Jadi kemarin itu sebenarnya gw memang berencana untuk live #memetwit di satu bioskop tertua di Citeurep Cibinong, Bogor..
Kebetulan ada kerjaan di tempat itu, ya sekalian lah ya..
Tapi rencana tinggal rencana, gagal total karena suatu kendala, nanti gw cerita knapa bisa gagal.
Bioskop itu katanya berdiri sejak tahun 70an. Dari awal berdiri sudah jadi bioskop yg paling keren pada jamannya. Memiliki dua ruangan theatre, theatre satu dan dua.
Tapi, ketika sedang jaya2nya, bioskop ini harus tutup pada tahun 1998, penyebab paling besar adalah terkena...
...terkena imbas krisis moneter yg terjadi pada tahun 98.
Sejak saat itu, bioskop gak beroperasi lagi, dan dibiarkan kosong dengan kondisi yg sama seperti saat awal2 gak beroperasi..
Dan selama 20 tahun dibiarkan terbengkalai gak terawat, banyak cerita2 yg beredar di masyarkat tentang bioskop ini,
Iya, tentu saja cerita yg banyak beredar adalah cerita2 seram dan mistis.
Ada yg bilang banyak kuntilanaknya, ada sundel bolong, hantu anak2 kecil..
Macam2..
Begitulah sejarah bioskop itu, yg gw dapatkan infonya dari penjaganya yg masih bertugas sampai hari ini..
Nah...gw ngapain sampe ke bioskop itu?
Ada kerjaan, gw ditugaskan untuk mencari tau tentang kebenaran cerita2 yg beredar di masyarakat,
Mitos atau fakta?
Gak ada maksud sama sekali untuk "menantang" mahluk2 ghaib yg mungkin ada dan tinggal di bioskop itu, hanya mencari info aja..
Gw sempat jiper juga, karena cerita di kalangan pertelevisian, beberapa acara mistis dan horor suting di situ, hasilnya gagal total dan gak jadi tayang.
Ada yg presenter nya gak kuat, ketakutan. Ada yg peserta uji nyalinya kesurupan..
Macam2,
Hasil sutingnya kacau, ujungnya gagal tayang..
Ngeri gw mendengarnya..
Tapi, show must go on..
Gw harus maju, ditambah ada janji dengan teman2 semua..
Kemarin gw datang sekitar jam delapan malam, teman2 pendukung sudah tiba duluan, sekitar 10 orang.
Bioskop terlihat menyeramkan, walaupun gw masih di luar. Gak ada lampu sama sekali yg merangi.
Gelap..
Sekali lagi, gw gak pernah berniat mau menantang, ketika gw coba masuk sendirian ke dalam bioskop..
Rencananya gw mau ambil beberapa poto untuk bahan memetwit.
Tepat di depan loket pembelian tiket gw berhenti, di situ sudah cukup gelap, karena sudah terhalang folding gate.
Gw mau ambil satu foto ke arah loket tiket itu..
Gw arahkan kamera hp ke situ..
Cekrek..
Hasilnya blank, gelap..
Walaupun blitz menyala..
Gw coba sekali lagi..
Cekrek..
Setelahnya, gw langsung mundur beberapa langkah..ketakutan..
Bukan karena hasil kamera yg tetap hitam gelap, tapi kerena ketika lampu blitz menyala, sekilas gw melihat ada laki2 berdiri di dalam loket, di balik kaca, berdasi kupu2, tersenyum..
Gw langsung berjalan keluar dan berkumpul bersama teman2 lainnya..
Gak menceritakan hal yg baru aja gw alami..
Setelah siap semua, kegiatanpun dimulai..
Gw orang yg paling pertama masuk ke dalam bioskop..
Langsung masuk ke theatre satu, suasana seram langsung menyergap, auranya sangat gak enak. Bau debu dan lembab menjadi satu.
Kursi2 penonton yg masih berbaris, tapi sudah sobek2 dan berdebu tebal..
Perasaan makin gak enak, dan satu persatu teman2 yg lain beranjak keluar bioskop, karena gak kuat..
Gak kuat dengan suasananya..
Kalo gw terpaksa kuat 😖
Udah tugas soalnya..
Tiba2..
Gw melihat ada perempuan duduk di kursi paling pojok atas, dengan rambut terurai menutup sebagian wajahnya..
😖
Sementara teman yg lain gak melihatnya..
Setelah itu, tiba2 gw mencium bau anyir darah, kali ini bukan hanya gw yg merasakan. Semua orang menciumnya..
Dan tiba2 juga, setelah itu ada yg berbisik di telinga kiri gw..
Suara perempuan..
"Nanti kami gimana?"
Kira2 seperti itu bunyinya..
Maksudnya apa? Pada saat itu gw gak tau, tapi pada akhirnya nanti gw tau..
Cukup lama kami meyusuri setiap sudut bioskop, mencekam..
Di beberapa spot gw menangkap aura kesedihan mendalam, beberapa kali kami mendengar suara tangisan..
Beberapa kali juga gw melihat penampakan2 perempuan yg bentuknya macam2, ada yg terlihat masih muda, ada yg sudah tua..
Poto2nya jangan di zoom ya...
Jangan...
Nurut ya...
Jangan di zoom..
Kalo sendirian di dalam situ mungkin gw sudah pingsan atau malah lari terbirit2 ketakutan..
~~~
Sampai akhirnya kegiatan kami selesai..
Oh iya, poto2 yg tadi di dalam studio adalah hasil dari kamera hp teman..
Sedangkan hp gw sama sekali gak bisa memotret, sama sekali gabisa.
Di luar, gw ngobrol dengan bapak yg bertugas menjaga tempat itu. Ternyata, ada rencana kalau gedung bioskop itu akan difungsikan menjadi tempat lain..
Akan dirubuhkan..
Gw baru ngerti arti bisikan suara perempun di dalam tadi..
😟
Trus knapa kemarin gak bisa live memetwit?
Karena di dalam bioskop, hp gw sama sekali gak dapat sinyal, sementara hp teman2 yg lain sinyalnya kuat sehat walafiat, memotret pun mereka gak ada kendala, lancar...
Aneh kan..
Begitulah..☺️
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Kadang keadaan memaksa kita untuk menempati tempat tinggal baru. Sering kali, susahnya proses adaptasi harus ditambah dengan terpaan seram dari sisi gelap.
Ada teman yang mau berbagi cerita pengalaman ketika harus menempati rumah baru.
Simak di sini, hanya di Briistory..
***
Lagi-lagi, aku menemukan beberapa helai rambut panjang, entah ini sudah yang keberapa kali, kali ini aku menemukannya di depan lemari ruang tengah. Beberapa helai rambut ini kalau diukur dengan tubuh perempuan dewasa, kira-kira dari kepala sampai ke pinggul, panjang memang.
Apa yang aneh? Ya anehlah, karena di rumah gak ada seorang pun yang memiliki rambut sepanjang itu. Rambutku hanya sebatas pundak, itu pun jenisnya gak sama dengan rambut yang sudah beberapa kali kami temukan.
Gak memandang apa pekerjaan kita, “Mereka” akan datang dengan keseraman tanpa diduga, dengan berbagai bentuk yang gak tertebak.
Malam ini, simak pengalaman seorang supir travel di salah satu bagian Sumatera.
Hanya di sini, di Briistory…
***
~Lampung, Circa 1998~
“Hati-hati, Bang. udah malam ini, kenapa gak besok lagi ajalah nariknya.”
“Hehe, tanggung, Man. Setoran masih belum setengahnya ini, nanti bos marah.”
Nyaris jam sebelas malam, ketika aku masih berada di pelabuhan Bakauheuni, Lampung. Percakapan dengan Iman, rekan sejawat, sejenak membuyarkan lamunan.
Sejarah panjang dan kelam sering kali terungkap dalam senyap, tergambar oleh tarikan garis seram.
Satu sudut di Lembang, tersaji horor tempat pelatihan, seorang teman coba bercerita pengalaman seramnya di sana.
Simak di sini, hanya di Briistory..
***
Waktu seperti berhenti, udara sama sekali gak bergerak, suara detik jam yang tadinya samar terdengar tetiba gak ada lagi. Dalam gelap, aku terus memperhatikan ujung tangga, menunggu kira-kira siapa gerangan yang akan turun dari lantai atas.
Sementara itu, suara yang sepertinya bunyi langkah kaki, terus saja kedengaran, makin jelas, makin dekat.
Cadas Pangeran, satu tempat bersejarah. Ratusan tahun berusia, sahihkan kisah hitam dan putihnya, terus bergulir hingga kini.
Mamal ini, seorang teman akan menceritakan pengalamannya ketika melintasi daerah ikonik ini. Seram? Tentu saja.
Simak di sini, hanya di Briistory.
***
Lepas dari pusat kota Jatinangor, aku akhirnya masuk ke daerah yang terlihat seperti gak berpenduduk.
Tahun 1998, Cadas Pangeran masih sangat sepi, jalan berkelok dikelilingi oleh pepohonan yang membentuk hutan, sama sekali gak ada penerangan, gelap gulita.