Thread by @budimandjatmiko

Saya mau menjelaskan fenomena bbrp liberal kosmopolitan dan urban yg dlm pertarungan pilpres kali ini memilih berpihak pd koalisi konservatif radikal. Perlu kujelasin, tuips?

Ada 2 jenis liberal Indonesia yg disorientasi dlm pilpres kali ini. Yg berpihak ke koalisi konservatif radikal krn alasan MENCARI NAFKAH. Saya gak perlu membahas mereka. Gak layak didiskusikan

Jenis liberalis ke 2 yg disorientasi adalah krn alasan masa lalu intelektual pokitik mereka yg tak pernah suka ide2/kelompok politik Soekarnois. Rata2 ini warisan politik PSI..

PSI ini adalah Partai Sosialis Indonesia. Oh ya hati2 dgn kata "Sosialis" di sini. Sebagian dr mereka sebenarnya lbh tepat jika bernaung dgn PLI (Partai Liberal Indonesia) yg tak pernah ada di masa itu (krn konotasi negatif saat Revolusi)

Nah dlm perjalanannya, sayap PSI yg lbh progresif bisa berdamai dgn sejarah dgn menerina fakta bhw Ide2 Bung Karno ttg Marhaenisme lbh diterima sbg sosialisme ala Indonesia drpd Sosial Demokrasi mereka yg ala Eropa Barat

Anak cucu ideologis sayap progresif PSI bahkan banyak masuk @PDI_Perjuangan tp sayap konservatifnya ikut berinisiatif membantu pendirian PKS atau dekat dgn keluarga Sumitro & akhirnya ke Prabowo. Sayap liberalnya menyebar sbg intelektual bebas

Saya gak perlu mengurai sayap konservatifnya yg lantas terpeleset jd fasis (ingat fasisme di Eropa banyak eks sosialis). Yg sayap liberal banyak menggeluti dunia intelektual ekonomi & filsafat politik. Mrk seolah representasi sah politik PSI sekarang

Padahal mrk cuma salah 1 faksi PSI, yaitu faksi liberal. Yp mrk bukan 2 kesatuan yg utuh. Dlm bbrp peristiwa politik mrk berbeda kubu. Bbrp bisa berrekonsiliasi dgn Nahdliyin/Gus Dur & Nasionalis Soekarnois (yg dianggap mrk tak punya akar intelektual kokoh)

Nah tp juga ada bbrp unsur2 liberal yg lbh muda yg tdk pernah jd bagian PSI organik atau ormas2nya. Sepenuhnya lahir dr tradisi lingkaran diskusi yg tak kenal gerakan massa & tak kenal tradisi berpartai spt kakek/nenek ideologis & paman2 ideologis mrk

Kelompok2 ini cukup dominan di dunia NGOs & kelompok diskusi. Mrk tak mewarisi pergulatan ide dan praksis St Sjahrir, Djohan Sjahroezah. Tp mereka msh memelihara sinisme pd semua yg berbau Soekarno (yg mrk anggap gak cukup intelektual sbg Sosialis)

Seliberal2nya mereka, mrk msh bisa menerima figur militer. Sehedonis2nya mereka, mrk masih menerima konservatifisme kelompok agama dibanding menerima Soekarnois dan Nahdliyin yg menurut mrk gak rajin membaca & terlalu berbau massa

Sekali lagi unsur2 liberal yg gak tahu tradisi gerakan massa & partai tp cuma besar dr buku ke buku ini BUKAN representasi satu2nya yg sah dr murid2 St Sjahrir atau tokoh PSI lain yg lbh progresif, Djohan Sjahroezah. Jumlahnya sedikit cuma sering seminar

Kelompok inilah yg kemudian membuat arus orang sekuler/liberal yg menerima Prabowo sbg "kaum mereka" krn dianggap suka baca buku drppd @jokowi yg dianggap bukan kutu buku

Selain itu, rata2 faksi liberal muda (cucu ideologis PSI yg sangat beda dgn sayap progresifnya yg saya singgung td sdh melebur dgn Soekarnois & Gus Durian/Nahdliyin) rata2 bergaya kayak anak Menteng

Gaya Menteng, anti gerakan rakyat & tak punya pengalaman berpartai ini yg sering membuat mrk diejek sbg "Sosialis Kanan" atau "Sosialis Salon", padahal bagi saya gak ada sosialis-nya sama sekali. Mereka cuma hedonis intelektual aja

Mereka punya takhayul (aneh juga ngaku intelektual tp percaya takhayul politik) bhw pemimpin itu hrs keren (secara fisik) dgn asal-usul intlektual politik jelas. Bagi mrk @jokowi adalah semacam pemimpin palsu krn menyimpang dr keyakinan takhayul mrk

Jadi hedonis politik liberal ini berperilaku mirip tetua2 Yahudi 2000 thn lalu. Mrk memilih berpihak pd Imperium Romawi drpd menerima messiah Yahudi yg dlm anggapan mrk hrs keren. Saat yg muncul tukang kayu dr Nazareth, ngamuk2 lah mereka. "Salibkan dia!"

Sayap imut liberal hedonis ini lbh menerima Prabowo, krn dia bagian dr paman ideologis mrk yaitu sayap konservatif PSI. Jd meski dia bagian inti rezim otoriter Orba, tp dia dianggap memenuhi kriteria pemimpin drpd tukang kayu @jokowi, bagian dr Soekarno!

Sayap2 progresif cucu ideologis PSI menolak chauvinisme kelas dr hedonis liberal yg incest dgn konservatif PSI..Biasanya sayap liberal & konservatif ini minder dgn sayap progresif PSI. Krn yg progresif ini baca buku spt mrk juga dgn pengalaman gerakan rakyat

Lama2 sayap liberal ini mikir bhw mereka butuh bergaul dgn massa rakyat spt yg dimiliki sayap progresifnya. Tp mrk ogah berkotor2 & gaul dgn Soekarnois/Nahdliyin. Mrk lantas belajar dr sayap konservatifnya yg sukses jd referensi u/ Islam konsevatif pasca 1998

Jd jika sekarang ada hedonis2 liberal yg jd rujukan "intelektual" (yg sebenarnya pas-pasan kualitasnya) kaum Islamis konservatif, itu memang tujuan mrk. Meskipun jualannya ide2 kadaluwarsa dr abad ke 18 yg gagap menghadapi #Era40

Dlm hal ini mereka sekali lagi kalah langkah o/ "saudara2" progresifnya yg sdh mulai masuk #Era40 krn sdh lama gaul dgn teknologi & jejaring sosial (Ingat: #DataRaksasa butuh data dr jejaring). Akibatnya hedonis2 liberal ini kian jd antek kakak konservatifnya

Semua keruwetan & mati gaya faksi hedonis liberal di dpn sejarah ini cuma 2 sebabnya: 1. Gak suka Soekarno yg dianggap mengambilalih tafsir Sosialisme & 2. Gak suka tukang kayu jd presiden yg lbh paham #Era40. Mrk memilih jd antek konservatif konco Mentengnya

Sekian...(disambung kalau ada perspektif baru). Yg penting, ayo kita menatap ke depan.
#StayRelevant
#LetUsCreateTheNextBigThings #CarpeDiem
#WarasBareng
#PinterBareng
#SugihBareng