Kisah mistis memang selalu ada di sekitar kita, entah itu di jalan, disekolah, rumah sakit, atau rumah kita. Dari segala kisah yang ada, ada yang menarik dari sebuah cerita dari institusi militer Indonesia.
Institusi yang telah berdiri sejak tahun 1945 di bawah perintah Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat ini pastinya memiliki banyak kisah apalagi usianya yang sama dengan usia Indonesia.
Kisah ini adalah sebuah kisah dari salah seorang taruna di akademi militer Magelang.
Tapi sebelumnya mimin ingin menyampaikan memang banyak versi dan cerita tentang legenda taruna merah ini. Disini mimin hanya ingin membagikan sedikit tentang legenda ini.
Kisah ini bermula ketika ada seorang taruna yang diketahui bernama Moh. Socheh asal Solo. Dia dikenal jago dalam bela diri tangan kosong dan juga ahli dalam hal supranatural.
Dari Capratar hingga Sermatar, ia selalu menjadi panutan dan di segani oleh rekan-rekan seangkatannya.
Dia juga dikenal merupakan Drumm Bass handal di Lokananta dengan kostum rumbai Macannya yang terkenal.
Yuk lanjut. Maaf baru pulang kerja 😅
Namun, ada kejadian yang membuat nama taruna merah ini melegenda. Yaitu di saat Moh. Socheh wafat ketika mengikuti ujian dopper atau dikenal dengan ujian merayap sambil ditembaki peluru tajam oleh para pelatih di institusi tersebut.
Cerita yang beredar, pada saat mengikuti ujian tersebut, muncul seekor ular hendak mematuknya sehingga otomatis ada gerakan menghindar dengan mendongakan kepalanya keatas sehingga helm baja yang dikenakan kepalanya tertembus peluru tajam tersebut.
Wajah beliau yang berlumuran darah dan seketika meninggal ditempat. Setelah wafatnya alm Moh. Socheh, banyak yang mengaitkan kejadian mistis dengan kematian alm. Moh. Socheh.
Konon, di institusi tersebut kerap muncul penampakan berupa sosok dengan baju seragam taruna lusuh dan robek-robek lengkap dengan topi baja yang berlubang dan muka yang hancur.
Beredar kabar bahwa ada seorang taruna yang mendengar suara orang merintih didalam WC bangsal jangan ditanggapi atau langsung bergegas kabur karena yang merintih tersebut adalah sosok taruna merah.
Pernah ada pengalaman taruna yang membuka pintu wc dimana ia mendengar suara orang merintih kesakitan, ketika ia menghampiri dan ternyata yang ditemukan adalah sosok “Taruna merah” tersebut.
Mitos yang beredar, ketika didatangi taruna merah berarti orang tersebut digadang-gadang akan lulus seleksi.
Banyak yang bercerita pengalamannya ketika ia mengikuti seleksi akademi militer panthukir yang didatangi sosok taruna merah baik itu melihat secara tidak sengaja ataupun didatangi melalui mimpinya.
Ada juga cerita seorang taruna yang berjaga malam, pada dini hari, ia melihat sesosok orang berjalan dari arah pavliun mayor menuju ke pos jaga.
Awalnya ia mengira itu adalah komandannya, namun setelah sosok itu mendekat, ia menyadari yang menghampirinya adalah si taruna merah.
Ia melihat dengan jelas sosok itu dengan mengenakan seragam lusuh berlumuran darah, wajah hancur dan mata merah menyala.
Cerita lain adalah ketika seorang taruna yang diperlihatkan BassDrum Lokananta (marching band Akmil yg menggunakan kepala macan) yang berjalan melewati barak. Karena terkejut ia sontak melakukan penghormatan.
Di saat dia melakukan penghormatan, dia sempat memperhatikan dengan detail pakaian yang dipakai Bass Drum Lokananta ini, dia merasa ada yang janggal karena pangkat dan kepala macan yang di gunakan BassDrum tersebut merupakan pangkat yang digunakan Mayor Dua Taruna,
sedangkan ketika dia Chandradimuka pangkat Mayor Dua taruna belum ada di tahun tersebut. Dan terakhir pangkat tersebut digunakan tahun 70-80an.
Namun, menurut beberapa cerita, taruna merah merupakan sebuah julukan bagi para sosok yang sering menghantui di institusi tersebut, bukanlah sosok yang menyerupai alm.
Sekitar tahun 1996. Saat itu, 6 orang pemuda pulang dari survey lokasi camping pada malam hari, saat mereka melintasi institusi ini. Karena mereka terkagum dengan sorotan lampu dan seketika memelankan laju motor.
Ketika melewati gerbang besar dari arah dalam terdengar derap kaki dan nyanyian pasukan taruna. Ketika mendengar suara itu, seketika mereka memberhentikan motor dan berniat ingin menonton.
Dari kejauhan mereka melihat barisan berseragam berlari kearah luar. Ketika barisan berseragam itu tersorot lampu, tiba-tiba salah satu dari mereka berteriak “ Setaaan !!!”
Dia bergegas menstater motor untuk meninggalkan 5 orang lain. 5 orang lain yang sontak terkejut otomatis ingin menstater motor namun tidak ada satupun motor yang hidup.
Di saat mereka masih berjuang untuk menstater motornya, barisan berseragam itu tetap berjalan keluar dan disitulah mereka melihat dengan jelas pasukan berseragam doreng dengan baju yang sudah usang, beberapa bagian yang robek, dan wajah yang berlumuran darah.
Pemandangan itu mereka saksisan beberapa menit hingga motor bisa kembali menyala. Setelah itu mereka tunggang langgang menuju tempat yang mereka rasa aman. Mereka berenam akhirnya berdiam diri di sebuah pos kamling di dalam kampung hingga mentari menampakkan sinarnya.
Selain Taruna Merah, kisah seram lainnya yang melingkupi Akmil adalah cerita horor tandu Panglima Soedirman.
Setiap calon taruna pasti pernah menjalani RPS (Rute Panglima Soedirman) yaitu napak tilas perjuangan Jendral Soedirman semasa Gerilya dulu.
Rute RPS bervariasi, biasanya dari Yogyakarta sampai ke Magelang, start mulai dari Pantai Selatan Yogyakarta hingga Magelang melalui aspal hingga jalan berbatu.
Selama RPS, para calon taruna akan kebagian tugas menggotong tandu yang disebut dengan Tandu Eyang Dirman itu. Tandu itu bukanlah tandu asli, melainkan replika dari tandu yang digunakan Jendral Soedirman terdahulu.
Jika sedang napak tilas malam, para calon taruna itu diingatkan untuk tidak sekali-kali menoleh ke belakang saat menggotong tandu tersebut.
Para calon taruna itu juga diingatkan agar selalu membersihkan hati dan ikhlas ketika kebagian tugas menggotong Tandu Eyang Dirman.
Salah seorang taruna bercerita, suatu malam ia menggotong Tandu Eyang Dirman bersama rekan-rekannya.
Namun, lama kelamaan ia merasa tandunya semakin berat. Ia teringat pesan komandannya untuk tidak menoleh ke belakang. Sialnya, salah seorang rekannya lupa. Ia menoleh ke belakang dan berteriak. Rekannya yang apes itu seketika pingsan.
Tak lama kemudian setelah sadar, ia bercerita, saat ia menoleh, ia melihat sosok mirip Jenderal Soedirman di dalam tandu tersebut.
Percaya atau tidak ? kembalikan ke masing-masing. Namun mereka ada dan berdampingan dengan kita.
Nyuwun Agunging Samudra Pangaksami.
Sugeng Ndalu 🙏
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Makam raja-raja Imogiri yang terletak di Jogja atau yang biasa disebut Pasareyan Imogiri merupakan salah satu makam angker di Jawa. Bahkan banyak orang menganggap angker tempat ini karena merupakan pemakaman raja-raja dari kesultanan Mataram yang menyimpan banyak misteri.
Kerajaan Mataram Islam terbagi menjadi dua, yaitu Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Karena terpecah inilah, makam juga terbagi menjadi dua, yakni barat dan timur.
BHS berdiri pada tahun 1969 dengan nama PT Bank Dagang Surabaya. Kemudian tahun 1981 berubah nama menjadi BHS.
Setahun kemudian BHS bergabung dengan PT Bank Perdagangan Nasional Medan. Setelah itu, BHS merger kembali dengan PT Bank Tonsea yang berdiri tahun 1914, sebuah bank swasta tertua di Indonesia
Sebuah kontrakan seharusnya menjadi tempat yang nyaman,namun berbanding terbalik dengan apa yang dialami 5 orang mahasiswa yogyakarta. Bukan hanya gangguan, bahkan mereka tidak tahu siapa sang pemilik rumah.
a thread #bacahorror@bacahorror
Cerita ini diambil dari salah seorang bernama ilham yang menceritakan kejadian dirumah kontrakan ketika dia kuliah dahulu. Rumah ini terletak di daerah Minomartani Sleman, tepatnya dekat dengan sebuah masjid besar disana.
Rumah itu ditempati 5 orang, yaitu Ilham, Galih, Assa, Dimas dan Bobby. Awalnya mereka tidak berencana untuk mengontrak bersama, namun saat itu Ilham bertemu salah satu seniornya dan menawarkan rumah yang besar dengan harga yang miring.
Ini adalah dari kisah dari salah seorang sahabatku, sebuat saja Anis. Entah moment ataupun sebuah kebetulan semata. Aku sudah mengenalnya lebih dari 5 tahun lamanya, namun selama ini dia tidak pernah menceritakan hal ini.
Kisah dimana dia dan keenam temannya berserta seorang guru tersesat di sebuah bumi perkemahan yang cukup luas, tepatnya di lereng Gunung Lawu
Ketika cerita keluarga Misel kita angkat, saya tidak menduga reaksi dari warga twitter melebihi ekpetasi saya. Sebelum cerita ini saya up, Misel, Ibu, dan beberapa keluarganya yang terlibat sudah menyetujui tentang adanya cerita dalam kemasan berjudul “Kerluarga Korban Pesugihan”
Ketika cerita itu ramai diperbincangkan khalayak ramai, malam itu Misel menelpon dan tak menyangka cerita yang ia alami mendapatkan respon positif. Misel yang sempat membaca beberapa komentar membuatnya tidak bisa menahan air mata.