Thread by @maximvs09

1. Sedikit tentang Current Account (Transaksi berjalan).

Current Account terdiri dari neraca dagang (selisih ekspor dan import), Net primary income (selisih pendapatan hasil investasi asing dan pembayaran pd investor asing) dan net cash transfers semacam remitansi.
@Sarah_Pndj

2. Current Account ini dihitung umumnya selama tahunan. Jika "uang" lebih banyak kita bayarkan ke LN, current account jadi defisit. CAD (current account defisit). Jika sebaliknya, disebut CA Surplus.
@Dwiyana_DKM @TheArieAir

3.Mari kita liat contoh CA dan neraca dagang Malaysia 2004-2018. Neraca dagang Malaysia selalu surplus. Tertinggi RM 15 Millyar 2008 dan terendah RM 1 Milyard 2014.
@EhlerterYtrdza @aewin86 @natalsetio

4, Surplus ini didukung oleh Booming comoditas di 2008 yang rally mulai April 2007 di harga 650 sampe dengan Maret 2008 di harga 1300 (CPO sbg produk ekspor andalan).
@D4Ni3L_Pu @__klikmaya @RinjaniJB

5. Mari kita liat Current Account Malaysia di periode yg sama. Puncak surplus Current account Malaysia juga di peridoe yang sama dengan puncak neraca dagang yg surplus.

6. Sekarang mari kita liat punya RI.
Dimulai dengan neraca dagang.
Puncak tertinggi justru di 2006 dan 2007.
Memasuki 2008 Neraca dagang kita malah surplusnya menyusut.
Malah sempat defisit di April 2008 sebanyak $ 700 jutaan.
kemudian rebound sampe $3,6 Millyard Des 2010.

7. Kita cek dengan CA RI di periode yg sama.
Ternyata CAD RI juga turun dr surplus $3,44 Millyard Q4 2007 jadi defisit $1 Millyard di Q2 2008.
Kemudian rebound menjadi $3,78 Millyard di Q4 2009.

Korelasi Neraca dagang sangat ERAT dgn Current Account RI.

8. Di Agustus 2011, RI mencatat surplus neraca dagang $3,57 Millyard.
Desember 2011 surplus menyusut : $600 jt.
Selanjutnya malah defisit.
Paling parah di Juli 2013: minus $2,33 M dan 2014 - $1,96M.
Trend neraca dagang RI TURUN mulai Agustus 2011 s.d April 2014.

9. Kita kupas defisit neraca dagang di Oktober 2012 senilai $1,8 Millyard.
Ada kenaikan Impor minyak mentah 37,86% dan gas 10% antara okt dan sept 2012.
Waktu itu WTI di $80 per barrel.
CAD $5,26 M.

10. Kemudian di Juli 2013, defisit neraca dagang : $2,33 Millyard.
Selama Jan-Jul 2013, ada kenaikan import Migas 30,67%. Khusus Juli thdp Juni, ada kenaikan import migas 17,17%.
Waktu itu WTI : $100 lebih per barrel.
CAD di Q2 2013: $10,1 M.

11. Kemudian di April 2014, defisit neraca dagang: $1,96 M. Ketiga defisit tsb sangat dipengaruhi oleh harga minyak dunia (WTI) di rata rata $100 per barrel.
CAD Q2 2014: $9,58 M.

12. Di Juni 2013 harga jual premium yang semula Rp 4.500 per liter menjadi Rp 6.500 per liter. Sedangkan harga Solar yang semula Rp 4.500 per liter menjadi Rp 5.500 per liter.

Ingat: WTI $100/barrel.

Subsidi Rp. 355 Trilliun.
Bandingkan dgn belanja Modal 180 T.
Dua kali lipat.

13. Memasuki November 2014, CAD RI dan neraca dagang semakin membaik, menjauh dgn data sbb:
Q3 2014 : $7 M, Q4 2014 : $5,96. tertinggi perbaikan CAD RI di Jaman Jkw : $1,8 M di Q4.
Kemudian turun lagi sampe $8 M di Q2 2018.

14. Apa sebabnya ya?
Setelah Jkw menjabat oktober 2014 sampe dengan Agustus 2018, harga WTI telah berfluktuasi tajam.
okober'14 : $ 70, sempat turun jd $25 di Feb 2016 dan rebound jd $70 per barrel.
Balik lagi ke lap top.

15. Kebijakan menghilangkan subsidi BBM mengakibatkan kenaikan harga jual Non subsidi sesuai harga pasar. sementara itu, harga Subsidi belum ada penyesuaian sejak April 2016. Plus ditambah kebijakan penjualan Premium P.Jawa, Import BBM meningkat.

16. Dari data import Juli 2018 dibawah ini, keliatan dengan jelas bahwa import BBM naik 24,48%.
Disusul dengan kenaikan impor Non Migas di 24,47%.
CAD $8 Millyard.
Neraca dagang Juli defisit : $2,03 M.

17. Kenaikan WTI terjadi di saat yg bersamaan dengan kenaikan dollar.
Terendah di 88 di Feb jadi 95 di September'18.
Naik sekitar 8% (liat SS)

Rupiah di Jan 13.524,
07 sept'18 : 14.885.

Turun 10%.
Artinya, Rupiah diatas DXY 2%.

18. Sy sengaja tidak membandingkan rupiah dgn mata uang negara lain krn ternyata banyak netizen malah sulit mengartikannya. DXY adalah indeks fluktuasi dollar sbg komoditas yg diperjualbelikan di pasar uang.
Berikut ini data rupiah Jan-Sept'18.

19. Jadi, kenaikan DXY wajar mengakibatkan kenaikan rupiah karena di saat yg sama Ina jg mempunyai CAD sejak Q4 2011. Intinya: Jkw mewarisi CAD yg cukup parah.

Usaha Jkw memperbaiki CAD terganggu dgn depresiasi rupiah dan rebound WTI.

20. Rebound WTI terjadi krn kebijakan embargo US atas Iran, pemulihan ekonomi AS. DXY naik karena ekonomi US sudah mulai tumbuh, inflasi meningkat, US Treasury jg udah naik, dekat 3%.
Pointnya: Dollar kembali MAHAL.

21. Yang bikin sy agak heran adalah data kenaikan utang LN sjk 2008 s.d 2014. RI punya CAD tinggi, tapi Utang LN jg bertambah drastis disitu.
Ternyata alokasi subsidi Rp. 355 T diimbangi dgn Utang LN jd $ 264 M di 2013.

INI TIDAK BOLEH DIULANGI.

22. Jika CAD membesar, biasanya mata uang negara tsb akan terdepresiasi krn negara tsb terlalu banyak "MEMBAYAR" ke LN (tentu saja dengan mata uang asing=Dollar) misalnya.

Begitu juga sebaliknya.

23. Dengan melihat data CAD di semester I, dan penurunan cadangan devisa yg berkurang di Agustus 2018, sy berpendapat bahwa depresiasi rupiah tdk terlalu mengkhawatirkan.
Jumlah cadev masih tinggi.

24. Jkw sudah memberi instruksi utk membatasi import dgn kebijkan perpajakan, B20, selektif dengan import.
Jangan manufacturing ditingkatkan.
RI jangan terlalu andalkan eksport bahan mentah.

25. Simpulan:
Kebijakan penghapusan subsidi hrs didukung agar CAD hilang.
Tingkatkan eksport dr hasil manufaktur.

Utk ekonomi RI, so far so good.
Penurunan CAD dan cadev belum begitu berbahaya yg menyebabkan krisis.

@threadreaderapp unroll

Jangan lupa....disini kata "lupa" kelewatan.