metafisikah Profile picture
Feb 16 44 tweets 6 min read
Misteri Pesugihan dan Sosok Terpancung Tiga di Makam Imogiri, Yogyakarta
-- a thread --

@bacahorror #bacahorror
@cerita_setann sumber : kaskus.co.id
Makam raja-raja Imogiri yang terletak di Jogja atau yang biasa disebut Pasareyan Imogiri merupakan salah satu makam angker di Jawa. Bahkan banyak orang menganggap angker tempat ini karena merupakan pemakaman raja-raja dari kesultanan Mataram yang menyimpan banyak misteri.
Kerajaan Mataram Islam terbagi menjadi dua, yaitu Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Karena terpecah inilah, makam juga terbagi menjadi dua, yakni barat dan timur.
Keluarga Kasultanan Yogyakarta dimakamkan di sebelah timur komplek dan keluarga Kasunanan Surakarta dimakamkan di sebelah barat. Apa saja misteri di makam Imogiri yang terletak di Desa Girirejo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta ini ?
Misteri Ilmu Ilmu Jayakawijayan Sultan Hanyokrokusumo, siapakah beliau ? beliau adalah salah satu sultan yang sangat terkenal karena keberaniannya melawan kebijakan VOC pada masa colonial Belanda.
Konon, beliau bisa pergi ke Mekah dari Jawa untuk melakukan shalat Jumat dengan ilmu Jayakawijayannya. Ilmu Jayakawijayan bisa dibilang itu adalah ilmu teleportasi, ketika beliau pergi ke Mekah, mengambil sekepal tanah dari Mekah dan ditaruhnya tepat diatas bukit Imogiri.
Misteri lain adalah makam ini juga terkenal karena para pelaku pesugihan banyak menyambangi makam ini. Beberapa oknum peziarah yang datang dengan niat tertentu seperti menginginkan materi, kehidupan dunia dan seisinya.
Makam dijadikan tempat untuk mencari pesugihan, bukannya murni ingin ziarah dan mendoakan para raja beserta keluarganya.
Selain sebagai tempat mencari pesugihan, Pasareyan Imogiri ini juga terkenal sebagai tempat untuk memperoleh restu dari raja-raja untuk kepentingan karir politik, ada juga yang berharap keadaan ekonominya semakin membaik.
Disitu juga terdapat misteri Sosok Terpancung Tiga di Tangga Makam Imogiri. Ada sekitar 400 anak tangga harus diinjak pengunjung sebagai pengganti aktivitas mendaki, dan tepat menjelang puncak menuju makam terdapat undakan batu “tidak rata”.
Di bawah batu itulah, konon ditanam si sosok penuh teka-teki. Terdapat dua versi tentang sosok terpancung tiga di makam Imogiri.
Sebelum membahas tentang sosok terpancung tersebut. Ada beberapa hal yang sering menjadi pusat perhatian ketika mendatangi makan ini.
Gentong Keramat, pada area gerbang utama setelah memasuki gapura Supit Urang, terdapat 4 gentong besar yang dianggap keramat oleh masyarakat sekitar. Di dalam gentong besar yang dijuluki padasan ini terdapat air yang diisi setahun sekali pada bulan Muharram. https://www.tribunnews.com/regional/2016/10/07/tradisi-ngura
Konon, dulu para Raja sering berwudhu di gentong ini untuk melaksanakan sholat Jumat di Mekkah menggunakan ilmu Jayakawijaya yang sudah disebutkan sebelumnya.
Banyak orang yang percaya bahwa benda-benda pusaka peninggalan Kesultanan Mataram disembunyikan di area pemakaman Raja Imogiri. Inilah alasan mengapa pemakaman ini sering disebut dengan julukan pajimatan oleh warga sekitar.
Pajimatan ini merupakan kawasan yang menyimpan jimat atau benda-benda pusaka berharga dengan nilai yang sangat tinggi. Namun, hal ini disangkal oleh sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa pajimatan ditujukan pada makam Sultan Agung Hanyakrokusumo yang amat dimuliakan.
Selanjutnya adalah adanya tiga rutual yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Ketiga ritual rutin tersebut dilakukan pada bulan Sya’ban (Ruwah), bulan Muharram (Suro), dan pada peringatan berdirinya kerajaan Kesultanan Mataram.
Pada bulan Muharram (Suro), penjaga pemakaman melakukan ritual pencucian dan pengurasan gentong keramat. Ritual ini biasanya dilakukan pada hari Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon
Pada bulan Sya’ban (Ruwah), penjaga pemakaman melakukan doa bersama. Sedangkan, pada hari peringatan berdirinya Kesultanan Mataram diadakan ritual wejangan sesaji.
Kembali membahas sosok yang terpancung tersebut, ada dua versi menurut literasi yang ada.
Yang pertama adalah Tumenggung Endranata sosok pengkhianat saat Sultan Agung, Raja Mataram yang saat itu mengadakan penyerangan ke Jayakarta yang berada dalam kekuasaan Belanda, sekitar tahun 1628 - 1629.
Tumenggung Endranata inilah si pembisik kaum Kumpeni (Vereenigde Oostindische Compagnie) soal lumbung pangan tentara Mataram dan rencana penyerbuan Sultan Agung.
Tumenggung Endranata sendiri tertulis di dalabuku G. Moedjanto berjudul The Concept of Power in Javanese Culture (1986) adalah seoranhg bupati Demak sempat menjadi salah satu panglima perang andalan Sultan Agung, termasuk dalam upaya penyerangan ke markas VOC di Batavia
Hukuman baginya adalah tubuh dipancung tiga, yang ditanam di beberapa bagian dari ke-400 anak tangga menuju makam para raja Imogiri. Yaitu mengarah ke Gapura Supit Urang, di bagian gapura itu sendiri, serta kolam di sisi kanan.
Pada permukaan batu anak tangga yang tidak rata, Di situlah dikebumikan sosok pengkhianat Tumenggung Endranata. Para pengunjung yang menuju makam disilakan menginjak batu tak beraturan itu sebagai peringatan akan kesetiaan, serta menjauhlah dari tindak pengkhianatan.
Namun ada versi lain tentang sosok terpancung tiga ini. Bukan sosok Tumenggung Endranata yang berada di situ. Tetapi malahan gubernur Kumpeni Bernama Jan Pieterszoon Coen atau oleh kaum Betawi dikenal sebagai Mur Jangkung. Foto JP Coen. Gubernur Jenderal Hindia Belanda selama dua ka
Awal mula Jans Pieterzoon Coen bertemu dengan Sultan Agung ketika pihak Kompeni memanggilnya kembali ke Hindia Belanda. Pada tanggal 19 Maret 1627 JP Coen berlayar menuju Batavia. Ia sampai di Batavia tanggal 27 Juli dan kembali menjadi Gubernur Jenderal.
Memang JP Coen pernah menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda selama dua kali, dan tercatat sebagai Gubernur Jenderal yang ke empat (1619-1623) dan ke enam (1627-1629).
Di masa pemerintahannya yang ke dua ini, JP Coen menghadapi perlawanan dari Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten, dan Sultan Agung dari Mataram. Sultan Agung tercatat dua kali menyerang Batavia, yaitu tahun 1628 dan 1629.
Kedua serangan pasukan Sultan Agung itu gagal mengalahkan pasukan Kompeni. Salah satu penyebabnya, konon, karena ada penghianat di pihak Mataram. Serangan pertama gagal, karena logistik yang disiapkan pasukan perintis yang dipimpin Dipati Ukur, lenyap begitu saja
Hal ini membuat pasukan besar berikutnya yang dikomandani Tumenggung Bahureksa kesulitan logistik.
Pada penyerbuan ke dua ke Batavia, dari pengalaman soal logistik, Sultan Agung telah memerintahkan untuk membangun lumbung-lumbung bahan makanan sepanjang jalan yang akan dilalui laskar Mataram menuju Batavia.
Tapi ada seorang pengkhianat bernama Tumenggung Endranata yang membocorkan strategi ini ke pihak Kompeni. Kompeni lantas membakar lumbung-lumbung yang telah dipersiapkan pihak Mataram tadi, sehingga pasukan Sultan Agung kekurangan bahan makanan.
Tumenggung Endranata ini kemudian kepalanya dipenggal sebagai peringatan agar tidak ada yang berani berkhianat lagi. Dari sinilah muncul beberapa versi tentang sosok Tumenggung Endranata, ada yang bilang itu benar sosoknya ada juga yang mengatakan dia adalah JP Coen.
Namun, sejarah menuliskan ia wafat di Batavia karena terserang kolera sekitar 1629. Plakat peringatannya terdapat di lingkungan gereja dalam kawasan Kota Tua Jakarta yang kini menjadi Museum Wayang https://kerisnews.com/2018/09/13/mur-jangkung-musuh-utama-su
Ada versi lain juga yang mengatakan ia mati karena diracun. Ada juga yang beranggapan, ia dibunuh oleh orang-orang Banda yang membalas dendam.
Tapi versi yang lebih sering terdengar mengatakan JP Coen berhasil diculik oleh laskar Mataram di tengah berkecamuknya pertempuran.
Tubuhnya lantas dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Kabarnya bagian kaki kemudian dikubur di daerah Bendungan Hilir, Jakarta. Kepalanya yang dipenggal lantas dikirim ke Mataram.
Dari cerita ini, Jans Pieterzoon Coen berhasil dipenggal Nyimas Utari, telik sandi Mataram, walaupun ia tewas tetapi kepala Coen berhasil dibawa ke Mataram. Kepala Coen diambil oleh Wonoboyo.
Kemudian kepala itu dibawa lewat jalur Pantai Utara oleh kesatuan tentara Mataram di bawah komandan Tumenggung Surotani. Sultan Agung kemudian memerintahkan untuk menanam kepala itu di tangga menuju makam raja-raja Jawa di Imogiri.
Dan nama Tumenggung Endranata ini adalah alias semata-semata untuk menyembunyikan agar pihak Kumpeni tidak memburu jasadnya.
Entah versi mana yang benar, yang jelas di setiap peninggalan Raja pasti ada sebuah sejarah yang tertanam didalamnya. Kita sebagai masyarakat sebaik mungkin menjaga dan melestarikan peninggalan dan kebudayaan yang ada.
Terima kasih sudah membaca thread kali ini. Maafkan bila ada kesalahan dan mungkin ada informasi yang kurang berkenan. Maklum admin baru 😎

- F T -

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with metafisikah

metafisikah Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @ukmpengamatan

Dec 3, 2021
TAPAK TILAS
"Bank BHS Jogja"

@bacahorror #bacahorror Image
BHS berdiri pada tahun 1969 dengan nama PT Bank Dagang Surabaya. Kemudian tahun 1981 berubah nama menjadi BHS.
Setahun kemudian BHS bergabung dengan PT Bank Perdagangan Nasional Medan. Setelah itu, BHS merger kembali dengan PT Bank Tonsea yang berdiri tahun 1914, sebuah bank swasta tertua di Indonesia
Read 66 tweets
Oct 27, 2021
RIUH DALAM SUNYI
"Rumah Tak Bertuan"

Sebuah kontrakan seharusnya menjadi tempat yang nyaman,namun berbanding terbalik dengan apa yang dialami 5 orang mahasiswa yogyakarta. Bukan hanya gangguan, bahkan mereka tidak tahu siapa sang pemilik rumah.
a thread
#bacahorror @bacahorror Image
Cerita ini diambil dari salah seorang bernama ilham yang menceritakan kejadian dirumah kontrakan ketika dia kuliah dahulu. Rumah ini terletak di daerah Minomartani Sleman, tepatnya dekat dengan sebuah masjid besar disana.
Rumah itu ditempati 5 orang, yaitu Ilham, Galih, Assa, Dimas dan Bobby. Awalnya mereka tidak berencana untuk mengontrak bersama, namun saat itu Ilham bertemu salah satu seniornya dan menawarkan rumah yang besar dengan harga yang miring.
Read 142 tweets
Sep 14, 2021
8 ORANG TERSESAT DI BUMI PERKEMAHAN
"bertemu keluarga misterius"

-- a thread --

#bacahoror #bacahorror #threadhoror #threadhorror #bagihorror @bagihorror @bacahorror Image
Ini adalah dari kisah dari salah seorang sahabatku, sebuat saja Anis. Entah moment ataupun sebuah kebetulan semata. Aku sudah mengenalnya lebih dari 5 tahun lamanya, namun selama ini dia tidak pernah menceritakan hal ini.
Kisah dimana dia dan keenam temannya berserta seorang guru tersesat di sebuah bumi perkemahan yang cukup luas, tepatnya di lereng Gunung Lawu
Read 205 tweets
Aug 26, 2021
Ketika cerita keluarga Misel kita angkat, saya tidak menduga reaksi dari warga twitter melebihi ekpetasi saya. Sebelum cerita ini saya up, Misel, Ibu, dan beberapa keluarganya yang terlibat sudah menyetujui tentang adanya cerita dalam kemasan berjudul “Kerluarga Korban Pesugihan”
Ketika cerita itu ramai diperbincangkan khalayak ramai, malam itu Misel menelpon dan tak menyangka cerita yang ia alami mendapatkan respon positif. Misel yang sempat membaca beberapa komentar membuatnya tidak bisa menahan air mata.
Read 139 tweets
Jun 15, 2021
SUGENG RAWUH PART 2
"congcat"

---- a thread ---
#bacahoror #bacahorror #threadhoror #threadhorror Image
Masih ingat dengan thread sugeng rawuh yang pertama ?
Maafkan agak lama dalam penulisan thread "Sugeng Rawuh" dikarenakan sesuatu hal duniawi yang tidak bisa ditinggalkan.
Read 217 tweets
May 11, 2021
SUGENG RAWUH
.
.
(yogyakarta 2015)

--- a thread ---

#bacahoror #bacahorror #threadhoror #threadhorror Image
Sugeng Rawuh, itulah judul yang bisa disematkan dalam thread ini. Sugeng Rawuh alias Selamat Datang merupakan suatu ungkapan yang sering kali diungkapkan oleh masyarakat suku jawa atas rasa syukur akan suatu kehadiran.
Begitulah yang dialami oleh sekelompok mahasiswa ketika mereka mencoba peruntungan di Kota Jogja. Ini adalah sebuah cerita bagaimana para mahasiswa ini mengalami apa yang dinamakan "Sugeng Rawuh" dalam artian sebenarnya.
Read 132 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

:(