Profile picture
I Can See You @Indigo_Thread
, 117 tweets, 11 min read Read on Twitter
— Melisa, Itu Namanya. —
Saya ingin menceritakan sedikit tentang pertemuan saya dengan 'seseorang' Remaja Wanita berumur sekitar 15 tahun berketurunan Tionghoa yang mempunyai paras yang bisa dikatakan sangat cantik, dia bernama Melisa.
Aku bertemu Melisa saat temanku, Yang bernama Rena (Samaran) tiba tiba saja memberikanku beberapa pesan di malam hari. Pesan yang saya kira hanya sebuah pesan biasa sekedar untuk menanyakan tugas. Tetapi, dia meminta tolong sesuatu kepadaku.
" Ka, lo dimana? tolong gue! gue gakuat. Ada yg mau masuk ke badan gue tapi gue gabisa. Keluarga gue saat taat agama. Mereka gapercaya sama beginian ka. Tolongg. Gue gakuat gue udh gemeteran hebat. Dia mau masuk tp gue tahan! Gue udh dzikiran dari tadi tapi tetep ka gue gakuat. "
Itu adalah kutipan dari Pesan Rena. Dia meminta bantuanku untuk 'mengeluarkan' sesuatu yang menempel dibadannya, yang ingin menguasai badannya. Namun harus ditahan karna keluarganya sangat kuat dengan agama.
Rena ini memang bisa melihat sesuatu yang tidak kasat mata. Namun sedihnya, keluarganya tidak percaya akan hal itu. Dan hanya berkata bahwa itu adalah sebuah 'sugesti' atau 'halusinasi' belaka.
Karna kondisinya saat itu sudah malam, dan rumahnya benar benar jauh dari rumahku, aku hanya mampu membantunya memberikan doa doa yang harus dia baca untuk setidaknya menangkal 'sesuatu' yang ingin mengambil alih tubuhnya.
Dan dia sempat aku suruh memfoto dirinya saat itu sekedar untuk melihat 'sosok' apa yang sedang berdiri disebelahnya atau sedang mengganggunya.
Mungkin kalian akan bertanya " apa bisa liat cuma dari foto? " jawabannya bisa. Alhamdulillah saya diberi kemampuan melihat dari foto.
Dan Saya juga mengajak dia untuk berkomunikasi (Saya diajarkan oleh guru spiritual saya untuk berkomunikasi secara bertemu langsung atau sekedar lewat foto )
Dan saya melihat 'Seseorang' wanita berambut panjang menjuntai menutupi wajahnya, dan berpakaian seingatku dia memakai dress berwarna merah.
( Maaf Jika aku lupa. Ini sudah 1 tahun lalu )
Saya mengajaknya berbicara dengan halus, meminta tolong untuk setidaknya jangan mengganggu temanku dulu Untuk saat itu.
Namun dia sempat menolak dan saat itu aku rasa mungkin dia marah kepada saya.
Dia datang ke fikiran saya, menunjukkan wajah aslinya yang bisa dikatakan sangatlah 'seram' matanya yang sangat merah, dan wajahnya yang bisa dibilang sangatlah hancur karna kulitnya yang terkelupas dan hanya darah dimana mana.
Dia berkata pada saya saat itu " Ada yang mau aku sampaikan. Tolong bantu aku. " Jawabnya dengan lembut. Aku cukup terkejut saat itu, ternyata dia tidak marah. Memang wajahnya saja yang ternyata sangat menyeramkan.
" Baik. Besok dia akan bertemu denganku. Aku akan menolongmu menyampaikan apa yang ingin kamu sampaikan, tapi Aku mohon, Keluar dulu dari tubuh temanku.
Akhirnya dia menyetujuinya. Dia keluar dari tubuh temanku.
Aku bertanya pada temanku " Na, gimana badannya? "
" Udah enakan ka alhamdulillah ga segemeteran tadi tapi gue lemes banget ka badan gue sakit semua jalan gue pincang, tangan gue sakit banget demi tuhan muka gue juga perih banget bawaannya. Mata gue juga berair mulu bawaannya mau nangis aja gatau kaya nyesek aja batin gue "
" Gapapa Naa. Terus aja dzikiran, solat wudhu biar enakan ya? Besok kita ketemu.. "
Dan dari sinilah awal pertemuanku dengan dia..
" Kaa! Gue gemeteran lagi yaallah gue bener bener gakuat kaa gue semaleman gabisa tidur gue kebayang dia terus gue di tampakin terus ka di mimpi, dimana mana. Yaallah daritadi gue nangis gajelas yaallah kaa tolong gue "
Booom! Baru saja membuka mata, aku sudah mendapat pesan seperti itu. Akupun langsung bergegas secepat kilat untuk kekampus.
" Na. Gue udah dikampus! Cepet kekampus. Tahanin dulu! Cepet! Jangan di biarin masuk. Terus dzikiran. "
Panikku saat itu. Ya. Saat itu aku baru saja sampai dikampus. Dan tidak tau mengapa aku selalu terbayang sosok yang berdiri disebelah sahabatku itu. Dia juga semalaman menghantuiku. Sial memang. Aku ikut di hantui.
Sesampainya Rena dihadapanku, aku merasakan aura yang sangat menyedihkan dari dia. Ntah mengapa perasanku bawannya menjadi tak karuan. Berkecamuk. Seperti banyak hal yang aku ingin sampaikan, namun tidak bisa tersampaikan.
Aku pun dengan cepat membawa rena ke belakang kampus. Saat itu kondisi tidak terlalu ramai, namun sialnya ada satpam yang terus mematai kami sedari tadi. Karna Rena yang terus terusan menangis. ( Kondisinya Rena sudah bukanlah Rena )
Aku tau dia bukanlah rena temanku. Karna dari segi nada berbicaranya kepadaku yang sangatlah berbeda dan terkesan sangatlah halus.
Aku memeluknya erat sekedar memberinya ketenangan. Namun sialnya aku rasa dia sedikit 'menaruh ketertarikan' kepadaku. Padahal aku juga wanita.
Kalian pasti tertawa dan bingung Mengapa bisa begitu?
Karna aku bisa dikatakan tidak terlalu Feminim. Aku senang memakai Kaus dan Celana Jeans serta Kemeja atau hoodie saja untuk sehari hari. Dan sialnya saat itu rambutku juga sedang pendek bisa dikatakan sangat pendek untuk ukuran wanita
Itu yang membuat satpam kampusku berkali kali mengecek kami karna dia curiga kami sepasang kekasih yang sedang bertengkar atau kenapa.
Dan sialnya juga beberapa kali setiap aku mengisi bensin aku sering sekali dipanggil " Mas atau Bang " oke skip ini tidak penting.
Lanjut kepermasalahan..
Saat itu temanku makin menangis histeris dan tersedu sedu. Aku bertanya " Kenapaa?! kenapa nangis? Udah jangan nangis. Berisik. Nanti banyak yang ngira aneh aneh. "
" Tolong aku tolong! Aku takut! Aku dimarahi! Aku dimarahi! dia mengusirku! Dia jahat! Dia jahat! Dia memaksaku! Tolong aku! " Ucapnya berteriak sambil menangis histeris.
Aku panik. Demi apapun aku panik. " Kamu kenapa?! Siapa yang memarahi kamu. siapa?! "
" Dia! Dia! Jahat! "
Aku diam berfikir. Aku mencoba menelusuri kedalam fikirannya. Dan aku menemukan..
" Sosok tinggi hitam besar, mempunyai bulu, cakar yang panjang. matanya sangat merah. Dia siapamu? Atasanmu? " tanyaku.
" Iya dia iya dia!! Dia memarahiku! Dia mengutusku untuk mengikutinya!! Aku tidak mau mengganggunya (rena) namun dia yang memaksaku! Dia orang baik! (Rena) tapi aku dipaksa! Aku dipaksa! " Teriaknya semakin histeris ketakutan. Badannyapun bergetar hebat.
" Ada apa memang? Apa salahnya? Apa salah rena?! Mengapa kamu disuruh mengikuti temanku sampai sini?! "
" Dia melihatku saat aku menggantung! Maka dariitu aku mengikutinya! Aku dipaksa! Dia orang baik! Aku dipaksa! Dia orang baik!
" Aku kasian juga kepada dia! Dia menggigil kedinginan setiap aku ingin memasuki nya! Dia selalu berdoa membaca alquran! Dia kesakitan! Aku jug! Dia merasakan apa yang aku rasakan! Tapi aku harus! Aku dipaksa! Aku harus! Aku takut! Dia orang baik! Maafkan aku! Aku dipaksa! "
Dia berkali kali berkata bahwa temanku baik, iya memang. Rena juga sangat taat agama dan baik hati.
Jadi disini memang rena saat sedang pergi berdua bersama reni (samaran) saat mereka sedang acara kampus di sebuah villa. Mereka berdua tertawa kencang dan tidak sengaja melihat sosok perempuan menggantung di pohon besar dan sosok anak kecil dibawah pohon itu.
Maka dariitu mereka diikuti oleh sosok perempuan dan Anak kecil. ( Rena dengan perempuan ) ( Reni dengan Anak kecil ) karna mereka tau. Rena dan Reni (tidak sengaja) ini bisa melihat mereka.
Mari Lanjut ke Rena.
" Lalu mengapa kamu dipaksa mengikutinya?! Apa salah dia?! Jawab aku! jangan terus menangis! " ucapku dengan lumayan meninggi. Jujur aku emosi karna dia terus terusan menangis dan tidak menjawab pertanyaanku.
" Temannya berzinah! Temannya mengganggu! Temannya kotor! Mereka membuang darah sembarangan! Ini tempat kami! Kalian datang untuk merusak! Kalian mengganggu! Kalian tidak izin kepada kami! Kalian kurang ajar! Kalian tidak permisi dan minta maaf! Kurang ajar!! "
" kalian bertindak semaunya! Kalian tidak tau aturan! Ini rumah kami! Jangan seenaknya! Raja kami marah! Dia tidak suka dengan kalian! Kalian benar benar mengganggu! Kalian kurang ajar! Kurang ajar! Lihat! Karna kalian aku menyakiti dia! (Rena) dia anak baik! "
Teriaknya semakin histeris membela rena. Karna dia memang sangat menyukai rena karna rena itu adalah anak yang baik.
" Jadi itu yang ingin kamu sampaikan? Yasudah nanti aku beritau, aku beritau kepada temannya untuk meminta maaf kepada kamu dan raja kamu. Tapi aku mohon, pulang. Pulang. Sebelum aku mengeluarkan kamu secara paksa dan malah menyakitimu. "
Aku membisikkannya ayat khursi. Dia semakin menangis sambil menutup telinganya.
" Panas! Jangan! Panas! Aku mohon jangan! " katanya.
" Panas bukan?! Maka dariitu pulanglah sendiri! " Jawabku dengan sangat kesal. Karna kondisi temanku yg benar benar sudah memperihatinkan. Wajahnya sangat lusuh. Badannya dingin. Matanya membengkak karna semalaman menangis dan tidak bisa tidur.
" iya aku pulang! Aku pulang! Tapi aku sedih aku sedih aku kesepian! Aku kesepian! Aku ingin ikut dia saja! Aku kesepian! " Tangisnya lagi. Namun sekarang tangisnya bukan ketakutan, namun ntah mengapa aku merasa ini adalah tangisan pilu. Tangisan yg menyayat hati.
" Mengapa? Mengapa kamu ingin ikut dia?! Liatlah dia kesakitan. Dia tersiksa karna kamu mengikutinya. Kalau kamu baik, jangan ganggu dia! Kamu menyakitinya! "
" Aku dibunuh! Aku dibunuh! Aku tidak bunuh diri! Aku dibunuh! Mereka membunuhku! Mereka membunuhku! Mereka jahat! Mereka jahat! Aku di cekik! Mereka menarik tubuhku paksa! Aku diperkosa! Aku melawan! Namun aku dipukul! Aku jatuh! Aku diseret! Aku diperkosa! "
Teriaknya sangat histeris. Beruntung saat itu sudah jam masuk, jadi sangat sepi sekali.
Aku menangis. Demi apapun aku menangis. Dia menangis sangat keras dan sangat pilu. Aku tau kesedihannya. Aku merasakannya. Aku tau. Wajar sekali wajahnya hancur, kakinya patah, badannya penuh luka lebam dan terdapat darah dimana mana.
Maka dariitu temanku (rena) merasa wajahnya selalu perih, kakinya menjadi pincang tiba tiba, tubuhnya sakit semua. Karna dia merasakan apa yang dia rasakan.
" siapa yang melakukan itu? Siapa? Dimana? Dan mengapa bisa?! " Tanyaku sambil menangis miris.
" Aku sedang pergi melewati kebun! Aku ingin bertemu ayah! Aku bertemu mereka! Mereka mabuk! Mereka 5 orang! Mereka jahat! Mereka menggilirku! Aku kesakitan! Aku pingsan! Namun mereka tetap memperkosaku paksa! Sakit sekali! Sakit! Sakit sekali semua tubuhku sakit! "
" Aku masih kecil! Aku sakit! Mereka menjambakku! Merobek semua bajuku! Mereka menikamku beramai ramai! Sakit sekali! Sakit! Aku benci mereka! Mereka jahat! Sehabis memperkosaku mereka menggantungku di pohon itu! Aku belum mati! Aku hanya sedang lemas kesakitan! "
" Aku belum mati! Aku sakit! Aku sakit! Orang tuaku tidak tau! Sampai sekarang Mereka mengiraku diculik! Orangtuaku mencariku kemana mana! Mereka tidak tau aku sudah mati! Aku mohon doakan aku! Tidak ada yang mendoakan aku " Ucapnya sambil menangis memohon.
Setiap dia berucap, dia sambil memperagakan, saat dia ditampar, dipukul, dijambak, dirobek bajunya, dan dia selalu memukul dadanya untuk menyampaikan rasa batinnya yang terasa sesak.
" Orang tuamu tidak tau? Lalu kenapa kamu tidak pulang kerumah orang tuamu setidaknya hadir di dalam mimpi mereka? " Tanyaku.
" Tidak bisa! Aku sudah di tahan disini! Aku ditahan! Aku tidak bisa kemana mana! Aku ditahan mereka! " (Raja nya)
" Lalu aku harus apa? Apa yang harus aku bantu, siapa namamu dan berapa usiamu? " Jawabku sambil menghusap air matanya. Sungguh aku pedih sekali. Aku merasakan apa yang dia rasakan. Aku mengambil tangannya dan membelainya hati hati, dibagian lukanya dan dia meringis kesakitan.
" Aku melisa! Aku masih 15 tahun! Aku baru berulang tahun! Baju itu dari ayahku! " Ucapnya kembali menangis tersedu sedu.
Sekarang aku tau. Pantas saja dia sangat sedih karna dia masih remaja dan baru saja berulang tahun namu naas, ajal menjemputnya dengan cara keji.
" Lalu melisa mau apa.. bilang aku kamu mau apa? " Jawabku melembut. Karna aku mensepadani usianya yang dibawahku.
" Tolong aku! Doakan aku! Bantu aku! Aku tidak bisa pulang! Aku ingin beristirahat! Tolong aku! Aku rindu orang tuaku! Mereka masih mencariku! Tolong aku! "
Aku diam, aku mendoakan dia.
" Aku udah doain kamu, terus apa yang kamu minta sekarang? Liat. rena kelelahan karna kamu. "
" aku ingin ikut dia! Dia orang baik! Dia temanku! Aku janji tidak mengganggu! Dia orang baik! Aku ingin ikut dia! " Ucapnya sambil membelai lembut dadanya sendiri
" Tidak bisa. Kalian beda alam. Gak gaboleh. Kalo kamu ikut dia, dia bakal celaka. Raja kamu bakal marah! "
Dia semakin menangis histeris.
" Jangan nangis! Kamu boleh dateng kapanpun kamu mau! Antara ke aku atau rena! Tapi jangan ngikutin dia! Kamu bahayain dia! Kalau kamu sayang dia jangan diikutin! "
Setelah beberapa lama dia terus memaksa ikut rena, akhirnya dia setuju untuk keluar dari badan rena dan tidak lagi mengikutinya. Namun dia meminta untuk sesekali dia datang kehadapan rena / aku. Aku iyakan.
" Tetapi aku mau adikku! Aku ingin pulang bersama dia! "
" Adik kamu? Emang Dimana adik kamu? " Aku bingung. Karna aku tidak melihat kehadiran siapapun selain sosok melisa ini ditubuh temanku.
" Dia bersama sahabatnya! Dia menggantung ditangan sahabatnya! "
Aku mengerti. Ternyata itu yang membuat reni akhir akhir itu bercerita yang isinya selalu mengeluh pegal ditangan.
" Baik! Aku bakal temuin kalian. Tapi keluar dulu dari tubuh rena! Kamu cukup disampingnya. Jangan masuk! "
Dia mengangguk. Tidak lama dia keluar dari tubuh rena. Rena bingung. Dia melihatku dengan tatapan aneh dan bertanya tanya. Dia bingung mengapa wajahnya sangat lusuh dan basah karna air mata.
" Gue kenapa ka?! " Paniknya.
" Udah gapapa. Kerumah reni yo? Adenya ada sama reni dia minta pulang sama adenya. "
" Tapi gue lemes banget ka gue gakuat jalan. Gue pegel banget. Badan gue sakit semua. "
" Wajar. Lo masih ngerasain bekasnya. Dia aja menginggalnya perihatin gitu. " Aku memberinya air minum penetral (air yang sudah didoakan yang diajarkan oleh guruku) dan dia merasa lebih baik. Baru aku segera mengantarkan rena kerumah reni.
Sekitar 1/2 jam diperjalanan, Rena kembali menggigil hebat. Aku marah. Aku sangat marah. Karna melisa tidak menepati kata katanya untuk tidak masuk dulu ketubuh rena.
" Melisa. Kamu mau aku keluarin paksa beneran ya? " Ucapku berbicara dalam batin. "
" Rajaku marah! Aku harus cepat pulang! Cepat! "
Aku mempercepat laju kendaraan karna rena yang terus menggigil dan selalu berucap " ka gue gakuat ka dia mau masuk lagi. Gue gakuat. Yaallah gue gakuat. Cepet ka cepet. "
Sesampainya dirumah Reni, aku langsung cepat cepat memasuki ruangan yang hanya berisi kami bertiga.
Dan ya. Benar sekali. Aku menemukan sosok anak kecil laki laki berumur sekitar 2-3 tahun sedang menggantung di tangan temanku.
Aku belai kepalanya. Mengajaknya berbicara. Kepalanya berdarah. Aku penasaran mengapa dia bisa meninggal, ternyata dia tidak sengaja terperosok kedalam jurang saat sedang bercanda dengan temannya.
Melisa ku biarkan masuk kedalam tubuh rena kembali.
" Ini adikmu udah disini! Ayo cepet pulang! "
Sebelum itu tentu aku, rena dan reni mendoakan mereka terlebih dahulu.
Melisa menyampaikan dia senang bertemu denganku, dia senang aku tidak menyakitinya seperti orang sebelumnya yang memaksa untuk mengeluarinya secara paksa dan malah menyakiti keduanya. ( Melisa dan Rena )
Akhirnya merekapun kembali kealam mereka. Dan melisa sempat menyampaikan sesuatu kepada kami. Sesuatu yang menurut kami sangat menyayat hati. Dia berkata..
" Hargai hidup kalian! Jika kalian sudah sepertiku kalian tidak bisa kembali lagi! Tidak bisa bertemu keluarga! Aku sudah memohon untuk kembali hidup namun tidak bisa! Tolong hargai hidup kalian! "
Ya. Benar. Jujur dulu Aku pernah berfikiran untuk bunuh diri. Namun saat dia berbicara seperti itu, aku sadar. itu adalah jalan yang sangat konyol. Lihatlah melisa. Dia ingin hidup kembali, namun sayangnya tidak bisa.
Dan akhirnya melisa kembali kesana. Sebuah Pohon besar berada di belakang Villa yang berkawasan di Puncak.
Jika kalian bertanya

" Emang gada yg tau ada yg bunuh diri? "
Jawabannya adalah ada. Orang pemilik Villa tersebut tau. Namun saat itu Melisa ditemukan hanya tinggal tulang belulang. Dan pemilik villa tersebut memilih untuk menyembunyikan hal itu agar villanya tetap ramai.
" Lalu bagaimana melisa sekarang? "

Sebulan lalu aku diberitau rena jika Melisa masih mengganggu rena, namun tujuannya baik. Karna mengungkap suatu hal buruk yang terjadi kepada rena, namun rena terganggu karna melisa yang terus mengumbar hal yang menurut rena pribadi.
Maka dariitu akhirnya rena memilih seorang ustad untuk membantu 'menghusirkan' sosok melisa. Dan sampai saat ini melisa sudah tidak ada.
Cukup sekian Thread dariku soal temanku, Melisa. terimakasih sudah membaca :)
Isi dari semua ini 100% True story. Tidak ada yang ditambahkan / kurangkan. Hanya mengurangkan hal yang sedikit bersifat privacy untuk rena ataupun melisa.
Jika kalian mempunyai pertanyaan seputar melisa ata apapun kalian bisa bertanya.
Oh iya sebelumnya aku minta tolong untuk kalian bantu doakan melisa dan adiknya, agar mereka tenang dialam sana dan dapat beristirahat dengan tenang di atas sana 🙏🏻
Sekali lagi terimakasih, dan sampai bertemu di thread selanjutnya!
Sedikit tambahan, tadi saya belum menceritakan apa yang melisa maksud dengan " Berzinah "

Berzinah yang melisa maksud disini ternyata adalah teman dari Rena ini Melakukan Solat berdua (Laki laki dan Perempuan) didalam satu kamar.

Dan ternyata benar, Ini juga termasuk berzinah.
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to I Can See You
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member and get exclusive features!

Premium member ($30.00/year)

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!