Profile picture
, 16 tweets, 3 min read Read on Twitter
Dewabrata Bhisma

Sekuat2nya gada Bima, sesakti2nya panah Arjuna, tak akan mampu menggores kulit Bhisma. Ksatria sesepuh bangsa Bharata, Putra Prabu Santanu dan Dewi Gangga itu terlampau sakti. Bahkan gurunya sendiri, Parasurama, tak mampu mengalahkannya.
Tapi Bhisma sadar, berdiri di pihak Kurawa dalam perang Mahabharata, hanyalah urusan formalitas kewajiban. Bahwa ia sudah bersumpah membela Hastina, apapun sebab dan resikonya. Maka ketika Vasudewa Krisna mengingatkannya akan tanggungjawabnya yang lebih besar —
yaitu menegakkan kebenaran — sesungguhnya Bhisma sudah merelakan hidupnya. Ia sadar, prinsipnya, sumpahnya, dan kesaktiannya kini menjadi penghalang bagi mekarnya kebenaran.

Maka malam itu, ketika terompet ditiup tanda pertempuran berhenti untuk istirahat, Vasudewa Krisna..
menuntun Yudistira dan Arjuna berjalan menyeberangi lapangan Kurusetra yg masih anyir bau darah, menuju perkemahan Kurawa. Adab Ksatria jaman itu mengatur, saat waktunya jeda pertempuran, para pihak yang berlawanan bersikap tanpa permusuhan, bahkan bisa bercengkerama..
berbagi obat2an, dan saling mengobati — meski besok pagi orang yg diobati mungkin saja akan membunuhnya, atau sebaliknya.

3 Ksatria dari pihak Pandawa itu dengan sopan minta ijin menghadap Bhisma. “Silakan masuk, Vasudewa. Terimakasih sudah menuntun cucu2 kesayanganku kemari.
Aku sesungguhnya sudah memiliki firasat kalian akan datang”.
“Maafkan kami harus bertempur melawan eyang... “ kata Arjuna menunduk. Kata2nya tercekat, tenggorokannya kering, air matanya tumpah. Ia ingat tadi siang dengan garang melepas ribuan anak panah ke arah kakek..
yg sangat dicintainya itu, meski tak ada satupun yang mampu menyentuh tubuh Bhisma. “Cucuku, Vasudewa mengetahui semua rahasia kebenaran. Ia menjadi kusir keretamu. Percayalah, kalau kamu melakukan hal yang salah, ia akan mengingatkanmu”
“Vasudewa..” kini pandangan Kakek Bhisma..
beralih ke arah Krisna. Ia tak mau hanyut oleh kesedihan cucunya tercinta. “Terimakasih sudah membukakan rahasia kebenaran tadi siang, di medan Kurusetra. Kau benar, Vasudewa. Aku bertanggungjawab atas perang ini. Meski niatku selalu baik, tapi kekakuan sikapku atas sumpah2ku..
telah menjerumuskan bangsa Bharata pada perang besar ini”

”Arjuna, besok majulah ke medan perang bersama Srikandi. Kamu pastikan dia bisa menjangkau aku. Lindungi dia, lalu biarkan ia bertempur melawanku” kata Kakek Bhisma kembali menatap Arjuna. Pandangan mata itu adalah..
pandangan penuh kasih sayang. Yudistira dan Arjuna merasa dipeluk dengan penuh kehangatan, sebagaimana masa kecil mereka dulu. “Nanti, Vasudewa akan memberitahu kalian alasannya, kenapa harus Srikandi yang melawanku” kata Bhisma menutup pertemuan.
Di perjalanan kembali ke kemah Pandawa, Yudistira dan Arjuna terus memendam tanya: mengapa Srikandi ? Bila Arjuna saja tak mampu menyentuh Bhisma, apalagi Srikandi?
“Kakek Bhisma telah memutuskan memberikan hidupnya demi menangnya kebenaran. Di dunia ini hanya ada 1 orang..
yang bisa mengalahkan kakekmu yg maha sakti itu. Dialah Srikandi” Vasudewa membuka percakapan. “Kenapa Srikandi, Vasudewa?”
Lalu Vasudewa Krisna membuka lembaran2 kisah Bhisma yg kelam. Bagaimana tanggungjawabnya pada kerajaan telah membuatnya menyakiti hati seorang putri Kasi..
bernama Amba, yg kini lahir dlm wujud Srikandi, dgn 1 tujuan kelahiran: menuntut balas. “Bhisma tdk akan menyakiti Amba 2x. Ia tau ini adl waktunya penebusan dosa. Besok, ia akan membiarkan panah2 Amba menembus tubuhnya. Itu jg akan membuka jalan bagi kemenangan kebenaran”

***
*****
Para Ksatria, harusnya memegang buku saku berisi kisah kepahlawanan Bhisma, dan menjadikannya bacaan wajib. Kisah hidup seseorang yang menyerahkan hidupnya untuk memberi jalan bagi mekarnya kebenaran.

Mereka yang sudah terbukti salah dan kalah, tetapi tetap ngotot..
mengganggu, membuat huru hara, tidak tertib hukum, tdk mengikuti tertib konstitusi, harusnya belajar dan malu pada Bhisma. 5000an tahun sebelum Masehi, Itihasa Hindu sudah mengajarkan peradaban itu. Tapi di jaman modern dengan peradaban maju hari ini, kita kadang masih melihat..
orang2 yang tanpa malu menginginkan apa yang bukan haknya, dan hendak merebutnya dengan berbagai cara.

Mereka tertinggal puluhan ribu tahun dari peradaban Itihasa.
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to HinduGL
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!