Profile picture
Rumail Abbas @Stakof
, 25 tweets, 4 min read Read on Twitter
Saya termasuk orang yang membebaskan penduduk Twitter menerjemahkan macam² terkait kehadiran Mas Yahya di Israel.

Saya nDak menyetujui tindakan persekusi (halah!) terhadap orang yang tidak sependapat/mencemooh Mas Yahya.
Sebagai orang yang kenal betul siapa dan bagaimana, serta apa yang telah dilakukan Mas Yahya untuk negara ini, dan bersama #GusDur (beliau jubirnya mendiang presiden) melakukan berbagai cara untuk kemerdekaan Palestina, saya menjamin kepribadian beliau tidak bisa dibeli.
Sebagai manusia yang dididik oleh Kiai Cholil yang keras syariat, dan dirawat langsung oleh Kiai Mustofa Bisri yang lembut namun strategis, rasa-rasanya mustahil diterima akal bahwa akidah & idealisme Mas Yahya gampang tergadai.
Dan Mas Yahya tidak pernah sungkan untuk menjelaskan apa pun yang menurut awam tindakan dia kurang patut. Beliau selalu terbuka, kok.

Kenapa Mas Yahya menerima undangan, ya haqqul yaqin karena #GusDur dipastikan tidak akan menolaknya (20 & 16 tahun silam kejadian).
Memangnya Mas Yahya niru siapa kalau bukan #GusDur (untuk sikap ini)?
Yang menjadi permasalahan sekarang adalah sentimen rasial di dalam sanubari (halah!) masyarakat Indonesia kepada entitas yang bernama Yahudi, dan negara penjajah bernama Israel.

Jika Mas Yahya salah langkah, sikap dia akan jadi polemik.
Kapasitas beliau sebagai pribadi (tidak mewakili NU atau pun Watimpres) adalah masalah dari sekian banyak masalah. Karena bakal sulit melepaskan label itu di dalam dirinya.

Lebih² NU dan Istana sudah memberikan keterangan bahwa dia sendirian dalam statemennya di dalam forum.
Pak Jokowi, dengan kegesitan Menlunya, saya yakin punya iktikad yang tulus mendukung kemerdekaan Palestina.

Dan Mas Yahya, saya meyakini, tidak akan memiliki sikap yang berbeda.
Apa yang perlu dilakukan Mas Yahya sekarang adalah membuktikan perannya (kudu kapasitasnya sebagai pribadi) memiliki takaran yang signifikan pasca forum dialog di Israel. Perlu membuktikan sikap dia tidak berubah soal Palestina. Dia perlu melakukannya sendirian.
Sehingga ketika nanti terbukti ada diplomasi yang terbuka, entah melewati siapa, sehingga membikin langit Palestina agak cerah dari sebelumnya, dan Mas Yahya harus membuktikan ada peran dia di dalamnya.
Bagaimana sikap saya terhadap kedatangan beliau di forum itu?

Saat muncul kabar bahwa forum itu dibatalkan, saya lega. Kehadiran beliau cukup berat saya terima.

Tapi dilalah kok berlangsung juga. Dan saya masih menganggap hal itu sebagai perkara yang kontra produktif.
Kudu diakui ketika dia hadir di dalam situasi yang sarat hubungan Internasional, langkah beliau fatal karena tidak mendapat persetujuan Menlu atau Presiden (bukti: Istana dan Mas Yahya melangkah sendiri sendiri).
Lha ada Netanyahu di sana, jhe...
Begitupun tafsiran bahwa beliau menjadi representasi NU yang sudah kadung merekat, fatalnya pada tertib prosedur (bukti: Rais Aam dan Mas Yahua ternyata berjalan sendiri sendiri).
Pada akhirnya saya nDak menolak tafsiran-tafsiran kefatalan langkah Mas Yahya yang dilihat banyak orang. Karena itu memang faktual.

Tapi memicingkan mata pada kualitas konten dia di forum tersebut rasa-rasanya adalah wujud tebang pilih tuduhan.
Tidak ada yang salah dengan pernyataannya. Secara tersirat, saat Rabbi itu tanya soal sentimen rasial antara Yahudi-Islam, Mas Yahya cukup apik menjelaskan bahwa hal ini tinggal bagaimana mengubah pola pemahaman.

Pertikaian ini berlangsung secara teologis, itu kudu diakui.
Kenapa tidak teologis?

Lawong dua-duanya memakai landasan relijius untuk melegitimasi pembantaian dan saling balas serangan.
Mas Yahya (seingat saya dua kali) menyiratkan konflik ini bisa diselesaikan jika dua kubu saling mengubek² ajarannya masing² agar muncul penafsiran moral baru dan menutup kepicikan² yang ada karena harganya jauh lebih mahal daripada konflik tak berpenghabisan.
Disclaimer: saya menarasikan dialog itu menurut kalimat saya sendiri.
Pada intinya jika mencibir sebagai sosoknya yang prosedural dan legal-formal adalah tokoh yang memiliki pengaruh (tidak langsung) terhadap Israel, oke kita sepakat.

Tapi serta merta menyalahkan beliau tanpa melihat pesan yang disampaikan Mas Yahya, artinya ada kemunafikan tafsir
Kenapa Mas Yahya saya bela, ya karena beliau punya idealisme yang sulit dibeli. Lebih² soal Palestina. Tidak bisa ditawar.

Jika bolej menyederhanakan, Mas Yahya sedang melanggar rambu² lalu lintas untuk tujuan yang menurut dia memiliki maslahat.
Kalau ada polisi yang menilang dan menyeretnya kepada hukum, ya polisi itu nDak boleh disalahkan.
Termasuk tidak bisa disalahkan orang² yang melihat Mas Yahya sebagai pengendara yang ugal²an karena melanggar tertib lalu lintas. Orang² ini punya hak menertibkannya (atau mengoreksi) karena lantas itu erat kaitannya dengan keselamatan orang banyak. Bukan Mas Yahya seorang.
Tapi kalau sudah sampai fitnah dan mengulit kepribadiannya tanpa memiliki hak, ya urusannya sama Ansor.
Apalagi didasari sentimen kampungan soal Gus Ndoro & Mbah Ndoro.

xD
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Rumail Abbas
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member and get exclusive features!

Premium member ($3.00/month or $30.00/year)

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!