OM RASTH Profile picture
Sep 13 150 tweets 20 min read
DARI KAKAK SAMPAI KE ADIK, MEREKA MEMILIH UNTUK BUNUH DIRI, ada apa di balik semua itu??

@IDN_Horor @ceritaht
#ceritaseram #ceritahantu #harikelabu #omrasth

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
Perempuan berusia 21 tahun itu mengalihkan pandangannya menatap langit2 rumah, helaan nafasnya membuatku sempat berpikir untuk tidak jadi saja mengulik cerita itu darinya. Namun ketika ku usulkan agar berhenti saja bercerita, ia menggeleng.
"Kisah ini setidaknya bisa dijadikan pelajaran untuk pembaca cerita amang. Dan selain itu saya juga bisa menyampaikan beberapa hal yang tidak bisa saya katakan sebelumnya." ucapnya pelan tapi terdengar tegas

"Baik, silahkan. " balasku sambil menatap perempuan itu
Helaan nafas beratnya kembali ku dengar begitu ia akan melanjutkan ceritanya yang sempat terputus.

"Jadi, kakak saya itu bekerja di sebuah toko yang menjual alat2 tulis lengkap, 1 toko yang besar, itu menjual alat2 tulis khusus untuk partaian(untuk dijual kembali
oleh pembeli), dan toko kedua yang lebih kecil menjual alat2 tulis eceran. Karyawan di kedua toko itu ada sekitar 6 orang. 3 di toko besar dan 3 di toko kecil. Tapi mereka ini memang diharuskan saling membantu jika salah satu toko kedatangan banyak pelanggan.
Mereka membagi tugas dengan adil, yang laki2 biasanya sekalian untuk mengantar barang ke tempat pembeli. 1 tahun lebih kakak saya bekerja di toko itu, dan semuanya berjalan normal dan lancar seperti biasa. Meski gajinya tidak begitu besar, hanya 30rb perhari,
Kakak saya cukup senang dengan pekerjaannya itu. Ia juga sering bercerita kalau waktu istirahat di toko tersebut hanya 30 menit saja. Dan mereka makan siang pun tidak boleh ada yang keluar, sehingga diharuskan untuk membawa bekal masing2. Selama jam kerja mereka juga tidak
Di perbolehkan duduk, walaupun saat itu sepi pelanggan. "

Aku menyipitkan mata, heran, tentu saja.

"Jadi kuat atau tidak, harus tetap berdiri? Bagaimana kalau ada yang tidak tahan lalu pingsan?" aku bertanya

"mereka akan dikenakan potongan gaji mang. "
Mataku melotot mendengar itu,

"Sampai segitunya?? "

"Mau bagaimana lagi mang, mencari pekerjaan dijaman sekarang susah. Jadi kalau sudah dapat pekerjaan, enak atau tidak, tetap harus di jalani. "
Aku menghela nafas panjang.

Kemudian ia kembali melanjutkan ceritanya, hingga aku seakan terbawa masuk kedalam cerita itu.
________

"Kenapa ya akhir2 ini kakak kalau pulang kerja langsung masuk kedalam kamar?" tanya Tinah pada ibunya, kala itu Tinah masih berusia 19 tahun

"Wajarlah, namanya juga orang kerja kan. Pasti capek dan langsung ingin istirahat kalau sudah sampai rumah. Memangnya kenapa?"
"Aneh saja rasanya, karena kakak kan tipe orang yang selalu ngoceh mulutnya kalau lagi di rumah begini."

Sejak akhir2 ini Tinah mulai curiga dengan perubahan sikap kakaknya tersebut. Entah apa yang terjadi sebenarnya.
Pernah sekali waktu, Tinah mendengar kakaknya bicara dengan salah satu temannya yang datang kerumah.

Topik pembicaraan mereka saat itu seputar tentang ganti rugi, atas kerugian toko yang katanya di buat oleh kakak Tinah.
Tapi saat itu Tinah belum pasti betul tentang apa yang mereka bicarakan selanjutnya, karena ia sudah keburu dipanggil oleh ibunya.
Hingga akhirnya, Tinah memberanikan diri bertanya langsung pada sang kakak, ketika ia hanya berdua di dalam rumah.

Awalnya kakaknya sama sekali tidak mau berbicara, namun ketika Tinah membujuknya, sang kakak pun luluh juga, lalu menceritakan masalah yang dia hadapi saat itu.
Rupa2nya, kakaknya di tuduh mencuri uang dari hasil penjualan barang. Dan jumlah uang itu tidaklah sedikit.
Alhasil semua karyawan dikedua toko itu mendapatkan perpotongan gaji untuk menapal semua kerugian toko.
Kakak Tinah, mendapatkan perlakuan buruk dari karyawan lain. Dan di tekan untuk segera mengembalikan uang yang ia curi. Padahal kakak Tinah sudah berkata jujur dalam pengakuan nya itu.
Bahwa memang bukan dia yang mengambil uang tersebut. Memang dia yang terakhir kali pulang. Namun ia sama sekali tidak pernah mengambil uang2 itu.
Tapi bos tak percaya, meski kakak Tinah sudah mengusulkan agar masalah itu biar polisi saja yang menyelidiki, agar
Semuanya jelas. Tapi lagi2 usulnya di tolak dengan alasan, buang2 waktu jika lapor polisi, karena pencurinya sudah nyata didepan mata.

"Lalu sekarang bagaimana kak?" tanya Tinah ikut sedih mendengar cerita sang kakak
"Aku tidak tau. Aku tidak punya uang sebanyak itu."

"Coba kakak bilang ke orang tua kita. Masalah sebesar ini jangan di tanggung sendiri kak. Lebih baik kita selesaikan bersama2, walaupun bukab kakak pencurinya."
"Tidak. Jangan. Aku tidak mau merepotkan mereka dalam masalahku ini. Aku akan coba selesaikan dengan caraku sendiri. Terima kasih sudah mau mendengarkan ceritaku. "
_____

Berhari2 telah berlalu, keadaan sepertinya tak juga membaik. Itu bisa dilihat dari raut wajah kakaknya yang selalu pulang larut malam dengan wajah yang tampak lesu.
"Kamu gak kerja hari ini?" tanya ibunya di depan kamar kakak

Hening, tak ada jawaban.

"Tin.. Kemana kakakmu? Kok jam segini masih berkurung di dalam kamar?"

"Mungkin gak enak badan." jawab Tinah tanpa curiga
Hingga pukul 1 siang, sang kakak tak juga keluar dari dalam kamar. Membuat si ibu dan adiknya segera mengecek. Namun pintu kamar terkunci dari dalam. Sudah di gedor2, tapi tak ada respon.
Akhirnya ketika adik laki2 Tinah yang baru pulang sekolah itu datang, ia langsung di minta untuk merusak pengunci pintu itu dari luar.

Setelah pintu berhasil dibuka, alangkah terkejutnya sang ibu juga Tinah dan adiknya, melihat sang kakak sudah tak bernyawa dengan keadaan
Menggantung, di lehernya terlilit seutas tali bekas tali jemuran.

Teriakan histeris mereka membuat beberapa tetangga yang ada di sekitar, langsung berlari menghampiri.
Selama proses pengurusan jenazah kakaknya yang gantung diri itu, Tinah tampak tak tenang, begitu juga dengan ibunya yang sering tak sadarkan diri.

Mata kakaknya saat akan di mandikan dan di kafani tampak membuka, bahkan kakinya pun tampak tegak.
Konon kata orang tua2 dulu, bila mata jenazah tak tertutup rapat, itu pertanda kalau akan ada pihak keluarganya yang akan menyusul. Wallahualam.
Apalagi bila kakinya tegak seperti menapak sesuatu, itu tandanya akan ada yang menggantikan nya gentayangan di alam dunia, sesuatu yang sering disebut jin qorin.
Tapi entahlah, semua itu tak terpikirkan keluarga Tinah saat itu.

Singkat cerita, 3 hari setelah kepergian sang kakak. Rumah menjadi lebih sepi dan ibunya juga jadi lebih sering melamun.
Sementara Tinah, ia masih tak berani mengatakan apa2 tentang masalah sang kakak pada ibunya.

Apalagi ketika ia membersihkan kamar kakaknya, ia menemukan surat terakhir dari sang kakak, di dalam lemari.
Surat itu berisi permintaan maaf, dan rasa keputus asaan nya dalam menghadapi masalah yang saat itu menimpanya.
Perlakuan teman2 kerja dan bosnya setiap hari membuat dirinya lebih memilih untuk mati.
Di dalam surat itu ia juga bersumpah, bahwa ia tidak pernah melakukan pencurian apapun di toko seperti yang bosnya fitnahkan.
Tinah terisak menangis seusai membaca surat kakaknya itu, ia menyesal, andaikan sejak awal kakaknya bercerita itu, ia langsung memberitahu orang tuanya, tentu masalah kakaknya bisa diselesaikan walaupun mereka harus menjual sawah untuk membayar semua kerugian toko tersebut.
"Maafkan aku kak." isak Tinah

_________

Malam itu, saat Tinah akan pergi ke dapur untuk memasak indomie, ia mendengar suara kreyot2 dari dalam kamar kakaknya, suara yang sama ketika jasad sang kakak yang akan di turunkan. Suara balokan kayu yang di pakai untuk menggantung diri,
Sama seperti suara keberatan beban.

Tinah mencoba membiarkan saja suara2 itu, namun semakin di diamkan, suara tersebut makin terdengar.

Kriiieeettt.... Suara pintu dibuka.

Hening, kamar itu terlihat sama, kosong dan tak ada siapa2.
Om mau menawarkan Madu Hutan asli, bukan ternakan ya ponakan2. Siapa tau ada yang berminat, om juga ada jual bajakah dan akar untuk mengobati sakit pinggang. Kalau berminat bisa langsung DM atau WA di - 0856 5403 7262 ImageImageImageImage
Atau mungkin ponakan2 ada yang sedang putus cinta, atau bermasalah dengan mertua, bos, dan pasangan. Om punya solusinya.
Dan om juga ada berbagai macam minyak kalimantan dengan berbagai macam ragam khasiat. Mulai dari penglaris, pagar diri/usaha/rumah. Pemikat lawan jenis Image
Penunduk lawan bicara, pembuka aura biar di senangi orang2 di sekitar. Untuk kewibawaan(bagus buat ponakan yang selalu di remehkan oleh bos ataupun bawahan) dan minyak Arjuna yang membuat kita akan mudah bergaul/mudah diterima oleh orang2 yang kalian inginkan.
Om juga melayani pemikat jarak jauh(khusus buat yang benar2 serius/siap nikah) kalau berminat dan Tanya2 silahkan hubungi om Rasth melalui DM atau WA di - 0856 5403 7262

Terima Kasih🙏🙏 Image
Akan tetapi ketika pintu di tutup, suara itu kembali terdengar.
Di iringi suara seperti taburan pasir di atas atap.

Tinah bergegas berjalan menjauhi kamar kakaknya tersebut.

Tiba2 terdengar suara pelan di luar jendela memanggil nama Tinah.
Lekas2 Tinah, menutupi tubuhnya dengan selimut. Ia benar2 ketakutan saat itu.

Tok tok.. Suara ketukan di pintu kamar.

"Tinah, kau sedang buat apa di dapur tu? Api hidup, air pun sudah menggurak/mendidih." ujar ibunya dari luar pintu
Mendengar suara ibunya, Tinah bergegas bangun dan berlari ke arah pintu.

"Air sudah menggurak di dapur tu, kamu mau buat apa tadi? Malah di tinggal masuk ke kamar, untung aku kedapur, kalau tidak, kebakaran rumah kita ini! "
"Tadi aku mendengar suara aneh di kamar kakak, tapi setelah di cek, gak ada siapa2. Lalu aku juga mendengar suara seperti pasir di atas atap."

"Khayalanmu saja itu. Aku ke dapur tidak ada apa2 di sana. Semuanya baik2 saja. Kau jangan membuat2 cerita ya Tinah! Apalagi sampai
menuduh yang tidak2 terhadap arwah kakakmu!"

Tinah menghela nafas panjang. Setelah ibunya pergi, Tinah langsung berlari ke dapur untuk mematikan api.

Malam itu Tinah ikut tidur di kamar adiknya.

Awalnya Tinah diusir oleh sang adik, namun ketika ia memohon2, akhirnya ia
pun di ijinkan.

"Kamu sedang membuat apa itu?" tanya Tinah pada adiknya

"Kau tau, gara2 dia bunuh diri. Semua teman2 sekolahku sekarang membully ku. "

"Huss! Jangan bicara seperti itu. Kau tidak tau seberat apa beban yang dia hadapi selama ini kan?!" tegur Tinah
"Lalu aku ini bagaimana?? Dulu aku disekolah baik2 saja. Tapi setelah dia bunuh diri, semuanya berubah drastis. Mereka menyebut kita keluarga tak ada iman lah, didikan orang tua yang buruk lah. Dan yang lebih parahnya, guru2 di sekolahpun selalu berceramah dan membahas masalah
keluarga kita! Aku pusing!!"

Tinah menghela nafas panjang,
Ia kemudian mendekati adiknya, mengusap2 punggung sang adik.

"Sabar, aku yakin semua cobaan ini akan cepat berlalu."
Adiknya itu berdiri mendekat ke arah jendela, membuka jendela kecil itu. Terasa hembusan segarnya angin malam. Namun hanya beberapa saat saja mereka menghirup udara yang masuk itu, tiba2 tercium lah bau busuk yang menyengat dari arah luar.
"Bau apa ini?" tanya Tina

"Gak tau. Sepertinya bau ini dari samping. Mungkin ada bangkai tikus." jawab adiknya sambil menarik jendela bermaksud untuk menutupnya kembali

Tapi anehnya meski jendela itu sudah ditutup rapat, bau busuk itu malah semakin menyengat.
"Baunya semakin menyengat, jangan2 bangkai tikusnya ada di kamarmu?!" ujar Tinah sambil menutup hidungnya

"Sembarangan! Kamu masuk tadi ada mencium bau busuk ini? Gak kan??"

"Lalu ini bau busuk apa? Dari mana sumbernya??"
"Dari luar, samping rumah."

"Coba kamu cek gih. Buang bangkainya kalau ketemu. Bau sekali ini."

Dengan raut wajah kesal, adiknya langsung keluar kamar dengan berbekal senter yang tak seberapa terang.
Cukup lama ia di luar rumah, namun tak juga menemukan sumber bau busuk itu.

"Ketemu?" tanya Tinah di dekat jendela, namun ia enggan untuk membuka jendela tersebut
Tak ada jawaban, akan tetapi tiba2 saja adiknya berteriak ketakutan hingga membangunkan orang tua mereka dan juga tetangga dekat rumah.
Tinah bergegas berlari keluar diikuti oleh orang tuanya, diluar para tetangga juga sudah mulai berdatangan.

"Ada apa???"

"Ular kah?? Apa kau tergigit??" tanya Tinah khawatir
Adiknya tak menjawab, iamalah sesenggukan menangis sepertinya ia syok.

"Po.. Poc.. Cong.. Aku lihat pocong di atas rumah." isak adiknya bergetar, tubuhnya pun gemetar
seperti orang kedinginan.

"Jangan mengada2. Mana ada pocong. Pocong itu cuma cerita karangan untuk menakuti anak2. Kau yang sudah berbulu itu tak sepatutnya takut terhadap mahluk tak nyata seperti itu!" bentak orang tuanya
"Aku sumpah. Aku bersumpah. Aku benar2 melihatnya di sana!"

"Saya rasa memang benar pak, soalnya semalam, Ikar dan Mursid juga melihat penampakan pocong itu sewaktu mereka menjaring ikan." kata salah satu tetangga yang bernama pak Nasih
(Sebut saja begitu, karena semua nama dan tempat sudah diubah.)

Setelah semua orang bubar, Tinah membantu adiknya untuk masuk kedalam rumah. Karena saat itu tubuh sang adik begitu lemas karena syok.
"Kau percaya padaku kan?"

"Ya, aku percaya. Tapi orang tua kita tak akan percaya. Tadi saja aku di marahi karena mengatakan mendengar suara2 aneh di kamar kakak. "
Adiknya terserang demam, suhu tubuhnya benar2 panas sekali.

Di desa itu juga sudah menyebar cerita tentang teror pocong yang mengganggu/menakut2i warga.
Dan parahnya lagi, ada sebagian yang mengatakan kalau pocong itu adalah wujud dari arwahnya kakak Tinah yang tidak diterima bumi sebab bunuh diri.
"Tak ada sebab anakku tak diterima bumi ! Asal kalian tau, semua manusia yang mati dan sudah di kubur tak dapat bangkit kembali !! Apalagi bergentayangan menakut2i orang! Itu hanya jin yang menyerupai Almarhum.!" teriak ayahnya Tinah lantang, di hadapan para warga yang
sedang berdiskusi untuk menghelat kampung agar pocong itu tak lagi menganggu desa.

Pak RT bangun dari duduknya untuk menenangkan ayahnya Tinah.
"Sabar pak, sabar."

"Kau enak bilang sabar. Karena kau tidak rasanya mendengar anakmu yang sudah tiada malah di fitnah2 seperti itu."
"Maaf pak, bukan maksud kami memfitnah. Tapi setelah anak bapak meninggal bunuh diri, desa ini malah di teror pocong. Kami semua terganggu pak. Mau mencari ikan takut. Mau ronda malam juga takut."

"Betul. Kalau hanya sekedar menampakkan wujudnya kami2 tidak masalah.
Cuma yang parahnya, setelah bertemu pocong itu kami jadi jatuh sakit pak! Lantas kalau kami sakit, bagaimana anak istri kami makan, bapak mau nanggung??" lanjut teriak warga lain nya
Keadaan memanas sekali saat itu, semuanya emosi. Sampai2 pak RT kewalahan menenangkan warganya.

______

Sesampainya dirumah, ayahnya Tinah marah2. Semua orang di rumah kena imbasnya.
"Seberapa parah cerita tentang pocong itu beredar?" tanya Tinah pada adiknya yang sedang membuat parang2an dari kayu

Adiknya menarik nafas panjang sebelum bercerita.
"Kau benar2 tidak tau?? Sekarang di mana2 pun ibu2 duduk, disitulah cerita pocong itu terdengar. Aku sendiri bosan dan hampir gila karena cerita2 ini."
"Tapi kau percaya kalau itu adalah kakak?" tanya Tinah

"Sssttt.. Kalau sampai orang tua kita dengar, habis mulutmu!"

Cepat2 Tinah menutup mulutnya, ia terlanjur bertanya seperti itu. Untung saja orang tuanya tidak ada di dekat mereka saat itu.
"Aku antara percaya dan tidak kalau itu kakak. Aku percaya karena tanda2nya sangat cocok sekali dengan kakak. Tapi seperti yang di katakan orang tua kita, manusia yang sudah meninggal tidak akan bisa bangkit lagi, apalagi sampai menakut2i orang kan."
"Tapi kata pak Mursid, semua itu pasti ada sebabnya kenapa jin qorin nya kakak muncul mengganggu warga. Mungkin ada yang ingin dia sampaikan. Karena kan jin itu yang menemaninya selama hidup."
"Entahlah, tapi kalau pun benar, aku gak mau ketemu pocong itu lagi."

Disuatu kesempatan Tinah menceritakan semua yang ia tau tentang kakaknya pada sang adik.
"Ya Allah, aku berdosa sudah mengumpat kakak. Ampunilah dosaku Ya Allah. Ampuni dosa2 kakakku, semoga kakak disana di tempatkan di tempat yang layak. Dan lapangkan lah kuburnya, jauhkan ia dari siksa kubur yang pedih." ucap adiknya Tinah
"Aku akan mencari tau, dan kalau aku sudah menemukan bukti2nya, kita bisa lapor kepolisi untuk membersihkan nama kakak." ujar adiknya
"Tapi ku rasa itu tidak perlu, aku takut malah terjadi apa2 padamu. Kita tinggal berdua bersaudara, tolonglah jangan melakukan hal2 yang aneh2. Kalau sampai kau kenapa2, kasian orang tua kita."

"Ini demi kakak, agar kakak bisa tenang. Kau tenang saja, aku akan berhati2."
Tinah menghela nafas panjang. Ia sudah tak bisa berkata apa2 lagi. Adiknya itu memang sangat amat keras kepala.

"Menyesal aku memberitahumu."
Dan benar saja, setelah hari itu, adiknya jadi sering terlambat pulang.

Sudah 2 minggu setelahnya. Tapi adiknya masih belum mau cerita apa2 tentang apa yang ia temukan.
Malam itu, adiknya Tinah, mengetuk pintu kamar kakaknya, dan langsung masuk begitu pintu terbuka.

"Kenapa?" tanya Tinah pelan

"Aku bertemu dengan salah satu orang yang pernah bekerja di toko itu. Aku yakin kau akan terkejut ketika aku ceritakan."
Tinah mengerutkan alisnya. Ia penasaran dengan cerita apa itu.

"Cepat ceritakan." pinta Tinah

"Kak Lili, orang yang pernah bekerja di toko itu. Dia juga pernah mengalami masalah seperti kakak kita. Tapi bedanya saat itu, kak Lili langsung cerita ke keluarganya.
Dan oleh pamannya yang seorang RT, pihak keluarga di suruh untuk langsung mendatangi pemilik toko, mereka juga membawa seorang polisi saat itu.
Si pemilik toko di tekan agar segera melaporkan kasus pencurian itu ke polisi. Jika memang benar itu merupakan kasus pencurian. Karena jumlah uangnya yang hilang cukup besar, aneh rasanya jika pemilik toko tak mau melaporkan kasus itu ke polisi.
Tapi seperti yang kakak kita alami, pemilik toko itu mengatakan bahwa hanya buang2 waktu jika lapor polisi karena nyata2 pelakunya ada di depan mata. Dan kak Lili tetap di suruh untuk ganti rugi. Akhirnya urusan itu berlanjut panjang, karena keluarga kak Lili sama sekali
Tak mau membayar sepeserpun uang yang di minta oleh si pemilik toko. Mereka masih bersikeras membawa kasus itu ke jalur hukum."

"Lalu?"

"Ya oleh polisi itu, pemilik toko di suruh untuk segera lapor. Tidak bisa asal tuduh. Apalagi ditoko tidak dipasangi CCTV."
"Dan kau tau setelah kasus itu di selidiki kepolisian, terbukti bahwa kak Lili memang tidak bersalah atas tuduhan tersebut. Malah si pemilik toko hendak menyuap polisi agar kasus itu di menangkan olehnya. Tapi polisi tidak mau. Rupa2nya pemilik toko itu sudah sering
Membuat jebakan seperti itu untuk mencari keuntungan. Agar ia dapat pekerja gratis, dan kalaupun karyawan yang di tuduh membayar, dia akan dapat uang yang cukup banyak. Sehingga tak keluar uang lagi untuk membayar gaji karyawan2nya."
"Lalu karyawan2 sebelumnya itu tidak ada yang lapor?"

"Orang tertekan mana bisa berpikir jernih. Cuma kak Lili yang berhasil bebas dari masalah itu tanpa mengeluarkan uang yamg besar."
Tinah menutup mulutnya rapat2, tak menyangka jika pemilik toko yang sudah sangat kaya raya itu masih tega berbuat seperti itu hanya demi uang yang tak seberapa jika dibandingkan dengan kekayaannya.

"Lalu sekarang kita harus bagaimana? Apa kita juga harus lapor polisi?"
"Kita belum cukup bukti untuk kasus kakak. Aku akan terus mencari bukti2 itu. Kau tenang saja. Doakan aku semoga baik2 saja. Karena orang itu, bisa melakukan apapun dengan uangnya. Bahkan untuk membeli hukum pun dia mampu."
"Aku tak izinkan kau untuk mencari bukti2 itu. Sekarang kita harus fokus pada masa depan kita saja. Biarkanlah yang sudah berlalu, jangan lagi untuk menguliknya. Aku takut akan terjadi apa2 padamu. Aku tak bisa bayangkan bagaimana orang tua kita nanti kalau sampai kau celaka!"
"Orang seperti itu tak boleh dibiarkan. Dia bahkan tak mengucapkan sepatah katapun atas kematian kakak. Padahal nyata2 itu ulahnya. Aku benar2 emosi. Andai aku tak bisa menyeretnya masuk penjara, maka itu berarti aku yang akan masuk penjara!"
"Kau gila hah?!! Kau masih bocah! Sudah berpikiran seperti itu!" bentak Tinah mengangkat tangannya bermaksud hendak melayangkan pukulan pada adiknya tersebut
"Aku benar kan?! Orang seperti dia itu tidak pantas hidup enak bebas begitu, yang ada kalau di biarkan, akan makin banyak korban2nya seperti kakak. Mending kalau korbannya itu pintar seperti kak Lili, tapi kalau lemah mental seperti kakak bagaimana? Apa yang akan terjadi
selanjutnya kau pasti bisa bayangkan!"

Tinah terdiam, hening untuk beberapa saat.

Hanya helaan nafas keduanya yang terdengar memburu.

Mereka hanyut dalam pikiran masing2.
___________

1 bulan sudah berlalu..

Cerita teror pocong di desa belum benar2 redup.
Hanya saja orang2 sekarang lebih memilih untuk tidak berurusan dengan orang tua Tinah yang di anggap sudah gila.
Karena pernah beberapa waktu lalu, ketika ayahnya mendengar beberapa warga membicarakan pocong itu, sang ayah langsung membabat habis tiang rumah, antena tv, tiang2 jemuran, milik warga yang membicarakan pocong tersebut.
Tak hanya sekali 2 kali hal itu terjadi.

Bahkan ayahnya pernah berkata : ini hanya tiang rumah dan jemuran yang ku hancurkan, nanti kalau ku dengar lagi cerita tak masuk akal yang melibatkan arwah anakku, maka siap2 batang leher kalian yang akan ku penggal!!"
_________

Sore itu adiknya Tinah pulang dengan keadaan yang mengejutkan. Ia di antar oleh beberapa orang ke rumah. Tubuhnya ripuh berdarah2.
Tentu keadaan adiknya itu membuat orang tuanya dan juga sang kakak sangat terkejut bercampur panik.

"Kami menemukannya di jalan dekat sawah Haji Cuplis. Saat ditemukan keadaannya memang sudah babak belur begini. Entah apa yang sudah terjadi."
Meski tidak yakin, tapi Tinah berat kecurigaannya terhadap pemilik toko. Bisa jadi ini ulah pemilik toko tersebut.

Hari2 berlalu, Tinah dengan penuh kasih sayang mengurus adiknya itu. Ia juga selalu menanyakan siapa yang membuat adiknya jadi seperti itu.
Tapi tak satupun pertanyaan itu di jawab oleh sang adik.

Sementara kedua orang tuanya, malah menuduh adik Tinah melakukan perkelahian antar geng dengan sekolah lain.
"Kak.." panggil adiknya untuk yang pertama kali setelah sekian lama tak pernah lagi memanggilnya dengan sebutan kakak

"Ya?"

Hening, adiknya terdiam.
Lalu kemudian sang adik menggelengkan kepala, bibirnya tersenyum.

"Tidak, bukan apa2. Aku hanya ingin mengucapkan Terima kasih karena kau sudah merawatku."
"Bicara apa kau ini. Kau itu adikku, tentu aku akan merawatmu bila kau terluka."

"Bila suatu saat nanti aku mati, tolong jaga orang tua kita ya kak."
Tinah terdiam, ia kembali duduk di sebelah adiknya itu.

"Siapa yang melakukan ini semua padamu? Apa ini berkaitan dengan pemilik toko itu?"
"Tidak kak, ini murni perkelahianku dengan teman2 sekolah." jawab adiknya pelan, wajah adiknya tampak serius, tapi Tinah tak yakin jawaban itu jujur dari hati adiknya
"Kalau begitu, istirahatlah sekarang. Biar kau lekas pulih dan bisa kembali bersekolah."

Malam itu hening sekali, hanya suara mirip taburan pasir di atas atap yang sesekali menganggu ketenangan Tinah dan adiknya.
Tiba2 perut Tinah terasa keroncongan, padahal sore tadi ia sudah makan sangat banyak dengan ikan asin dan sayur labu santan buatan ibunya.

Ia pun membuka pintu kamar, untuk mengambil makanan sisa sore tadi sebelum sayurnya basi.
Setibanya di dapur, Tinah memanaskan sayurnya di atas kompor. Setelah sayurnya sudah panas, Ia mengambil sepiring nasi dan ikan asin untuk di bawa masuk kedalam. Karena ia tak ingin makan di dapur sendirian.
Namun baru beberapa suap saja ia menikmati makanannya, tiba2 tercium bau asap dari arah dapur. Tinah merasa aneh namun ia juga enggan untuk memeriksanya.
Lama2 bau asap itu semakin menyengat, dan tidak hanya baunya saja, asap tebal pun mulai masuk kedalam.

Membuat Tinah terbatuk2.
Mau tak mau ia memeriksa ke dapur, dan sangat terkejut melihat api sudah memakan habis pelataran dapur dan merambah ke pintu.
Bau bensin dan asap tercium.

Bergegas Tinah yang panik itu membangunkan kedua orang tua dan adiknya untuk segera menyelamatkan diri keluar dari rumah.
Ayah Tinah memapah anaknya yang masih sakit itu untuk keluar rumah, dan setelahnya sang ayah berusaha untuk memadamkan api di bantu oleh para tetangga.

Untung saja api yang tak sempat melahap seluruh rumah itu berhasil di padamkan.
Tapi bukan hanya separuh dapur mereka yang terbakar, kaki ayahnya Tinah juga mengalami luka bakar, entah bagaimana ayahnya bisa mendapatkan luka itu. Karena beliau sibuk sekali bersama para tetangga untuk memadamkan api.
Setelah api berhasil di padamkan barulah luka di kaki ayahnya Tinah itu terasa.

"Bagaimana bisa sampai kebakaran Tinah?" tanya ibunya setelah keadaan tenang
Tinah menceritakan pada semuanya sesuai dengan apa yang ia tau,

"Pak, saya menemukan jerigen bensin ini di sana." ujar salah seorang tetangga menunjukkan sebuah jerigen berukuran 1 liter yang memang berbau bensin ketika dibuka
Orang tua Tinah saling pandang,

"Apa jangan2 ada yang dengan sengaja membakar rumah bapak?"

"Wah, gak bisa dibiarkan ini! Salah2 besok malah rumah kita yang jadi sasaran!" sahut yang lain
Semua orang yang ada berpikir bahwa itu adalah ulah orang2 mabuk yang dengan sengaja membuat gaduh dengan cara membakar rumah2 warga. Karena jerigen yang digunakan pun hanya jerigen kecil. Kalau memang berniat hanya untuk melenyapkan rumah Tinah tentu jerigen yang digunakan
Membawa minyaknya jauh lebih besar.

Tapi jelas sekali terlihat raut wajah adiknya Tinah tampak berbeda. Mungkinkah ia ada pendapat lain?
Siapa yang ia curigai?

Sederet pertanyaan itu bercampur aduk jadi satu di pikiran Tinah. Namun ia juga tak enak hati untuk bertanya pada adiknya.
"Semoga saja dugaan bapak2 itu benar, kalau ini hanyalah ulah orang2 mabuk." pikir Tinah

____________

"Kenapa kau melamun? Akhir2 ini nampaknya kau jadi pemalas sekali." ujar Tinah pada adiknya yang tengah duduk di pelataran
sambil menatap anak2 tetangga yang bermain kejar2an di jalan

"Entahlah. Aku hanya sedang memikirkan tentang orang mabuk yang membakar rumah kita. Terdengar aneh kan, masa iya ada orang mabuk iseng, lalu membakar rumah kita. Setahuku orang kalau sudah mabuk itu
Macam hilang kendali diri, bahkan untuk berjalan saja mereka susah. Jangankan berpikiran untuk membakar rumah orang, mengingat arah jalan pulangnya sendiri pun ia tak mampu."
Tinah menghela nafas,

Kejadian akhir2 ini memang tak masuk akal baginya.

Tapi ia tak bisa sembarangan tuduh, terlebih lagi ia tak punya bukti yang memadai.
"Tak usahlah terlalu dipikirkan. Yang perlu kau pikirkan sekarang itu sekolah yang rajin. Jangan malas2an. Biar jadi orang berguna dan sukses kalau sudah besar."

Adiknya tak menjawab, hanya helaan nafas yang lagi2 terdengar.
Malam harinya, Tinah dan sang adik di tinggal berdua di rumah.

"Kau sudah tidur?" tanya Tinah mengetuk pintu kamar adiknya yang terkunci
Hening, tak ada jawaban.

Tinah lalu duduk sebentar didepan kamar sang adik, berharap adiknya itu bangun dan mau membukakan pintu.
Namun hanya terdengar dengkuran yang semakin keras dari dalam kamar. Membuat Tinah bergegas bangun dan langsung berlari ke kamarnya.

Suara taburan pasir di atas atap masih sering terdengar. Tinah menutupi tubuhnya dengan selimut lalu berusaha untuk memejamkan mata.
Hingga tiba2, terasa sebuah tangan menyentuhnya dari luar selimut.

"Jangan ganggu aku. Aku tidak menganggumu."

"Kau bicara apa sih?" tanya suara itu yang tak lain adalah suara adiknya
"Astaga.. Kau masuk kekamarku tanpa memberitahu. Siapa yang tak kaget bungul !" umpat Tinah kesal

"Aku lapar, tolong masakkan mie kuah kak."

"Tadi ku dengar kau tidur mendengkur. Bisa pula ya bangun karena lapar. Eh, tapi rasanya kau bisa masak mie sendiri kan?"
"Iya. Tapi malam ini aku ingin makan mie buatan kakak."

Karena matanya memang tak mengantuk, Tinah akhirnya berjalan ke dapur diikuti oleh adiknya.
"Pucatnya wajahmu, kau sakit lagi?" tanya Tinah

"Gak lah, cuma pusing dikit."

"Oh."

2 buah mangkok mie kuah di letakkan Tinah di atas meja.
"Kau tunggu disini sebentar ya, aku mau buang air dulu." ujar Tinah berpesan pada adiknya

Akan tetapi sekembalinya ia, Tinah tak melihat adiknya di dapur. Bahkan mie nya pun tak ia bawa.
"Ini anak kemana?" gumam Tinah lalu membawa kedua mie tersebut keluar

Suara kreyot di dalam kamar kakaknya terdengar lagi, membuat Tinah langsung berlari menjauh.
Beberapa kali Tinah mengetuk dan menggedor2 pintu kamar adiknya, namun tak ada jawaban. Membuat Tinah semakin kesal.
"Dasar kurang ajar, beraninya dia mengerjaiku." umpat Tinah

Tak berapa lama, kedua orang tuanya datang. Sang ayah yang melihat ada semangkok mie di atas meja itupun langsung melahapnya.
"Itu mie adik. Tadi dia minta masakkan mie. Tapi setelah masak, dia malah masuk kedalam kamar. Mana di panggil2 tak menjawab."

Ibunya yang trauma dengan kejadian kakak Tinah waktu itu, langsung menggedor2 pintu kamar adiknya.
"Coba buka paksa. Aku takut terjadi apa2." ujar ibunya memelas

"Tidak ada apa2. Biasa kan anak itu memang suka sekali mengerjai kakaknya."
"Cepat buka saja pintunya. Perasaanku semakin tidak enak."

Akhirnya, mau tak mau, ayahnya Tinah terpaksa mencongkel pintu itu untuk membukanya, benar saja apa yang di khawatirkan ibunya tadi terbukti.
Adik Tinah sudah terkapar dengan mulut berbusa di atas tempat tidur.

Di tangannya ada botol air yang sudah habis.

Di atas mejanya juga ada beberapa bungkusan racun yang biasa dipakai untuk meracun ikan.
Tinah terduduk, tubuhnya gemetar. Perlahan2 suara tangisan ibunya mulai menghilang. Dan keadaan menjadi gelap gulita.
Saat ia tersadar, seorang ibu2 tengah memijit2 lengan nya.

Orang2 diluar kamar juga sudah ramai berkumpul.
"Adik saya??"

"Adikmu sudah meninggal."

Nafas Tinah tak beraturan.

"Kenapa??" batinnya
Setelah kejadian adiknya bunuh diri itu, Tinah menjadi jauh lebih murung. Ibunya pun kini terus sakit2an.

"Apa suara dengkuran yang kudengar itu adalah suara di mana adikku sedang meregang nyawa? Tapi tidak mungkin, karena setelah itu dia mendatangiku."
"Tinah, rumah ini sudah terjual, besok kita akan pindah dari desa ini. Semoga dengan ini ibumu bisa kembali sehat."

Tinah terdiam, ia menatap kesekeliling ruangan. Rumah itu banyak sekali kenangannya.
Bayangan sang kakak dan adiknya selalu terlihat di dalam rumah itu.
Tinah tau itu tak nyata, tapi entahlah, ia merasa kalau dirinya selalu di awasi oleh keduanya di rumah itu.
____________

Semenjak mereka pindah dari desa tersebut. Sang ayah mulai membuka usaha dari hasil penjualan rumah serta tanah sawahnya.

Dan Tinah pun sudah bekerja di sebuah toko baju di sebuah pasar terkenal di daerah KASELA.
Kehidupan mereka mulai membaik. Meski kesedihan itu tetap ada sampai kapanpun.

Di akhir cerita Tinah meminta doa pada kita semua, untuk kedua saudaranya yang meninggal. Semoga mereka di tempatkan di tempat yang lebih baik, dan dilapangkan kuburnya.
Mundahan kaduanya mandapat Rahmat. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

_____SELESAI_____

Kalau ponakan2 mau berdonasi, bisa melalui pulsa di nomor ini : 0856-5403-7262

Terima kasih banyak ponakan2🙏🙏

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with OM RASTH

OM RASTH Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @rasth140217

Aug 30
INGUAN ( Peliharaan )

#ceritaseram #kisahnyata #kisahhantu
@IDN_Horor @ceritaht @RTHorror_KLMT

Menceritakan tentang mahluk2 tertentu yang di pelihara oleh seseorang, dan akan di wariskan secara turun temurun hingga ke anak cucu.

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
Sudah 7 tahun mereka menikah, tapi belum juga dikaruniai anak. Beberapa cara tradisional dan cek kesehatan ke dokter pun sudah di lakukan, tapi semuanya masih belum berhasil.
Dan dokter mengatakan, keduanya sehat, tak ada yang bermasalah.
Bila berkunjung ke rumah sanak saudara, pasti mereka berdua selalu jadi bahan perbincangan.

"Kalau perempuan yang sudah bersuami belum punya anak, itu belum bisa di bilang perempuan. Karena perempuan sejatinya pasti melahirkan anak2 untuk suami. "
Read 211 tweets
Aug 9
TRIANA (Dia Bukan Arwah, Dia Hanya Manusia Yang Tinggal Di Dunia Jin)

@ceritaht @IDN_Horor @rasth140217 @HorrorBaca
#ceritaseram #dendam #omrasth #kisahhantu #threadhorror

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Dia sangat cantik. Penampilan nya begitu anggun dan mempesona. Rambutnya yang panjang berwarna hitam legam dan berbau harum melati. Dia selalu memakai pakaian mini dress berwarna cerah yang terkesan mencolok. Bibirnya yang tak pernah lepas dari senyuman, sungguh manis.
Juga Suaranya yang lembut dan perhatiannya padaku, membuatku tidak bisa sedikitpun menolak permintaannya.
Setiap ia datang, aku harus merelakan 3 tetes darahku untuknya. Semula aku adalah orang yang sangat takut akan darah yang keluar dari tubuhku di sebabkan luka, tapi
Read 304 tweets
Jul 19
"Saya terima nikah dan kawin nya Ranissa Humaira Binti Haji Saifullah dengan maskawin / mahar seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar 2 juta rupiah dibayar tunai. "
Senyum bahagia mengiringi selesainya prosesi ijab kabul malam itu,
Orang2 terlihat memuji Haji Saifullah yang berbesan dengan orang yang sama2 berduit.
Read 176 tweets
Jul 11
"Yud, tolong ambilkan terong di dalam. " ujar seorang ibu yang mengenakan bulang HJ pada seorang ABG berusia 12 tahunan yang tengah memainkan game online di smartphone nya
Meski tengah asyik bermain game online, ABG laki2 yang bernama Yuda itu tetap sigap melakukan sesuatu yang di suruh oleh ibunya tersebut.

"Berapa ma?? " ujarnya bertanya

"Bawa samua'an. (Bawa semuanya.) "

"Inggih ma. (Iya Bu.) "
Read 139 tweets
Jul 1
TETANGGA YANG IRI DENGKI

Based on true story

#ceritaseram #kisahnyata
#kalimantanselatan @IDN_Horor @ceritaht @RTHorror_KLMT

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Bahasa dalam cerita ini bercampur dengan bahasa dayak bakumpai dan banjar, sekalian buat ponakan2 belajar bahasa daerah lain😊🙏.

Seorang laki2 berambut gondrong yang sebagian rambutnya sudah beruban itu sesekali menghisap rokok yang terselip di antara jari telunjuk dan jari
tengahnya, ia menatap anak2 yang sedang mandi 'balumba' di sungai barito dari lantingnya.

(Balumba - berenang)

"Assalamualaikum.. " ucap seseorang yang baru saja datang itu

(Gambar hanya ilustrasi, dan kurang lebih beginilah bentuk rumah lanting yang sering om sebutkan Image
Read 140 tweets
Jun 27
WANITA TUMBANG BELIAN
Cerita seram yang berbumbu masalah percintaan.

(KISAH NYATA)

#trheadhorror #ceritaseram #kisahnyata @IDN_Horor @ceritaht @RTHorror_KLMT #kisahRyan #bacahoror

(Gambar hanya Ilustrasi) Image
WANITA TUMBANG BELIAN

(Ada yang masih ingat dengan Ryan? Anak dari Alm. Amang Roni.
Setelah hampir 2 tahun lebih menghilang, kini ia kembali menceritakan sederet pengalaman nya sebagai orang perantauan. Tentu kisahnya kali ini sama2 seru dengan kisah2 sebelumnya yang pernah om
tulis.

(Nama Desa Dan Nama Nama Tokoh Dalam Cerita Ini sudah Sepenuhnya Di ubah Demi Menjaga Privasi Yang Bersangkutan.)

Wandi, adalah nama lelaki yang tengah duduk di warung milik Haji Amin tersebut, pakaiannya lusuh dengan rambut panjang yang tak terurus.
Tubuhnya pun
Read 344 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(