Thread kali ini adalah cerita tentang seorang hantu gentayangan berwujud perempuan yang mengikutiku hingga sekarang.
Berawal dari sakitku yang tak kunjung membaik diawal tahun 2022. Awalnya, sakitku hanya gejala kelelahan semata. Akupun berobat ke dokter dan diberikan beberapa jenis obat dan antibiotik. Setelah beberapa hari gejala sakit fisikku mulai hilang namun,
tidak dengan lemas dan kabut yang selalu menghalangi pandanganku. Badanku kian lemah namun kuurungkan niatku untuk pergi ke dokter lagi, karena aku memiliki firasat bahwa ini bukan hanya sakit medis.
Ah.. mengapa semua dihubungkan ke hal mistis? Mungkin ada yang berpendapat begitu. Akupun begitu dahulu, tetapi dua tahun yang lalu pada tahun 2020 aku pernah mengalami hal yang sama dan lebih parah.
Aku sakit dan bolak balik ke beberapa dokter, tes darah, hingga USG. Hasilnya? NIHIL! semua normal. Saat itu tanteku sudah ingin mengajakku ke tempat seorang penyembuh tapi aku tolak karena aku masih ingin berusaha secara medis.
Akhirnya setelah hasil tes terakhir keluar dan semua normal tapi aku masih sakit, akupun setuju untuk berobat ke penyembuh. Penyembuh di sini adalah seorang yang di panggil Jero oleh orang Bali. Beliau diberikan anugerah oleh leluhur untuk mengobati penyakit non medis.
Di sana, beliau dan suaminya yang juga seorang penyembuh terlihat prihatin terhadap keadaanku dan mulai memijat tubuhku. Dari sanalah aku tersadar, selama ini aku juga di berikan anugerah oleh leluhur. Sedari dulu malah, namun aku abai dan bersikap sembarangan
Ya, aku bisa merasakan keberadaan makhluk tak kasat mata, berkomunikasi, dan membantu teman yang sakit dengan cara memijat. Di Bali memang sudah tidak aneh jika leluhur memilih keturunannya untuk dianugerahi kekuatan yang berhubungan dengan hal mistis dan
anugerah itu berbeda-beda setiap orang.
Singkat cerita, Bu Jero dan suaminya mengingatkan akan anugerah yang aku terima, meminta aku lebih menjaga diri dan selalu mengingat leluhur juga bersembahyang.
Mereka juga mengatakan bahwa anugerah yang aku terima berhubungan dengan roh dan dunia bawah. Aku nantinya akan mampu berkomunikasi,
membantu dan bahkan menyebrangkan mereka yang masih tersesat di dunia manusia untuk menuju tempat terang dan akan banyak roh juga jiwa yang tidak tenang mendatangiku.
Karena pengalamanku di tahun 2020 dan kunjungan rutin ke Bu Jero untuk berdiskusi, akupun tidak butuh waktu lama untuk memutuskan pergi ke sana mengecek kondisi badanku saat itu.
Walaupun aku sebelumnya masih berobat dokter terlebih dahulu. Pikirku, ini lho baru awal tahun 2022 masak uda sakit aja.
Betapa kagetnya aku saat menjalani pengobatan, karena beliau mengatakan bahwa sakitku berasal dari aura negatif orang yang tidak senang aku menolong temanku yang sedang sakit. Aku memutar memoriku, ya memang minggu pertama Januari aku sempat memijat sahabatku yang sedang sakit
Aku worry dia akan ambruk karena keesokan harinya kami akan menjalani syuting iklan sebuah produk kecantikan di daerah pantai sebelah timur Bali.
Saat memijatnya aku memang sudah merasakan hawa yang negatif,
namun aku abaikan karena aku percaya ada anugerah yang diberikan oleh leluhurku. Aku tidak akan celaka, kalaupun sakit pasti masih bisa diatasi.
Benar saja, orang tersebut tidak suka aku mengobati temanku karena dia ingin menyakiti temanku. Celakanya, kekuatanku belum sebanding dengannya akupun jatuh sakit karena serangan orang tersebut. Beruntung, aku tidak menunda cukup lama untuk berobat.
Di tengah pengobatan, Bu Jero berujar bahwa ada sesosok arwah wanita yang mengikutiku dari pantai tempat kami syuting. Dia tinggal di sebuah pohon besar di pantai itu. Perempuan itu mengikutiku, namun aku tidak mengabaikannya.
Hal itu juga terjadi karena aku fokus dengan sakitku. Dia tidak jahat dan tidak ada hubungannya dengan serangan yang aku terima. Ya, aku melihatnya dan tau keberadaannya tapi pada dasarnya aku tidak pedulian dan toh dia juga tidak mengganggu.
Aku biarkan saja dia. Bu Jero hanya menetralkan energi negatif yang menyerangku dan akupun berangsur membaik.
Apakah cerita berhenti sampai di sana? tentu tidak. Setelah aku berobat, keesokan harinya di tempat kerja, seorang teman mendapati tanganku besar sebelah.
Tangan kananku terlihat lebih besar daripada yang kiri. Tangan kananku memang terasa agak sakit, tapi aku berpikir itu efek dipijat. Tapinya lagi, setelah aku ingat-ingat baik Bu Jero maupun suaminya tidak memijat tangan kananku.
Dalam bayanganku, aku melihat arwah perempuan itu sedang memegang tanganku. Tapi aku menepiskan pikiran tersebut dan menganggapnya angin lalu.
Kemudian aku memutuskan untuk kembali mengunjungi Bu Jero, karena setelah aku pijat dengan minyak urut tanganku tak kunjung membaik. . Lalu apa yang beliau katakan adalah, arwah perempuan tersebut masih mengikutiku dan menggandeng tanganku erat.
Aku bisa melihat mereka dengan batinku dan dengan cepat kuabaikan, kuanggap hanya halusinasi. Begitulah kecuekanku terhadap mereka.
Bu Jero menambahkan, perempuan ini hanya ingin curhat, mengobrol denganku dan memberitahuku tentang dunia roh dari perspektifnya. cont...
Berkali-kali dia mengatakan “AKu baik, aku hanya ingin ngobrol”. Namun, aku selalu mengabaikannya dan tidak mau mendengarkannya walaupun aku melihat dan tahu dia ada. Ya aku akui itu.
Perempuan ini cukup keras kepala dan terus mengikutiku. “Kamu bisa belajar tentang dunia roh sama dia. Jangan terlalu cuek. Bicara baik-baik. Wajahnya memang seram, tapi dia ga jahat,” imbuh Bu Jero
Sebenarnya aku tahu betul wujud arwah perempuan ini. Apa yang ada dibayangan kalian? Yap, bentukannya seperti Kuntilanak dengan rambutnya yang panjang dan tak terurus hingga ke kakinya,
bawah mata yang menghitam seperti mata panda, bola mata putih sepenuhnya, dan seringai tengil yang dia perlihatkan. Mungkin maksudnya ingin tersenyum tapi apa daya yang muncul adalah seringaian yang seram bagi kebanyakan orang.
Malam itu, sepulang dari rumah Bu Jero, aku akhirnya mengajaknya berbincang. Bukan seperti orang ngobrol pada umumnya, kami mengobrol lewat batin. Dari obrolan itu aku tahu namanya MIRNA, aku sudah minta ijin untuk menuliskan thread ini dengan menyebutkan nama aslinya. no worry.
Obrolan malam itu hanya sebatas nama dan sketsa dikepalaku yang menunjukkan wajah seorang perempuan berusia akhir 20an dengan wajah pribumi yang sangat manis. Garis wajahnya tegas dengan bibir yang penuh dan rambut ikal mengembang sepunggung.
Namun, karena aku sudah sangat mengantuk aku memintanya untuk ngobrol lagi besok saja atau kapan pun aku tidak sibuk.
Apakah dia menagih janji? Tentu saja, Mbak Mirna ini termasuk gigih dan suka gibah kurasa. Tiap malam dia akan duduk di ranjang tepat di dekat kakiku,
kadang di atas lemari dengan mengayunkan kakinya. Memberiku potongan-potongan gambar yang masih sedikit buram tentang masa lalunya. Karena aku lelah, aku terus memintanya untuk menunggu.
Dia akan menggelengkan kepalanya ke kiri ke kanan lalu menyeringai eh tersenyum. Untungnya dia ga tertawa ngikik seperti makhluk sejenisnya.
Sampai suatu malam, aku memberinya waktu curhat. Dari potongan-potongan gambar yang aku lihat, dulunya Mirna bekerja di sebuah rumah yang cukup besar sebagai ART, dia pun memiliki suami dan saat itu sedang hamil muda.
Tetapi nasib buruk menimpanya, dia saat itu sedang ngidam dan tidak terlalu enak badan namun memutuskan tetap bekerja. Rumah tuannya sedang sepi, tiba-tiba saja majikannya datang kemudian memperkosanya.
Dalam keadaan sakit dan lemah dia tidak bisa melawan. Diapun pulang dengan kekecewaan dan kesedihan yang mendalam. Sesampainya di rumah, dia memergoki suaminya sedang bercinta dengan perempuan lain. Air mata dan kemarahan sudah tak bisa dia tahan,
dia pun berlari kemudian yang dia ingat, dia terjatuh lalu menjadi arwah. Gambaran yang diberikan pun menjadi tak jelas. Betapa suram akhir hidupnya, pantas saja dia tak tenang.
Aku sempat bertanya, apakah dia bunuh diri? Dia mengatakan tidak dan energi yang aku tangkap adalah kesedihan dan kekecewaan yang dalam. Namun, aku masih bertanya-tanya kenapa dia pecicilan dan tengil? Apa ini memang tabiat hantu yang rupanya seperti dia?
Mungkin begitu, namun sekarang setelah gibah setiap malam, dia ngoceh aku tidur, perlahan-lahan energi kecewa dan sedih yang dia keluarkan berkurang. Namun, dia belum bisa menunjukkan wujudnya yang dlu saat masih menjadi manusia.
Susah kali ya, butuh lebih banyak gibah. Kami gibahin apa? Ghibahin toko-toko yang pakai penglaris, orang-orang yang pasang susuk atau pake pengasihan dan pesugihan. Begitulah.
Belum saatnya dia menyebrang dan aku pun tidak bisa membantu banyak kecuali menemaninya gibah. Tentu gibahan kami tidak merugikan orang lain, itu hanya di antara kami berdua saja.
Mungkin bagi sebagian dari kalian merasa ini seperti cerita fiktif. Ya, aku memang penulis cerpen tapi ini adalah yang kualami dan seperti yang kalian baca di thread ini, akupun selalu berpikir logis terlebih dahulu dan mengesampingkan hal mistis.
Tapi apa daya, hal mistis tidak bisa dipisahkan dariku. Aku pun tidak memaksa kalian untuk percaya ceritaku. Anggap saja ini hiburan. Kalian percaya atau tidak ya itu urusan masing-masing asal kita tidak saling merugikan.
Pesan Mirna: Kalau kalian bersifat buruk, kalian akan cepat terpengaruh dengan energi yang buruk juga dari sejenis kami. Kami memang buruk di wajah, tapi tidak semua jahat.
Nanti deh aku coba gambar dia. Hari ini sampai di sini dulu. Mau gibah lagi, byee…
Kira-kira seperti ini gambarannya. Aslinya kurang lebih sepertingambar disebelahnya. Aku ga bs gambar.. hahaha..
Mirna sekarang sudah menyebrang ke tempat yang lebih baik. Beberapa waktu lalu, menjelang tidur, aku melihatnya dengan wajah cantik. Dia bilang, dia sudah harus pergi, "Aku pergi dlu ya? Terima kasih."
Aku hanya menjawab, "Iya, kalau ada apa-apa kamu kesini lagi aja. cerita sama aku."
Dia tersenyum melambai dan hilang. Semoga Mirna sudah mendapat tempat yang lebih baik.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Thread kali ini adalah cerita tentang sesosok hantu cilik yang mengikuti temanku. Aku baru saja sampai di sebuah tempat kos yang ditinggali oleh temanku. Saat itu, aku datang untuk mengirimkan abon buatanku. Sebut saja nama temanku ini Isna.
Dulu Isna adalah mantan siswaku saat dia duduk di bangku SMA, dia juga merupakan juniorku di kelompok pecinta alam SMA kami, kebetulan dulu aku mengajar di SMA almamaterku sendiri.
Malam itu, malam menjelang dini hari, aku bergabung dengan beberapa teman yang sedang melalukan riset di sebuah jalan padat pertokoan di kota Denpasar. kami bersepuluh.Jejeran pertokoan bertingkat dua di pinggir jalan yang masih mempertahankan arsitektur lama.
Riset dilakukan mulai pukul 10 malam sampai 2 dini hari. Teman-teman yang bertugas mengumpulkan data, berjalan berkeliling menyusuri jalan juga gang-gang di belakang pertokoan.
Cerita ini aku dapatkan dari teman kerjaku saat kami mengobrol dan tiba-tiba saja obrolan kami mengarah ke hal-hal berbau mistis. Waktu itu kami membahas tentang kuburan atau yang dikenal dengan sebutan Setra di Bali.
PULANG TENGAH MALAM!
Jam di smartphoneku menunjukkan pukul 6 sore. Aku bergegas menyiapkan beberapa hal yang perlu aku bawa untuk meeting hari ini bersama kelompok teaterku. Panggil saja aku, Gita.
Aku adalah anggota kelompok teater yang cukup terkenal di Denpasar, Bali. Malam ini adalah jadwal kami untuk bertemu dan membahas hal-hal yang berkaitan dengan program kelompok.
"VRIEND (Teman)"
.
.
Sebuah cerita pendek fiksi bergenre horor yang terinspirasi dari kisah nyata.
.
. #bacahoror #threadhorror #cerpenhoror
(Cerpen ini dimuat di Buku Kumpulan Cerpen "Elang yang Terbang di Hari Senin" karya Devy Gita)
VRIEND (TEMAN)
Doooor… doooor… doooor…
Peluru–peluru berdesing memecah malam hening. Teriakan–teriakan panik terdengar bergema memenuhi seisi ruangan. Terdengar pula suara–suara berat laki- laki meneriakkan, ”SCHIETEN !!!- tembak !!!”
keriuhan seperti medan pertempuran berpindah ke dalam rumah, Nippon tidak hanya sudah menguasai Batavia namun juga telah menduduki kediamanku. Aku merasakan kakiku berlari dengan cepat. Menyeret gaun tidur panjang tipis putih diatas jalan setapak menuju gerbang rumahku.