Sesuai dengan deal2an kemaren, hari ini kita akan ngobrolin peran Indonesia di ranah diplomasi Perang Sipil Kamboja..
Bentar2 sob.. ngapain ini Indonesia ikutan maen di negara segaplek Kamboja?
Dalam hal ini, kenapa Kamboja bisa terjebak Perang Sipil?
Dan, kenapa Perang Sipil dan konflik turunannya terjadi sangat lama di Kamboja? Dua pertanyaan inilah yg jadi kunci keterlibatan Indonesia nantinya
Iya, klo lu lahir tahun 68 di Kamboja, lu baru ngerasain damai sesudah 23 tahun hidup
Iya, pas itu China sama Soviet sudah mengalami Sino Soviet Split
Tapi lucunya, di saat yang sama (atas nama stabilitas), Sihanouk ngangkat Lon Nol yang sangat Pro-US sebagai Menhan..
Asli, ini orang pengen bebas aktif, tapi aktif ga jelas dukung yang mana
TAMPAKNYA TIDAK SODARA2..
Iya, sesuai dengan pemikiran agak jauhhhhh dikit aja, sesudah Partai Konservatif menang, Lon Nol naik jadi Prime Minister dan gak lama, kudeta terjadi..
Yaaaa, buat Khmer Merah ini jadi angin segar alias tambahan pasukan..
Dan dari 68, Khmer Merah sudah mulai gerilyanya...dibantu Vietnam Utara..
Dan saat Vietnam Utara bersatu dengan Khmer Merah, Kamboja sudah mulai mengalami krisis kemanusiaan
Intinya, di semua daerah yang berhasil mereka rebut, mereka akan bikin terror seterror2nya.. mulai dari pengusiran paksa sampe eksekusi di tempat..
Ya, di tangan mereka lah sekolah bisa jadi kamp penyiksaan dan orang kota dilihat sebagai penyakit
Makanya mereka bener2 dibantai betul di pedesaan..
1 dari 4 orang di Kamboja mati di era ini..
Mereka ga butuh lebih dari 2 tahun sebelum rusuhnya nyebar ke Vietnam dan Thailand.. iya, Vietnam Utara yang dulu mbantu mereka naik dan berkuasa..
Apalagi mereka baru abis ngalahin US di tahun 75.. tahun 78, Vietnam ngegas mampus ke Kamboja.. dan yah, ga kaget lah yah kalo Khmer Merah langsung kelabakan..
Dan di sinilah Mochtar Kusumaatmadja mulai punya pikiran.. sederhana aja, ini orang2 kudu dikumpulin dulu sambil minum bareng..
Di sini, lahirlah Jakart Informal Meeting tahun 1988..
Well, simple, awkward.. wajar lah, kek lu ketemu mantan temen yang udah jadi musuh, udah perang lama, trus akhirnya diajak ketemu bareng..
Yang diundang pun ga main2..
Semua dengan ketakutannya masing2, kaya kakak adek yang harus berdamai di muka orang tuanya..
Sederhana, Indonesia dianggap bener2 netral dalam kasus ini.. ga ada pro Vietnam, pro Soviet, apalagi pro China.. Indonesia cuma mau Kamboja damai..
Demi apa? Demi stabilitas regional..
Well, memang semua perlu proses.. setahun kemudian, Jakarta Informal Meeting 89 kembali dilakukan..
Vietnam yang melihat Kamboja sebagai “Afghanistan” dan “Vietnam” mereka pun mundur.. pemerintah Kamboja yang mandiri akhirnya berdiri..
well, orang ini sama masuk nerakanya kaya Hitler..
Kamboja, yang dari tahun 97 udah pengen banget masuk ASEAN, akhirnya masuk ASEAN di tahun 99.. 30 tahun sesudah semua kerusuhan ini..
Alias, percayalah, Indonesia ga semedioker di ASEAN.. Kamboja menjadi buktinya..
And on that bombshell, it’s time to end.. silahkan nimbrung ngobrol dgn reply yaaa.. thank you! 😁