Hari ini saya mau share soal #pelecehanseksual yg terjadi beberapa waktu lalu. Pelaku tidak merasa melakukan hal tsb. Namun saya merasa harus #mulaibicara.
#pelecehanseksual terjadi di mana saja, kapan saja.
Bahkan di ruang-ruang yg kita anggap aman. Spt rumah, sekolah, tempat kerja, dg orang-orang yg bahkan sudah kita kenal.
Bahkan di ruang-ruang yg kita anggap aman. Spt rumah, sekolah, tempat kerja, dg orang-orang yg bahkan sudah kita kenal.
spt yg kita tahu, setiap 2 jam, 3 dari 5 perempuan mengalami kekerasan seksual. Dan riset tahun 2016, hanya 7% dari penyintas yg membuat pernyataan (tanpa bukti) kejadian tsb, dan 72% memutuskan utk tdk menceritakan kpd siapa pun. #mulaibicara #pelecehanseksual #kekerasanseksual
yg terjadi pada saya adlh satu dari sekian banyak kejadian. Dan dalam kasus saya, hal ini terjadi di tempat kerja, di mana saya kenal baik dg sebagian besar tim & hanya bbrp yg saya baru kenal. #mulaibicara #pelecehanseksual
Hari itu dimulai dg optimisme & semangat yg positif. Saya membantu teman2 membuat film pendek utk tugas akhir. Semua proses pra produksi sdh dijalankan dg baik: reading dg hampir semua para pemain, test look, dll. Dan hari itu syuting dimulai.
Sesuai dg kebutuhan cerita, lokasi syuting hanya berada di satu tempat, sebuah gedung pertunjukan. Kami bersiap-siap di ruang rias di belakang panggung bersama para pemain lain. Bbrp dari kami, termasuk saya, berkenalan dg aktor senior yg ikut bermain di film tsb.
Awalnya semua berjalan dg menyenangkan. Kami duduk di kursi penonton sambil memerhatikan proses adegan awal2. Kemudian aktor senior ini meminta saya duduk di sebelahnya utk melatih dialognya.
Singkat cerita, kami membahas dialog & stlh adegan di panggung selesai saya pindah ke belakang panggung. Tak lama, saya masuk ke ruang rias utk mengecek hp saya. Aktor senior tsb jg ada di sana menunggu kopinya.
Kami melanjutkan obrolan kami. Pd saat itu hanya kami berdua di ruang rias. Saya duduk di sebelahnya & mendengarkan ceritanya. Tiba2 dia menghadapkan kursinya ke saya & mengelus paha saya begitu saja. Saya kaget tp gak bs bereaksi apa2.
Cuma diam mematung & syok, gak percaya ini terjadi sama saya. Lalu dia dg biassnya melanjutkan obrolan. Saya yg sdh tidak nyaman tidak merespon omongannya. Tiba2, sutradara kami masuk sebentar ke ruang rias utk menanyakan salah satu pemain. Stlh itu saya ikut ke luar.
Selama syuting, adegan demi adegan, saya berusaha fokus dg permainan saya tp menjaga jarak dari aktor senior tsb. Dari jarak jauh saya terus memerhatikan teman pemain saya (yg jg perempuan) agar tidak sampai tll dekat dengannya.
Seluruh adegan di panggung selesai. Bbrp pemain sdh boleh meninggalkan lokasi. Selagi teman2 kru ngeset di belakang panggung, kami foto bareng sutradara & seluruh pemain. Saya berusaha menjaga jarak dari si aktor senior. Tp krn posenya berpindah pindah tempat,
akhirnya dia berdiri di sblh saya. Si aktor senior memasukkan jarinya ke pinggir celana jins saya & memegang erat sambil menggantungkan tangannya ke celana saya. Saya merasa jijik, marah, terlanggar atas perbuatannya.
Saya berusaha melepaskan pegangan tangannya di celana saya & membuat gerakan melompat ke depan, tp dia gak melepaskan tangannya malah menarik saya ke belakang.
Yg bikin saya marah adlh saya gak bisa bereaksi dg semestinya. Mgk krn saat itu syuting belum selesai, ada rasa khawatir reaksi saya akan dianggap berlebihan, bahkan si aktor senior itu akan berusaha ngeles dg begitu lihainya.
Spt yg dia lakukan skr wkt kami menyampaikan kejadian ini ke pihak manajemennya. Saya gak naif. Saya tau kejadian2 semacam ini banyak sekali yg gak tuntas. Bahkan kita dianggap mengada-ada. Saya mau dia minta maaf. Tp kl sdh spt ini, saya harus bicara spy ada yg mendengar.
Spy semua paham & mengerti bhw kejadian spt ini tidak boleh jd pemakluman dan pembiaran. Ada yg bisa kita ubah. Mgk gak akan pernah selesai. Tp kita bs mengubah pemikiran atas normalisasi bentuk2 pelecehan/kekerasan seksual. Udah gak jaman kita bercanda soal perlakuan seksual.
Gak jamannya kita ikut ketawa wkt ada yg komen soal penampilan/bentuk badan & seksualitas org lain, saat mereka yg dilecehkan dianggap sok sensi, yg tubuhnya dilanggar dibilang lebay & mengundang hal tsb terjadi. Merekalah yg harus dibuat malu krn melakukan hal2 tsb.
Malu bukan lg milik kita yg tubuhnya dilanggar. Bukan milik mereka yg berani & setia jd dirinya sendiri. Jd kl kita menyaksikan perbuatan semacam ini, yg mestinya malu adlh si pelaku. Dan kita bisa mulai bicara. Di ruang2 aman yg paling kecil pun, bisa.
Keadaan gak akan jd lbh baik kl kita gak berusaha mengubah keadaan itu. #mulaibicara, walau awalnya sulit, tp perlahan2 akan bs dilakukan. Semoga teman2 bisa menyadari hal2 tdk nyaman yg terjadi setiap hari di lingkungan kita sendiri.
