Thread by @abirekso

RACHLAND, HANYA ANJING YANG TIDAK PAHAM EMPATI DAN KEBENARAN!

Jika seekor anjing mengongong maka hanya ada dua kemungkinan. Dia lapar, atau dia curiga ada bahaya menganggu tuannya. Tapi, @RachlanNashidik kan manusia. Dia punya akal agar tidak bertindak seperti anjing.

1. #RakyatAkalSehat harus kembali mensiarkan kebenaran. Atas apa yang sudah dikotorkan @RachlanNashidik di media massa dan medsos. Soal akal bulusnya yg busuk. Moral kita terenyuh.

Dan lagi-lagi, gong-gongan Rachland harus dibaca sebagai proteksi kepada tuannya yang pongah.

2. Gue akan berangkat dari analagi @RachlanNashidik soal pengemis yang mengetuk rumah. Utk menyamakan dengan kasus manipulasi yg dilakukan @RatnaSpaet .

Itu adalah analogi yang menyesatkab dalam penyelidikan kebenaran. Disinilah, #RakyatAkalSehat kmbli teguh dlm meluruskannya

3. Bgini, kita harus mulai dari definisi @RachlanNashidik yg krliru dlm membuat komparasi kasuistik. Yg diutarakan Rachland adalah empati. Atau belas kasih kepada sesama manusia. Dan empati adlh sesuatu yg berkaitan dengan perasaan. Bukan dgn akal pikiran.

4. Misalnya, sbgi cth; gue iba melihat @RachlanNashidik kok argumennya makin tumpul. Karena basisnya perasaan, maka gue gak perlu memberikan penjelasan lanjutan. Posisi itu sama fungsinya sprti kt "Prihatin" yg kerap digunakan @SBYudhoyono .

5. Empati itu sendiri seringkali dijadikan akal bulus untuk menipu. Modus operandi itu dilancarkan, karena kecenderungan sosiologis masyarakat kita yang 'Pemaaf' sekaligus 'Pelupa'. Empati dijadikan @RachlanNashidik topeng untuk menipu publik.

6. Sedangkan hukum, satuan ukurnya bukan hanya empati. Tapi, penyelidikan, penyidikan, dan proses sidang. Kasus @RatnaSpaet tidak sama dengan analogi empati yg diutarakan @RachlanNashidik . Kasus ini adalah pembohong yg berlangsung dgn sistematis dan kolektif. Ratna bkn tunggal!

7. Kebenaran adlh tentang sesuatu hal yang terjadi. Hingga mengungkap motif, modus dan aktor. Hanya anjing yg tidak bisa membedakan antara kebohongan dan kebenaran. @RachlanNashidik terlihat sulit membedakan itu. Dan hanya anjing yg menggongong ketika tuannya terancam.

8. Kebohongan tidak bisa dikomoarasikan dengan kebohongan juga, untuk menemukan kebenaran. Jika @RachlanNashidik ikut mengkabarkan atau menjastifikasi bahwa kabar (bohong) itu benar terjadi. Nilainya tetap konstan : Rachland Pembohong.

9. Bahwa kemudian setelah terungkap bahwa kabar itu bohong. Semua orang yg terlibat meminta maaf pada publik, tidak mengurangi kuantitas kebohongan mereka pada publik. Seberapa banyak yg meminta maaf. Sebayak itulah pembohongnya. Termasuk @RachlanNashidik yg blm minta maaf.

10. Menemukan kebenaran, atas produksi kebohongan tdk ckp dengan empati. Kita membthkan akal pikiran dan kewaspadaan. @RachlanNashidik anjing saja punya kewaspadaan, masa kamu tidak. Sesekali bolehlah belajar dari anjing. Tp, jangan seperti anjing!

11. Produksi kebohongan, sebelum terungkap adalah situasi ketidakpastian terjadi. Saat itulah, peran @prabowo and his Boyband mengambil alih situasi dengan jalan pres-kon. Boleh jd @RachlanNashidik masuk dalam skema kebohongan itu.

12. Kabar bohong itulah sebagai cipta kondisi @prabowo and his BoyBand. Dan pres-kon adlh pengendalian kondisi. Strategi melaporkan ke Polisi dan mengeluarkan @RatnaSpaet keluar negri, adlh puncak ambil alih situasi. @RachlanNashidik jangan belaga bego dengan skema ini.

13. Karena @RachlanNashidik tidak bisa mengelak dari fakta dan logika, maka dia lari pada empati yg relatif. Sebenarnya, dia bersembunyi dibelakan rasa pemaaf bangsa ini. Maka tdk heran, jika akan banyak kebohongan2 baru untuk menutupi perhatian publik dlm proses kebenaran.

14. Agar @RachlanNashidik tidak seperti anjing, yg sekedar menggonggong. Maka, gue akan kembali ajarkan soal kebenaran. Kebenaran satuan ukurnya adalah fakta, logika dan pemahaman publik. Sedengkan perangkatnya adalah hukum. Hukum, akan melaksanakan fungsi teknis.

15. Kebohongan @RatnaSpaet terpaksa melibatkan instrumen hukum bukan karena alasan politis. Karena, kebohongan itu telah melibatkan publik. Publik yg kebetulan pendukung @prabowo . Dalam kasus ini motif kriminal lebih kental. Jk kriminal itu mningkat, jadi kejahatan publik.

16. Dan pemerintah, berkewajiban melindungi publik dari bentuk kebohongan @RatnaSpaet. Jika @RachlanNashidik berpijak pada publik, seharusnya analogi pengemis tidak beredar. Agar tdk seperti anjing yg sekedar membela tuan. Ada baiknya Rachland tetap teguh pada argumen publik.

17. Jika @RatnaSpaet diproses hukum, dan kemudian bisa merembet ke @fadlizon , @hanumrais atau mungkin @RachlanNashidik itu jangan dibaca sebagai kepentingan elektoral. Itu murni, karena pemerintah ingin melindungi pblk dari penipuan sistematis. Sekalpun publik itu pro-@prabowo.

18. Jadi, dengan Kultuit panjang ini gue berharap @RachlanNashidik semakin jelas mana yg prilaku anjing, mana yg prilaku luhur manusia.

Dan barang tentu, #RakyatAkalSehat tdk pernah lelah menguhkan kebenaran. Karena sejatinya kita menolak bodoh.