Thread by @Leonita_Lestari

ADA ONTA DI MATAMU
.
.
.

Kebencian hanya berjarak setipis rambut dibelah 7 dengan ngawur sebuah tindakan.

Ungkapan Susi Pudjiastuti saat berkeluh kesah tentang pesawatnya yang konon dikeluarkan paksa dari sebuah hanggar di Kabupaten Malinau langsung menyasar nama Jokowi.

Bukan hanya puluhan atau ratusan komentar dalam nada caci maki pada pemerintah sebagai jawaban pada akun twitternya, ribuan.

Pemerintahan Jokowi langsung dibuat terkait dengan Susi yang kini telah berada di luar pemerintahan. Habis manis, sepah dibuang, begitu kira-kira sebuah ilustrasi ingin dibuat relevant. Susi yang tak lagi di dalam pemerintahan kini seolah pantas untuk diperlakukan tidak adil.

Persis seperti API HAUS MINYAK, salah seorang senior partai Demokrat menyambar.

"Inilah contoh kesewenang-wenangan, contoh betapa hukum di negeri ini tidak berjalan. Hukum hanya berhenti menjadi macan kertas. Bukan hanya main hukum tapi juga main hakim sendiri.

The law of the jungle. Ibu Susi saja diperlakukan begitu, apalagi rakyat kecil. #RakyatMonitor!" cuit Benny K Harman.
.
.

"Benarkah?"

Satu hal yang pasti, apa yang dilakukan oleh para petugas saat mengeluarkan paksa pesawat milik Susi Air dari Hanggar Bandara Robert Atty Bessing Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, adalah wewenang Pemda Malinau. Tak ada urusan dengan pemerintah pusat. Urusan pak Bupati Malinau.

Dan ternyata, Bupati Malinau Wempi W Mawa adalah kader Demokrat. Sebelum maju menjadi calon bupati kabupaten Malinau pun, Wempi juga telah menjabat sebagai ketua DPRD Malinau periode 2019-2024.

Adakah seorang Benny K Harman tak tahu tentang itu? KABUR atau senang dengan mengaburkan sebuah fakta bisa jadi memang bagian dari caranya berpolitik.

Konon katanya justru sudah beredar Dokumen dengan Nomor: 553.11/10/DISHUB-BU-I/2022-Nomor: S-623/SCA/DIR/I/2022 tentang Sewa Menyewa Hanggar Bandar Udara Kol R.A Bessing Malinau Tahun 2022.

Di sana ada tertulis di bagian depannya dimana ada perjanjian kerja sama antara pemerintah daerah Kabupaten Malinau dengan PT Smart Cakrawala Aviation (SCA).

Itu adalah soal persaingan bisnis. PT SCA sebagai pendatang baru tahu benar bagaimana caranya menang. Dia harus lebih agresif.

Perusahaan yang baru berdiri pada akhir tahun 2016 ini ternyata sudah memiliki dan mengelola 9 helikopter Cessna Caravan 208/208B serta 2 Airbus H 130 T2 dan Robinson 66.
.
.

Perusahaan ini bahkan telah berencana menambah armada sebanyak 5 unit Pilatus: 1 PC-6 Porter dan 4 Cessna Caravan 208B, serta berencana membangun mesin kembar Cessna Sky Courier 408.
.
.

Bukan hanya itu, SCA bahkan telah memiliki lapangan udara sendiri. Bandar Udara Khusus milik Smart Aviation itu terletak di Kelurahan Semelagi Kecil, Kecamatan Singkawang Utara Kalimantan Utara dengan landasan pacu sepanjang 790 meter, dan lebar 3 meter.

Artinya, Kalimantan Utara memang mulai menggeliat. Provinsi baru itu sedang menyongsong masa depannya yang makin cerah. Dan itu sangat mudah ditebak dengan adanya pembangunan PLTA hingga kapasitas 9.000 MW. Itu bukan main-main.

Itu belum kita bicara tentang IKN yang hanya berjarak selemparan dadu. Kaltara adalah pecahan dari Kalimantan Timur.

Ada gula maka ada semut, ada masa depan ada pula pendatang baru. Semut lama tak mungkin bertahan bila selalu mengandalkan cara lama, apalagi hanya berkeluh kesah mencari teman senasib.

"Tapi bukankah pemerintah pusat juga seharusnya melindungi Susi Air yang sudah lebih dahulu eksis di sana selama lebih dari 10 tahun dan telah memiliki kontrak?"

Pada kasus warga ibu kota yang terzalimi atas hadirnya sumur ajaib sumur resapan, pemerintah pusat tak berkutik. Kenapa pemerintah pusat dipaksa harus perkasa pada kasus itu?

Itu seperti kita tak melihat ONTA di pelupuk mata tapi semut di seberang danau tampak. Pada buruk teman kita sendiri kita abai, pada mereka yang tak kita suka semuanya adalah tentang BURUK.
.
.
.
____________
Ilustrasi ambil dari mana-mana

Koreksi : Singkawang Utara - Kalimantan Barat