Profile picture
IG : kangmaman1965 @maman1965
, 19 tweets, 3 min read Read on Twitter
Komunikasi sosial kita belakangan ini, menurutku, alih-alih menjadikan kegiatan politik kita sebagai aktivitas menggagas upaya menghadirkan kemaslahatan bersama, justru yang terjadi sebaliknya.
Tak sedikit yg terjadi malah -- dg sadar atau bodoh atau malah pintar membodohi -- mengoyak kesamaan, mengacak-ngacak imaji kolektif kita sbg bangsa dg menebar cela hina dina, kebohongan yang disengaja, adu domba pecah belah hingga beragam fitnah berbalut kebencian SARA.
Tiang-tiang imaji kebersamaan sebagai bangsa diporakporandakan oleh mulut-mulut enteng para politisi dan orang-orang yang mengaku paling tahu tentang politik. Atau, oleh buzzer-buzzer yang siap menggadaikan integritasnya demi gemerincing koin ber-angka.
"Rumah kebangsaan" yang sungguh susah sulit dibangun dalam waktu tak singkat dibikin retak-retak oleh manuver-manuver seenaknya demi merebut kekuasaan. Dikotomi-dikotomi diraungkan kembali, tanpa peduli jalinan kebersamaan yang sudah dibangun selama ini akan jadi luluh lantak.
Kematianmu kehidupanku - mors tua vita mea, seperti demikian mendalam tertanam di tekad dengan segala kenekatan.
Mereka tahu mereka bohong, mereka tahu mereka sedang mengaduk-aduk dan mengoyak-ngoyak kebersamaan, yang sudah susah dibangun sejak lama, tapi pura-pura tidak tahu demi kursi dan posisi. "Toh, nanti kalau sudah duduk bisa kita perbaiki."
Karena katanya, "Kita harus merebut 'pena kuasa' untuk bisa melakukan segalanya. Merusak atau memperbaiki, rebutlah 'pena' itu terlebih dahulu."
Yang dimaksudnya, rebut dulu, karena segalanya bisa dilakukan hanya dengan bermodal pena: tanda tangan. Tapi harus berkuasa dulu untuk bisa tanda tangan apa saja. Bagaimana caranya, ya itu tadi, halalkan saja segala cara.
Dan selama menuju ke sana, tak boleh ada kata mengaku salah -- sebab konsekwensi mengaku salah adalah siap menerima hukuman, termasuk tak mungkin bisa merebut pena kuasa untuk menandatangani segala hal yang diingini.
Aku jadi teringat ajaran, kita harus meragukan mereka yang menilai dirinya sempurna sembari menyalahkan orang lain. Bukannya mengaku salah.
Di kondisi seperti ini, saya masih terus berusaha memaksa diri saya untuk percaya bahwasanya memang mustahil untuk menghentikan manusia berpolitik, karena pada dasarnya manusia itu makhluk politik. Toh, pilitik itu baik: sebuah seni mengelola kepentingan warga.
Dan politik yang beradab itu --mengelola kepentingan bersama, menyejahterakan warga -- merupakan bentuk paling luhur dari sebuah bangsa yang berperadaban adiluhur.
Kalau ada yang mempraktikkan model-model berpolitik yang jauh dari substansi politik warga negara yang ideal, itu pasti cuma "oknum".
Tp kl oknumnya banyak & sdh kebanyakan & tak putus2nya mengedepankan sentimen negatif dg menghujat, menghukum, mempersekusi kelompok yg berbeda dg mencari pembenaran2 dg membajak Kalimat2 Mulia, apakah aku masih harus terus berbohong untuk mengatakan: kita masih baik-baik saja?
Ah, aku sedang meyakinkan diriku kalau ucapan Aristoteles memang benar, dan masih diyakini kebenarannya, bahwa: (su gguh) penting kebanggaan karena memiliki kebajikan (kejujuran dan integritas).
Jantung hidup pemimpin di segala lini kekuasaan -- eksekutif, legislatif, judikatif hingga ke level RT/RW -- dan juga para politisi itu adalah kejujuran dan integritas. Kalau tak lagi punya hal itu, artinya denyut jantung mereka sudah berhenti berdetak alias mati!
Jadi aku masih boleh berharap, mereka yang masih hidup, masih punya denyut kebajikan -- kejujuran dan integritas.
Dan mereka tak mungkin berprinsip: mors tua vita mea (kematianmu kehidupanku) dalam berpolitik, tapi mengutamakan kejujuran dan integritas demi tujuan mulia politik: menyejahterakan warga, mengelola kepentingan bersama.
Atau, apakah selama ini aku salah memaknai megalopsuchia: kebanggaan karena kebajikan?

Semoga tidak.

#guMAMANakhirtahun2018
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to IG : kangmaman1965
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member and get exclusive features!

Premium member ($30.00/year)

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!