Perkenalkan namaku Parjo seorang pekerja borongan yang biasa melakukan renovasi gedung maupun rumah. Sudah 5 Bulan lamanya aku menganggur karena pandemi covid yang melanda Indonesia yang menyebabkan aku dan istriku memutuskan untuk tinggal di kampungku di daerah Surabaya.
Karena sangat sulit hidup di jakarta tanpa adanya pekerjaan. Tiba-tiba dering telepon membangunkan tidur siangku dan saat kulihat ternyata yang menelfon sahabat lama ku Ratno. Ratno adalah temanku dari SMA dan kami sama-sama bekerja menjadi pekerja borongan di jakarta.
Inti dari percakapan kami ialah Ratno mengajakku untuk bekerja kembali di jakarta karena dia baru mendapatkan job renovasi sebuah rumah yang lumayan lama kosong di daerah jabodetabek. Betapa senangnya mendengar hal tersebut.
Karena Jujur saja pandemi ini membuat hidupku sangat sulit meskipun aku masih ada sedikit pendapatan dari membantu ibu ku di toko kelontongnya tetap tidak membantu ekonomi yang mana istriku sedang hamil 4 Bulan.
Setelah selesai aku segera menginformasikan hal ini ke Ibu dan istriku. Ibu ku tidak ada masalah dengan ini namun sepertinya istriku agak keberatan merelakanku bekerja karena memang ini pertama kalinya kami hidup terpisah karena tiket yang diberikan oleh ratno hanya satu orang.
Ditambah istriku sedang hamil jadi tidak memungkinkan bila membawa dia ke Jakarta. Namun alhamdulillah aku mempunyai ibu yang bisa menenangkan hati istriku sehingga dia mengizinkan ku untuk berangkat.
Karena bagaimanapun juga aku harus menyiapkan uang untuk kelahiran calon buah hati kami jadi seakan ini adalah bantuan dari yang maha kuasa untuk menolong ekonomi kami. Sedikit demi sedikit aku mengemasi baju dan peralatan yang ingin kubawa ke Jakarta
Dan tak terasa sudah di penghujung malam. Ku lihat istriku sudah tertidur dengan lelap dan sebelum tidur aku pun hendak mau sholat isya karena saking asiknya packing barang membuatku lupa untuk sholat. Saat ku keluar dari kamar mandi sehabis mengambil air wudhu,
Aku melihat ibu sedang duduk merenung dengan masih menggunakan mukenah karena memang kebiasaan ibuku ialah melakukan tadarus sebelum tidur di ruang tengah. Dan setelah kami berbincang ternyata ibuku sebenarnya juga sependapat dengan istriku.
Entah kenapa hati dia juga tidak setuju untuk melepasku pergi kerja di Jakarta, Namun melihat aku membutuhkan dana untuk kelahiran buah hatiku makanya dia mencoba untuk merelakanku pergi namun dia berpesan agar aku tidak lupa untuk beribadah selama di jakarta.
Bersambung....
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Aku ingin menceritakan pengalaman mistisku sewaktu kecil. Waktu itu, umurku 11 tahun. Aku tinggal di sebuah desa di daerah Jawa Timur. Kebiasaan kami kala itu setelah salat Magrib adalah bermain benteng atau perang sarung sambil menunggu waktu salat Isya.
Suatu hari, temanku Rozak mengajak Aku dan kedua temanku, Maman dan Agus, untuk bermain di rumah pamannya yang sedang kosong karena ditinggal merantau ke Jakarta. Sesampainya di sana, betapa terkejutnya kami karena Rozak ternyata membawa boneka jelangkung.
Kisah ini berasal dari akun Facebook yang bernama @SatanismeTheSecret, tanpa berlama-lama lagi langsung aja kita simak kisah horor ini yang gue jamin bikin bulu kuduk kamu semua merinding!
Simak di slide selanjutnya..
Kisah horor ini dialami oleh seorang pria asal Tebet yang berinisial J pada tahun 2007. Pria tersebut tertarik untuk membangun sebuah cluster di wilayah Jatiasih, Kota Bekasi.
Kisah horor kali ini berasal dari Sofi, personil dari salah satu grup band musik religi asal Yogyakarta.
Kejadian ini Sofi terjadi pada tahun 2011 silam dan diceritakan kembali melalui Channel Youtube RJL 5.
Simak kisah selengkapnya!
Awalnya, band mereka yang berjumlah 8 orang mendapatkan job dari orang misterius yang bernama Pak Tugiono dengan tujuan untuk mengisi acara pernikahan di rumahnya.
Tepat di hari H, mereka menggunakan 4 sepeda motor menuju ke lokasi yang berada di arah kaki Gunung Merapi.
Kami menceritakan hal ini ke rekan-rekan lainya dan akhirnya mas hadi menelpon atasan kami dan akhirnya kami diperbolehkan dan diberi dana mengontrak di daerah dekat rumah tersebut.
Untungnya dihari yang sama kami mendapatkan tempat dan langsung pindah di hari itu juga.
Akhirnya kami pindah ke sebuah tempat yang tidak jauh hanya beberapa puluh meter saja dari rumah yang kami renovasi. Yang mana kami tetap bekerja dari pagi hingga sore namun pada saat magrib kami sudah balik ke tempat kontrakan kami.