Sontak, tidak memalingkan mata, justru ia melotot dengan lekuk tubuh si perempuan.
Dia khilaf, karena iblis berhasil merasuk ke relung hatinya untuk menuruti nafsu; zina mata.
"Sudah lama dia pergi, entah ke mana, Kanjeng Nabi." jawab sahabat.
Mencari kemana², akhirnya salah seorang penggembala menunjukkan tempat Tsa'labah setelah beberapa lama tidak mendapati lokasi minggatnya.
"Aku malu bertemu Rasulullah. Aku tak ingin dosaku mengotori kesuciannya." jawab Tsa'labah.
Tahu Umar tidak bisa dicegah, Sang Khadim pun menurut.
"Aku akan pulang. Menghadap Rasulullah."
"Ta'al (kemarilah)!"
"Ada apa denganmu? Kenapa pergi tanpa mengabariku?" tanya Kanjenh Nabi.
Kanjeng Nabi tersenyum.
"Saya ingat, Rasulullah. Tapi dosaku sepertinya terlalu besar."
"...."
"Apa engkau mengira ayat Quran tidak lebih besar dari dosamu?"
"...."
"Andai dosamu memenuhi seisi bumi, ingatlah bahwa pengampunan Allah memenuhi seisi alam semesta."
Selamat berpuasa, Lur~
Jangan lupa jika ada waktu mari nanti sore ke maqbarah Kiai Zubair, ayahanda dari Kiai Maimoen Zubair.
Semoga Allah memberi kita hidayah untuk selalu menyesali dosa, dan beriktikad tidak akan mengulanginya.
Amin...