Thread by @GlHindu

Bagaimana pandangan (tafsir) Hindu terhadap LGBT ?
Merujuk kitab2 hindu, LGBT adalah penyimpangan dan tidak sesuai dengan "sabda tuhan".
MDS IX. 96 menyatakan sbb :
“Prnja nartha striyah srstah
samtarnartham ca manavah
Tasmat sadahrano dharmah
crutam patnya sahaditah”

https://twitter.com/meong_94/status/1200051875543797760

(Untuk menjadi Ibu wanita diciptakan dan untuk menjadi ayah laki-laki itu diciptakan. Upacara keagamaan karena itu ditetapkan di dalam Veda untuk dilakukan oleh suami dengan istrinya).

Sementara itu tujuan pernikahan menurut Hindu setidaknya ada 3 :

a. Dharmasampati, mempelai scr bersama2 melaksanakan Dharma yang meliputi aktivitas dan kewajiban agama spt melaksanakan Yajña. Dlm grhastalah Yajña dpt dilaksanakan scr sempurna.
b. Praja, mempelai mampu melahirkan keturunan yg akan melanjutkan amanat dan kewajiban kpd leluhur.

Melalui Yajña seorang anak dapat melunasi hutang jasa kepada leluhur (Pitra rna), kepada Deva (Deva rna) dan kepada para guru (Rsi rna).
c. Rati, mempelai dapat menikmati kepuasan seksual dan kepuasan-kepuasan lainnya (Artha dan kama ) yang tidak bertentangan dengan Dharma.

Jelas bahwa pernikahan idealnya melibatkan laki2 dan perempuan. Ini diperkuat dgn tujuan pernikahan yaitu untuk melahirkan anak, yang tak mungkin dicapai bila dilakukan dengan sesama jenis.

Lalu apakah LGBT diancam tuhan dgn kemusnahan di dunia dan neraka jahanam setelah mati?

Untuk yang ini, tak ada rujukannya. Dilihat dari hukum karma, karena LGBT tidak menghasilkan keturunan, maka LGBT tidak berkontribusi pada lahirnya penerus upacara yadnya, artinya jg tdk melakukan investasi pada proses pemeliharaan dan penciptaan.

Karena tidak melakukan investasi, maka tidak bisa berharap hasil. Sesederhana itu. Disitulah letaknya hukum Tuhan, bukan pada ujung cambuk api neraka.

Dalam Itihasa Mahabharata, Srikandi dikisahkan lahir perempuan dan melakukan "ganti kelamin" menjadi laki2.

Tak satupun mengutuk Srikandi. Tidak Kakek Bhisma, tidak penasehat bijak Widura, tidak pula sang Penguasa Waktu dan Kebenaran, Krisna. Nama Srikandi tetap harum sebagai pahlawan besar.

Atas saran Krisna, Arjuna pernah menyamar menjadi wanita, dan dilakukannya lagi untuk yang kedua kali ketika menjalani masa penyamaran di tahun ke 13 masa pembuangan.

Dari sekelumit kisah itu, meski Hindu memandang LGBT sebagai penyimpangan dan tidak sesuai "sabda tuhan", tetapi jg tidak menghakiminya atau mengancamnya dengan hukuman dunia dan neraka.

Srikandi tdk dilecehkan krn status gendernya. Sebaliknya ia dihormati atas tindakan2nya.