Maka malam itu, ketika terompet ditiup tanda pertempuran berhenti untuk istirahat, Vasudewa Krisna..
3 Ksatria dari pihak Pandawa itu dengan sopan minta ijin menghadap Bhisma. “Silakan masuk, Vasudewa. Terimakasih sudah menuntun cucu2 kesayanganku kemari.
“Maafkan kami harus bertempur melawan eyang... “ kata Arjuna menunduk. Kata2nya tercekat, tenggorokannya kering, air matanya tumpah. Ia ingat tadi siang dengan garang melepas ribuan anak panah ke arah kakek..
“Vasudewa..” kini pandangan Kakek Bhisma..
”Arjuna, besok majulah ke medan perang bersama Srikandi. Kamu pastikan dia bisa menjangkau aku. Lindungi dia, lalu biarkan ia bertempur melawanku” kata Kakek Bhisma kembali menatap Arjuna. Pandangan mata itu adalah..
“Kakek Bhisma telah memutuskan memberikan hidupnya demi menangnya kebenaran. Di dunia ini hanya ada 1 orang..
Lalu Vasudewa Krisna membuka lembaran2 kisah Bhisma yg kelam. Bagaimana tanggungjawabnya pada kerajaan telah membuatnya menyakiti hati seorang putri Kasi..
***
Para Ksatria, harusnya memegang buku saku berisi kisah kepahlawanan Bhisma, dan menjadikannya bacaan wajib. Kisah hidup seseorang yang menyerahkan hidupnya untuk memberi jalan bagi mekarnya kebenaran.
Mereka yang sudah terbukti salah dan kalah, tetapi tetap ngotot..
Mereka tertinggal puluhan ribu tahun dari peradaban Itihasa.