My Authors
Read all threads
---Based on True Story---
》》》A THREAD《《《

@bacahorror #bacahorror #thread #horrorstory
Namaku Munah, dari SD kelas 1 sampai lulus SMA aku tinggal bersama ortu di rumah dinas (waktu itu masih berupa Perusahaan Umum) di salah satu kota pantura di Jawa Tengah. Di sini Munah dan keluarga mengalami banyak sekali peristiwa horror
Peristiwa2 itulah yang akan Munah ceritakan dalam beberapa thread.
fyi. Keluarga Munah terdiri dari Papa, Mama, Munah anak pertama, Bagong anak kedua dan Markonah adek Munah paling bontot
1. BAYI BAJANG
@bacahorror #bacahorror #threadhorror

Pict: hanya ilustrasi (source: google)
Pernah dengar hantu bayi bajang?
Bayi yg meninggal sebelum dilahirkan, entah oleh sebab apapun.
(setan yg menyerupai bayi)
Adek saya Markonah...pernah terluka gara2 bayi bajang ini
Mau tau ceritanya?
Mohon maaf lokasi tidak bisa saya sebutkan untuk menghindari fitnah
Sebelum menulis tentang bayi bajang, Munah ijin dulu ke Mama dan
konsultasi ke Adekku Onah (Markonah) juga
Mama dan Onah ijinin dishare tentang cerita ini, asalkan:
1. LOKASI JANGAN DISEBUTKAN
2. Umur Onah waktu mengalami itu jg jangan disebutkan, karena nantinya orang-orang yg mengenal keluarga munah pada investigasi deh🤣😅
Bayi yang meninggal sebelum dilahirkan, entah karena sebab apapun, saya percayai langsung ke surga.
Bayi bajang yg saya ceritakan ini adalah jelmaan dari setan atau jin yang memanfaatkan aura negatif sekitarnya, yaitu "aura kematian"
fyi. Pada saat kejadian saya belum kenal istilah bayi bajang, bahkan istilah inipun baru saya ketahui setelah browsing sebelum menulis.
Baik, kita mulai saja ceritanya..
Ini denahnya ya, perhatikan baik2 supaya mengerti jalan ceritanya
Siang itu, pulang sekolah Munah seperti biasanya berjalan melewati jalan pintas. Hampir setiap hari berangkat maupun pulang sekolah Munah melewatinya, selain karena jarak tempuh menjadi lebih dekat, jalan pintas itu juga sangat teduh
Kalau beruntung bertemu dengan bu HD pemilik rumah, Munah pasti akan diberi kue. Jalan tembus itu melewati halaman depan rumah tetanggaku dan tembus ke halaman belakang
Dari depan sampe belakang akan melewati 3 pintu gerbang, karena di tengah juga ada gerbangnya. Gerbang tengah dan belakang akan ditutup waktu malam saja
Halaman rumah bu HD ini sangat luas, seperti yang terlihat dalam gambar denah, halaman dipenuhi oleh banyak pohon besar, kebanyakan pohon mangga yang sudah berumur tua. Di depan rumah terdapat sumur tua yang sudah tidak berfungsi dan ditutup kayu di atasnya
Siang itu sepulang sekolah, Munah kembali melewati jalan pintas. Walaupun terkesan sejuk dengan banyaknya pohon2 besar hingga terik matahari tidak bisa menembusnya, tapi Munah gak bisa menyebutnya "sejuk" dengan banyaknya makhluk astral disegala penjuru halaman
Tapi Munah sedikitpun tidak terganggu dengan keberadaan mereka, tapi tidak dengan kondisi di hari-hari berikutnya…
Ketika memasuki gerbang 1, semua tampak seperti biasanya. Si Kakek masih tampak berjaga di depan "kerajaan" beringin di sudut halaman depan. Si Cebol dgn wajah tuanya masih saja suka mengintip dari dalam sumur "yang tertutup", Mbak berdaster lusuh masih asyik "bersenandung" di-
-atas pohon mangga yang kalo mulai berbuah suka saya lemparin pake batu, terkadang bukan mangganya yang jatuh tapi batu itu kembali terlempar dari atas hingga mengenai badan Munah, setelahnya akan terdengar suara tertawa panjang dari si Mbak daster lusuh
Karena capek dan lapar, Munah mengurungkan niatnya untuk mengintip ke dalam rumah dari jendela dimana suara bayi itu berasal. Munah melanjutkan langkahnya menuju gerbang 3, lagi-lagi ketika hendak membuka gerbang, Munah kembali mendengar suara tangisan. TAPI...
Kali ini suara itu terdengar tidak jauh dari tempat Munah berdiri sekarang. Munah melihat sekeliling, yang tampak hanyalah pepohonan besar dan semak belukar yang nantinya menjadi lapangan badminton
Suara tangis bayi itu semakin kencang terdengar, Munah berjalan menuju asal suara ke sebelah kiri gerbang 3. Ketika semakin dekat dengan sumber suara, tiba-tiba tangisan itu menghilang. Munah heran, bagaimana bisa suara tangis bayi itu tiba-tiba hilang begitu saja
Tapi anak seusia Munah tentu saja tidak terpikir untuk mencari tahu lebih lanjut. Munahpun berbalik dan keluar dari halaman itu
Sampai di rumah Munah bergegas ganti baju, lalu mengendap2 mau keluar rumah.
Kalo Mama tahu Munah pulang, pasti nanti disuruh makan. Saat itu, makan bukan prioritas buat Munah, setiap jam makan Munah selalu dimarahin Mama terlebih dahulu baru mau makan
Belum lagi buka pintu depan rumah,
TIBA-TIBA...
Ada suara yang sangat lembut memanggil...
"Munaaaahhh..."
Jantung Munah rasanya melorot dari tempatnya,
malang memang tidak bisa ditolak. Mama masuk rumah dari pintu belakang sambil bawa nasi bungkus memanggil Munah dengan lembutnya terus ngomong
"Mau kemana kamu??
MAKAN DULU"
Dengan langkah ogah-ogahan, Munah mengambil nasi bungkus yang disodorin Mama lalu makan
SAMBIL TERUS DITUNGGUIN MAMA SAMPAI SELESAI😓
Ketika berusaha menelan makanan, Munah teringat dgn suara bayi di halaman belakang rumah bu HD siang td. Munahpun cerita ke Mama, "Mama, td Munah dengar suara bayi di halaman belakang rumah bu HD, awalnya suaranya dari dalam rumah trs suaranya pindah ke semak2 gerbang belakang"
Sekilas Munah lihat ekspresi Mama berubah, tapi Mama diam saja sedikitpun tidak menanggapi cerita Munah. Ya sudah Munahpun tidak melanjutkan ceritanya
Sejak siang itu di meja makan, Munah tidak pernah lagi memikirkan tentang suara bayi itu, walaupun terkadang ketika berangkat atau pulang sekolah melewati jalan pintas, Munah masih sesekali mendengar suara tangisan bayi. Tapi beberapa bulan kemudian...
Sepulang mengaji Munah melihat Mama sedang memakaikan baju bagus ke Onah.
"Mau kemana Ma?" tanya Munah penasaran, setiap Onah pakai baju bagus berarti Onah akan diajak Mama pergi
"Mau arisan di rumah bu HD, Munah kalau mau ikut, ganti baju dulu" jawab Mama tanpa sedikitpun menengok ke arah munah. Munahpun senang dan bergegas ganti baju.
Kesenangan munah berhenti sampai saat itu saja, karena setelahnya TEROR yang sesungguhnya baru dimulai...
Kami memasuki rumah bu HD yang besar itu, di sana sudah banyak ibu-ibu yang lainnya. Saat ini ibu-ibu lagi mendengarkan bu HD berkeluh kesah. Mama yang baru datangpun ikut menyimak, tak terkecuali Munah
Bu HD mengeluh kalo beberapa bulan ini tangannya sering kram dan terasa berat, terutama ketika malam hari. Hal itu membuat beliau menjadi susah tidur, hal ini terlihat jelas dari lingkar hitam di mata bu HD
Ketika semua orang disana bingung dengan apa yang terjadi dengan bu HD, tidak demikian dengan Munah. Munah terus melihat ke tangan bu HD. Di tangan itu saat ini ada "BAYI"
Yg Munah heran, ibu-ibu yang ada di sana seolah tidak menyadari akan keberadaan "BAYI" tersebut. Bahkan ketika Munah berbisik ke Mama untuk menceritakan tentang keberadaan bayi tersebut, muka Mama spontan menegang
Namun sedetik kemudian ekspresi Mama berubah menjadi marah dan menyuruh Munah bermain di luar
Di luar Munah hanya duduk d ideket sumur, tidak tertarik untuk bermain dengan teman-teman karena mereka tidak sebaya dengan Munah.
Munahpun tidak tertarik memperhatikan si Cebol yang mengintip di bibir sumur.
Sampai akhirnya, terdengar suara itu lagi....
SUARA TANGISAN BAYI
Munah beranjak menuju pintu rumah bu HD memperhatikan bayi yang sedang menangis di pangkuan bu HD. Bayi itu tampak mengerikan, gurat2 merah di wajah dan mata bayi itu terlihat jelas, mata itu menonjol seperti hendak keluar dari rongganya
Bagian paling mengerikan adalah, bayi itu saat ini menyeringai menatap ke arah Munah
Gak lama, bayi itu tertawa, tawa yang sangat mengerikan..
Bayi itu terus menatap Munah sambil tertawa keras sekali, tawa yang seumur hidup tidak akan pernah Munah lupakan.
Munah takut dengan tatapan bayi itu,
Munah takut dengan tawa bayi itu...
TAPI, lebih takut lagi...
Ketika Munah sadar…
Bahwa hanya dia yang bisa MELIHAT bayi menakutkan itu
Bayi itu tidak berhenti tertawa, bahkan sampai Munah pergi dari rumah besar itu. Bayi tersebut terus tertawa, seolah menertawakan ketakutan Munah
Selama di jalan dan sesampainya di rumah, Munah lebih banyak diam. Mau cerita ke Mamapun percuma, karena Mama tidak melihat bayi tersebut. Lagipula kalo nekad cerita bisa-bisa malah kena marah Mama karena untuk kesekian kalinya menanyakan tentang bayi yg tak terlihat itu
Sebenernya Munah heran dengan sikap Mama kali ini, biasanya kalau Munah bercerita tentang "hal2 seperti ini" Mama gak pernah marah karena tahu tentang "kemampuan munah",
tapi kenapa kali ini Mama marah ya??
Seolah enggan untuk membahasnya..??
Malam itu Munah tidur lebih awal dari biasanya. Tapi tengah malam, Munah terbangun...
Munah terbangun karena mendengar suara tangisan bayi. Suara itu terdengar sangat dekat...
Munah takut, sangat takuutt..
Munah melihat ke arah Bagong yang tetap terlelap seolah tidak mendengar suara tangisan itu
Munah berusaha mengabaikan dan berpura-pura tidak mendengar apapun. Munah memilih memejamkan mata berharap tertidur. Tapi, suara tangisan itu tidak juga hilang. Bahkan, semakin keras terdengar. Badan Munah gemetaran karena takut dan sontak merasakan dingin di sekujur tubuh
Dalam diam, Munah menajamkan pendengarannya. Suara itu seperti berasal dari balik jendela kamar. Karena suara itu tidak juga hilang, Munahpun memberanikan diri untuk mencari tahu, apa yang ada di balik jendela kamar itu
fyi. Jendela rumah Munah sangatlah lebar dan besar, berupa jendela kayu tanpa kaca dengan 4 daun jendela. Kalo siang yang dibuka 2 daun jendela bagian atas saja. Nah di atas jendela ada 2 lubang bulat2 yang kemungkinan fungsinya untuk sirkulasi udara dan penerangan
Munah yang semakin penasaran, akhirnya memutuskan mendekat perlahan ke arah jendela dan menempelkan telinga ke daun jendela untuk memastikan bahwa asal suara benar2 berasal dr balik jendela
(jendela mepet dengan tempat tidur ya)
Dugaan Munah benar, suara itu berasal dari balik jendela. Tak cukup hanya mendengar, Munah kembali penasaran ingin melihat apa yang ada dibalik jendela, maka Munah memutuskan untuk melihatnya dr lubang bundar di atas jendela
Perlahan Munah naik ke atas dengan kaki bertumpu pada sisi tengah daun jendela. Semakin mendekat ke arah lubang bulat di atas jendela, semakin gemetaran badan Munah
Tapi Munah kekeh terus naik untuk melihat apa yang ada di balik jendela, kenapa suara bayi yang selama ini munah dengar di seputaran rumah bu HD, tapi kali ini bisa terdengar di halaman rumah Munah??
Begitu posisi kepala Munah sudah sedikit lebih tinggi dari lubang, Munah menundukkan kepala agar dapat melihat ke bawah ke arah taman yang tepat berada di depan jendela kamar Munah. daaannn....Astagfirullah, Munah sangat kaget dengan apa yang dilihatnya saat ini
Walaupun di luar penerangan hanya dari lampu taman tapi Munah dengan jelas melihat sosok yang saat ini berdiri membelakanginya
Munah sudah gak kuat lagi berdiri dengan posisi sedikit berjinjit karena pijakan yang kecil apalagi badan Munah gemetaran hebat, jadi Munah memutuskan untuk turun perlahan supaya tidak menimbulkan suara yang bisa menarik perhatian sosok di luar
TAPI mata Munah seolah tidak mampu beralih dari melihat sosok itu. Kaki Munah belum berhasil menggapai sisi tempat tidur, ketika tiba-tiba sosok itu membalikkan badannya lalu melihat ke atas menatap tajam ke arah Munah...
Betul dugaan Munah, sosok yang saat ini berdiri sambil menggendong bayi dan menatap tajam ke arah Munah adalah...
BU HD
Yang lebih mengerikan, bayi tersebut ikut menatap tajam ke arah Munah sambil tertawa keras,
SANGAAATT KERAAASS
Tanpa pikir panjang, Munah langsung lompat turun ke kasur, Munah yang saat itu gemetaran hebat lalu merangkak ke arah Bagong yang masih tertidur pulas. Entah berapa lama Munah mengalami teror di malam itu. Teror suara tangisan dan tawa bayi yang sangat keras
Munah hanya bisa meluk Bagong kencang2 sambil terus berdoa seingatnya di dalam hati, sampai akhirnya Munah tidak ingat apa2 lagi...
Sejak kejadian teror di malam itu, Munah tidak pernah lagi melewati jalan pintas, Munah lebih memilih berjalan memutar
Apa selama itu Munah sudah tidak dapat teror bayi lagi??
Jawabannya MASIH walau tidak sering...
Kita loncat kurang lebih ke 1 tahun kemudian ya. Sebenernya Munah gak terlalu ingat dengan ketepatan waktunya sih, anggap saja setahun kemudian
Minggu pagi ini matahari belum menampakkan sinarnya, Munah sengaja bangun pagi banget karena janjian sama teman-teman untuk ke pantai
Munah waktu kecil ada alergi sama udara dingin, jadi bila terbangun dan terkena udara di jam-jam segini, Munah akan batuk parah (batuk karena dinginnya menjelang subuh ketika matahari belum muncul, kalau udara dingin pegunungan gak masalah)
Begitu bangun, Munah langsung ke kamar mandi, sekedar untuk cuci muka dan gosok gigi. Munah lanjut ke dapur untuk minum, setelahnya mulai deh Munah batuk-batuk tanpa jeda
Munah menuju meja makan dan duduk di salah satu kursi. Dengan ogah2an Munah buka tudung saji buat ambil 1 slice roti dan memakannya
Mama kasih syarat ke Munah, kalo mau main harus makan dulu (di usia ini Munah belum makan nasi ya, seringnya roti, buah, sayuran dan mie itupun ketika makan dijagain sama Mama sambil dipelototin)
Munah makan sambil nyandar di kursi, agak repot juga kalo makan sambil batuk parah kayak begini. Munah berhenti mengunyah dan berusaha menahan batuknya, ketika dia mendengar sesuatu yang asing di telinganya
Ketika Munah diam, suara asing itu tidak terdengar lagi. Munah sengaja batuk lagi tapi tidak terlalu kencang, hanya untuk mencari tahu tentang suara asing yang didengarnya ketika batuk
Benar saja, suara itu terdengar lagi...
SUARA BATUK YANG LAIN
Seketika bulu kuduk Munah meremang, badan Munah menjadi dingin, adrenalin terpompa cepat di tubuh Munah, membuat jantung Munah berdetak gak normal. Munah ulang untuk batuk perlahan, dan suara itu masih tetap mengikuti
Munah yakin suara asing itu ada di dekatnya, sangat dekat, tapi Munah gak tahu dimana, karena tidak ada orang lain selain dirinya di sini
Badan Munah dalam kondisi takut seperti ini biasanya akan jadi susah gerak, tapi kali ini Munah berusaha beranjak meninggalkan ruangan ini. Berat untuk melangkah, itu yang Munah rasakan, bahkan Munah seolah tercekat sehingga membuat batuknya mendadak berhenti
Dalam hening, Munah terus berusaha untuk melangkah pergi dari ruangan itu. Munah sampai di dapur ketika tiba2 terdengar SUARA itu...
Telinga Munah serasa pekak ketika mendengar lengkingan suara tertawa yang sangat keras. Munah semakin takut, suara itu seolah ada di depannya, tapi kali ini Munah tidak bisa melihatnya
Dengan sisa tenaga, Munah berusaha untuk terus berjalan keluar dari dapur ke arah tangga di depan kamar mandi, sumpah Munah lemes banget, badan terasa sangat berat
Suara lengkingan tawa itu seolah gak berujung, terus terdengar dan semakin keras
Munah berada di sisi tangga yang posisinya persis di depan kamar mandi. Ketika hendak menapakkan kaki ke anak tangga pertama, TIBA-TIBA...
BRAAKK...
Pintu kamar mandi terbuka dengan sendirinya dan terbanting ke arah dalam. Sialnya, di kondisi ketakutan sangat seperti itu harusnya Munah berlari atau setidaknya berusaha sebisa mungkin pergi dari tempat itu, TAPI saat itu Munah malah melihat ke arah kamar mandi
Habis sudah tenaga Munah, Munah hanya bisa terpaku melihat sosok yang saat ini berdiri di dalam kamar mandi, sosok yang terus tertawa dengan ekspresi yang sangat mengerikan seolah dia menertawakan ketakutan Munah
Sosok anak kecil yang saat ini sedang berdiri di depan Munah begitu mengerikan. Munah tidak bisa melihatnya dengan jelas karena kamar mandi lampunya tidak menyala, yang Munah ingat anak kecil itu mulutnya sangat lebar dengan lidah yang-
-terjulur keluar, pusarnya sangat panjang sampai menyentuh lantai, di ujung tali pusar itu terlihat seonggok daging merah yang berdarah-darah
Setelahnya Munah tidak ingat apa-apa lagi, hanya menyisakan suara tawa yang seolah menggema di telinga Munah
Munah terbangun di kamar, Papa duduk di samping Munah, di sisi tempat tidur. Papa menyodorkan segelas air.
"Minum dulu ya.." kata Papa sambil sedikit mengangkat punggung Munah. Munah hanya menurut
"Kalau sudah enakan sebaiknya Munah mandi terus sarapan", Papa keluar kamar sambil membawa gelas kosong
Munah merasa lebih baik dan memutuskan keluar kamar. Sebenarnya Munah pengen mandi karena mencium aroma kurang enak di badannya. Melewati tangga menuju ke ruang keluarga, Munah melihat ke bawah, di sana ada Papa sedang mengepel lantai
Kayaknya tadi sebelum tak sadarkan diri Munah sempat ngompol...
Munah terus berjalan ke depan dan memutuskan keluar rumah dan duduk di teras. Di ujung jalan Munah melihat Mama dan Onah lagi jalan sambil pake payung dan bawa tentengan plastik
Sampai halaman, Mama menyuruh Munah untuk masuk, "Ayo makan dulu, ini Mama belikan bihun buat kamu", kata Mama
fyi. Yg bertanya-tanya kok Mama Munah makannya beli terus??
Ya memang sebaiknya begitu daripada Mama masak dan sekeluarga satupun gak ada yang berselera makan, belum lagi dengar pertanyaan berulang dari Mama "ENAK KAN???"
Mama menyiapkan piring untuk alas makan nasi/mie bungkusnya. Papa sudah selesai mengepel ompolku, cuci tangan langsung ambil 1 nasi bungkus, duduk di sebelah Munah lalu makan.
"Munah gak mandi dulu kah? Bau deh..", kata Mama
"Nanti abis makan", jawab Munah singkat sambil terus makan bihun yang dibelikan Mama.
"Pa, kerja baktinya jadi?", tanya Mama sambil nyuapin Onah
"Jadi, habis ini Papa langsung ke sana. Mama nanti nyusul ya habis nyuapin Onah", jawab Papa yang diikuti anggukan dari Mama
Munah mendengarkan pembicaraan Mama dan Papa. Senang juga kalo ada kerja bakti, itu artinya banyak anak-anak sebaya Munah yang ikut berkumpul, jadi mainnya bisa lebih ramai dan pastinya akan ada banyak kue
Munah hanya berdoa dalam hati, semoga Munah gak disuruh ngajakin main dan jagain si Onah
Munah boleh senang saat itu, karena belum tahu dimana LOKASI kerja baktinya...
Papa, Mama dan Onah sudah pergi untuk kerja bakti. Munah belakangan karena mau mandi dulu. Karena gak berani masuk ke kamar mandi, Munah memutuskan untuk mandi di belakang rumah, di tempat cuci baju dan cuci piring
Dari tempat Munah mandi saat ini, Munah jadi tahu dimana lokasi kerja baktinya. Lokasi kerja bakti ada di belakang rumah besar rumah bu HD, bapak-bapak kompleks membersihkan area tersebut karena nantinya di sana akan dibuat lapangan badminton
Sejak kejadian malam itu, dimana Munah melihat bu HD menggendong bayi di depan kamar Munah. Munah tidak pernah lagi lewat jalan pintas. Sepulang sekolah Munah lebih memilih jalan memutar. Ada rasa takut di hati Munah, dan sepintas terbersit niat untuk tidak jadi kesana…
"Munaaahhh... Main yuukkk", terdengar suara teman-teman Munah memanggil. Munah jadi lupa dengan rasa takut yang dirasakannya
Munah cepat-cepat menyelesaikan mandinya, berganti pakaian, lalu langsung keluar menyusul teman-temannya bermain. Munah boleh berbeda dengan teman-teman yang lain, tapi bagaimanapun juga Munah tetaplah seorang anak yang selalu merindukan waktu-waktu bermain bersama teman-temannya
Kali ini kami bermain petak umpet. Setelah hompimpa, ternyata Munah kalah, maka Munah harus mencari teman2 yang sedang bersembunyi
Bermain bersama teman2 selalu menyenangkan, tidak ada sedikitpun rasa lelah walau harus berlarian kesana kemari. TAPI kesenangan itu seketika lenyap berganti dengan ketakutan yang luar biasa
Ketika Munah berusaha mencari teman-teman yang sedang bersembunyi, Munah mau gak mau harus masuk ke halaman belakang rumah bu HD
Sebenarnya Munah enggan untuk masuk, tapi karena di sana banyak bapak-bapak dan ibu-ibu sedang kerja bakti, jadi Munah berani masuk ke halaman belakang rumah bu HD lewat pintu gerbang 3
Bapak-bapak dan ibu-ibu kerja bakti membersihkan semak belukar, menebang beberapa pohon dan merobohkan pagar pembatas antara rumah bu HD dan bu AJ, rencananya di halaman belakang tersebut akan dibangun lapangan badminton
Munah berjalan menuju gerbang 3, hendak keluar dari halaman rumah bu HD, namun sial untuk kedua kalinya dalam sehari ini...
Munah melihat ANAK KECIL itu. Anak kecil bermulut lebar seolah tersobek dengan tawanya yang melengking keras, dan pusar menjulur panjang sampai kakinya, dimana di ujungnya ada seonggok daging merah kehitaman yg masih meneteskan darah
Anak kecil itu berdiri di atas tumpukan material yang diletakkan di area yg nantinya dibuat lapangan badminton. Kali ini wajah anak kecil itu terlihat jelas, kulit tipis di wajahnya menampakkan gurat2 merah memanjang yang saling bersilangan, lidah kecil yang-
-terus terjulur keluar dengan tetesan darah bercampur liur membuat wajah itu terlihat sangat mengerikan. Munah syok, badan Munah bergetar hebat, tapi kali ini Munah mempunyai tenaga untuk berlari
Munah terus berlari, dia tahu kemana tempat yang harus dituju ketika "mata" ini kembali membuatnya takut. Munah terengah kehabisan nafas ketika sampai di mushola tempat munah mengaji. Di sanalah tempat teraman menurut Munah
Munah sudah tidak peduli lagi dengan teman2nya yang saat ini sedang bersembunyi, dan menunggu dicari olehnya
Hari minggu mengajinya libur, jadi mushola tampak sepi, tapi tetap di sinilah tempat teraman menurut Munah. Munah hanya duduk sendiri di tangga mushola, mengatur nafasnya yang tersengal akibat berlari tadi
Tampak mbah Suyuti (alm) guru mengaji Munah keluar dari rumahnya, sekilas melihat ke arah Munah sebelum masuk ke mushola dan mulai membaca AlQuran
Setelah Munah agak besaran, baru Munah sadari, ketika Munah takut dan menenangkan diri ke mushola, mbah Suyuti selalu menemani dan membaca ayat-ayat yang sama, walaupun sampai sekarang Munah gak ngerti ayat apa saja itu
Al Fatihah untuk alm. mbah Suyuti, terimakasih telah selalu menemani, menenangkan, dan menjaga Munah dengan ayat2 Allah
Tiap maghrib, Munah selalu sholat berjamaah di mushola bareng teman2. Bukan karena Munah anak sholehah sih...tapi pada waktu itu sholat berjamaah bagi Munah merupakan bagian dari "bermain" juga, dan mengurangi waktu wajib belajar di malam harinya
Pulang dari mushola, Munah langsung masuk rumah, ada Bagong lagi main mobil-mobilan dan Onah lagi makan nasi dengan sayur bayem. Kali ini mama masak sendiri. Mama masak untuk Onah, Onah kalo dimasakin bayem pasti makannya nambah2 terus
Ketika Munah melepas mukena, Mama dan Papa pamit mau ke rumah bu HD. Papa bilang mau main badminton
(fyi. Lapangan sudah jadi ya. Seringnya lapangan dipakai malam, karena kalo siang bapak-bapak pada kerja. Lapangan juga diberi penerangan khusus)
"Kalian di rumah saja, belajar, Onah dijagain jangan dibikin nangis", singkat dan tegas kata-kata Mama, mengunci rengekan Bagong dan Onah untuk ikut. Munah sendiri sedikitpun gak ada keinginan buat kesana
Begitu Mama Papa pergi, kami tidak belajar. Kami bertiga memutuskan untuk bermain bareng, kali ini kami bermain jual-jualan
Onah jualan kelontong pakai sabun, sampho, mie instan dll. (stok belanjaan bulanan Mama). Bagong jadi pembeli. Kemudian, Bagong dan Onah kompak nanya ke Munah..
"Munah kamu jadi apa??"
Munah berpikir enaknya jadi apa ya? Biar gak usah ikut beresin nantinya pas selesai bermain. Akhirnya Munah punya ide. Munah bilang jadi pengemis aja
Mendengar itu seketika Onah menangis keras banget, Onah bilang kasihan sama Munah karena jadi pengemis
Inilah kenapa Munah males kalo disuruh ajak main Onah. Onah itu main lari2an gak mau takut capek, main ke empang gak mau karena jijik, yg paling nyebelin itu cengengnya luar biasa, udah gitu kalo nangis kenceng banget
Kamipun gak jadi bermain. Munahpun mau gak mau harus antar Onah ke Mama, karena Onah gak akan berhenti menangis kalau belum ketemu Mama
Munah ajakin Bagong juga untuk anter Onah ke Mama. Kami berjalan beriringan menuju halaman belakang rumah bu HD. Perasaan Munah sangat takut saat itu, dalam hati Munah berdoa supaya tidak bertemu sama anak kecil yang menakutkan itu
Sampe gerbang 3, Munah berhenti, perasaan Munah sangat tidak enak saat itu, entah kenapa?!
Munah genggam erat tangan Bagong dan Onah yang berdiri di sisi kanan dan kiri Munah. Munah melakukannya karena rasa takut dan perasaan ingin melindungi kedua adeknya
Dari gerbang 3 Munah melihat ke sekeliling lapangan badminton untuk mencari Mama. Mama ada di sisi timur lapangan (gerbang 3 ada di sisi barat lapangan). Munah teriak memanggil Mama. Ketika Mama menengok ke arah kami, Mama lihatin Onah yang sedang menangis
Mama hanya menggerakkan tangannya kode untuk menyuruh kami mendekat. Tapi karena Munah takut, Munah suruh Onah untuk masuk sendirian ke dalam. Pikir Munah aman, sudah ada Mama di dalam
Awalnya Onah minta diantar ke dalam, ke Mama, tapi karena takut, Munah menolaknya. Munah janji akan terus lihat dan mengawasi Onah dari pintu gerbang 3 sampai Onah tiba di Mama
Akhirnya Onah mau masuk ke dalam sendirian, berjalan pelan ke arah Mama dan sesekali menengok ke belakang, memastikan Munah masih mengawasinya
Ketika jarak Onah masih agak jauh dari Mama, Munah melihat anak kecil itu. Kali ini anak kecil itu tidak sedang menatap Munah, tapi menatap Onah dengan ekspresi penuh kemarahan. Munah sangat takut dan khawatir dengan Onah
Munah dengan cepat melihat ke arah Mama. Mama tidak lagi melihat ke arah Onah. Begitu Munah kembali melihat ke arah Onah...
Seketika Munah lemas, gak tau harus melakukan apa. Anak kecil itu berlari, ah bukan...tapi melesat cepat sekali ke arah Onah
Onah yg sedang berjalan pelan menuju mama didorong dan ditabraknya dengan keras. Onah jatuh terpental, badan bagian atas dan tangannya terjerebab dgn keras ke tanah di samping lapangan. Sedangkan tubuh bagian bawah dan kakinya membentur keras di lapangan badminton yang kasar itu
Tidak berhenti sampai di situ, Munah yang saat itu berteriak dan menangis histeris masih diinjak 2x oleh anak kecil itu sebelum akhirnya dia melesat dan menghilang. Semuanya terjadi dengan sangat cepat
Saking cepatnya, Munah tidak sempat berteriak untuk memperingatkan Onah tentang keberadaan anak kecil ini. Saat ini, Munah hanya bisa menangis melihat Onah. Papa dan Mama berlari ke arah Onah
Papa menggendongnya dan membawanya pulang. Semua orang di lapangan memperhatikan kepergian kami
Munah berjalan menggandeng Bagong sambil terus menangis, mengikuti Papa Mama. Munah khawatir dengan Onah yang saat ini terus menangis di gendongan Papa. Ada perasaan bersalah di hati Munah, andaikan tadi Munah mau mengantar Onah ke Mama
Sampai rumah, Munah melihat luka-luka di telapak tangan, di kedua lengan dan di sekujur kedua kaki Onah. Onah juga bilang kalo dada dan perutnya sakit
Luka-luka yang sangat gak wajar didapat oleh anak kecil yang hanya berjalan kaki dengan sangat pelan. Mungkin itu pendapat orang-orang yang tidak melihat apa yang sesungguhnya terjadi
Tapi Munah juga gak bisa menceritakan kepada siapapun tentang apa yang Munah lihat tadi di lapangan
Setelah kejadian tersebut, Munah sama sekali gak berani melewati jalan pintas itu lagi, walo ada temannya sekalipun. Munah juga melarang Onah dan Bagong bermain atau hanya sekedar lewat saja di jalan pintas
Sampai akhirnya ketika Munah sudah kuliah dan pindah ke rumah lainnya (masih 1 komplek rumah dinas), Mama baru bercerita tentang hal-hal yang berkaitan dengan rumah tersebut
❗ATTENTION❗
Tolong yang mengenal keluarga kami dan sekiranya tahu dimana lokasi yang ada dalam cerita, untuk menyimpan rapat apa yang akan Mama Munah ceritakan ini
Semua berawal dari beberapa tahun ke belakang, tepatnya kapan, Mama lupa. Yang pasti jauh dari sebelum lapangan badminton dibuat
Pagi itu, Mama dikagetkan dengan suara ketukan-ketukan yang keras dan cepat di pintu belakang rumah. Mama bergegas membukanya, sepertinya ada hal penting dan darurat yang terjadi melihat dari ketukan yang terus terdengar tanpa jeda itu
Mama membuka pintu belakang, di sana ada mbak D, anak tertua dari bu HD. Wajahnya seperti orang yang sedang kebingungan. "Bulek, Mama sakit. Bulek diminta untuk ke rumah", kata mbak D singkat. Mama yang mendengarnya bergegas mengikuti mbak D menuju rumah bu HD
Mbak D masuk ke sebuah kamar di rumah besar itu, Mamapun mengikutinya. Sampai di dalam, Mama syok melihat bu HD tergolek lemah di tempat tidur sedangkan di sana terlihat banyak sekali darah
Melihat kondisi bu HD seperti itu, Mama langsung meminta pak HD untuk segera membawa bu HD ke rumah sakit. Mama juga meminta mbak D untuk menyiapkan semua keperluan bu HD selama di rumah sakit. Mbak D mengangguk dan bergegas keluar kamar
Pak HD menyiapkan mobil, mbak D sibuk mengemas baju dan perlengkapan pribadi bu HD ke dalam sebuah tas
Ketika di kamar hanya ada Mama dan bu HD. Bu HD menyerahkan sebuah kantong plastik ke Mama. Kantong plastik ini sejak Mama awal masuk ke kamar sudah ada dan tergeletak di sebelah bu HD. Entah apa isinya, Mama tidak membukanya
Ketika menyerahkan kantong plastik itu bu HD cuma berpesan, "Tolong titip dan bantu untuk urusnya". Mama menerima kantong plastik itu dan meletakkannya di meja samping tempat tidur
Kala itu Mama mengira bu HD nitip anak-anaknya ke Mama selama beliau di rawat di RS. (bu HD saat itu punya 4 orang anak. Anak ketiga dan keempatnya masih berumur 2 tahun dan yang paling kecil belum genap 1 tahun)
Selepas mengantar kepergian bu HD. Mama kembali ke kamar. Mama mau bantu mbak D membereskan tempat tidur yang basah oleh darah, tapi mbak D melarang
Mbak D bilang, "Mboten usah bulek, biar saya saja yang membereskan. Ini tolong diurus nggih bulek", (sambil kembali menyerahkan bungkusan kresek hitam yang tadi mama letakkan di meja)
Mama bingung, kenapa bu HD dan kali ini mbak D kembali memintanya untuk mengurus sesuatu yang ada di plastik hitam ini. Apa isinya..? Mamapun MEMBUKANYA
Betapa terkejut dan syoknya Mama, ketika mengetahui isi dari plastik hitam itu...
Plastik hitam itu berisi JANIN, besarnya kira-kira setelapak tangan Mama lebih besar sedikit. Janin merah dengan kulit yang masih sangat tipis dan berlumuran darah
Tangan dan badan Mama gemetaran. Mamapun duduk di pinggiran tempat tidur sambil masih tetap memegang bungkusan kresek yang kali ini sudah terbuka dan memperlihatkan janin merah di dalamnya
Mbak D hanya diam melihat Mama, seolah tahu dengan apa yang Mama rasakan saat ini, maka mbak D mendekat ke arah Mama. "Terus pripun bulek?" (lalu selanjutnya harus bagaimana bulek?), tanya mbak D singkat ke Mama
Dengan badan dan tangan yang masih gemetaran, Mama berbicara sangat lirih ke mbak D, "Tolong panggilkan mbah mudin putri, suruh ke sini sambil membawa semua perlengkapan untuk memakamkan bayi. Tolong bilang ke-
-mbah mudin untuk tidak bilang ke siapapun tentang ini", mbak D mengangguk paham dan langsung pergi meninggalkan Mama sendirian di rumah besar itu, tentu saja bersama dengan JANIN merah di tangannya
Selama di rumah itu sendirian, Mama merasakan sesuatu yang tidak nyaman di rumah besar itu. Sesuatu yang membuat semua bulu kuduk Mama berdiri dan merinding
Selama menunggu, saking takutnya Mama sampai tidak sadar kalo terus memegang kresek berisi janin itu. Tentu saja dengan tangan yang terus gemetaran. Mama sama sekali tidak terpikir untuk kembali meletakkannya di meja
Lama Mama menunggu, sampai akhirnya mbak D dan mbah mudin putri datang dengan membawa banyak sekali barang untuk keperluan pemakaman
Mbah mudin segera mengambil janin dari tangan Mama, dan meminta mbak D menyiapkan air hangat untuk memandikan janin
Setelah air hangat siap, mbah mudin memandikan janin tersebut, Mama membantu menyiramkan air hangat ke badan janin. Kulit janin tersebut masih sangat tipis dan rapuh. Keras sedikit menggosoknya, kulit janin langsung terkelupas
Melihat itu Mama meminta mbah mudin untuk tidak menggosok kulit si janin
Selesai dimandikan selayaknya jasad manusia lainnya, mbah mudin mengkhafani janin tersebut dan membacakan doa2
Setelah semua prosesi selesai, tinggal menunggu pak HD datang dari rumah sakit untuk membuat lubang pemakaman janin. Saat itu disepakati untuk memakamkan janin di halaman belakang rumah bu HD. Di lokasi yang sekarang menjadi lapangan badminton
Papa saat itu membantu pak HD membuat lubang pemakaman. Tidak ada orang lain yang tahu tentang makam bayi itu kecuali pak HD, mbak D, mbah mudin putri, Papa dan Mama tentunya. Bahkan bu HD-pun tidak tahu
Selesai Mama cerita, Munah menghubungkan sendiri tentang semua yang Munah pernah alami. Dari mulai mendengar tangisan bayi di halaman belakang, melihat bu HD menggendong bayi, sampai kejadian terburuk yang menimpa Onah
Sampai sekarangpun semua masih misteri. Apakah itu ada hubungannya apa tidak. Yang pasti sekarang keluarga Munah tidak tinggal di sana lagi dan Munah tidak pernah lagi "MELIHATNYA"
Mama tidak tahu dan tidak bertanya tentang apa yang menjadi penyebab gugurnya janin tersebut. Semoga cerita Munah kali ini bisa menjadi pembelajaran bersama. Sampai jumpa di cerita-cerita Munah berikutnya. Yang pasti semua REAL STORY
--END—
Oh iya, ini ada video kesaksian dari Mama Munah
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Maemunah

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!