Keesokan harinya setelah pamit, aku pun langsung bergegas ke Jakarta. Sampai di stasiun Senen, aku langsung di jemput oleh Ratno. Betapa bahagianya aku bertemu kawan lamaku ini dan aku cukup terkejut ketika melihat ratno yang agak kurusan.
Usut punya usut ternyata ratno juga baru cerai dengan istrinya beberapa bulan yg lalu. Jujur aku lumayan kaget saat mendengar Ratno sudah bercerai dan akupun segera mengalihkan pembicaraan karena tidak ada gunanya juga bila aku menanyakan kenapa hal tersebut bisa terjadi.
Karena menurutku apapun yang dilakukan Ratno hingga saat ini mungkin sudah melalui berbagai pertimbangan dan aku mencoba menghargai hal tersebut tanpa menanyakan lebih dalam dan dari stasiun kami langsung berangkat ke mes untuk tempat persinggahan sebelum merenovasi rumah.
Sesampainya di Mes, aku pun langsung merapikan barang bawaanku, namun karena info dari Ratno bahwa selama bekerja kita akan menginap di lokasi untuk menghemat ongkos dan waktu jadi hanya beberapa saja yang aku keluarkan di mes seperti handuk peralatan sholat dan peralatan mandi.
Setelah mandi dan sholat isya akupun diajak nongkrong dengan rekan lainya di ruang tamu mes terlihat 2 orang yang umurnya mungkin sekitar 23 an bernama Dedi dan Ujang yang ternyata mereka sepupuan.
Serta seorang pria agak gemuk dan brewokan yang terlihat sekitar umur 35-37 tahunan bernama Mas Hadi. Dan kami pun mulai mengobrol sambil menghisap rokok kretek dan menyeruput kopi hitam kami. Ujang dan Dedi berasal dari ciamis dan mereka hanya terpaut 1 tahun saja.
Sedangkan Mas Hadi sepertinya tumbuh dan besar di Jakarta, Pengalaman Mas Hadi dalam konstruksi tidak perlu dipertanyakan. Karena dia sudah mulai bekerja dari umur 22 tahun dan sudah melalang buana di berbagai daerah di Indonesia, Mas Hadi pun menjadi Kepala Proyek renovasi ini.
Adzan subuh berkumandang aku pun bergegas sholat lalu merapikan barang-barang karena jam 6 kita sudah mulai berangkat ke lokasi renovasi. Jarak tempuh kantor ke lokasi berjarak sekitar 25 Km, namun ditambah macetnya Jakarta membuat perjalanan terasa amat panjang.
Mobil mulai keluar dari tol dan masuk ke jalan protokol, setelah itu mulai masuk ke daerah pemukiman warga hingga akhirnya terlihat sebuah rumah besar yang tidak terurus. Lokasi rumah agak terpencil namun tidak terlalu jauh dari pemukiman.
Jika ku deskripsikan sedikit rumah ini seperti bangunan pada tahun 90an terlihat dari kusen kaca dan pintu yang masih menyatu dan berukuran besar, ada beberapa kaca berukuran besar sekitar 1 meter (1 dikamar mandi, 1 ruang tengah dan 1 lagi di kamar utama)
Serta atap yang masih menggunakan kayu dan bukan baja ringan. Terlihat juga ada taman sedikit di belakang rumah sekitar 10-15 m2 yang tak terurus dan ada satu pohon lumayan besar yang menambah keangkeran tempat ini.
Lokasi Rumah berada di ujung jalan cukup terpencil karena dengan rumah terdekat berjarak sekitar 50 meter. Ketika aku masuk ke rumah tersebut terasa hawa lembab dan dingin yang membuatku agak merinding.
Memang ini bukan pengalamanku bekerja di tempat yang cukup seram beberapa kali aku dan ratno ada pekerjaan di ruko yang bekas terbakar, Rumah yang berdekatan dengan kuburan serta renovasi ruangan di rumah sakit.
Namun kali ini hawa cukup berbeda dan ditambah aku harus tinggal disini selama beberapa minggu kedepan membuatku untuk mencoba bersikap positif saja, toh aku hanya mencoba mencari uang disini tanpa ada niatan buruk jadi aku coba menghilangkan hal-hal negatif di pikiranku.
Mas Hadi pun mulai melakukan briefing ke kami dengan menunjukan blueprint serta desain visual 3d untuk hasil akhirnya dan kami pun mulai berkeliling ke sekitar rumah tersebut. Mas Hadi mulai menjelaskan secara detail part apa saja yang harus di renovasi...
Kami pun mengecek ruangan satu persatu, semakin dalam hawa lembab dan dingin semakin terasa. Memang terlihat rumah ini sudah kosong cukup lama. Langit-langit yang mulai rusak, cat yang sudah mengelupas, serta rumput-rumput di halaman belakang yang cukup tinggi dan tak terurus.
Setelah selesai di lt 1 kamipun ke lt 2, di lt 2 terdapat 1 kamar mandi, 2 kamar yang mana: 1 kamar dijadikan gudang serta ada balkon yang cukup luas. Saat mengecek bagian gudang, kami menemukan tumpukan barang tak terpakai dari lukisan, foto, hingga beberapa kursi rusak.
"Ded ini muka anak kecilnya mirip kamu cuma agak putihan aja hahaha”
ujar ujang sambil menunjukan foto keluarga yang dimana terlihat suami istri dengan 1 orang anak laki-laki yang terlihat seperti umur 6/7 tahun serta satu orang laki-laki kurus sekitar umur 19-20 tahun.
“yaelah jang ada-ada aja ngacak-ngacak foto orang”,
“hahaha nah yang laki-laki kurus mirip mas hadi nih cuma versi slimfit dan ga ada brewok hahahaha”,
“Jang ga usah aneh-aneh taruh fotonya saya lagi jelasin untuk renovasi nanti kalau ada salah-salah pas kamu renovasi ruangan aku potong gajimu ya” ujar mas Adi,
“iya maaf mas Adi”.
Bersambung....
Pasti pada penasaran kan kelanjutan thread Selendang merah ini..
Setelah briefing kami pun segera bersih-bersih rumah sambil menunggu bahan material datang. Aku dan Ujang membersihkan di lt. 1 Mas Hadi terlihat pergi ke Kamar utama sembari membawa tas yang sepertinya peralatan tukangnya sementara dedi dan Ratno membersihkan di lt. 2.
Aku mulai menyapu ruangan satu persatu dan ujang mulai membersihkan kamar mandi utama lt. 1.
Sembari menyapu aku berfikir sayang sekali rumah ini tidak terawat karena bila dilihat bagaimanapun juga rumah ini cukup bagus untuk ditinggalkan begitu saja.
Ketika aku hendak menyiapkan kain pel, aku mendengar suara ujang berteriak dan dengan segera aku menghampiri ujang di susul oleh mas Hadi, terlihat wajah Ujang yang cukup pucat dan tangan gemetar.
Namun dia mencoba menenangkan diri dan menjelaskan bahwa ketika dia sedang membersihkan lantai di depan cermin dia melihat sesosok wanita lewat di belakangnya.
Memang ruang kamar mandi ini begitu menyeramkan selain terlihat bathtub tua yang tak terurus disini juga ada kaca seukuran 1 Meter yang mana membuat kita serasa sedang diawasi....
Setelah menenangkan ujang aku pun mulai mengepel ruangan lt 1.
Di lt 1 ini terdapat 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi, ada juga dapur dan ruang tamu dengan kursi kayu yg cukup bagus namun sayang tak terawat.
Aku pun mulai mengepel ruangan demi ruangan dan berhentilah aku di ruang tidur utama yang sebelumnya di cek oleh mas hadi.
Terlihat meja rias tua, Lemari pakaian 3 pintu dan cermin yang lagi-lagi ukuranya cukup besar yang nampaknya sengaja ditinggal oleh pemilik lama. Aku mulai mengepel dan membersihkan meja serta lemari.
Akupun membuka pintu lemari agar udara di dalam lemari tidak lembab,-
- Ketika aku membuka lemari bagian tengah seketika aku merasa hawa dingin di tengkuk leherku dan sekujur tubuhku terasa merinding padahal yang kulihat hanya lemari kosong saja yang tidak berisi apa-apa dan akupun terkejut ketika ada tangan yang menepuk bahuku.
Bersambung...
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Aku ingin menceritakan pengalaman mistisku sewaktu kecil. Waktu itu, umurku 11 tahun. Aku tinggal di sebuah desa di daerah Jawa Timur. Kebiasaan kami kala itu setelah salat Magrib adalah bermain benteng atau perang sarung sambil menunggu waktu salat Isya.
Suatu hari, temanku Rozak mengajak Aku dan kedua temanku, Maman dan Agus, untuk bermain di rumah pamannya yang sedang kosong karena ditinggal merantau ke Jakarta. Sesampainya di sana, betapa terkejutnya kami karena Rozak ternyata membawa boneka jelangkung.
Kisah ini berasal dari akun Facebook yang bernama @SatanismeTheSecret, tanpa berlama-lama lagi langsung aja kita simak kisah horor ini yang gue jamin bikin bulu kuduk kamu semua merinding!
Simak di slide selanjutnya..
Kisah horor ini dialami oleh seorang pria asal Tebet yang berinisial J pada tahun 2007. Pria tersebut tertarik untuk membangun sebuah cluster di wilayah Jatiasih, Kota Bekasi.
Kisah horor kali ini berasal dari Sofi, personil dari salah satu grup band musik religi asal Yogyakarta.
Kejadian ini Sofi terjadi pada tahun 2011 silam dan diceritakan kembali melalui Channel Youtube RJL 5.
Simak kisah selengkapnya!
Awalnya, band mereka yang berjumlah 8 orang mendapatkan job dari orang misterius yang bernama Pak Tugiono dengan tujuan untuk mengisi acara pernikahan di rumahnya.
Tepat di hari H, mereka menggunakan 4 sepeda motor menuju ke lokasi yang berada di arah kaki Gunung Merapi.
Kami menceritakan hal ini ke rekan-rekan lainya dan akhirnya mas hadi menelpon atasan kami dan akhirnya kami diperbolehkan dan diberi dana mengontrak di daerah dekat rumah tersebut.
Untungnya dihari yang sama kami mendapatkan tempat dan langsung pindah di hari itu juga.
Akhirnya kami pindah ke sebuah tempat yang tidak jauh hanya beberapa puluh meter saja dari rumah yang kami renovasi. Yang mana kami tetap bekerja dari pagi hingga sore namun pada saat magrib kami sudah balik ke tempat kontrakan kami.