Dari sisi logika, tragedi kapal KM Sinar Bangun, kemungkinan karena kelebihan muatan, tapi yang jadi menarik adalah sisi lain dari tragedi ini.
Bahkan sebagian warga menyarankan agar ikan itu dilepas kembali, tapi ternyata tidak diindahkan, sehingga memakan korban, apakah ada hubungannya?
1. Kapal ternyata dijalankan oleh Nahkoda Tembak (sopir part time)
2. Kelebihan Muatan
3. Data Manifest simpang siur (data penumpang tidak jelas).
Harusnya ikan tersebut dikembalikan, lagi pula apa enaknya ikan mas yang sudah sebesar itu, kalo dimasakpun daging sudah hambar.
Bicara ikan ini, bukan saja manusia yang gemar menjadikannya ikan hias, tapi menurut yang saya tau, ada beberapa jenis makhluk halus yang senang dengan ikan.
Saya memiliki beberapa alasan kuat tentang tragedi ini dengan kemistisan Danau Toba dan saya merasakan hawa mistis yang tinggi.
Saya yakin sekali, bukan hanya kali ini terjadi, mungkin sudah sedari lama kapal-kapal disana juga demikian, kapal bermuatan lebih dan dikemudikan sopir tembak.
Bisa juga mayat korban disembunyikan oleh makhluk halus yang marah, solusinya adalah membakar sekam padi disekitar danau/laut.
Kendati demikian, bencana tetaplah bencana, saya berdoa semoga secepatnya jasad para penumpang segera ditemukan, amiin, saya turut berduka atas tragedi ini.
medan.tribunnews.com/2018/06/22/bre…