Jumlah kasus baru Covid-19 di China sudah melampaui Indonesia. Omicron memang game changer. Varian baru membutuhkan cara baru. Kebijakan penanganan yang terlalu kaku, malah berbahaya.
Hong Kong sudah membuktikan hal itu.
@rayestu Pada awal Pandemi sempat muncul "pujian" atas sistem sentralistik. Negara yang cenderung otoriter dianggap sukses menangani Pandemi lewat lockdown dan tracing.
Negara-negara demokratis dipaksa untuk menegosiasikan nilai-nilai demokrasinya demi penanganan Pandemi.
Negara demokratis dapat tekanan baru juga. Kebebasan berpendapat juga termasuk kebebasan untuk menolak masker dan menolak vaksin.
Negara demokratis seperti Amerika bikin keadaan tambah ruwet: punya Presiden bego tapi populis.
Donald Trump adalah bencana demokrasi.
"Tapi kan Donald Trump yang melakukan otorisasi proyek Warp Speed menghasilkan vaksin Covid-19 dalam waktu singkat"
Betul. Tapi sementara vaksin dikembangkan ada hal sederhana dan efektif menghambat penyebaran virus: menggunakan masker.
Atas hal itu Trump contoh teramat buruk.
Yang repot negara-negara demokratis lainnya, karena akan selalu dibandingkan dengan Donald Trump.
Ada yang 100% mengekor Trump lalu memicu friksi dengan pimpinan lokal, seperti presiden Bolsonaro di Brazil yang berantem dengan Gubernur Sao Paulo.
Akibatnya sekalipun memberlakukan lockdown ketat paling awal dan berlangsung paling lama di Amerika Latin - selain ekonomi Peru hancur tingkat kematian akibat Covid-19 juga tetap tinggi.
Selain lockdown ketat, Peru juga memberlakukan wajib masker dan wajib sarung tangan.
Di seluruh dunia siapa yang paling utama merekomendasikan lockdown ketat? China.
Lockdown yang dilakukan di Wuhan dan sekitarnya dijadikan percontohan. Lockdown ketat selama 76 hari.
Ketika kasus di Wuhan kemudian turun - hal itu dianggap sebagai keberhasilan.
Apa yang kemudian dilakukan China? Perayaan kesuksesan memerangi Covid-19. Wabah takluk.
Bulan September 2020, warga Wuhan berpesta. Diskotik dibuka lagi. Bebas masker dan tidak ada jaga jarak.
Ada pesta besar-besaran ribuan orang di kolam renang.
Siapa sih yang nggak ingin kehidupan bisa kembali normal seperti sebelum Pandemi kalaupun bayarannya adalah lockdown ketat 76 hari? Masak "puasa" ketemu orang segitu aja nggak bisa?
Tapi itu semua ternyata hanya propaganda.
Mengapa propaganda? Karena China membutuhkan pengalihan isu dari kegagalan mencegah Covid menyebar ke seluruh dunia.
China punya waktu 3 MINGGU menutup penerbangan internasional setelah virus Covid-19 terbukti menyebar antar manusia.
Tapi penutupan tidak dilakukan.
Untuk menutupi kegagalan maka harus ada cerita sukses. Apalagi kalau bukan Wuhan dan lockdown?
Perang sosial media berkecamuk. Twitter menemukan 23.750 akun influencer disinformasi yang berasal dari China, plus 150.000 akun buzzing retweets.
Cerita sukses penanganan lewat karantina seisi kota atau malah seisi negara - dimuat berulang-ulang oleh berbagai media China di sepanjang periode tahun 2020.
Tidak terbayangkan bahwa dua tahun berlalu dan China masih juga belum bebas dari buka-tutup lockdown.
Secara hampir bersamaan, China juga aktif melakukan kampanye Health Silk Road (健康丝绸之路).
Program ini mempromosikan Belt and Road Initiative (BRI) yang dikemas dengan pengiriman bantuan dari China ke berbagai negara Eropa lewat jalan darat.
Health Silk Road secara prinsip propaganda proyek. Bantuan masker dan PPD dari China ke Spanyol dipaksakan menggunakan kereta api - demi mempromosikan Belt and Road Initiative.
Berapa lama di perjalanan? Dua minggu. Padahal via pesawat sehari sampai.
Berikut poster yang beredar di masa kampanye Health Silk Road bantuan China kepada Italia.
Coba perhatikan baik-baik. Ada yang aneh?
Perhatikan garis-garis kuning di pojokan. Bahkan dalam kampanye begini - China masih sempat-sempatnya mempromosikan Nine Dash Line!
Apakah lockdown efektif? Ya, hingga jangka waktu tertentu. Semakin luas wilayah, semakin sulit ditegakkan. Semakin tersebar tempat tinggal penduduknya, semakin sulit lagi ditegakkan.
"Tapi di China berhasil..." Karena 90% warga urban di China tinggal di apartemen.
Pada hunian vertikal, jumlah akses keluar-masuk sekian ratus orang adalah terbatas. Mobilitas vertikal malah terbatas hanya sejumlah lift dan tangga. Itu sebabnya lockdown lebih mudah diawasi dan dijaga.
Kalau pintu keluar ditutup, penghuni mustahil keluar.
Fitur lain: di China ada komite setingkat RT/RW bernama juweihui (居委会) - struktur yang dibentuk di era 1950-an masa Mao Zedong.
Juweihui punya wewenang mengatur mobilitas warga. Pada keadaan darurat dapat meminta bantuan tenaga polisi.
Rangkaian Tweet tentang hubungan ekonomi Russia-China dan dampaknya terhadap Indonesia.
Sebuah utas 🧵
Sejak dua hari lalu saya sudah sampaikan bahwa sekalipun China dan Russia melakukan kesepakatan untuk "saling bantu" tanpa batas pada bulan Februari 2022 lalu - sejenak sebelum Olimpiade Musim Dingin dibuka, ternyata saling bantu itupun ada batasnya.
Kenapa begitu? Karena ekonomi China memang tidak didesain untuk bisa segera membantu Russia. Untuk urusan ekspor - Russia cuma ranking 15.
Ekspor China ke Vietnam atau Korea Selatan volumenya DUA KALI nilai ekspor ke Russia.
Russia punya sekitar senilai $100 Miliar dalam bentuk Bond Pemerintah China dalam mata uang RMB. Bisa jadi kolateral.
Tapi kalau Bank BUMN China tidak mau memberikan line credit bagi perusahaan minyak Russia (yang punya cash flow kuat), lalu siapa lagi yang mau dan bisa?
Menjadi istimewa karena Singapura salah satu hub transaksi RMB off shore terbesar di luar Hong Kong. Hub satu lagi adalah London, yang sudah pasti dihindari Russia.
Barter minyak Russia? Bisa saja, tapi sangat tidak efisien. Siapa yang menanggung? Russia.
Apa susahnya untuk mengakui saja bahwa orang Indonesia memang nggak terlalu berbakat main sepak bola?
Sama seperti orang India nggak berbakat tinju, orang Arab nggak jago renang, atau orang Amerika nggak bisa badminton.
Menyakitkan? Mungkin.
Tetapi jauh lebih menyakitkan suatu negara berpenduduk 275 juta selama BERPULUH TAHUN menaruh tinggi harapan. Dan selalu kecewa.
Kroasia jago sepak bola walau penduduknya cuma 4 juta. Denmark? 6 juta.
Mereka jelas berbakat.
Pernahkah anda perhatikan bahwa Indonesia unggul di olah raga individu atau tim kecil? Badminton, Panahan, Taekwondo, Panjat Tebing, Tinju, dan Bridge. Tidak perlu ada koordinasi ruwet. Cukup keunggulan individu.
Berdasarkan artikel majalah National Geographic, pohon Redwood Mark Twain yang ditebang pada tahun 1891 di California, adalah pohon tertua yang pernah ditebang orang.
Pohon setinggi 100 meter tersebut berusia 1341 tahun. Garis tengah bagian batangnya sepanjang 27 meter.
Untuk menebangnya perlu waktu 6 hari dengan menggunakan gergaji raksasa. Sesudah pohon tumbang masih diperlukan pemotongan kayu hingga bagian-bagian lebih kecil yang baru selesai dalam berminggu-minggu.
Pohon bernama Mark Twain ini tumbuh di tempat bernama Millwood.
Kasus Evergrande ini nggak ada yang bahas ya di Indonesia? Padahal ini bisa meledak kayak Lehman Brothers.
Evergrande ini adalah pemilik properti terbesar nomer dua di China. Sempat menjadi nomer satu beberapa tahun lalu. Evergrande anggota Fortune 500 Global.
Masalah ada di utang $100 Miliar yang terancam default. Ada yang jatuh tempo dalam waktu dekat ini. Dan nggak ada duit.
Pemerintah China sudah bilang nggak akan melakukan bailout. Tapi apa iya kalau sudah sebesar Evergrande dampaknya nggak akan menjalar ke sektor properti lain di China?
Dan ini jadi masalah karena banyak perusahaan properti di China adalah cash cow Pemerintah Daerah.
Di antara para ekonom Indonesia yang memperhatikan kenaikan harga beras waktu itu, muncul kelegaan karena harga beras bisa terkendali akibat stok yang cukup.
Indonesia beruntung karena bisa duluan borong beras di pasar internasional sehingga harga bisa stabil.
Hal seperti ini tidak mudah dikomunikasikan kepada masyarakat - karena ada pemahaman umum: "impor pasti buruk", "kita harus bisa swasembada pangan" dll.
Padahal swasembada bisa sangat mahal ongkos ekonominya kalau harga beras naik terlampau tajam. Yang jadi korban: daya beli.
"Bukankah harga beras yang tinggi menguntungkan petani?"
Kata siapa? Nilai Tukar Petani di Indonesia nggak pernah nyambung dengan harga beras di pasar. Mengapa? Karena rantainya sampai ke pasar sangat panjang. Dan tiap mata rantai punya marjin laba tersendiri.