, 12 tweets, 3 min read Read on Twitter
Depresi? Makanya B̶e̶r̶s̶y̶u̶k̶u̶r̶ Konsultasi

Depresi bukan hanya urusan perasaan. Dalam perjalanannya depresi mengganggu struktur otak, yang sebenarnya berpotensi kembali baik jika ditangani dengan serius.

-Sebuah Thread-
Dalam kondisi stres, tubuh akan mengeluarkan kortisol. Awalnya kortisol ini baik, kecuali jika terjadi terus menerus, maka kortisol bersifat toksik terhadap sel saraf. Pada depresi, kortisol ini meningkat dalam jangka waktu yang panjang.
Ada banyak area otak yang terganggu, sebut saja amygdala, hipokampus dan prefrontal cortex. Penjelasan saya nanti adalah penyederhanaan saja, aslinya jauh lebih rumit dan kompleks.
Amygdala merupakan salah satu area otak yang mengatur respon emosional, termasuk rasa takut, fight vs flight response. Pada depresi amygdala ini mengalami hiperaktivitas, jadi lebih sensitif.
Respon emosional yang diperantarai oleh amygdala misalnya anger, pleasure, sorrow, fear, dan sexual arousal. Amygdala menjadi aktif ketika memori yg bersifat emosional teraktivasi (mis. Situasi menakutkan). Peningkatan respon amygdala ini terjadi pada kondisi depresi
Prefrontal cortex merupakan area yang mengatur kontrol emosi, respon inihibisi, pengambilan keputusan.

Nah area ini terganggu dan berkurang volume nya pada kondisi depresi.
Tiap bagian dari prefrontal cortex tadi pun berbeda beda akibat kerusakannya. Ada yang membuat kapabilitas kognitif nya terganggu (DLPFC), ada yang menjadi well being nya terganggu (ACC), kesedihan dan merenungkan yang nggak menyenangkan (VMPFC). Macem-macem
Sekarang bisa dipahami kenapa orang yang depresi sulit berpikir, kesulitan meregulasi emosinya kan?

Bukan karena jiwanya lemah (saya ga paham bahkan jiwa lemah itu apa), kurang bersyukur, bukan. Memang ada masalah pada otaknya. Pada kondisi yang berat, ini perlu diobati.
Sekarang hipokamous. Area ini bertugas dalam memori jangka panjang. Hubungan antara hipokampus dan amigdala bisa menyebabkan

"sakitnya tu disini, di dalam hatiku"

Walaupun kejadiannya sudah berlalu, kita masih menyimpan rasa sakit akan hal tersebut dan membuat kita waspada
Depresi mengganggu pertumbuhan sel hipokampus. Peningkatan kortisol yang kita bahas di awal tadi yang bersifat toksik terhadap sel saraf, mengakibatkan volume hipokampus juga mengecil.

Alhasil, regulasi mood jadi terganggu.
Depresi itu nyata. Kurang kurangilah stigma yang melekat pada depresi, tuduhan "kurang bersyukur, kurang ibadah" itu tidak menolong dan menyakitkan. Beribadah itu baik, jika dilakukan dgn kesadaran dapat membantu penyembuhan depresi. Tapi bukan itu yang menjadi penyebab depresi.
Depresi itu kompleks, sebuah gangguan yang berasal dari masalah bio-psiko-sosial. Penanganannya pun perlu mempertimbangkan keseluruhan aspek ini.

Depresi? Yuk konsultasikan ke ahlinya (psikolog klinis dan psikiater)
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to dr. Jiemi Ardian
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!