suara itu hilang sekitar jam 2 malam.. Mereka yg ketakutanpun tidur di satu tikar di depan TV, hingga esok haripun tiba..
Mbok urip yg masih takut teringat kejadian semalam, kini terlihat enggan melakukan pekerjaannya.. Begitu juga pak slamet.. Santoso juga terlihat lesu, mereka masih duduk berdiam bertiga di ruangan itu.. Hingga akhirnyapun santoso bercerita..
Kalau semalam dia bermimpi ditemui oleh anak dan istrinya "Lasmini, ningrum dan panggih", dalam mimpi itu panggih dan ningrum anaknya hanya tersenyum namun Lasmini istrinya berbicara kepada Santoso..
"SING SABAR LAN IKHLAS MAS, AKU KARO BOCAH-BOCAH WES PENAK, NJENENGAN MESTI ISO NGADEPI"
(yg sabar & ikhlas mas, aku sama anak-anak sudah enak, kamu pasti bisa menghadapi), Sambil menangis santoso menceritakan mimpi itu...singkat cerita malam harinya..
Mbah mangun datang, namun ia sendiri, Pak slamet bertanya
"pundi rencangipun mbah?"
(dimana temannya mbah?)

"DO ORA WANI, NGADEPI, WES TAK ADEPANE AKU DEWE WAE, REWANGI DONGA YO!!"
(pada gak berani ngadepin, udah aku sendiri aja yg ngadepin,bantuin doa ya!!) jawab mbah mangun..
Pak slamet hanya mengiyakan saja sambil menelan lidah.. Mbah mangunpun meminta mbok urip untuk mengambil "Garam krosok", dibawalah garam itu oleh mbah mangun mengelilingi rumah.. Sembari "Uro-Uro" atau bernyanyi lagu jawa ..
Santoso, pak slamet dan mbok urip hanya diam menunggu didalam rumah, setelah selesai mbh mangunpun masuk lagi kedalam rumah, dan disini beliau sedikit bercerita.. Dulu waktu mbh mangun masih muda, baru saja lulus dari pesantren, "Jin samber nyowo" ini sempat..
Menghabisi keluarga "Pak cokro" sampai tidak ada satupun yg tersisa, pak cokro adalah kandidat pemenang waktu pemilihan "Lurah" di tahun 60an, yg mana lawannya yg kalah adalah "Pak Carik" (ayahnya bowo) diduga kuat, pengiriman teluh ini dilakukan oleh "Pak carik"..
Tapi memang hal seperti itu sulit sekali dibuktikan, sejak saat itu tak ada lagi warga yg mau berurusan dengan pak carik..
Jadi disini mulai terang ya, kalo diduga kuat bowolah yg mengirim teluh itu..
"NOPO PERLU DIBALEKKE MAWON MBAH"
(apa perlu dibalikkan saja mbah)
Kata santoso,
"ORA PERLU NANG, AWAK DEWE RAONO BEDANE NEK MBALEKKE TELUH KUI NANG SING NGIRIM"
(tidak perlu nak, kita gak ada bedanya kalo mengembalikan teluh itu kepada si pengirim) jawab mbh mangun, intinya kita tidak perlu membalas, kalo kita membalas, kita sama jahatnya...
Tak terasa mereka berbincang cukup lama, hingga akhirnya pembicaraannya dihentikan oleh suara ketukan di pintu depan rumahnya.. Terlihat bayangan siluet di pintu kaca, nampaknya ada orang yg datang, pak slamet yg membukanya seketika bingung, ketika dia tidak melihat siapapun..
Didepan pintu, dia yg mulai merindingpun menghampiri mbah mangun dan berkata
"KOK MBOTEN ENTEN SINTEN2 NGGIH MBAH" (kok tidak ada siapa-siapa ya mbah!?)

"RAPOPO MET, KUI BOLO DEWE"
(gak papa met, itu teman kita) jawab mbah mangun sambil tersenyum..
Beberapa saat kemudian, mbah mangunpun meminta sapu lidi kepada mbok urip, sambil membaca Al-quran kecil di tangannya, mbah mangun keluar, menyapu2 halaman.. Pak slamet yg mengikuti di belakang bersama santosopun sesekali disuruh mengambil rambut yg berceceran di tanah..
"rambut siapa ini" batin mereka berdua sembari mengambilnya dengan sapu tangan.. Sampai akhirnya mbah mangun berhenti di suatu titik, tepat di bawah rimbunan tanaman sirih..
"NJUPUK PACUL KONO MET"
(ambil pacul sana met!!)
Setelah itu mbah mangun menyuruh Santoso untuk menggali titik yg sudah di tunjukkan olehnya.. Setelah digali cukup dalam sekitar 80cm, ditemukanlah bungkusan kain kafan yg cukup besar, baunya sangat busuk!! Mbah mangun segera menyuruh membawa bungkusan itu menuju teras rumah..
Dan disini terlihat mbah mangun yg tampak limbung, hidungnya mengeluarkan darah, pak slamet yg melihatnya sempat berkata..
"MBOTEN POPO TO MBAH"
(gak papa kan mbah?)

RAPOPO!! Sembari menutup hidungnya dengan sapu tangan..
Akhirnya bungkusan itu dibuka di teras... Isinya adalah 7 butir telur ayam jawa, dan beberapa kertas yg bertuliskan arab pegon..

"KECEKEL INTINE!!"
(ketangkep intinya!!) kata mbah mangun.. Beliau meminta pungutan rambut-rambut yg tadi dan menyatukan di satu kain itu..
Sampai akhirnya sembari membaca ayat kursi mbah mangun membakar rambut itu.. Sempat terdengar jeritan wanita, suaranya terdengar seperti dari kejauhan.. Ketika rambut itu dibakar..kemudian kertas2 bertuliskan arab pegon itu juga di bakar... Dan setelah itu gilaran telur-telur itu
Dibuka , setelah dibuka isi telur itu Hitam pekat dan mengeluarkan bau busuk, mbah mangunpun membuka telur itu satu per satu sembari terus membaca ayat kursi.. Sampai semua telur itu habis...dan Setelah itu mbah mangun membakar semuanya..
Santoso disini nampak keheranan, dengan semua hal ini, bagaimana semua ini bisa terjadi.. Akhirnya prosesi pembersihan itupun berakhir.. Mbah mangun kembali masuk ke dalam rumah bersama santoso, pak slamet dan mbok urip tentunya..
"INSHA ALLAH, IKI WES RESIK"
(insha Allah ini sudah bersih)
Kata mbah mangun.. Merekapun kembali berbincang bersama di ruang tamu itu.. Dengan topik yg agak menggembirakan tentunya..
apakah teluh itu berhasil di hentikan?

------Bersambung------
Nampaknya masih tersisa!! Karena tengah malam setelah mbah mangun berpamitan pulang... Terjadi lagi serangan teluh itu.. Tetiba saja gelas bekas minum mereka yg ada di meja meledak dan seiring dengan itu, tubuh santoso terplanting kira2 3 meter.. Image
Santoso nampak meringkuk di sudut ruangan, menunduk dan memuntahkan darah hitam.. Pak slamet segera menghampiri dan memapahnya menuju kamar.. Sementara dengan mbok urip segera berlari menuju rumah mbah mangun, sesampainya di rumah mbah mangun**
Mbok urip langsung mengajak mbh mangun merapat ke rumah santoso.. Dan sesampainya disana terlihat pak slamet yg tengah menunggu dengan muka panik di depan rumah..
"JURAGANE NYURUPI!!"
(Juragan kesurupan!!) kata pak slamet panik.. Merekapun segera masuk ke dalam rumah..
Disitu terlihat santoso sedang merangkak, tapi tidak dalam penglihatan mbah mangun, karena disini beliau sama sekali tak melihat santoso melainkan rupa jin "SAMBER NYOWO" itu.. Image
"MANGUUNNNN...MANGUNNNN" kata sosok jin yg berada dalam raga santoso itu dengan suara yg lemah dan parau..
"AKU NGAKU KALAH, SAIKI LEBURNO AKU" (aku mengaku kalah, sekarang leburlah aku..) kata jin itu kembali.. disini mbh mangun hanya memegang tasbih sembari terus berdzikir..
"TOBATT DE'E, TOBATO MARANG GUSTI PANGERAN!!!"
(Tobat kamu!! Tobatlah kepada Tuhan yg maha tinggi!!) kata mbah mangun..
"WES PIRANG PANGURIPAN SING MBOK SENGSARAKE!! SAIKI NJALUK NGAPURO!!"
(sudah berapa kehidupan yg kamu sengsarakan!! Sekarang minta ampunlah!!) timpal mbh mangun
"DINGAPURO!! AKU WES KAPOK!! TULUNG!! LEBURNO AKU!!"
(Maaf, aku sudah kapok, tolong leburlah aku!!)
Pak slamet nampak takut sekaligus heran, santoso jurangannya yg waktu itu berusia 45 tahunan itu tampak sangat tua ketika kerasukan... Tampaknya kehebohan di rumah santoso ini**
**terdengar oleh warga sekitar, hingga ada beberapa yg berdatangan..
"AKU NGAKU KALAH, SAIKI LEBURNO AKU" (aku mengaku kalah, sekarang leburlah aku..) kata jin yg ada dalam tubuh santoso itu kembali.. Akhirnya mbah mangun mulai membacakan ayat-ayat Ruqyah dan**
Mengeluarkan jin yg ada di tubuh santoso tersebut, "Namun ada satu kata yg terucap sebelum jin itu keluar" yaitu "AKU RAISO MATI!!!!" sampai akhirnya santoso pun kembali sadar dengan memuntahkan cairan hitam yg berbusa.. Dan disinilah teluh ini telah benar-benar berakhir..
Teluh jawa ini dahulu dikenal dengan nama "TELUH PRING SEDAPUR" dengan media jin yg dikirim untuk memberikan penyakit dan mempengaruhi pikiran yg di tuju, biasanya tak ada yg berhasil selamat dari teluh ini.. Nyatanya Kurang dari setahun keluarga santoso habis..
Namun disini "Santoso berhasil selamat" ,

Ditahun 1994an santoso menutup bisnis cengkehnya, dan beralih ke usaha lain, serta sempat menikah lagi, memiliki 1 anak, dan beliau meninggal di Tahun 2014an...
MBOK URIP (bukan nama sebenarnya), 1 tahun setelah selamatnya santoso beliau pulang ke tempat asalnya di Wonosari gunung kidul,

PAK SLAMET, terakhir saya ketemu sekitar 3 bulan yg lalu sebelum cerita ini dibuat, beliau masih sehat dan bahagia**
**dengan anak cucunya, meskipun beliau sudah sepuh..Semoga saya dapat kembali bersilaturahmi dengan pak slamet ya..

Sekian cerita "Keluarga Santoso" ini, semoga ada banyak pelajaran yg bisa kita petik..
Sekian dari saya sampai jumpa di kisah yg lain..

------ TAMAT -----

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with gil

gil Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @AgilRSapoetra

Mar 22
GUMBOLO PATI #11

Bedhong Mayit 2

"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu. @bacahorror @IDN_Horor @menghorror @ceritaht #bacahorror Image
Bagian sebelumnya di @X :

Selanjutnya di @karyakarsa_id :
11.

12.

13. (Tamat) - ongoing.

*****

GUMBOLO PATI #11

Tiga hari berlalu sudah, sejak ‘Bedhong Mayit’ itu di ambil kembali dari almarhum Pak-
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
-Broto. & sudah selama tiga hari ini pula Pak Dirja hampir dibuat putus asa, karena teror dari jin kafan yg semakin mengerikan saja.

Bagaimana tidak, semalam ada kejadian yg hampir saja mencelakai Darwis. Cucu mendiang Mbah Gajul atau anak Pak Dirja itu hampir menelungkupkan ke-
Read 71 tweets
Mar 15
GUMBOLO PATI #10

Bedhong Mayit 2

"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu. @bacahorror @IDN_Horor @menghorror @ceritaht #bacahorror Image
Part sebelumnya #9

On @karyakarsa_id

10.
11.
12.
13 -Tamat. (On going)

“GUMBOLO PATI” #10.

Sore ini, sekira pukul 16.00.
Tampak Pak Dirja & Darwis sudah berada di dekat mulut-
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
-terminal, di dalam mobil pinjaman dari kantornya, mereka menunggu Pak Sukoco untuk melayat ke tempat Pak Broto.

Sekira 5 menit menunggu, Pak Sukoco pun muncul, dengan pakaian rapinya, ia langsung masuk ke dalam mobil, dan mengajak untuk segera berangkat.

“Ayo berangkat”. Ka-
Read 74 tweets
Feb 23
GUMBOLO PATI #7

Bedhong Mayit 2

"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu.

@bacahorror @IDN_Horor @menghorror #bacahorror #menghorror #Idnhorror Image
10.
11.
12.

GUMBOLO PATI #7

Pak Dirja dan Darwis pun baru sampai di huniannya sekira pukul 23.30 malam, ini tentu teramat tak masuk akal, karena dibutuhkan waktu hampir 11 jam untuk mereka sampai di-karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
Read 66 tweets
Feb 9
GUMBOLO PATI #4

Bedhong Mayit 2

"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu.

@bacahorror @IDN_Horor @menghorror #bacahorror #menghorror #Idnhorror Image
9.
10.
11.

GUMBOLO PATI #6

Adzan subuh sudah berkumandang sekira tiga puluh menit yg lalu, namun Pak Dirja & Darwis, masih dalam keadaan yg sama, saling diam, dengan mata terjaga, bahkan dari semalam, ham-karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
Read 77 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(