gil Profile picture
Nov 22, 2021 162 tweets 30 min read Read on X
---- ORANG KE TIGA (3) ----
------ Lencir Kemuning -----
-------- Kisah nyata -------

[ A THREAD ]
#threadhorror #ceritamisteri #utashorror #ceritahorror #bacahorror #ceritaht #IDNhorror #tweethorror #truestory #kisahnyata Image
Kali ini kisah tentang Sepasang suami istri yg rumah tangganya retak karena hadirnya "ORANG KE TIGA (3), tapi bagaimana bila orang ke 3 tersebut bukanlah "Manusia"?hal seram apa yg terjadi?
Silahkan like dan RT dulu utas ini ya.. :)) #OrangKe3 #LencirKemuning
Disclaimer : Semua Nama tokoh dan tempat sengaja disamarkan untuk menjaga identitas dan privasi pihak yg terlibat didalamnya.

#OrangKe3 #LencirKemuning
Tahun 1989, disebuah kecamatan yg terletak di sebelah selatan kabupaten Kendal, jawa tengah

Sebut saja Dewo, di tahun inilah dia menikah dengan 'Tunjung' istrinya, setelah menikah dia masih tinggal dengan ibu dan adiknya "Asri" (narasumber dari cerita ini).
Orang tua Dewo sudah bercerai sejak ia masih duduk di bangku SMP, dan sekarang ayahnya tinggal di Semarang, mungkin karena alasan itu, setelah menikah Dewo tetap ingin bersama ibu dan adiknya, sebenarnya ayah Dewo berasal dari keluarga priayi, tapi kehidupan Dewo sempat**
Mengalami pasang surut, karena sejak orang tuanya bercerai hak asuh jelas jatuh pada ibunya, dan ibunya ini sama sekali tak mau menerima nafkah dari mantan suaminya (Ayah Dewo), entah kebencian apa yg melatar belakanginya.. Ibunyapun mencukupi kebutuhan Dewo & Asri dengan**
** usaha toko sembako di Pasar, tapi nyatanya itu semua lebih dari cukup untuk menyekolahkan Dewo dan adiknya hingga lulus SMA,
Kembali ke Cerita..
Setelah menikah Dewo bekerja sebagai supir Truck pasir di Depo milik pakdenya, ketika itu prinsipnya masih sama dengan ibunya,
Padahal bisa saja Dewo,istri dan Adiknya hidup lebih enak, kalau mau menerima, tapi entah kesalahan masa lalu apa yg dilakukan oleh ayahnya.. Sehingga mereka benar-benar sebenci itu,
Tapi meski begitu Ayah Dewo tak menyerah Memberikan kewajibanya.. Meski selalu ditolak..
Dan Disetiap penolakan, sang ayah selalu mempunyai kebijaksanaan, dengan berkata

"Nek upomo butuh, iki ijik tak simpen, nggon kowe karo adimu"
(kalo seandainya suatu hari butuh, ini masih ku simpan, punyamu & adikmu). Tapi Dewo selalu menjawab belum membutuhkannya.
Sampai akhirnya 1 tahun setelah ia menikah, ibunya mulai sakit stroke dan meninggal.. Tinggalah Dewo kini dirumah dengan istri dan Asri adiknya.. Ayahnya sempat 3 kali datang ke kendal, pertama ketika mantan istrinya (ibu Dewo) meninggal,
Ke 2 Datang untuk membicarakan harta hak dari Dewo dan Asri, tapi Dewo dan adiknya masih tidak mau, Tunjung, istri Dewo sempat membujuk suaminya untuk menerima saja pemberian itu, tapi entah masalah apa yg melatar belakanginya, mereka tetap enggan menerima Hak nya..
Sampai akhirnya selang beberapa bulan Ayahnya datang lagi, namun dengan keadaan yg berbeda, ia datang dengan didorong menggunakan kursi roda, Nampaknya beliau kena stroke juga, sama dengan mantan istrinya..
Sambil diantar oleh adiknya (Paman Dewo) beliau menangis, memohon agar anaknya bisa menerima Haknya, yg saat itu sudah di uangkan,
"Bapakmu ki wes tuo, tulung iki ditampani, bapak selak mati"
(Ayahmu ini sudah tua, tolong diterima, nanti ayah keburu meninggal)
Dengan Nada yg gagap, Ayah Dewo menangis memohon, dan meminta maaf untuk kesalahanya di masa lalu, akhirnya disini Dewo & asripun luluh, dan mau menerima warisan itu, suasana haru terjadi ketika mereka berpelukan dan saling memaafkan..
Dan sekira seminggu kemudian sang Ayah meninggal, setelah menggugurkan kewajibannya.

Singkat cerita, ternyata harta warisan yg telah diuangkan itu cukup banyak, Dewo menggunakanya untuk memperbesar kios sembako di pasar yg kini diurus oleh Asri adiknya,
Dan sisanya untuk Dewo membuka usaha, berbekal uang itu dan ilmu dari Pakdenya, Dewo yg dulunya hanya seorang supir truk pasir, kini telah membuka Depo pasirnya sendiri, 2 tahun berjalan Depo pasirnya semakin berkembang, berikut juga dengan kios sembako milik adiknya Asri..
Tapi nampaknya kebahagiaannya masih belum lengkap, di usia pernikahannya yg sudah menginjak 3 tahun, Dewo dan Tunjung belum juga mempunyai momongan, meski begitu hubungannya dengan istrinya masih harmonis dan baik-baik saja..
Dewo disini masih menyemangati istrinya, dengan melakukan hal yg wajar, seperti mengikuti program kehamilan, puasa, jamu dll, sampai akhirnya Dewo mulai menempuh jalan yg tak wajar untuk mempunyai momongan, Secara basic, sejak dulu Dewo ini memang agak suka dengan hal-hal**
**yg berbau mistik dan klenik, untuk mendapat tujuannya, Dewo mulai sering Tirakat, seperti tidur di makam "Pepunden", dan aktifitas kebatinan lainnya, sampai disuatu ketika dia bertemu Temannya ,sebut saja "Tamrin", setelah itu mereka berduapun menjadi akrab dan**
Sering melakukan tirakat bersama, disini "Tunjung" sang istri dan Asri adiknya, sebenarnya tidak suka dengan "Tamrin" Orangnya Aneh dan berlebihan katanya, karena selalu membahas hal yg bersifat klenik, apa-apa selalu dihubungkan dengan hal klenik,,
Tunjung istrinya juga sempat mengutarakan ini kepada Dewo, tapi entah bagaimana Dewo selalu bisa meyakinkan & menenangkan istrinya..

Disini Dewo pun tetap sering melakukan aktifitas kebatinannya bersama Tamrin..
Sampai di suatu hari, sekira pukul 11 malam, Dewo pulang, dengan membawa sesuatu yg di balut dengan kain kafan,

"Opo iku mas?"
(Apa itu mas?) tanya Tunjung istrinya yg ketika itu masih duduk di ruang TV bersama Asri adiknya.. Image
"Keris dek", olehku tirakat Mau wingi bengi.
(Keris dek, yg kudapat dari "Tirakat" kemarin malam) jawab Dewo dengan muka capek, karena memang sudah satu-hari satu malam dia tak pulang kerumah, setelah kemarin dia pamit ingin "Tirakat" bersama Tamrin.. Image
Asri adiknya disini hanya terdiam, istrinya juga menganggap itu hal yg biasa, karena memang tak jarang Dewo membawa benda2 klenik setelah pulang bertirakat.. Di simpanlah keris itu oleh Dewo, di lemari khusus tempat barang-barang kleniknya..
dan keesokan harinya mereka kembali ke aktifitasnya masing-masing.. Pagi itu Dewo nampak buru-buru berangkat ke tempat kerjanya, istri & adiknya yg tengah berada dimeja makan unyuk sarapan, nampak tak memperdulikan itu, "mungkin pekerjaanya lagi banyak" batin mereka berdua..
Sampai akhirnya sorenya, Dewo nampak pulang membawa kain "Sampur tari" berwarna kuning, Asri yg baru saja pulang dari pasar, bertanya kepada Dewo,

"Gawe Opo meneh kui mas??",
(Untuk apa lagi itu mas??) Image
"Iki sampur Sri, gawe keris sing mau bengi aku oleh kui lho" (ini sampur sri, buat keris yg semalam aku dapat) jawab Dewo sembari masuk ke Kamarnya.. Jadi katanya Dewo semalam bermimpi didatangi oleh penunggu keris itu, yg didalam mimpi itu ia meminta kain sampur kuning untuk***
*** digunakan sebagai kain pembungkusnya. istrinya yg baru muncul dari dapur, juga menanyakan hal yg sama kepada Dewo, dan dijawab juga dengan kata-kata yg kurang lebih sama dengan yg dikatakan kepada adiknya tadi..

------Bersambung-------
haripun berlalu, nampaknya "Keris" itu mempunyai tempat tersendiri di hati Dewo, mulai timbul kebiasaan aneh yg dilakukan Dewo, dia selalu meletakkan keris itu di bawah bantal tidurnya, dan membawanya kemanapun dia pergi, setiap malam Dewo selalu mengelus-elus**
Keris itu di ruang tamu, sembari sesekali senyum-senyum sendiri, Tunjung istrinya yg mulai merasa aneh langsung bercerita kepada adik iparnya, yg langsung menegurnya dengan nada bercanda..
"Kerise wae sing dielus-elus!! Mbok Mbak tunjung kae lho dielus-elus"
(Kerisnya terus yg dielus, mbak tanjung (istrinya) itu lho dielus-elus)

"Klangenanku iki!!"
(kesayanganku ini!!) kata Dewo kepada adiknya dengan nada tinggi, mendengar itu Asripun sempat terkaget..
Tak biasanya kakaknya itu begini kepadanya.. Asri tak mau ambil pusing, segera dia masuk kekamarnya untuk tidur.. Singkat cerita di tengah malam, Asri terbangun, dia sudah tidak tahan lagi untuk pergi ke kamar kecil, dengan buru-buru dia berjalan melewati kamar kakanya..
Samar-samar ia mendengar 2 orang mengobrol dari dalam kamar kakaknya itu, "Ah mungkin mas Dewo sama mbak Tunjung", batin Asri, setelah selesai buang air kecil, Asri yg hendak berjalan menuju kamarnya, kembali mendengar suara orang berbincang itu lagi..
Asripun bermaksud menyapa kakak dan istrinya, malam itu, disingkaplah tirai di pintu kamar kakaknya yg tak pernah tertutup itu..
"KOK DURUNG TURU SIH??"( kok belum pada tidur sih??) tanya Asri, namun seketika ia benar-benar kaget, ketika yg dilihatnya adalah..
Seorang wanita yg duduk di perut Dewo, yg jelas itu bukan Tunjung kakak iparnya!!, karena disini Tunjung terlihat tidur dengan posisi membelakangi Dewo, Asri terpaku tak bisa bergerak melihat itu, bahkan melepaskan genggaman tanganya yg tengah menyingkap tiraipun ia tak sanggup* Image
Asri mencoba memalingkan matanya ke arah lain, disini Asri melihat Mata kakak iparnya yg ternyata terbuka, "nampaknya tunjung tidak tidur" mereka berdua sempat saling menatap, sebelum penglihatan Asri mulai kembali ke Dewo.. Image
Disini ternyata Dewo tampak sedang mengobrol dengan sosok wanita yg tengah duduk diperutnya itu, seakan tak memperdulikan Asri yg separuh badanya berada ambang pintu kamarnya, tubuh Asri masih mematung tak bisa bergerak..pandangannya kini hanya tertuju pada sosok itu..
Sampai akhirnya sosok wanita itu menoleh perlahan ke arah Asri, dia semakin tak bisa bergerak apalagi berteriak ketika melihat wajah dari sosok itu, wanita yg entah siapa itu tampak tersenyum tipis ke arah Asri, disinilah Asri yg ketakutan bisa bergerak dan berlari**
***Menuju kamarnya, menurut kesaksian Asri, sosok wanita itu wujudnya tidak menyeramkan, meski mukanya pucat namun sangat cantik kata asri, kulitnya kuning sawo matang,
tentunya terlihat begitu jelas karena lampu kamar kakaknya juga menyala..
Asri terlihat sangat ketakutan waktu itu, sesampainya ia dikamar langsung menangis gemetar,

"Siapa wanita itu?", ucap Asri dalam hati.

----Bersambung-----
Dan keesokan harinya, setelah Dewo berangkat kerja, Tunjung istrinya bercerita kepada Asri..

"Mau bengi aku kok ra ditulungi sih!! Aku raiso obah tenan!" (Semalam aku kok gak ditolong sih, aku beneran gak bisa gerak!!) kata Tunjung kepada adik iparnya itu..
Jadi semalam sesuai apa yg dilihat oleh Asri, ternyata benar, Tunjung tidak tidur malam itu, jadi begini cerita Tunjung kepada Asri..

Malam itu ketidak pekaan Dewo membuat Tunjung sedikit jengkel, bukanya membelai istrinya, Dewo dikamar malah tengah asyik mengelus kerisnya itu**
Tunjung yg kesalpun memutuskan untuk beranjak tidur dengan membelakangi Dewo,

"Keras-keris!! Keras-keris terus!! Bojomu iki lho gatekke"
(keris itu melulu!! Istrimu ini lho diperhatikan!!) gerutu Tunjung dalam hati..
Di tengah tidur ayamnya tetiba Tunjung mendengar Dewo berkata..

"Sesuk tak warangi ya dek, njalukmu opo? Kayu kemuning?"
(besok aku kasih sarung ya dek, apa permintaanmu? kayu kemuning?)

Tunjung yg mendengar itu mulai berfikir, dalam kantuknya, kepada siapa Dewo berbicara..
Setelah Tunjung sadar kalau Dewo masih berbicara dengan kerisnya, disini Tunjung mulai emosi, segera dia ingin membalikan badannya dan segera memarahi Dewo. Namun betapa kagetnya ketika Tunjung sudah membalikkan tubuhnya!!
Tunjung melihat Dewo tak lagi membelai kerisnya, Namun ada sosok wanita yg tengah duduk di perutnya, Tunjung yg tercengang seketika tak bisa berkata-kata, pandangannya terpaku ke sosok yg ada di atas perut suaminya.. Disini sempat terjadi obrolan antara Dewo dan sosok itu..
Namun Tunjung lupa apa topiknya, yg jelas mereka berdua tengah asyik berbincang, Tunjung yg ingin berteriak namun yg keluar dari mulutnya hanyalah suara lirih yg gagap.. Disini Dewo tampak tak menyadari keadaan istrinya,dia seperti ada di dunianya sendiri..
Sampe akhirnya sosok itupun menoleh ke arah Tunjung, tersenyum jahat dan berkata..

"AKU LENCIR!!! LENCIR KEMUNING!!" sembari menunjukkan jari telunjuknya.. Seakan mengarahkan Tunjung untuk berbalik membelakanginya.. Disini Dewo nampak tak peduli, sepertinya ia sedang diperdaya**
Tunjungpun akhrinya bisa membalikkan badannya, matanya terbelalak ketakutan.. Sementara antara Dewo dan sosok itu, masih asyik mengobrol, dan beberapa saat kemudian Tunjung melihat kaki asri berjalan dari bawah tirai yg memang tidak menyentuh lantai..Tunjung ingin memanggilnya**
Namun lagi2 yg keluar dari mulutnya hanyalah suara lirih yg gagap, sampai akhrinya Asri melewati kamarnya lagi, dan separuh badanya masuk di antara singkapan tirai, disinilah Tunjung juga melihat Asri yg terkaget melihat Sosok itu, sosok yg tengah duduk di atas perut Dewo.. Image
Ada kesamaan antara Asri dan Tunjung tentang sosok wanita yg dilihatnya, wajahnya cantik pucat. Kulitnya kuning langsat rambutnya panjang dan mengenakan gaun besar berwarna putih, hampir seperti "Kuntilanak" namun wajahnya cantik ..

Itulah " Si Lencir Kemuning" Image
Haripun berlalu, Dewo kini semakin berubah, dia seakan tak perduli lagi dengan istrinya, kalau dirumah kerjanya hanya menimang keris itu, Tunjung sempat gerah dan ingin pulang ke orang tuanya, namun Asri adik iparnya selalu mencegahnya,
Haripun berlalu, Setiap malam, Tunjung istri Dewo selalu berTahajud, berdoa agar suaminya berubah, walau nampaknya doanya belum diijabah oleh Tuhan, Tapi tunjung tetap berdoa di sepertiga malamnya, dan ada satu kejadian..
Malam itu, sekira pukul 2 malam setelah salat tahajud, Tunjung keheranan ketika masuk kamar tapi tidak melihat Dewo yg tadinya tidur disitu, "Oh mungkin mas Dewo sedang ke kamar mandi" batin Tunjung kala itu.. Ia pun rebahan di kamarnya sembari melamun memikirkan rumah tangganya.
Beberapa lama kemudian,
"kok mas Dewo belum juga balik ke kamar ya" batin Tunjung, dia mulai Resah, dan mencoba keluar dari kamarnya, ia berjalan menuju ruang tamu, dan benar, Suaminya Tengah duduk disana, lagi-lagi sedang membelai kerisnya, Tunjung yg kesal mencoba untuk**
**menghela nafas panjang, sambil berjalan kembali menuju kamarnya, namun selang beberapa langkah terdengar Suara Dewo yg bernyanyi bergumam dengan nada khas jawa, disini tentunya Tunjung merasa semakin jengah, namun dia mencoba untuk tidak memperdulikannya..
Dia berjalan lagi menuju kamarnya, namun seketika langkahnya terhenti ketika ada suara yg menyambut nyanyian si Dewo, Suara perempuan, seakan mengajak berbicara dengan Dewo, Tunjung yg sempat berhenti di ambang pintu, akhirnya tetap memutuskan untuk masuk ke kamarnya lagi..
Dia kira suara perempuan itu adalah, Asri adik iparnya, Tunjungpun kembali keranjang merebahkan dirinya dengan penuh kejengahan, sejujurnya ia mulai kawatir dengan Suaminya, yg sepertinya mulai kebablasan, tapi tetiba lamunanya terhenti..
Dewo suaminya tertawa terbahak-bahak, di ruang tamu, disini Asri adiknya juga sampai terbangun, Tunjung dan asripun keluar kamar dalam waktu yg bersamaan, untuk memeriksa apa yg dilakukan Dewo.. Asri dan tunjung, Berjalan beriringan sambil saling berpegangan..
Mereka seakan tahu, "akan terjadi hal yg tidak beres", dan benar saja, sesampainya mereka di ruang Tamu, mereka melihat Dewo tengah berdiri bertelanjang dada menghadap cermin kuno yg terpajang diruang tamu itu.. Image
Dengan Sampur kuning yg mengalung di lehernya, dengan luwes si Dewo menari melenggak-lenggok, bak penari wanita, Asri yg melihat itu dengan terbata langsung berkata..
"MAS DEWO!!!"
namun ia tetap asik menari-nari didepan cermin, dengan gerakan yg semakin cepat..
"MAS DEWO", Panggil Asri kembali..

Dewopun berhenti menari dan menoleh ke arah Tunjung dan Asri.
Keluar suara tawa perempuan dari mulut Dewo, Tunjung dan Asri yg ketakutan langsung segera masuk ke kamar, kali ini mereka berdua berada di kamar Tunjung, mereka meringkuk**
**bersembunyi di balik selimut, sementara suara perempuan tertawa yg keluar dari mulut Dewo masih terus terdengar.. Tak selang beberapa lama ketika suara tertawa itu berhenti, sosok di ruang tamu yg diduga merasuki Dewo itu berbicara..dengan suara wanita
"AKU LENCIR KEMUNING, KARO DEWO, KOYO MIMI LAN MINTUNO"

(AKU LENCIR KEMUNING, & DEWO, SEPERTI MIMI & MINTUNO)

disini Asri dan Tunjung masih ketakutan bersembunyi dibalik selimut. Image
Setelah berbicara seperti itu, sosok yg merasuki itu berteriakk... Dan suasana kembali hening, mereka yg sebenarnya sadar mungkin diruang tamu Dewo sudah tak dirasuki memutuskan untuk tak memeriksanya, mereka masih ketakutan bahkan Tunjung kini terlihat menangis..

--Bersambung--
Asri juga tak berani keluar dari Kamar kakaknya itu, dia meringkuk di ranjang bersama Tunjung, hingga subuh hari barulah mereka keluar, memeriksa Dewo di ruang tamu, dan terlihat Dewo tengah tertidur di kursi dengan masih bertelanjang dada, singkat cerita ketika matahari**
**sudah terbit, Dewo yg habis mandi tampak biasa saja, seakan tidak pernah terjadi apa-apa, Asri dan tunjung yg tengah di dapur menyiapkan sarapan pun hanya saling menatap, Dewo pun berangkat bekerja tanpa sarapan, Asri & tunjung di rumah mulai berbincang tentang kejadian semalam
Rasa aneh, jijik, takut membaur di pembicaraan mereka berdua..
"Iki wes kebablasen!!"
(ini sudah kelewatan) kata mereka berdua, beberapa saat kemudia Asripun berpamitan kepada kakak iparnya untuk berangkat di pasar, tinggalah Tunjung dirumah seorang diri..
Dia mulai bersih-bersih rumah, sembari pikirannya selalu tertuju kepada Dewo suaminya..
"Mau sampai kapan seperti ini!!", tibalah dia saat menyapu ruang tamu, Tunjung menemukan helaian-helaian rambut putih yg cukup banyak dilantai, tepatnya di bawah cermin kuno**
Ukurannya cukup panjang, lebih dari 1 meter.. Dengan agak takut dia mengambil rambut itu dan di memasukkannya ke dalam plastik, "Apa aku bakar saja rambut ini" batin Tunjung kesal dalam hatinya. Image
Singkat cerita sore haripun tiba, Asri adik iparnya terlihat pulang kerumah, buru2 tunjung memperlihatkan apa yg ia temukan tadi, Asri bergidik ngeri melihat helaian rambut itu.
"Di obong wae mbak"
(dibakar saja mbak!!) kata asri yg ternyata sepemikiran dengan kakak iparnya itu.
"Mumpung mas Dewo durung balik"
(mumpung mas Dewo belum pulang) kata Asri lagi.

Bergegas mereka menuju ruang belakang, dilemparkanlah helaian rambut itu dengan bungkusnya ke dalam "Pawon" / tungku perapian. Bersamaan dengan adzan maghrib yg mulai berkumandang..
Tetiba terdengar suara "DUAARRR!!!", arahnya dari depan, Asri buru-buru memeriksanya, dia melihat sekeliling ruang tamu, dan ternyata Cermin tua yg menempel di dinding itu jatuh dan kacanya pecah. ia buru2 memanggil kakak iparnya untuk melihat itu. Image
Sesampainya di ruang Tamu mereka hanya terdiam saling memandang, pertanda apa ini? Batin mereka, dan beberapa saat kemudian Dewo pulang kerumah. Dia sempat melirik ke arah kaca yg pecah itu, namun tak memberikan tanggapan apa-apa.. Mukanya nampak lesu..
Singkat cerita setelah makan malam, mereka semua masuk ke kamar masing2, Dewo tampak dingin, tak bicara sedikitpun kepada Tunjung, kembali lagi dia mengeluarkan keris itu dan mengelus-ngelusnya, tunjung kesal sekali, dan memutuskan untuk keluar kamar dan menyalakan televisi.
Beberapa saat kemudian Asri yg bosan dikamar menyusul kakak iparnya di ruangan TV.

"Kae kakangmu, dolanan keris wae!!" (itu kakakmu mainan keris melulu) gerutu Tunjung kepada adik iparnya itu.
Tak terasa malam semakin larut, Tunjung enggan masuk kekamar karena masih kesal**
**dengan suaminya, sementara Asri yg sudah mulai mengantukpun memutuskan untuk meninggalkan kakak iparnya dan masuk kekamarnya. Tunjung mulai mengganti-ganti saluran tivi yg sepertinya sudah berakhir, lalu karena tak menemukan apapun diapun mematikan televisinya.
Tunjung masih duduk didepan tivi, dia masih enggan masuk ke kamarnya, "Makin hari suaminya semakin keterlaluan" batinnnya, dan beberapa saat kemudian terdengar suara Dewo, nafasnya seperti terengah-engah di dalam kamarnya.
Tunjung hanya duduk mencermati suara itu, yg jelas dan memecah keheningan. Apalagi pintu kamarnya memang jarang ditutup, hanya tirai yg menghalanginya, suara itu tentu terdengar sangat jelas.. Tunjung yg penasaran namun takut, langsung menuju kamar adik iparnya..
Dia membangunkan Asri..
"KAE MAS DEWO KENOPO YO??"
(itu mas Dewo kenapa ya??) kata tunjung dengan berbisik.

Merekapun keluar dan mengengdap-endap mendekati kamar itu.. Terdengar jelas suara nafas Dewo yg ter engah-engah. Dan dibukalah tirai dipintu kamar itu oleh mereka..
Seketika mereka berdua berteriak!!ketika melihat sosok wanita itu lagi, berdiri diantara 2 kaki Dewo, yg sedang telanjang dan "Bermasturbasi" didepan sosok setan laknat itu!!, ternyata suara nafasnya yg terengah-engah terjadi karena hal itu..
Melihat apa yg terjadi dengan kakaknya tentu Asri langsung memalingkan wajahnya, sementara Tunjung bersimpuh dan menangis, sosok itupun hilang terbang menembus langit-langit.

"ASU KOE MAS!! OPO SING MBOK LAKONI KIH!!
(anjing kamu mas!! Apa yg kamu lakukan) kata tunjung**
Yg menangis, sebagai istri tentu perasaan Tunjung campur aduk kala itu, antara malu, takut tentunya dan kecewa bercampur menjadi satu. Dewo yg menyadari itupun seketika bangkit dan memakai kembali pakaiannya, dia gugup dan gagap tak mampu berkata atau menjelaskan apa**
Yg telah dilakukannya barusan. Ketika Dewo mencoba mendekati, Tunjung langsung pergi menuju kamar adik iparnya yg masih syok dan ketakutan..

Namun dengan tegar Asri memeluk kakak iparnya sembari meminta maaf.

"Mas Dewo dingapuro yo mbak.."
(Maafkan mas Dewo ya mbak) kata Asri.
Tunjung hanya diam saja, tentu ia sangat kecewa dengan suaminya.

Sejak kejadian itu Tunjung dan Dewo mulai 'pisah ranjang', Asri disini tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya bisa menyalahkan "Tamrin" teman kakaknya yg sedikit banyak mempunyai pengaruh**
** dibawanya keris lencir kemuning itu dirumah ini, selang hari keadaan tak berubah, Dewo tetap saja bercengkrama aneh dengan keris itu. sementara Tunjung kakak iparnya terlihat mati rasa, mau pulang kerumah orang tuanya tapi dia kawatir masalah ini akan semakin melebar.
Yg jelas dalam hati kecilnya dia masih ingin rumah tangganya diperbaiki, meski terlihat mustahil kala itu.
----
Sementara di tempat lain Asri semakin gerah dengan ulah kakaknya.
"Aku harus bertindak" kata Asri yg tengah duduk di depan meja toko sembakonya di pasar.
Asri menitipkan tokonya ke salah satu pegawainya, ia pergi membawa "Canting" minyak tanah ukuran 1,5 liter, ternyata Asri pergi ke Terminal, tempat "Tamrin" teman kakaknya itu bekerja sebagai "Timer" angkutan umum. Image
diterminal Asri tampak mengamati sekitarnya, dan terlihat Tamrin yg sedang berdiri bertolak pinggang di tengah terminal, dari belakang Asri menghampirinya, dan tanpa basa-basi, dihantamkannya canting besi itu ke kepala Tamrin, ia yg tak siap langsung tersungkur ke tanah..
Dan meringis kesakitan..
"Jare kowe wong ampuh!!!"
(katanya kamu orang kebal!!)
Kembali lagi Asri mengarahkan canting besi itu ke kepala Tamrin.

"BAJINGAN YO!! KAKANGKU DADI GENDENG, MESTI GORO-GORO KOWE!!"
(bajingan ya!! Kakakku jadi gila pasti gara-gara kamu!!)

-Bersambung-
Tamrin yg mengetahui itu adalah adik Dewo, hanya menangkis saja.
Untuk informasi, Di daerahnya Asri memang terkenal agak Tomboy sejak SMA, dan kerap terlibat dengan keributan, teman-temannya juga kebanyakan laki-laki,
Orang-orang yg melihatpun juga seperti tak mau ikut campur. Setelah mengetahui kalo itu adalah adik Dewo, Dewo memang cukup disegani didaerahnya..

Setelah melampiaskan emosinya Asripun kembali pulang ke Tokonya..
Singkat cerita, malam harinya Tamrin datang kerumah Dewo, ditemani 2 orang kawannya, terlihat luka yg sudah di tutupi di ubun-ubunya, sepertinya itu luka yg disebabkan oleh serangan Asri tadi siang..
Tunjung yg membukakan pintu langsung menatap Tamrin dengan sinis..
"NGOPO KOWE MRENE!?"
(mau apa kamu kemari!?) kata Tunjung dengan nada sinis.

"BADHE KEPANGGIH MAS DEWO MBAK" (mau ketemu mas Dewo mbak) jawab Tamrin dengan lembut. Tunjungpun kembali masuk tanpa memberi tahu suaminya..
Tapi nampaknya Dewo tahu kedatangan Tamrin, dia segera menemuinya di ruang tamu,

"ONO OPO MIN?"
(ada apa min??) tanya Dewo,

Disini Tamrin mulai menjelaskan apa yg terjadi termasuk kejadian penyerangan Asri tadi siang..
Dewopun mempertemukan keduanya.. Disini justru Asri yg mendominasi, emosinya meledak-ledak, Dia mulai menjelaskan kelakuan Dewo akhir-akhir ini, termasuk dengan keris yg di dapatkannya setelah berkawan dengan Tamrin.. Sambil menangis Asri juga menjelaskan rumah tangga**
**kakaknya yg akan hancur sejak adanya keris itu,

"Keris niko sae lho mbak, kagem kesuburan" (keris itu bagus lho mbak untuk kesuburan) potong Tamrin disela pembicaraan itu..
Mendengar itu, Asri langsung emosi, dan menyiramkan kopi di gelas yg ada didepan Kakaknya ke wajah Tamrin..

"SAE ..SAE MATAMU PICEK!!
(bagus-bagus matamu buta!!)
Sembari Asri menanyakan buktinya apakah kakaknya sudah mulai hamil atau diberi keturunan..
Namun beberapa saat kemudian Tunjung datang meredakan suasana,

Dewo disini tampak terdiam, sepertinya dia sadar akan kesalahan itu, dalam pembicaraan tadi, Asri meminta keris itu agar dibawa tamrin atau dibuang saja..tapi nyatanya hal itu tak terjadi, dan Tamrinpun pulang..
Namun sejak pertemuan itu, Dewo kini mulai berubah, dia tak lagi menyentuh kerisnya, walau dia tak mencoba untuk membuangnya atau memberikannya kepada Tamrin,

Dewo mulai mencoba memperbaiki hubungannya dengan Tunjung istrinya, disini Asri yg melihat itu tentu merasa lega..
Ternyata ke arogannya bisa merubah kakaknya kembali seperti dulu, yg jelas semua itu ia lakukan semata-mata karena dia sayang & perduli dengan kakaknya,

Tapi tanpa mereka semua tahu kelegaan itu tak berlangsung lama, kerena berubahnya Dewo berubah menjadi sebuah petaka baru!!!
Sejak berubahnya Dewo menjadi baik kembali, kotak tempat disimpannya si "Lencir kemuning" itu sering bersuara sendiri, setiap malam juga sering terlihat seperti seseorang yg berlalu-lalang di luar kamar, Tunjung sempat menyuruh suaminya untuk me"larung" atau membuangnya saja..
Tapi Dewo takut, merekapun mulai mengesampingkan masalah itu dan memutuskan untuk merajut kembali hubungannya.

Sejak rumah tangganya membaik Tunjung kini mulai menjalani program kehamilan lagi..
Dia juga kini ikut membantu adik iparnya Asri, berjualan di toko sembakaunya, dia merasa takut jika dirumah sendiri, tak bisa dipungkiri juga, pastinya tunjung belum bisa melupakan kejadian "lencir kemuning itu" apa lagi keris itu belum dibuang oleh Dewo suaminya..
Tunjung juga pernah bercerita kepada Asri kalau sering melihat orang yg lalu-lalang dirumahnya ketika ia sendiri.. Tunjung yakin kalau itu adalah si "Lencir kemuning", mungkin karena itulah alasan terbesarnya kini ikut membantu Asri di pasar.
Kendal, Jawa tengah, awal tahun 1993.

Malam itu, Dewo sudah tertidur nampaknya dia kelelahan, sementara Tunjung istrinya tengah berada di kamar Asri, mereka terlihat sedang berdiskusi tentang keuangan Toko yg kini mereka kelola bersama.
Waktu itu sekitar pukul 11 malam, ketika mereka mengobrol, tetiba ada yg mengetuk kaca jendela kamar, seketika pembicaraan mereka terhenti, Tunjung dan Asri, sama-sama melihat ke arah jendela yg memang tirainya masih terbuka..
Dan ketukan itu terjadi lagi, tapi terlihat jelas**
Tangan yg mengetuknya, mereka semua tercengang, melihat ukuran tangannya yg tak wajar, serta kukunya yg panjang, mereka sama-sama tertegun, pandanganya hanya menuju pada tangan itu.. Yg akhirnya terlihat membuka dan menggedor lagi kali ini dengan lima telapaknya.
Melihat itu, mereka segera menjauhkan posisinya, Tunjung terlihat pucat ketakutan, beda dengan Asri, dengan perlahan Asri meraih sebuah tasbih kecil didekatnya, dan ia lemparkan ke arah jendela "ALLAHUAKBAR!!", kata yg terucap dari mulutnya dengan gemetar..
"SOPO KOWE!! Rasah ganggu!!"
(Siapa kamu!! Ga usah ganggu!!)
Kata Asri dengan terbata-bata..

Dan perlahan, Tangan itupun turun hilang dari kaca jendela, suasana sejenak hening, dan mereka yg masih melihat ke arah jendela itupun terkejut**
**ketika muncul wajah wanita melayang ke atas & perlahan terlihat seluruh tubuhnya.
sosok itupun berkata:
"IKI AKU LHO, LENCIR KEMUNING!!"
IKI AKU LHO, LENCIR KEMUNING!!"
IKI AKU LHO, LENCIR KEMUNING!!"
(ini aku lho!! Lencir kemuning!!) dengan nada yg cepat & di ulang-ulang. Image
Tunjung dan Asri berteriak hingga teriakkannya membangunkan Dewo, bergegas Dewo yg menghampiri langsung bertanya apa yg terjadi..
"ONO OPO IKI!!"
(ada apa ini!!) tanya Dewo dengan panik melihat adik dan istrinya meringkuk ketakutan..
Tunjung dan Asri tak bisa menjawab, hanya tangan mereka saja yg terlihat menunjuk-nunjuk ke arah jendela, namun setelah diperiksa Dewo tidak melihat apa-apa, bahkan Dewo sempat membukanya dan memeriksa luarnya, sosok tadi nampaknya telah menghilang. Image
Dewopun yg sepertinya mulai waspada, mengajak adik dan istrinya keluar dari ruangan itu, tapi beberapa saat kemudian malah terdengar suara ketukan dari pintu depan rumahnya..

"Tok..tok..tok, Kulonuwunnn"
"Tok..tok..tok, kulonuwunnn"
Nada bicaranya sangat lambat.. Image
Begitu juga dengan irama ketukannya, seketika mereka saling bertatapan mendengar suara itu..

"Bukak'o mas" kata Asri kepada kakaknya.. Si Dewo mulai ciut nyali, dan menggelengkan kepalanya serta berkata:
"AKU NGERTI SOPO KUI!!"
(aku tahu siapa itu!!)

-----Bersambung-----
"Tok..tok..tok, Kulonuwunnn"

"Tok..tok..tok, kulonuwunnn"

"Tok..tok..tok, kulonuwunnn"

Suara ketukan itu masih berlanjut dengan irama & suara yg semakin kencang. Tunjung terlihat menangis dan Asri menutup telinganya..
Disini Dewo mulai mengumpulkan keberaniannya, dan berkata..

"MINGGAT KOWE!! AKU WES RAISO MENEH!!"
(Pergi kamu!! Aku sudah tidak bisa lagi) kata Dewo dengan sangat terbata. Suara & ketukan itupun seketika berhenti setelah Dewo berucap..
Dewopun mengajak istri dan adiknya untuk menuju ruang tengah, Dewo menggelar kasur lantai, dan mereka bertiga merebahkan tubuhnya disitu, suasana nampak canggung, seperti tak ada lagi yg pantas untuk di obrolkan.. Waktu menunjukan hampir tengah malam..
Mereka bertiga masih terjaga, saling diam, hingga akhirnya Dewo menangis, dia meminta maaf kepada adik dan istrinya, tentang semua yg telah terjadi, momen harupun terjadi ketika mereka saling memaafkan, Dewo juga berjanji akan membuang keris itu, besok hari..
Singkat cerita esokpun tiba, dengan kejadian semalam mereka bertiga menjadi lebih dekat, Asri dan tunjung tak lagi canggung bertanya soal keadaan Dewo sekarang.. Hari ini adalah hari pe'larungan' keris itu, 'HARUSNYA' karena saat Dewo sarapan tetiba saja ia**
*** batuk-batuk dan memuntahkan darah,
"SESEK BANGET" kata Dewo sembari memukul-mukul dadanya, tentu keadaan itu membuat Asri dan Tunjung panik, disini Asri langsung memapah kakaknya menuju mobil, dan hendak membawanya ke Rumah sakit..
Namun Dewo mencegahnya, saat ini Dewo hanya mau Duduk saja di kursi, selang beberapa saat, keadaan Dewopun membaik, dan di pagi itu Dewo bercerita tentang apa dan siapa "Lencir kemuning" itu.

Jadi itu semua berawal dari keputus asaan Seorang Dewo yg tak kunjung**
**mempunyai anak, dengan berbagai cara dan saran secara umum sudah ia lakukan, dan tiba di suatu waktu, ia berkeluh kesah dengan "Tamrin", menanggapi keresahanya, Tamrin membawa Dewo ke seorang 'Paranormal' yg diyakininya bisa menolong Dewo..
Datanglah Dewo ke paranormal itu sebut saja Sutarji, sebenarnya ketika awal Dewo datang, dia sudah agak ragu, tapi karena testimoni Tamrin yg sangat meyakinkan, Dewo mulai percaya dengan Sutarji si paranormal itu..
Di trawanglah Dewo oleh "Sutarji", syaratnya jg masih wajar, Sutarji meminta nama lengkap serta weton Dewo dan istrinya, setelah proses penerawangan, Sutarji berkata kepada Dewo, dan kata-kata inilah yg membuatnya Putus asa.. Image
Dengan tanpa memikirkan perasaan, sutarji berkata :

"BOJOMU KUI SUBUR, TAPI KOWE MANDUL!!" (istrimu itu subur, tapi kamu yg mandul!!) kata Sutarji dengan lugas.. Karena sudah terpengaruh testimoni dari Tamrin, Dewopun percaya dengan perkataan Sutarji..
Dewo jelas syok mendengar kata itu, diapun terdi, tapi belum sempat Dewo menanggapi perkataan itu, Sutarji langsung berkata,

"TAPI ISIH ONO DALAN!!"
(tapi masih ada jalan!!)

Mendengar itu, tentu Dewo seperti mempunyai harapan lagi,
Dengan antusias, Dewo menyambut perkataan Sutarji dengan sebuah pertanyaan, yg initinya bagaimana caranya memperoleh tujuan itu, singkat cerita Sutarji pun mengeluarkan keris dari Bawah kolong mejanya.. Image
Intinya dia bercerita bahwa keris ini bisa membawa kesuburan tapi ada maharnya, waktu itu Dewo lelaki yg sedang butuh harapan itu memahar kerisnya dengan harga kisaran 500rb, yg mungkin adalah uang cukup banyak di tahun itu.
Tapi ternyata bukan kesuburan yg Dewo dapatkan, justru kekacauan malah terjadi di dalam hidupnya..

Begitu kira-kira, bagaimana "si lencir kemuning" bisa sampai ke tangan Dewo.
Dalam pembicaraan itu, Asri dan Tunjung sempat bertanya, "Kenapa tidak kembalikan saja keris itu kepada sutarji?" ternyata inginnya Dewo juga begitu, tapi sutarji sudah tidak bisa ditemui lagi, karena Sutarji sudah meninggal selang 4-5 hari setelah menyerahkan keris itu.
Pembicaraan pun usai, hari itu juga sebenarnya Dewo ingin tetap melarung keris itu, Dewo mencoba untuk menepati janjinya semalam, tapi tetiba saja pagi itu turun hujan yg sangat deras, Dewopun hari itu urung untuk melarung keris itu setelah di cegah oleh istri dan adiknya..
Singkat cerita malam pun tiba, sekira pukul 9 malam, Tunjung, Dewo dan Asri beranjak tidur, tentu mereka berharap malam ini akan baik-baik saja, tapi ternyata tidak!!
sekitar pukul 1 malam, Asri adik Dewo, menhampiri ke kamar kakaknya, ia membangunkan Dewo & Tunjung..
Sembari masih memeluk bantal, Asri nampak ketakutan, dia mengaku melihat kaki yg berlalu lalang dari kolong tirai pintu kamarnya setelah sebelumnya pintunya terbuka sendiri.. Asripun meminta Dewo untuk mengambilkan kasur lantai di ruang tengah, malam ini Asri hendak tidur**
Bersama Dewo dan kakak iparnya, Dewopun mengiyakan permintaan Asri, mereka bertigapun kini mencoba untuk tidur di ruangan yg sama.. Tapi sekitar pukul 2-3 pagi, mereka semua terbangun dengan waktu yg hampir bersamaan karena mendengar suara wanita menangis..
Tangisannya jelas dan kadang seperti jauh, dan kadan nampak mendekat, mereka bertiga mulai saling merapat, dan mau tak mau mereka harus tetap mendengar suara tangisan itu lagi..

"Srekkk..srek..srekk" terdengar suara kaki melangkah dari luar jendela, diiringi dengan tangisan..
Perlahan suara itu menjauh, dan mendekat kembali melewati jendela kamar itu, namun kali ini suara langkah itu terhenti, berganti suara tangis lagi, yg sekarang menetap tak berpindah dari balik jendela..
Merek bertigapuj memutuskan keluar dari kamar, nampak jelas**
**ketakutan tergamabar dari raut wajah mereka, Suara tangispun kini berpindah lagi, kali ini sumbernya dari ruang tamu, tentu keadaan ini membuat mereka semakin ketakutan, Tunjung yg gemetar kini mencoba untuk membaca doa dengan suara yg keras berharap bisa menghentikan**
**Tangisan itu, diikuti juga oleh Dewo dan Asri, mereka membaca surat anas secara bersamaan,
Karena mungkin berbalut rasa takut, bacaan mereka terdengar saling tumpang tindih, dan akhirnya terhenti oleh suara gebrakan dari meja ruang tamu, suasananya hening dan hampa..
Dan beberapa saat kemudian terdengar suara,
"SSSSTTTTTTT"

keadaan menjadi semakin ngeri ketika tak selang berapa lama terdengar lantunan ayat Al quran dari Arah ruang Tamu..

"lelembut itu membacakan surat Anas dengan fasih.."

-----Bersambung----- Image
Update agak malem ya, soalnya aku masih dijalan nih.. 🙏
Entah Ayat itu dibaca berapa kali yg jelas gangguan malam itu ditutup dengan kata-kata..

"NGAJI KI NGENE IKI!!! Kikikiiiikik"
(Ngaji itu seperti ini!!) kata sosok yg diduga "Lencir kemuning" itu dari ruang tamu.. Setelah itu suasana kembali tenang..
Disini Tunjung & Asri terlihat masih menangis ketakutan, sementara Dewo nampak ling-lung mengingat kejadian barusan.. Dengan kejadian itu tentu mereka tak mungkin bisa tidur.. Malam itu juga Dewo memboyong istri dan adiknya ke rumah kedua yg berada di Depo pasirnya..
Sesampainya disana, Marlan penjaga malam didepo tsb yg membukakan pintu nampak bingung dengan kedatangan Dewo beserta istri dan Adiknya..

"WONTEN NOPO JURAGAN?"
(ada apa bos?) tanya marlan sembari menahan kantuknya.

"RAPOPO" jawab Dewo yg tergesa-gesa masuk.
Waktu itu mungkin sekitar jam 2-3 pagi, merekapun masuk di satu kamar tempat biasa Dewo beristirahat saat lelah bekerja, Asri dan Tunjung nampaknya masih syok dengan kejadian tadi, mereka terlihat saling menggandeng tangan meski sudah berada di atas ranjang..
Singkat cerita esok haripun tiba, Asri dan Tunjung kembali lagi bersama Dewo ke rumah meski dengan rasa takut dan ragu, mengingat kejadian semalam, sesampainya dirumah, Dewo langsung menuju kamarnya, mengambil kotak tempat ia menyimpan Keris itu.
"AKU TAK MORO NING OMAHE PAK ROBANI YO"
(aku ketempat pak Robani dulu ya) kata Dewo sembari membawa kotak itu.. Pak Robani adalah seorang uztad yg sempat menegur Dewo "Untuk membuang kerisnya" Tempo hari, karena itulah Dewo berfikir beliau mungkin bisa membatu masalahnya ini..
Singkat cerita Sampailah Dewo di rumah Pak Robani..

"PIE NANG? WES RAKUAT?"
(Gimana nak? Sudah gak kuat) tanya pak Robani kepada Dewo yg belum sempat duduk di kursi ruang tamunya..
"NGGIH NIKI PAKDE, KULO PUN KAPOK, AJENG TOBAT"
(iya ini pakde, aku sudah kapok, ingin tobat)**
**Jawab Dewo dengan muka lesunya, singkat cerita di ambilah kotak itu oleh pak Robani, beliau membukanya lalu memegang keris itu,

"BARANG KOYOK NGENE KOK MBOK OPENI TO NANG.."
(Barang seperti ini kok dipelihara to nak) kata pak Robani setelah menghela nafasnya dalam''..
"JIN TUWEK IKI"
(Jin tua ini) lanjut Pak Robani..
Beliaupun mulai menjelaskan dan sedikit menceramahi di Dewo, yg pada intinya "Si lencir kemuning" ini tidak mau lepas karena sudah Cinta dengan Dewo, pak Robani pun menjelaskan tidak ada satupun mahluk yg bisa memberi**
**kesuburan kecuali atas izin dari Allah dan tuntunan Sunnah,

"SESUK BENGI MRENE YO, KOWE IKI KUDU SYAHADAT MENEH"
(besok malam kesini ya, Kamu ini harus syahadat lagi) kata Pak Robani menambahkan, pada garis besarnya beliau mengatakan**
Kalau Perbuatan Dewo ini sudah keluar dari islam, sehingga untuk memantapkan Taubatnya Dewo harus syahadat lagi, diapun pulang tanpa membawa keris itu dengan perasaan yg cukup lega, sesampainya dirumah, Dewo langsung menceritakan itu kepada istri dan Adiknya yg memang**
**hari itu meliburkan diri dari pekerjaanya, begitu juga Dewo..

Singkat cerita malampun tiba, Dewo, istri dan adiknya tengah berada di kamar, Tapi disini Dewo masih nampak gelisah, ia berujar pada istrinya, proses pelarungan dan pertobatannya masih dilaksanakan besok malam..
Ia takut kalau malam ini, Terror itu datang lagi, namun belum juga Dewo selesai bicara ada suara tangisan.. Sumbernya diduga dari sudut ruang tamunya.. Suasana yg tadi biasa saja berubah menjadi semakin tegang ketika Asri menyusul kakaknya dikamar..
"KRUNGU RAK??"
(dengar tidak??) kata Asri sembari merapat ke tempat tidur kakaknya..

Tangisan itu semakin mendekat, diiringi suara gesekan yg sepertinya berasal dari lantai rumahnya..

Asri seketika melompat ke ranjang, ketika ekor matanya melihat bayangan**
Di bawah tirai pintu, bayangan itu semakin jelas dan wujud terlihat di bawah tirai yg memang tak menyentuh lantai itu.. Bayangan itu berubah menjadi kain lusuh, masih diiringi dengan suara tangisan pilu seorang wanita, suaranya benar'' jelas.. Pandagan mereka terus** Image
**saja tertuju di sumber suara itu, dan tiba'',

"DEWOOOOO...DEWOOOO...DEWOKU"" begitu suara dari sosok berkain lusuh itu.. Sembari masih menangis.. Asri dan tunjung ketakutan, memalingkan pandangannya, dan menutup kedua telinganya..
Sementara Dewo masih memandangi sosok yg hanya terlihat bagian bawahnya saja itu.. Namun dalam satu kedipan mata, tiba2 sosok itu sudah berada di dalam kamar, merangkak mendekati Tunjung, Dewo & Asri yg berada di atas Ranjang.. Image
Disini Dewo mencoba melawan dengan secuil keberaniannya,

"LUNGO KOE!! TUKANG NGAPUSI!!"
(pergi kamu!! Tukang bohong!!) kata Dewo dengan tegas.

Sosok itupun masih menangis, semakin mendekat dan memperlihatkan Mukanya yg tadi tertutup oleh rambutnya yg terurai.. Image
Sosok itupun berteriak !! Dan kemudian menghilang..

Itu adalah terakhirkalinya "Lencir kemuning" menampakkan dirinya, karena di malam berikutnya prosesi pertaubatan Dewo dan pelarungan keris itu dilaksanakan.
Menurut cerita dari (narasumber) Keris "Lencir kemuning" itu dilarung di Pantai "Indah kemangi" kendal jawa tengah.

2 tahun kemudian, tepatnya ditahun 1995, Dewo & Tunjung akhirnya di karuniai seorang anak laki-laki, di tahun yg sama juga, Asri menikah dengan kawan SMAnya.
Alhamdulilah sampai cerita ini di tulis mereka semua masih dalam keadaan sehat dan bahagia..

Sekian cerita ini, semoga ada banyak pelajaran yg bisa kita petik..
TKS :))

#OrangKe3 #LencirKemuning

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with gil

gil Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @AgilRSapoetra

Jun 25
[HORROR STORY]

PENGHUNI LAMA

~ Jiwa-jiwa yang tertinggal ~

[A THREAD]

#bacahorror #menghorror #IDN_Horror @bacahorror @menghorror @IDN_Horor Image
Temanggung, Jawa Tengah 2007,

Malam itu, Bau asap rokok menyelinap masuk ke kamar Tari, menusuk kuat hingga membangunkannya.

Tari pun melihat kearah jam di dinding kamarnya yg menunjukkan pukul 00.30.

"Oh Mas Doni sudah pulang". Batin Tari yg menyadari bahwa bau rokok ini ada-
-lah Mas Doni (Suaminya) yg sudah pulang dari bekerja & sekarang tengah merokok di ruang tamu.

Dengan kantuknya Tari pun beranjak keluar dari kamarnya, untuk membuatkan kopi bakal sang suamui

"Mas,sudah pulang?". Ucapnya-
Read 204 tweets
Jun 17
[HORROR STORY]

PASAR SETAN ~ Alas Randu

[A THREAD]

@bacahorror @IDN_Horor @menghorror #bacahorror #menghorror #IDNhoror Image
Hi.. Lama bgt gak bikin thread ya.. :)

Kali ini saya akan menceritakan sebuah pengalaman ganjil sekaligus ngeri dari seorang kerabat, yg bersaksi bahwa ia pernah tersesat di 'Pasar Setan', cerita ini terjadi sudah cukup lampau, yakni kisaran tahun 1994-95, tapi bagi nara-
-sumber, setiap detilnya masih membekas, bahkan menyisakan trauma yg cukup dalam.

*****

Jawa Tengah kisaran tahun 1994-95,

Pada suatu sore..

"Mbok dikirim besok pagi saja to Le". Kata seorang ibu kepada anaknya yg sedang menali 3 ekor kambing di atas mobil baknya. Image
Read 68 tweets
Apr 26
GUMBOLO PATI #13 (TAMAT)

Bedhong Mayit 2

"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu. @bacahorror @IDN_Horor @menghorror @ceritaht #bacahorror Image
Sebelumnya Part 12 :

Part 13 ( Akhir ) :

****

“GUMBOLO PATI #13”.

Pukul 05.30 pagi..

Sampai Pagi ini Darwis &Pak Dirja masih terjaga di dalam kamar, tampang-tampang lesu & kelopak mata yg agak menghitam, terlihat jelas di pa-
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
-gi ini, apa lagi penyebabnya kalau bukan kejadian semalam.

Matahari pun mulai muncul, mengembalikan kewarasan anak & cucu mendiang Mbah Gajul itu, untuk keluar dari kamar.

“Ayo ‘metu’ (keluar)”. Kata Pak Dirja lirih membisik untuk mengajak Darwis.
Read 94 tweets
Apr 8
GUMBOLO PATI #12

Bedhong Mayit 2

"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu. @bacahorror @IDN_Horor @menghorror @ceritaht #bacahorror Image
“GUMBOLO PATI #12”.

Perjalanan Pak Dirja dan Darwis menuju desa Turi..

“Alon-alon penting tekan nggih Pak..”.

(Pelan-pelan yang penting sampai tujuan ya Pak). Kata Darwis yang agaknya mulai mengerti kenapa ayahnya sejak berangkat tadi mengendarai mobilnya dengan cukup pelan.
Read 70 tweets
Mar 22
GUMBOLO PATI #11

Bedhong Mayit 2

"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu. @bacahorror @IDN_Horor @menghorror @ceritaht #bacahorror Image
Bagian sebelumnya di @X :

Selanjutnya di @karyakarsa_id :
11.

12.

13. (Tamat) - ongoing.

*****

GUMBOLO PATI #11

Tiga hari berlalu sudah, sejak ‘Bedhong Mayit’ itu di ambil kembali dari almarhum Pak-
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
-Broto. & sudah selama tiga hari ini pula Pak Dirja hampir dibuat putus asa, karena teror dari jin kafan yg semakin mengerikan saja.

Bagaimana tidak, semalam ada kejadian yg hampir saja mencelakai Darwis. Cucu mendiang Mbah Gajul atau anak Pak Dirja itu hampir menelungkupkan ke-
Read 71 tweets
Mar 15
GUMBOLO PATI #10

Bedhong Mayit 2

"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu. @bacahorror @IDN_Horor @menghorror @ceritaht #bacahorror Image
Part sebelumnya #9

On @karyakarsa_id

10.
11.
12.
13 -Tamat. (On going)

“GUMBOLO PATI” #10.

Sore ini, sekira pukul 16.00.
Tampak Pak Dirja & Darwis sudah berada di dekat mulut-
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
-terminal, di dalam mobil pinjaman dari kantornya, mereka menunggu Pak Sukoco untuk melayat ke tempat Pak Broto.

Sekira 5 menit menunggu, Pak Sukoco pun muncul, dengan pakaian rapinya, ia langsung masuk ke dalam mobil, dan mengajak untuk segera berangkat.

“Ayo berangkat”. Ka-
Read 74 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(