Dan akhirnya aku terbangun ketika dedi membangunkanku. Akupun akhirnya membangunkan yang lain dan bilang ke mas hadi kalau bisa kita pindah saja sehingga kita tidak tidur disini jadi kerja pagi sampai sore terus balik ke mes.
Namun sepertinya mas hadi agak keberatan karena dihitung dari cost serta waktu yang terbuang dari perjalanan dari mes ke rumah ini namun coba nanti dia akan bilang ke atasan mungkin bisa jadi pertimbangan.
Renovasi pun terus berlanjut di keesokan harinya namun hatiku sudah tidak nyaman tinggal di tempat ini. Hari ini tidak banyak yang aku kerjakan setelah mengecat di bagian depan aku bergegas mandi dan rapih-rapih untuk sholat jumat hanya mas Hadi yang kali ini menemaniku sholat.
Dedi dan Ujang seperti biasa lebih memilih untuk rokok. Sedangkan ratno katanya masih ada pekerjaan yang nanggung jadi dia mau menyelesaikan dahulu.
Memang setelah kejadian kami menemukan beberapa barang di lemari ruang utama sifat ratno agak berubah seperti sedang mencari sesuatu dan setiap aku ajak sholat berjamaah dia selalu sibuk namun aku tidak ingin perasaanku ini merusak persahabatan kami.
Oleh sebab itu, tanpa berbasa-basi akupun segera ke masjid bersama mas adi. Entah kenapa pada hari itu aku merasakan masjid ini tempat paling nyaman yang pernah ku datangi padahal sebelumnya aku pernah beberapa kali kesini untuk sholat jumat maupun sholat fardhu.
Ketika selesai sholat aku memutuskan untuk berdoa dan berzikir lebih lama sehingga mas hadi balik terlebih dahulu.
Di Dalam dzikirku aku berdoa untuk perlindungan diriku dan temanku juga tak lupa keluargaku di kampung istri dan ibuku.
Aku hanyut dalam doa sampai tak sengaja aku sampai meneteskan air mata. Ketika ku hendak rapih-rapih terlihat pria paruh baya menghampiriku dan dia adalah pak muchlisin marbot di masjid ini.
“Assalamualaikum kang”,
“Waalaikumsalam pak muchlisin”,
“Aku lihat akang khusyuk sekali dalam berdoa”,
“Iya pak muchlisin entah kenapa hari ini aku begitu larut dalam dzikirku, mungkin karena ada banyak pikiran dan ketika masuk di mesjid ini aku merasa sangat nyaman”.
Tiba-tiba saja pak muchlisin mendekat dan memegang tanganku terlihat ia memejamkan mata sembari berdoa dan setelah itu dia menarik dan meniup tanganku!
Bersambung.......
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Aku ingin menceritakan pengalaman mistisku sewaktu kecil. Waktu itu, umurku 11 tahun. Aku tinggal di sebuah desa di daerah Jawa Timur. Kebiasaan kami kala itu setelah salat Magrib adalah bermain benteng atau perang sarung sambil menunggu waktu salat Isya.
Suatu hari, temanku Rozak mengajak Aku dan kedua temanku, Maman dan Agus, untuk bermain di rumah pamannya yang sedang kosong karena ditinggal merantau ke Jakarta. Sesampainya di sana, betapa terkejutnya kami karena Rozak ternyata membawa boneka jelangkung.
Kisah ini berasal dari akun Facebook yang bernama @SatanismeTheSecret, tanpa berlama-lama lagi langsung aja kita simak kisah horor ini yang gue jamin bikin bulu kuduk kamu semua merinding!
Simak di slide selanjutnya..
Kisah horor ini dialami oleh seorang pria asal Tebet yang berinisial J pada tahun 2007. Pria tersebut tertarik untuk membangun sebuah cluster di wilayah Jatiasih, Kota Bekasi.
Kisah horor kali ini berasal dari Sofi, personil dari salah satu grup band musik religi asal Yogyakarta.
Kejadian ini Sofi terjadi pada tahun 2011 silam dan diceritakan kembali melalui Channel Youtube RJL 5.
Simak kisah selengkapnya!
Awalnya, band mereka yang berjumlah 8 orang mendapatkan job dari orang misterius yang bernama Pak Tugiono dengan tujuan untuk mengisi acara pernikahan di rumahnya.
Tepat di hari H, mereka menggunakan 4 sepeda motor menuju ke lokasi yang berada di arah kaki Gunung Merapi.
Kami menceritakan hal ini ke rekan-rekan lainya dan akhirnya mas hadi menelpon atasan kami dan akhirnya kami diperbolehkan dan diberi dana mengontrak di daerah dekat rumah tersebut.
Untungnya dihari yang sama kami mendapatkan tempat dan langsung pindah di hari itu juga.
Akhirnya kami pindah ke sebuah tempat yang tidak jauh hanya beberapa puluh meter saja dari rumah yang kami renovasi. Yang mana kami tetap bekerja dari pagi hingga sore namun pada saat magrib kami sudah balik ke tempat kontrakan kami.