Profile picture
Sasi Kirana @sasisudibyo
, 42 tweets, 6 min read Read on Twitter
Sebagai gadis Jawa yang ndheles, aku dan keluargaku meyakini perhitungan weton untuk menentukan hari baik, jam baik, dan tentu saja perhitungan jodoh.
Jadi keluargaku punya seorang sesepuh yang kepadanya kami berguru dan belajar soal hidup dan kehidupan.
Weton ini cuma satu dimensi diantaranya.
Dia cuma alat bantu aja.
Disusun berdasarkan ilmu titen rangorang jaman old.
Titen/ niteni artinya kurang lebih memperhatikan.
Memperhatikan apa?
Memperhatikan pola.
Ku nda akan jelasin detilnya pola apaan aja karena pola baju pun ku nda bisa buatnya kan.

Skip aja kita ke perhitungan weton perkara jodoh~
Seberapa penting perhitungan weton dalam keluargaku?

Mungkin setelah agama, weton nomer duanya.

Kalo itungannya jatuhnya terlarang, bisa buyarr semuanya~
😂😂😂
Mau ngga percaya, tapi Papa Mama udah ngalamin sendiri.
Kakakku juga.

Ada efeknya weton yang jatuhnya nggak bagus ke kehidupan pernikahan mereka.

Since then, kalo ku lagi mau deket sama seseorang, kakakku selalu ngingetin: "Cek wetonnya, Dek".
Jadi dulu Papa Mama kan nikah sebelum tau itung2an begini, jadi ya nikah aja karena cinta mati.

Macem Teman Tapi Menikah gitulah.
Temen ngeband jaman SMA, waktu itu sih sama2 punya pacar. Eh, jaman kuliah gataunya kosnya deketan. Pas ndilalah sama2 jomblo.
Petrus lah!
'Pacaran' sekitar setaun, akhirnya tunangan.

Pacarannya pake tanda kutip, soalnya kalo jalan/nonton dikuntitin sama Ibu Bapaknya Mama.

Jaman dulu belom ada gojek ndaa, stalkingnya naik becak!
Setaun tunangan, akhirnya Papa Mama nikah.
Tanpa itungan weton.
Semata2 karena ortunya Papa tahu reputasi ortunya Mama. Jadi karena saling percaya aja kalau bibit bebet dan bobotnya sesuai, selain karena perjuangan Papa yang 'ohTuhan kujuga ingin diperjuangkan segitunya' 😍
Belakangan, setelah dikasih tau itungannya, ternyata weton keduanya jatuhnya parah banget.

"Iki tibo pati".

Yang artinya, kalau pernikahan diteruskan, resikonya salah satu akan meninggal.

Waktu itu usia Papa 35, Mama 32.
Akhirnya Mama Papa menjalani serangkaian ritual yang bertujuan menyelamatkan nyawa mereka dan sekaligus juga mempertahankan pernikahannya.

Kata sesepuh itu
"Yaa... Lumayan lah kalau bisa dibalik"

Lah?
Apaannyaa yang dibalik?
Umurnya.

Ehgimana? Mama jadi 32 going 23 gitu?

Orak to yaaaaa...
Gondhes.
Umurnya Papa ternyata.

Papa meninggal di usia 53.

'Diagnosa' bahwa perhitungan weton ternyata tibo Pati itu waktu Papa umur 35.
Itu pun dengan onak duri yang harus dialalui sepanjang pernikahan. Walaupun yaa... Pernikahan mana yang ngga ada durinya yakan~

Beliau berdua berhasil bertahan sampai maut yang akhirnya memisahkan.
Mama cerita,
"Satu malam, tiba2 Papa peluk mama kenceng banget. Nggak pernah sebelumnya dia peluk Mama sekenceng itu."
Waktu itu Papa Mama udah paruh baya.
"Papa bilang... 'Ma, kita akan bersama selamanya kan? Cuma maut yang bisa memisahkan kita'".

He fulfilled his promise.
Kalo kasusnya kakakku ini agak apes sih.
Salah ngitung weton.

Kakakku dan suaminya belajar di sesepuh yang sama padahal.
Jadi awalnya si suaminya kakakku ini mau dicomblangin sama sepupuku.
Eh, kecantolnya sama kakakku.

Pas diitung wetonnya, pertamanya oke aja.

SIM keluar.
Surat Ijin Menikah.
Hhh~
Eh lha, di tengah pernikahan, gatau deh ini gimana ceritanya tau2 pas sowan diitung ulang wetonnya mereka berdua.

Jebul tibo pati juga.
Kalo yang ini agak berat sih...
Ada ritual yang kudu dilakuin setiap selapan sekali (35 hari jawa), sepanjang kehidupan pernikahan mereka.

Dan nggak sedikit kejadian nyerempet maut yang dialami si suami.

Termasuk cobaan2 melalui anak2 mereka.
Masing2 ketidakcocokan hasil perhitungan weton solusinya beda2 sih...

Ada yang cukup dilakuin sekali seumur hidup, ada yang harus setiap selapan sekali, ada yang dilakuin pas acara pernikahannya, tergantung kasusnya, walau misalnya, tibonya sama2 pati.
Yaudin sekarang bahas itungannya yak buat yang pada kepo.

Ada 7 'tibo' dari perhitungan Jawa versi sesepuhku ini.

Karena bahkan itungan weton ini beda2 loh.
Versiku bisa beda hasil sama versimu, walaupun sama Jawanya.
Sek aku tak golek kepekan sek.
Kalau sisanya 1: Tibo Pati
Ini terberat konsekuensinya, nyawa taruhannya.

Tapi secara metafisik, pati ini bukan hanya mati secara harfiah, bisa juga mati rejekinya atau mati cintanya.
Kalau mati listriknya, mungkin lupa isi ulang token.
Sisa 2: Tibo Jodho.
Ini ideal.

Tapi jangan kau tanyak mana yang jodoh sama kau ya dek.
Kalo mau coba silakan aja itung berapa probabilitasnya ya.
Ada 7 hari masehi dan 5 hari pasaran/Jawa.
Hitunglah kombinasi dan permutasinya!
Sisa 3: Tibo Padu.

Ini dibolehkan, walaupun biasanya dalam kehidupan pernikahan bakalan sering berdebat.

Mungkin kalo dua2nya anak Australasian Parliamentary Debate bisalah diusahakan yah.
Sisa 4: Tibo Pegat

Ini juga larangan.
Pegat is cerai.
Ya resikonya bisa cerai, tapi seperti halnya tibo pati, bisa aja cerainya ini cerai hubungan2 yang lain, misalkan jadi slek sama sodaranya, tau cerai smaa kerjaannya.
Sisa 5: Tibo Nambang/ Plintiran.

Ini masih dibolehkan.
Nambang di sini bukan nambang emas atau berlian ya gaes. Maksudnya melintir2 kaya tambang. Konon bakal banyak kesulitan yang melilit.

Yatapi doa aja banyak2, siapa tau tajirnya yang melintir.
Sisa 6: Tibo Pedaringan Kebak
Ini ideal.

Jadi katanya kalo dapet tibo ini, pedaringannya (tempat beras) bakal kebak/ penuh terus.
Nikahnya bawa rejeki.

Uwuwuwuwuw...
Seandainya ada tibo Kulkas Kebak ya gengs.
Biar komplit sama lauknya~
Sisa 7: Lungguhing Ratu

Ini top-notch.
Paling ideal.
Ini ibaratnya ngana2 jadi Ratu, megang dunia. Dapet kemuliaan dan keluhuran, bukan cuma harta tapi juga kedudukan.

Yaa... Walopun Ratu udah bubar karena salah satu personilnya ngerebut laki personil lainnya.
Kupengen lanjut tapi wetengku kruwes2 banget hari pertama.
Dilanjut besok soal gimana cara ngitungnya yaa...

Saiki plipiren gebetanmu, takoni tanggal lahire, cek wetonnya apa di 👇👇👇
primbon.net/2015/01/cara-m…
Oiyaa...
Tanya sekalian lahirnya habis maghrib atau sebelum maghrib.

Karena pergantian hari Jawa itu pas maghrib. Jadi kalo gebetanmu lahir setelah maghrib berarti terhitung hari lahirnya adalah hari berikutnya.
Baiklaaaaaaaaah Gondheswan dan Gondheswati yang disayang Tuhan...
Lita kanjut keee perhitungaaaaan weetooonnnn.

Kenapaaa ngomongnyaaaaa dipanjang2in giniiii?

Gapapaaaaaa.
Seleraaaaaaa.
Untuk hari masehi, berikut hitungan neptunya:

Jumat: 7
Sabtu: 11
Minggu: 8
Senin: 8
Selasa: 8
Rabu: 13
Kamis: 15
Untuk hari pasaran/ Jawa, neptunya:

Kliwon: 9
Manis: 7
Pahing: 12
Pon: 11
Wage: 9
Nah perpaduan dua hari antara hati masehi dan hari jawa tadi, jumlahin neptunya.

Misalkan aku Kamis Kliwon.
Kamis = 15
Kliwon = 9
Jumlah neptu aku: 24

Lakukan perhitungan yang sama buat si prospek calon pasangan.
Jumlahkan neptu kita sama neptu si calon.

Misalnya Kamis Kliwon (24) sama Selasa Pahing (20).

Jadi jumlah neptunya = 24 + 20 = 44
Nah.

Selanjutnya, bagilah jumlah neptu itu dengan angka 7 untuk mengetahui sisanya.

44 ÷ 7 = 6 sisa 2.

Jangan dibikin desimal yaaaa~
Kita cari SISA nya.

Kalo nggak ada sisa, misal 42 ÷ 7 kan hasilnya 6. Sisanya 0. Berarti itu sisa 7.
Kalo udah...

Cocokin sisanya tadi sama Tibo-tibo di atas.

1: Pati
2: Jodho
3: Padu
4: Pegat
5: Nambang
6: Pedaringan Kebak
7: Lungguhing Ratu
Kalo masih bingung...
Itung pake kalkulator pake mode pecahan/ fraction
Di excel juga pake format fraction yaa...
Kalo terlalu qismin nda ada kalkulator maupun lektop buat ngitung excel, pakai cara di bawah ini...
"Mbak, iki syirik gak?"

Jangan tanya sama aku geengs... Aku bukan ulama, ndak pegang hak fatwa.

Tapi salah satu yang kuyakini, membaca 'weton' ini termasuk bagian dari upaya Iqro'. Membaca.

Membaca pertanda alam semesta.
Karena menurut keyakinanku, perintah Iqro' bukan hanya terhadap apa yang tertulis di kitab suci dan buku-buku.

Tapi apa yang terhampar di alam semesta itu juga bagian dari ayat-ayat Tuhan yang perlu kita baca.
Termasuk fenomena2 alam.
Orang Jawa berupaya 'meringkas' penelitiannya terhadap fenomena2 alam yang berulang selama ratusan bahkan mungkin ribuan tahun dan mencatatnya dalam bentuk primbon.

Buatku, itu upaya leluhur untuk Iqro' terhadap ayat-ayat Illahi yang patut diapresiasi.
Oiya...
Kabar gembira bagi Anda semua yang anak sulung yang punya pasangan anak bungsu...

Hitungan weton ini boleh diabaikan.
Dengan syarat:
Bener2 anak pertama (belum pernah hamil sebelum hamil kamu)
dan bener2 anak terakhir (tidak hamil lagi setelah hamil kamu)
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Sasi Kirana
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member and get exclusive features!

Premium member ($3.00/month or $30.00/year)

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!